This research aimed to evaluation the anti-fungal activity of mangrove fruit waste extracts Rhizophora mucronata Lamk and the optimal concentration in inhibiting the growth of the Schizophyllum commune Fries. Mangrove fruit waste was derived from LSM Surya Perdana Mandiri, Setapuk Besar village, North Singkawang district, Singkawang city, West Borneo. Mangrove fruit waste made into particle with size pass of 20 mesh and retained 40 mesh. Then mangrove fruit waste was extract with maceration process with aquades as a solution. The extract then mixed with potatoes dextrose agar (PDA) with several concentration i.e. 0%, 2%, 4%, 6%, 8% and 10% and pour into petri dish. One isolate of S. commune was put in the center of PDA in each petri dish and then incubated for seven days. The results of research showed that the antifungal activity of mangrove fruit waste extract was included in the weak category for concentrations of 2%, 4% 6% with anti fungal activities values 13.40%, 17.05% and 20.23% respectively and moderate category for concentrations of 8% and 10% with anti fungal activities values were 34,91% and 42.40%. Based on the AFA value category and BNJ test results, mangrove fruit waste extract with a concentration of 10% is the extract concentration with the highest anti-fungal activity value of 42.40%. Keyword: Anti-fungal activity, mangrove fruit waste, Rhizophora mucronata Lamk, Schizophyllum commune FriesAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas anti jamur ekstrak limbah buah bakau (Rhizophora mucronata Lamk) dan konsentrasi efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur Schizophyllum commune Fries. Limbah buah bakau diperoleh dari LSM Surya Perdana Mandiri, kelurahan Setapuk Besar, kecamatan Singkawang Utara, kota Singkawang, Kalimantan Barat. Limbah buah bakau dibuat menjadi partikel dengan ukuran lolos 20 mesh dan tertahan 40 mesh. Kemudian limbah buah bakau di ekstrak menggunakan metode maserasi dengan pelarut aquades. Ekstrak kemudian dicampurkan dengan Potato Dextrose Agar (PDA) dengan beberapa konsentrasi yaitu 0%, 2%, 4%, 6%, 8% dan 10% dan dituangkan ke dalam cawan petri. Salah satu isolate S. commune ditempatkan ditengah PDA pada setiap cawan petri dan kemudian diinkubasi selama tujuh hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas anti jamur ekstrak limbah buah bakau termasuk dalam kategori lemah untuk konsentrasi 2%, 4% dan 6% dengan nilai AFA berturut-turut adalah 13,40%, 17,05% dan 20,23% serta kategori sedang untuk konsentrasi 8% dan 10% dengan nilai AFA berturut-turut adalah 34,91% dan 42,40%. Berdasarkan kategori nilai AFA dan hasil uji BNJ, ekstrak limbah buah bakau dengan konsentrasi 10% merupakan konsentrasi ekstrak dengan nilai aktivitas anti jamur tertinggi yaitu sebesar 42,40%. Kata kunci: Aktivitas anti jamur, Limbah buah bakau, Rhizophora mucronata Lamk, Schyzophyllum commune Fries