Claim Missing Document
Check
Articles

Kemampuan Bacillus thuringiensis untuk Mengendalikan Spodoptera frugiperda J.E. Smith Raden Jani; Samharinto Soedijo; Elly Liestiany
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 6 No 2 (2023): Edisi 6(2): Juni 2023
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v6i2.1844

Abstract

Spodoptera frugiperda is the main pest that attacks corn plants, so it is necessary to control it. One of the control alternatives is using the biological agent Bacillus thuringiensis (Bt). In this study the use of biological agents B. thuringiensis bacteria against S. frugiperda larvae. This study aims to determine the ability of B. thuringiensis bacteria to control S. frugiperda on a laboratory scale. This study used a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 6 replications. The treatment used doses of 2 ml, 2.5 ml and 3 ml of B. thuringiensis bacteria and as a comparison, namely sterile water which acted as a control in this study. Mortality observations were made every 12 hours for 96 hours. Each replicate was infested with 10 S. frugiperda larvae so that 240 S. frugiperda larvae were obtained in each experimental unit. The results of this study indicate that the biological agent of B. thuringiensis at a dose of 3 ml has the pathogenicity ability to S. frugiperda mortality with a percentage of 23.3% and has the best lethal time value of 9.3 days to kill 50% of S. frugiperda.
Keanekaragaman Arthropoda dan Penyakit Tanaman Padi di Desa Kusambi Hilir Kecamatan Lampihong Atiatul Jannah; Yusriadi Marsuni; Samharinto Soedijo
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 6 No 2 (2023): Edisi 6(2): Juni 2023
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v6i2.1848

Abstract

The purpose of this study was to identify the types of arthropods and diseases in rice plants, especially those in Kusambi Hilir Village, Lampihong District. The method used is a survey method by taking arthropod samples, using insect nets and light traps, observing symptoms of rice plant diseases. The results of the study found that the number of arthropods in paddy fields near the rubber plantations was 219 consisting of 162 individuals (73.97%) pests, 43 individuals (19.63%) predators, 6 individuals (2.73%) parasitoids and 8 individuals ( 3.65%) other arthropods. The number of arthropods in paddy fields near the main road was 159 individuals consisting of 100 individuals (62.89%) pests, 45 individuals (28.30%) predators and 14 individuals (8.81%) parasitoids. The dominant arthropods and diseases in rice are Scirpophaga incertulas Walker and bacterial leaf blight. The diversity index of arthropods is categorized as low because a diversity index of 2.577 is obtained in paddy fields near the main road and (H') is 2.348 in paddy fields near rubber plantations.
Pengendalian Hama Thrips sp pada Tanaman Cabe Hiyung Fase Vegetatif dengan Beberapa Pestisida Nabati Muhaimin .; Samharinto .; Muhammad Indar Pramudi
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 1 No 2 (2018): Edisi Juni 2018
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman cabe merupakan salah satu sayuran buah yang memiliki peluang bisnis yang baik. Besarnya kebutuhandalam negeri maupun luar negeri menjadikan cabe sebagai komoditas menjanjikan. Permintaan cabe yang tinggi untukkebutuhan bumbu masakan, industri makanan, dan obat-obatan merupakan potensi untuk meraup keuntungan. Tidak heranjika cabe merupakan komoditas hortikultura yang mengalami fluktuasi harga paling tinggi di Indonesia. Harga cabe yangtinggi memberikan keuntungan yang tinggi pula bagi petani. Keuntungan yang diperoleh dari budidaya cabe umumnya lebihtinggi dibandingkan dengan budidaya sayuran lain. cabe pun kini menjadi komoditas ekspor yang menjanjikan. Namun,banyak kendala yang dihadapi petani dalam berbudidaya cabe. Salah satunya adalah hama dan penyakit seperti kutu kebul,hama Thrips sp, antraknosa, dan busuk buah yang menyebabkan gagal panen (BPTPH, 2011). Salah satu alternatifpengendalian serangga hama Thrips sp. yang relatif aman, murah, dan mudah diperoleh adalah pemanfaatan insektisidanabati, beberapa jenis pestisida nabati yang digunakan yaitu Brotowali, Nimba, Sirsak dan Kalakai. Penelitian dilaksanakandi lahan Petanian di Desa Marga Mulya Kecamatan Sungai Loban Kabupaten Tanah Bumbu. Penelitian ini dilaksanankanpada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode percobaandengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan sehingga diperlukan 20 satuanpercobaan. hasil penelitian Pestisida yang paling berpengaruh dalam menekan serangan hama Thrips sp pada tanaman cabeadalah Nimba, Nilai rata-rata intensitas serangan hama Thrips sp pada tanaman cabe yang diberi aplikasi larutan daun Nimba,Kelakai, Brotowali dan Sirsak secara berturut-turut sebesar 4,98%; 13,75%; 8,88% dan 9,98%; sedangkan nilai rata-rataintensitas serangan hama Thrips sp pada tanaman cabe yang tidak diberi aplikasi larutan apapun (kontrol) sebesar 20,53%.`
Pengaruh Beberapa Pestisida Nabati Terhadap Hama Polong Kedelai (Glycine max L. Merr) di Lahan Rawa Pasang Surut Carlo Kristson Bolla; Samharinto .; Elly Liestiany
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 1 No 3 (2018): Edisi Oktober 2018
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan kedelai tingkat produksinya terus menyurun, sehingga impor kedelai mencapai40% dari kebutuhan nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemanjuran beberapa pestisida nabati berbahantumbuhan terhadap hama polong kedelai. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok delapan perlakuan,terdiri dari lima bahan uji pestisida nabati yaitu Cabe Jawa, Sirih Hutan, Kepayang, Kirinyuh dan Bintaro, tiga bahanpembanding yaitu air, pestisida sintesis dan satu bahan pestisida nabati Mimba. Hasil penelitian menunjukan kerusakanterendah setelah Kimia adalah Kepayang dengan kerusakan 33,25% dilanjutkan perlakuan Kirinyuh dengan kerusakan36,77% dan Bintaro dengan kerusakan 37,98%, sedangkan pada perlakuan Mimba dengan kerusakan 44,87% tidak berbedanyata dengan Cabe Jawa dengan kerusakan 45,56% dan Tanpa Insektisida dengan kerusakan 46,81% tidak berbeda nyatadengan Sirih Hutan dengan kerusakan 46,87%.
Kemanjuran Insektisida Nabati Terhadap Hama Pemakan Daun Kacang Kedelai Pada Fase Vegetatif di Lahan Rawa Pasang Surut Surya Abdi; Samharinto .; Muhammad Indar Pramudi
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 2 No 1 (2019): Edisi Februari 2019
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman kedelai merupakan tanaman budidaya yang rentan terserang hama, terutama hama yang menyerang pada bagian daun. Serangan hama dapat menurunkan produktivitas hasil tanaman kedelai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemanjuran beberapa insektisida nabati untuk mengendalikan hama pemakan daun tanaman kedelai. Dilaksanakan selama 4 bulan dari bulan Agustus–November 2017 di Desa Kolam Kiri Kecamatan Barambai Barito Kuala dengan delapan perlakuan, lima bahan uji insektisida nabati yaitu Kepayang, Sirih hutan, Kirinyuh, Bintaro dan Cabai Jawa, tiga bahan pembanding yaitu air, insektisda sintetis dan satu insektisida nabati Mimba. Pestisida kimia merupakan pestisida yang terbukti manjur mengendalikan hama pemakan daun dengan persentase kerusakan paling rendah diantara perlakuan lain sebesar 3,47% berbeda nyata dengan perlakuan lainnya yaitu Mimba (6,24%), Bintaro (6,41%), Kirinyu (6,69%), Sirih Hutan (6,70%), Cabai Jawa (6,96%) dan kepayang (7.03%).
Pengaruh Pemberian Larutan Tumbuhan Sebagai Pestisida Nabati dalam Mengendalikan Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) M Agus Khairani; Samharinto Soedijo; Noor Aidawati
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 2 No 2 (2019): edisi Juni 2019
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam budidaya tanaman padi masih ada permasalahan-permasalahan yang menyebabkan produksi belum optimal, salah satunya adalah adanya gangguan Wereng Batang Coklat atau WBC (Nilaparvata lugens). Keberadaan WBC dapat mengakibatkan kerusakan pada tanaman padi. Upaya pengendalian WBC masih bergantung pada penggunaan pestisida sintetik sehingga digunakan pestisida nabati untuk mengatasinya. Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi beberapa larutan tumbuhan (larutan buah pinang, buah mengkudu, kulit pohon kepayang dan daun loa) sebagai pestisida nabati dalam mengendalikan WBC. Penelitian ini menggunakan RAL satu faktor (enam perlakuan, setiap perlakuan empat ulangan), sehingga diperoleh 24 satuan percobaan. Pemberian pestisida nabati buah pinang, buah mengkudu, kulit pohon kepayang dan daun loa berpotensi dalam mengendalikan WBC.
Uji Efektivitas Serbuk Putri Malu (Mimosa pudica L.) Terhadap Serangan Nematoda Meloidogyne spp. Pada Tanaman Tomat Citra Anggraeni Ragil; Elly Liestiany; Samharinto Soedijo
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 2 No 3 (2019): Edisi Oktober 2019
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v2i3.281

Abstract

Salah satu tanaman hortikultura adalah tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill).Tanaman tomat ini memiliki nilai komoditas yang tinggi. Berdasarkan hasil wawancara dengan petani hal yang menyebabkan perbedaan produksi tersebut disebabkan oleh serangan nematoda yang mengakibatkan akar tanaman menjadi bengkak. Nematoda yang menyerang adalah nematoda puru akar (Meloidogyne spp.). Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui dosis terbaik serbuk putri malu (Mimosa pudica L.) dalam menekan nematoda puru akar Meloidogyne spp. pada tanaman tomat. Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor. Faktor yang diujikan adalah pemberian serbuk putri malu dengan dosis 25, 50, 75 dan 100 gram yang terdiri dari lima perlakuan dan lima ulangan sehingga jumlah satuan percobaan adalah 25 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri dari dua tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian serbuk putri malu efektif dalam menekan populasi nematoda puru akar (Meloidogyne spp.). Perlakuan yang terbaik atau dengan intensitas serangan terendah yaitu dosis 100 gram, terhadap tinggi tanaman perlakuan berpengaruh dengan tinggi pada masing-masing perlakuan adalah 90,48 cm (K), 102,06 cm (A), 116,09 cm (B), 110,67 cm (C) dan 115,39 cm (D), sedangkan terhadap berat buah segar tidak berpengaruh nyata.
Pengaruh Dosis Gliokompos dalam Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium Pada Tanaman Cabai Hiyung (Capsicum frutescens L.) Dessy Herwanti; Ismed Setya Budi; Samharinto Soedijo
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 2 No 3 (2019): Edisi Oktober 2019
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v2i3.282

Abstract

Salah satu tanaman hortikultura adalah tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill).Tanaman tomat ini memiliki nilai komoditas yang tinggi. Berdasarkan hasil wawancara dengan petani hal yang menyebabkan perbedaan produksi tersebut disebabkan oleh serangan nematoda yang mengakibatkan akar tanaman menjadi bengkak. Nematoda yang menyerang adalah nematoda puru akar (Meloidogyne spp.). Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui dosis terbaik serbuk putri malu (Mimosa pudica L.) dalam menekan nematoda puru akar Meloidogyne spp. pada tanaman tomat. Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor. Faktor yang diujikan adalah pemberian serbuk putri malu dengan dosis 25, 50, 75 dan 100 gram yang terdiri dari lima perlakuan dan lima ulangan sehingga jumlah satuan percobaan adalah 25 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri dari dua tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian serbuk putri malu efektif dalam menekan populasi nematoda puru akar (Meloidogyne spp.). Perlakuan yang terbaik atau dengan intensitas serangan terendah yaitu dosis 100 gram, terhadap tinggi tanaman perlakuan berpengaruh dengan tinggi pada masing-masing perlakuan adalah 90,48 cm (K), 102,06 cm (A), 116,09 cm (B), 110,67 cm (C) dan 115,39 cm (D), sedangkan terhadap berat buah segar tidak berpengaruh nyata.
Kemanjuran Beberapa Jenis Pestisida Botani Terhadap Ulat Grayak (Spodoptera Litura F.) di Rumah Kawat Intan Febrina; Samharinto .; Dewi Fitriyanti
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 3 No 1 (2020): Edisi Februari 2020
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v3i1.336

Abstract

Salah satu kendala yang menurunkan produksi tanaman kedelai yaitu adanya gangguan organisme pengganggu tanaman. Salah satunya adalah ulat grayak yang menyebabkan kerusakan dan penurunan produksi hasil pada tanaman kedelai. Oleh karena itu perlu adanya tindakan untuk mengendalikan hama tersebut dengan mengaplikasikan pestisida botani yang ramah dan aman bagi lingkungan, sekaligus bertujuan mengurangi penggunaan pestisida kimia. Daun Kepayang, daun Kirinyuh dan daun Bintaro diketahui bermanfaat sebagai pestisida botani bagi organisme pengganggu tanaman. Beberapa penelitian menunjukkan ketiga daun tersebut memiliki senyawa kimia yang dapat menjadi anti feedant. Penelitian menunjukkan hasil pemberian pestisida botani Kepayang rata-rata berpengaruh terhadap mortalitas ulat grayak pada perlakuan langsung terhadap ulat dan pestisida botani Kirinyuh rata-rata berpengaruh terhadap mortalitas ulat grayak pada perlakuan langsung terhadap tanaman kedelai.
Kemampuan Larva Haltica spp Mengendalikan Gulma Air Ludwigia hyssopifolia Fazriani Ikhsan; Helda Orbani Rosa; Samharinto Soedijo
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 3 No 3 (2020): Edisi Oktober 2020
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jptt.v3i3.415

Abstract

Telah dilakukan penelitian terhadap serangga pemakan gulma Haltica spp pada gulma Ludwigia hyssopifolia, yang bertujuan untuk melihat pengaruh populasi larva Haltica spp terhadap kerusakan gulma Ludwigia hyssopifolia. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap, menggunakan larva Haltica spp dengan jumlah0, 3, 6, 9, dan 12 larva yang diaplikasikan pada gulma Ludwigia hyssopifolia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kepadatan populasi larva Haltica spp maka semakin besar pula tingkat kerusakan yang ditimbulkan, seperti pengaplikasian larva Haltica spp dengan jumlah 12 ekor menunjukkan intensitas kerusakan tertinggi yaitu sebesar 96,25%.