Claim Missing Document
Check
Articles

Lama Pencapaian Target Energi dalam Masa Perawatan Pasien Stroke Phitra Sekar Dianggra; Hertanto Wahyu Subagio; MR Arientasari Himawan
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 6, No 2 (2018): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.31 KB) | DOI: 10.14710/jnh.6.2.2018.57-64

Abstract

Latar belakang :Komplikasi tersering stroke yaitu malnutrisi. Malnutrisi dapatmeningkatkan lama masa rawat dan biaya perawatan. Salah satu cara menilai risikomalnutrisi dengan menilai lama pencapaian target energi. Tujuan : Mengetahui rata-ratapencapaian target energi, perbedaan lama masa rawat antara pencapain target energi ≤ 3 haridengan > 3 hari.Metoda :Jenis penelitian cross sectional, dilakukan di instalasi rekammedis RSUP dr. Kariadi dengan mengambil data pasien yang dirawat di Unit Stroke selamabulan Januari-September 2017. Jumlah subyek sebanyak 71 subyek dipilih secara acaksederhana, kemudian diambil data identitas pasien, lama pencapaian target energi, lama masarawat. Uji beda dilakukan untuk mengetahui perbedaan lama masa rawat antara pencapaintarget energi ≤ 3 hari dengan >3 hari.Hasil :Sebagian besar pencapaian target energi yaitu 3hari (SB : 1,37). Lama pencapaian target energi ≤ 3 hari yaitu 81,7%. Terdapat perbedaanlama masa rawat antara pencapaian target energi ≤ 3 (mean : 13,0) dengan > 3 hari (mean :15,3; p mann whitney 0,60) Simpulan : Pencapaian target energi ≤ 3 hari mempunyai masaperawatan lebih pendek diantara pasien stroke.Kata kunci : lama pencapaian target energi, lama masa rawat, malnutrisi, stroke
SOSIALISASI PRINSIP DAN PESAN GIZI SEIMBANG SEBAGAI PENGGANTI PROGRAM EMPAT SEHAT LIMA SEMPURNA Martha Ardiaria; Hertanto Wahyu Subagio; Niken Puruhita
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 8, No 1 (2020): JNH (JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.328 KB) | DOI: 10.14710/jnh.8.1.2020.51-56

Abstract

       Program Prinsip Gizi Seimbang dan Pesan Gizi Seimbang yang disingkat PGS merupakan program pemerintah untuk menjaga status gizi masyarakat Indonesia agar tetap seimbang. Program ini menggantikan Program Empat Sehat Lima Sempurna karena Empat Sehat Lima Sempurna dianggap kurang sesuai karena hanya kurang lengkap informasinya.       Program PGS sebenarnya sudah ada sejak 1992, namun hingga sekarang masih banyak masyarakat yang belum mengenal program ini. Hal ini disebabkan sosialisasi PGS yang kurang. Oleh karena itu pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk membantu mensosialisikan PGS supaya lebih dikenal dan diterapkan sehingga status gizi masyarakat Indonesia menjadi lebih baik.       Kegiatan pengabdian ini dilakukan di wilayah kelurahan Jomblang kota Semarang pada tahun 2019. Wilayah ini memiliki kepadatan penduduk tinggi. Di wilayah ini terdapat kelompok PKK di setiap RT dan RW yang aktif melakukan berbagai kegiatan. Kelompok PKK beranggotakan ibu-ibu yang dapat menjadi menjadi media untuk memperkenalkan dan mempraktekkan PGS di keluarga.       Hasil kegiatan ini adalah terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat tentang gizi dan Pesan Gizi Seimbang di wilayah Kelurahan Jomblang. Dengan adanya peningkatan pengetahuan diharapkan kesadaran dan perilaku masyarakat tentang kesehatan juga mengalami peningkatan.
KORELASI DEFISIT ENERGI DAN PROTEIN DENGAN LAMA RAWAT PASIEN SAKIT KRITIS DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) Jennifer Setiawan; Niken Puruhita; Minidian Fasitasari; Hertanto Wahyu Subagio; Etisa Adi Murbawani
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 8, No 2 (2020): JNH (JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (736.808 KB) | DOI: 10.14710/jnh.8.2.2020.100-108

Abstract

Latar Belakang : Asupan yang inadekuat dan hiperkatabolisme merupakan faktor risiko malnutrisi pasien ICU yang berkaitan dengan outcome yang buruk. Terdapat kontroversi mengenai risiko dan manfaat pemberian energi dan protein pada pasien sakit kritis.Tujuan : Menganalisis korelasi antara defisit energi dan protein dengan lama rawat pasien bedah di ICU.Metode penelitian : Penelitian korelasional dengan subjek penelitian adalah pasien bedah di ICU dengan usia ≥ 18 tahun dan mendapatkan terapi gizi enteral maupun parenteral oleh dokter spesialis Gizi Klinis. Pasien readmisi atau meninggal saat perawatan dieksklusikan dari penelitian ini. Defisit energi dihitung sebagai jumlah selisih antara energi yang dipreskripsikan dan energi yang diberikan. Defisit protein dihitung dengan cara yang sama.Hasil : Lima puluh subjek memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Rerata defisit energi 1350 ± 862,8 kkal dan defisit protein 96 ± 57,0 gram. Terdapat korelasi positif bermakna antara defisit energi (r = 0,586; p <0,001) dan defisit protein (r = 0,639; p <0,001) dengan lama rawat di ICU.Simpulan : Defisit energi dan protein berkorelasi dengan lama rawat pasien bedah di ICU. Defisit protein berkorelasi lebih kuat daripada defisit energi dengan lama rawat di ICU. Kata kunci : defisit energi, defisit protein, lama rawat, sakit kritis, pasien bedah
ADDUCTOR POLLICIS MUSCLE THICKNESS SEBAGAI PREDIKTOR SKELETAL MUSCLE MASS PADA PASIEN HEMODIALISIS Ali Manfaluthi Ahmad; Hertanto Wahyu Subagio; Amalia Sukmadianti; Darmono SS; Etisa Adi Murbawani
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 8, No 2 (2020): JNH (JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.029 KB) | DOI: 10.14710/jnh.8.2.2020.57-65

Abstract

Latar belakang: Kondisi GGK & tindakan hemodialisis dapat menurunkan skeletal muscle mass (SMM) dan mempengaruhi survival pasien. SMM tidak diukur secara rutin karena keterbatasan alat pemeriksaan. Adductor Pollicis Muscle Thickness (APMT) adalah pemeriksaan antropometri yang relatif mudah, murah, tidak invasif serta berasosiasi positif dengan SMM. APMT diharapkan dapat menjadi alternatif pengukuran SMM.Tujuan : Menganalisis APMT sebagai prediktor SMM pada pasien hemodialisisMetode penelitian : Penelitian korelasional melibatkan pasien GGK yang menjalani hemodialisis sebanyak 50 subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Massa otot diukur menggunakan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), APMT diukur menggunakan Kaliper Harpenden, dan performa fisik diukur berdasarkan international physical activity questionnaire (IPAQ). Uji hipotesis menggunakan korelasi  dan analisis regresi linier bivariat & multivariat untuk nilai prediksi.Hasil : Terdapat korelasi positif antara APMT dengan SMM pada kelompok subyek pria (r=0.793 p< 0.001) & wanita (r=0.848; p < 0.001). Usia tidak berkorelasi dengan SMM pada kelompok subyek pria (r = 0.34); p = 0.864) dan berkorelasi negatif pada wanita (r= -0.600, p< 0,05), sementara aktivitas fisik berkorelasi positif dengan SMM  pada kelompok subyek pria (r=0.655, p< 0.001) & wanita (r=0.470, p < 0.05). APMT dapat digunakan untuk memperkirakan nilai SMM pada kelompok subyek pria  (R2 = 0.546; p < 0.001) dan wanita (R2 = 0.719; p < 0.001).Simpulan: APMT dapat digunakan sebagai prediktor SMM pada pasien hemodialisis menggunakan formula prediksi SMM = -5.708 + 1.5 x DAPMT (pria) & SMM = -2.86 + 1.32 x DAPMT (wanita).Kata kunci : GGK, Hemodialisis, SMM, APMT
KEBUN GIZI UNTUK MEMBANTU MEMENUHI KEBUTUHAN ZAT GIZI MASYARAKAT Aryu Candra; Martha Ardiaria; Enny Probosari; Etisa Adi Murbawani; Niken Puruhita; Muhammad Sulchan; Hertanto Wahyu Subagio
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 9, No 2 (2021): JNH(JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnh.9.2.2021.25-30

Abstract

Pandemi Covid 19 yang terjadi sejak tahun 2020 dan hingga kini belum selesai menimbulkan berbagai permasalahan di masyarakat. Salah satunya adalah permasalahan di bidang ekonomi. Penurunan daya beli terhadap bahan makanan dapat menyebabkan kualitas asupan zat gizi menurun. Salah satu cara untuk mengatasi adalah dengan membuat kebun gizi yang berisi tanaman sumber zat gizi di pekarangan rumah atau lahan kosong yang ada di sekitar perumahan. Kebun gizi dibuat di enam lokasi yaitu tiga lokasi di pekarangan rumah warga, dan tiga lokasi di pinggir jalan di wilayah kelurahan Jomblang. Luas masing-masing kebun berkisar antara 6-12 m2. Tanaman yang berhasil tumbuh dengan baik adalah bayam, terong, sawi, buncis, bawang dan kangkung, pepaya, tomat, cabai, jambu air, dan jambu biji (belum berbuah). Selain itu ada tanaman umbi umbian dan rempah yang juga tumbuh dengan baik yaitu ketela pohon, ubi jalar, jahe, kunyit, kencur, sereh, temulawak, dan lengkuas. Setelah 1  bulan hasil dari kebun gizi sebagian sudah dapat dipanen dan dimanfaatkan warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kebun gizi bermanfaat untuk membantu memenuhi kebutuhan zat gizi warga kelurahan Jomblang.
Perbandingan Skrining Gizi Kariadi (SGK) dengan Subjektive Global Assessment (SGA) pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Dr Kariadi (RSDK) Semarang Wijayanto Wijayanto; Hertanto Wahyu Subagio
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 5, No 1 (2017): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.018 KB) | DOI: 10.14710/jnh.5.1.2017.45-49

Abstract

Latar Belakang:Skrining gizi pada pasien di rumah sakit secara umum dipakai menggunakan Subjective Global Assessment (SGA), namun skrining dengan SGA mempunyai kelemahan yaitu memerlukan waktu yang lama dan keahlian khusus dari pemeriksa. Di RSDK telah dikembangkan Skrining Gizi Kariadi (SGK) yang diturunkan dari SGA namum memiliki waktu skrining yang lebih cepat (3-5 menit) Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kesesuaian SGK dengan SGA.Metode:Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan pada tahun 2016 di RSDK Semarang. Sebanyak 100 pasien rawat jalan dari poliklinik bedah dan penyakit dalam yang dipilih secara acak dijadikan sampel penelitian. Satus gizi pasien diukur menggunakan SGK dan SGA. Hasil pengukuran berdasarkan SGK dan SGA kemudian dibandingkan untuk melihat kesesuaian antara kedua metode tersebut.Hasil:Berdasarkan SGK: pasien dengan malnutrisi ringan/sedang berjumlah 52 orang (52 %), pasien dengan malnutrisi berat berjumlah 48 orang (48 %).Berdasarkan SGA: pasien tidak berisiko malnutrisi berjumlah 38 orang (38 %), pasien berisiko malnutrisi ringan/sedang berjumlah 32 orang (32 %), pasien malnutrisi berat berjumlah 30 orang (30 %).Simpulan:Kesesuaian hasil SGK dengan SGK didapatkan: pasien berisiko malnutrisi ringan/sedang berjumlah 18 orang (18 %), pasien malnutrisi berat berjumlah 27 orang (27 %), dengan jumlah total kesesuaian hasil SGK dengan SGA berjumlah 45 orang (45 %).Kata kunci: SGA, status gizi, skrining 
KEJADIAN DISFAGIA, KESESUAIAN DIET, DAN KEJADIAN MALNUTRISI PADA PASIEN STROKE USIA MUDA DI RSUP DR KARIADI SEMARANG Dewi Masitha; Annta Kern Nugrohowati; Aryu Candra; Hertanto Wahyu Subagio; Etisa Adi Murbawani
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 9, No 1 (2021): JNH (JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnh.9.1.2021.1-14

Abstract

Latar belakang: Stroke pada usia dibawah 50 tahun tidak sebanyak usia tua, namun angka kejadiannya terus meningkat, dan usia dibawah 50 tahun merupakan usia produktif yang dapat memberikan dampak besar bila mengalami stroke. Salah satu komplikasi stroke adalah disfagia dan malnutrisi. Data prevalensi disfagia di Indonesia belum ada, dan penelitian tentang kejadian kejadian disfagia, kesesuaian diet, dan kejadian malnutrisi pada stroke usia muda di RSUP Dr Kariadi Semarang belum ada.Metode: penelitian ini menggunakan metode Deskriptif untuk menggambarkan kejadian disfagia, kesesuaian diet, dan kejadian malnutrisi pasien stroke usia muda di RSUP Dr Kariadi Semarang. Pemeriksaan disfagia menggunakan skor GUSS. Penilaian kesesuaian diet menggunakan skor Kesesuaian Diet. Pemeriksaan status gizi menggunakan Kriteria Malnutrisi menurut ASPEN.Hasil: dari 5 hari pengamatan yaitu hari pertama perawatan, hari ketiga, dan hari kelima, subyek lebih banyak mengalami disfagia dan malnutrisi, dan diet lebih banyak yang tidak sesuai. Kejadian disfagia lebih tinggi pada hari pertama. Jumlah kesesuaian diet meningkat pada hari kelima. Kejadian malnutrisi lebih tinggi pada hari kelima.Simpulan: pada stroke usia muda, kejadian disfagia lebih tinggi pada hari pertama, sedangkan kesesuaian diet dan kejadian malnutrisi lebih tinggi pada perawatan hari kelima, hal ini disebabkan adanya faktor selain disfagia dan diet yang mempengaruhi kejadian malnutrisi, yaitu neuropsyhiologial deficits, terapi, paralysis, aspirasi, dan imobilisasi.Kata kunci:Kejadian Disfagia, Kesesuaian diet, Kejadian Malnutrisi, Stroke usia muda.
Hubungan Lama Pemberian Terapi Anti Retroviral dengan Komposisi Tubuh pada Pasien HIV Muji Mulyati; Hertanto Wahyu Subagio; Muchlis Achsan Udji
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 5, No 2 (2017): JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.278 KB) | DOI: 10.14710/jnh.5.2.2017.129-137

Abstract

Latar belakangPerkembangan terapi anti retroviral ARV telah mengurangi angka kematian penderita HIV. Perubahan komposisi tubuh dan metabolik yang terjadi dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan hiperglikemia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara lama pemberian terapi ARV dengan komposisi tubuh pada pasien HIV.MetodePenelitian ini merupakan penelitian korelasional. Subjek penelitian adalah Pasien usia > 19 tahun yang menderita HIV dan mendapatkan terapi ARV di poliklinik VCT RSUP Dr. Kariadi Semarang pada 26 September – 26 Oktober 2016. Pasien dianamnesis untuk melengkapi data identitas, pemeriksaan lipodistrofi dan pengukuran menggunakan BIA untuk menghitung massa lemak tubuh.HasilAnalisis statistik dengan menggunakan uji korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan yang bermakna (p=0,018) antara usia dengan komposisi tubuh (presentase lemak tubuh). Sementara variabel lama terapi ARV tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan komposisi tubuh. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama pemberian terapi ARV dengan lipodistrofi pada pasien HIV dan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lipodistrofi dengan komposisi tubuh pada pasien HIV.SimpulanTidak terdapat hubungan yang bermakna antara lipodistrofi dengan komposisi tubuh pada pasien HIV.Kata kunci: HIV, komposisi tubuh, lipodistrofi
Pengaruh Intervensi Diet dan Olah Raga Terhadap Indeks Massa Tubuh, Lemak Tubuh, dan Kesegaran Jasmani pada Anak Obes MS Anam; M Mexitalia; Bagoes Widjanarko; Adriyan Pramono; Hardhono Susanto; Hertanto Wahyu Subagio
Sari Pediatri Vol 12, No 1 (2010)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp12.1.2010.36-41

Abstract

Latar belakang. Obesitas telah berkembang menjadi epidemi baik di negara maju maupun negaraberkembang. Diduga bahwa intervensi diet dan olah raga dapat menurunkan risiko obesitas.Tujuan. Mengetahui pengaruh intervensi diet dan olah raga terhadap indeks massa tubuh, lemak tubuhdan kesegaran jasmani pada anak obesMetode. Uji intervensi one group pre and post test design pada anak SD usia 9–10 tahun di SD BernardusSemarang pada bulan Juni-September 2009. Intervensi diet berupa konseling pada anak dan orangtua.Intervensi olahraga tiga kali 45 menit per minggu selama 8 minggu. Pengambilan data pada awal danakhir penelitian berupa data antropometri dengan menggunakan timbangan Tanita BC 545 Inner ScanBody Composition dan tingkat kesegaran jasmani diukur menggunakan 20 meter shuttle run test, kemudiandilakukan analisis data dengan t-test berpasangan dan analisis multivariat.Hasil. Dua puluh subjek (17 laki-laki dan 3 perempuan) menyelesaikan penelitian. Didapatkan penurunanrerata indeks massa tubuh 0,6 kg/m2 (p=0,006) dan peningkatan rerata tingkat kesegaran jasmani sebesar1,66 ml/kg/menit (p=0,000), tetapi tidak didapatkan perbedaan secara bermakna terhadap lemak tubuh.Asupan diet harian berkurang 421,3 kkal/hari. Berdasarkan analisis multivariat, asupan makanan merupakanvariabel yang lebih berpengaruh dibandingkan dengan olahraga (rsquare=0,33, p=0,018).Kesimpulan. Intervensi diet dan olahraga selama 8 minggu menurunkan indeks massa tubuh, meningkatkantingkat kesegaran jasmani, tetapi tidak didapatkan pengaruh yang signifikan terhadap lemak tubuh. Asupandiet merupakan variabel yang paling berpengaruh.
Zinc supplementation improves heme biosynthesis in rats exposed to lead Budi Santoso; Hertanto Wahyu Subagio; Lisyani Suromo; Henna Rya Sunomo
Universa Medicina Vol. 34 No. 1 (2015)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/UnivMed.2015.v34.3-9

Abstract

BACKGROUNDLead acetate (Pb) inhibits heme biosynthesis through inhibition of δ-aminolevulinic acid dehydrogenase (δ-ALAD), copro porphyrinogenoxidase, and ferro chelatase. Zinc supplementation increases lead-bindingmetallothionein proteins. The purpose of this study was to find evidence that zinc supplementation prior to lead exposure improves heme biosynthesis in ratsMETHODSThis was a randomized post-test only control-group design study involving 28 rats assigned to 4 groups (1 control and 3 treatment groups). The treatment groups were supplemented with zinc at doses of 0.2, 0.4, and0.8 mg daily by gavage for 3 weeks. From week 4 to 13, all groups wereexposed to lead 0.5 g/kg BW/day by gavage. At the end of week 13, δ-ALAD, erythrocyte protoporphyrin (EPP), and heme concentrations were determined by means of ELISA. One-way ANOVA, followed byBonferroni’s test was used to analyse the data.RESULTSMean δ-ALAD concentrations decreased from the control group down totreatment group 3 (0.24 ± 0.20; 0.15 ± 0.15; 0.12 ± 0.11; 0.05 ± 0.06 ng/mean per unit). Mean EPP concentrations decreased from the control group down to treatment group 3 (1.96 ± 0.50; 1.24 ± 0.24; 1.03 ± 0.05; 0.62 ± 0.16 ng/mL). Mean heme concentrations increased from the controlgroup up to treatment group 3 (8.07 ± 2.64; 10.11 ± 2.27; 10.04 ± 1.65;11.41 ± 2.58 μM). ANOVA followed by Bonferroni showed that EPP concentrations differed significantly between the control group and treatment group 3 (p=0.00).CONCLUSIONZinc supplementation prior to lead exposure improves heme biosynthesis in rats exposed to lead.
Co-Authors Adriyan Pramono Ag Soemantri Agustinus Soemantri Ali Manfaluthi Ahmad Amalia Sukmadianti Amalia Sukmadianti Amin Samiasih Annisa Fauziah, Annisa Annta Kern Annta Kern Nugrohowati Annta Kern Nugrohowati Apoina Kartini Apoina Kartini Aris Sudiyanto Aryu Candra Atmaja, Diana Bagoes Widjanarko Banundari Rachmawati Besari Adi Pramono Binar Panunggal Budi Santoso Camelia Bomaztika Sari Darmono SS Darmono SS Denny Apriyanto Dewi Masitha Dewi, Amalia Andansari Dewi, Clara Rashinta Dian Ratna Sawitri Dodik Tugasworo Edi Dharmana EDI DHARMANA Enny Probosari Enny Probosari Etisa Adi Murbawani Eunika Lusiana Febe Christianto Febe Christianto Febriana Rahmawati Hardhono Susanto Hardian Hardian Hardono Susanto, Hardono Hartanti Sandi Wijayanti Henna Rya Sunomo Heri Nugroho Jennifer Setiawan Joriandhita Ramadhan Lisyani Suromo Luciana Sutanto Lukman, Petrin Redayani M Herumuryawan M Mexitalia M Sakundarno Maharatih, Gusti Ayu MARTHA ARDIARIA Mexitalia Mexitalia Minidian Fasitasari Mohammad Zen Rahfiludin MR Arientasari Himawan MS Anam Muchlis Achsan Udji Muchlis Ahsan Udji Sofro Muhammad Heru Muryawan Muhammad Sulchan Muji Mulyati Nanan Sekarwana Natalia Dewi Wardani Nathalia Safitri Niken Puruhita Nugrahaningsih Nugrahaningsih Nurrohmiati, Siti Nurul Ratna Mutu Manikam Nuryanto Nuryanto Nyoman Suci Widyastiti Phitra Sekar Dianggra Pusaka, Semerdanta Retnaningsih - Rimahardika, Rosita Riwanto Rosa Kristiansen Roziana Roziana, Roziana RRJ. Sri Djokomoeljanto Santi Rahayu SARJADI SARJADI Septiawan, Debree Sofyan Harahap Sri Djokomoeljanto suhartono - Suhartono Suhartono Suhartono, Suhartono Suharyo Hadisaputro Suharyo Hadisaputro Suprapti, Rini Suratman Suratman Susilo, Kezia Natalia Daniast Taufik Hilmansyah Tri Indah Winarni Ulfa, Viny Rosaliana Wendiranti, Catra Ibriza Widiastuti, Maria Immaculata Widya Budiarni Wijayanto Wijayanto Wiwid Widiyatni Wiwid Widiyatni, Wiwid Yuliyani, Ni Nyoman Sri