Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Keefektifan Ekstrak Metanol Daun dan Biji Kemangi (Ocimum basilicum Sims) dalam Mengendalikan Hama Kutukebul (Bemisia tabaci Genn) pada Tanaman Tomat Sudarjat, Sudarjat; Zahra, Maghfira Az; Djaya, Luciana
Agrikultura Vol 35, No 2 (2024): Agustus, 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v35i2.55455

Abstract

Kutukebul (Bemisia tabaci Genn)0merupakan salah satu0hama yang mengganggu produksi tanaman tomat. Saat ini sudah banyak tumbuhan yang0dapat dijadikan ekstrak pestisida nabati untuk mengendalikan serangga hama di antaranya adalah0tanaman kemangi (Ocimum basillicum Sims). Tanaman kemangi mengandung senyawa saponin, eugenol, tannin, dan flavonoid terutama pada bagian daun dan bijinya. Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan0konsentrasi ekstrak0metanol daun dan biji kemangi yang tepat dalam menekan0populasi B. tabaci pada tanaman tomat. Percobaan0ini dilakukan di Laboratorium Pestisida dan Toksikologi Lingkungan dan rumah kaca0Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas0Padjadjaran pada bulan Maret hingga Agustus 2023. Penelitian ini0menggunakan metode percobaan0Rancangan Acak0Kelompok (RAK) yang terdiri atas sembilan perlakuan ekstrak metanol dan0tiga kali ulangan, yakni P1 (kontrol), P2 (3,8 g/l daun kemangi), P3 (8,3 g/l daun kemangi), P4 (16,7 g/l daun kemangi), P5 (25,1 g/l daun kemangi), P6 (4,1 g/l biji kemangi), P7 (9,1 g/l biji kemangi), P8 (18,3 g/l biji kemangi), dan P9 (27,4 g/l biji kemangi). Berdasarkan hasil pengujian toksisitas didapatkan nilai LC₅₀ dan LC₉₅ ekstrak metanol daun kemangi secara berurutan sebesar 3,8 g/l dan 8,3 g/l, sedangkan LC₅₀ dan LC₉₅ ekstrak metanol biji kemangi secara berurutan sebesar 4,1 g/l dan 9,1 g/l. Hasil0penelitian menujukkan ekstrak1metanol daun dan biji kemangi masing-masing pada konsentrasi terendah yaitu 3,8 g/l ekstrak methanol daun kemangi dan 4,1 g/l ekstrak methanol biji kemangi mampu menekan kepadatan populasi B. tabaci pada tanaman tomat.  Aplikasi025,1 g/l ekstrak metanol daun kemangi dan 27,4 g/l ekstrak metanol biji kemangi merupakan perlakuan yang paling tinggi penekanannya dalam mengendalikan B.tabaci.
ANALISIS PERKEMBANGAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL: STIMULASI KREATIVITAS ANAK USIA SD MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL sudarjat, sudarjat; Rilianti, Adhy Putri
Jurnal Pena Karakter : Jurnal Pendidikan Anak dan Karakter Vol. 4 No. 2 (2022): Jurnal Pena Karakter: Jurnal Pendidikan Anak dan Karakter
Publisher : STKIP AL HIKMAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62426/

Abstract

Creativity is one of the characteristics of children's growth and development in the cognitive realm. Creativity is very important to be developed from an early age because this ability is a provision to solve problems in everyday life. One way to improve and develop children's creativity is to play traditional games. This study aims to explore information about stimulating children's creativity through traditional games. This research is in the form of a literature review with secondary sources in the form of books, journals, and other relevant sources. The results showed that traditional games that can stimulate children's creativity include 1) gobag sodor, 2) congklak, and 3) painting
Keanekaragaman Serangga dan Fungsinya pada Tiga Tipe Perkebunan Kopi Arabika (Coffea arabica L.) di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung Utari, Astarina; Maharani, Yani; Sudarjat, Sudarjat
Agrikultura Vol 35, No 3 (2024): Desember, 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v35i3.58144

Abstract

Keberadaan serangga dalam suatu ekosistem seringkali dianggap sebagai hama, meskipun demikian serangga memiliki fungsi ekologis yang bermanfaat sebagai penyerbuk, pengurai, musuh alami, dan sebagai bioindikator lingkungan. Perbedaan jenis penggunaan lahan pada perkebunan kopi dapat mengakibatkan perbedaan pada struktur komunitas dan fungsi ekologis serangga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman serangga dan fungsinya pada perkebunan kopi Arabika pemukiman, tumpangsari, dan agroforestri di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sampel diambil dari tiga perkebunan kopi Arabika di Desa Pulosari dan Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung dengan menetapkan lima titik sampling berukuran 100 m2 dengan jarak antar titik sampling berkisar 10–50 m. Sampel serangga ditangkap menggunakan perangkap ayun, perangkap kuning, dan perangkap Brocap. Sampel yang diperoleh diidentifikasi berdasarkan karakter morfologi hingga tingkat morfospesies. Serangga yang berhasil dikumpulkan dari perkebunan kopi Arabika berjumlah 607 individu yang memiliki peran fungsional sebagai musuh alami, 47 individu sebagai polinator, 629 individu sebagai dekomposer, dan serangga yang merupakan herbivor berjumlah 2.821 individu. Indeks keanekaragaman serangga pada perkebunan kopi Arabika pemukiman (H’= 2,43) dan tumpangsari (H’= 2,79) memiliki kriteria sedang, sedangkan pada perkebunan kopi Arabika agroforestri (H’= 3,88) memiliki kriteria tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkebunan kopi berpotensi sebagai habitat yang mendukung pelestarian keanekaragaman hayati serangga. Meskipun dominasi herbivor ditemukan di ketiga tipe perkebunan kopi, namun keberadaan serangga musuh alami, polinator, dan dekomposer membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan mendukung produktivitas pertanian. Oleh karena itu, pengelolaan habitat yang tepat dalam praktik budidaya kopi sangat diperlukan untuk mengelola fungsi ekologi yang seimbang.
Evaluation Behavior of Highland Vegetable Farmers on West Bandung Regency To Use Good Pesticide Practices Rasiska, Siska; Sudarjat, Sudarjat; Dono, Danar; Suganda, Tarkus; Setiawan, Iwan
CROPSAVER Vol 8, No 1 (2025)
Publisher : Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/cropsaver.v8i1.62005

Abstract

Synthetic pesticides are one of the pest control substances most widely used by highland vegetable farmers, including insecticides and fungicides. This research aims to evaluate the use of pesticides by highland vegetable farmers in Lembang and Cisarua Districts, West Bandung Regency. The methods used in this research are surveys and observations. Interviews using questionnaires were conducted with 90 highland vegetable farmers, in-depth interviews with extension workers and exporter institutions. Secondary data was obtained from the horticultural crop agriculture service and the Agriculture, Fisheries, and Forestry Extension Center. These data were analyzed descriptively regarding the knowledge, awareness, and skills of highland vegetable farmers in using pesticides. The results of the research show that highland vegetable farmers in Lembang and Cisarua Districts, West Bandung Regency, know the information on labels, especially dosage, target pests, method of application, and type of plant, also know the function of pesticides, dangers, prohibitions on disposing of pesticide waste, and the reasons. Farmers know the SOP for pesticide use from promotional materials, and direct training, as well as from extension workers. Farmers buy and use their own pesticides at agricultural shops, considering the target organisms and efficacy based on information from fellow farmers. Farmers mix two types of pesticides with water as a solvent,  put it first in a bucket, and stir with a stirrer. Pesticides are applied at 10.00-15.00 until they are finished, then wash the hands. Pesticides are stored in a locked place, such as a warehouse, and out of reach of children, and the packaging is burned. Farmers need to be given counseling and training on the correct SOPs, starting from preparation to handling spray equipment and waste.
Efektivitas Ekstrak Air Daun Gulma Anting-anting (Acalypha indica L.) dalam Menekan Jumlah Gall Akibat Infeksi Meloidogyne spp. pada Tanaman Tomat Sunarto, Toto; Sudarjat, Sudarjat; Zahra, Zakiah
Agrikultura Vol 36, No 2 (2025): Agustus, 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v36i2.65170

Abstract

Penyakit bengkak akar yang disebabkan oleh Meloidogyne spp. merupakan penyakit penting pada tanaman tomat serta dapat menurunkan kualitas dan kehilangan hasil hingga 68%. Ekstrak air daun gulma anting-anting memiliki senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai alternatif pengendalian yang ramah lingkungan. Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak air daun gulma anting-anting (Acalypha indica L.) yang efektif dalam menekan infeksi Meloidogyne spp. pada tanaman tomat. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Fitopatologi, Divisi Laboratorium Nematologi Tumbuhan, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, dan rumah kaca, Kebun Percobaan, Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri atas 7 perlakuan dan 4 ulangan. Percobaan terdiri atas kontrol, ekstrak air daun gulma anting-anting 2%, 4%, 6%, 8%, 10%, dan karbofuran 2 g/tanaman. Hasil percobaan menunjukkan bahwa aplikasi ekstrak air daun gulma anting-anting menekan jumlah gall pada akar tanaman tomat dibandingkan dengan kontrol, namun tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman, terhadap bobot segar bagian atas tanaman dan terhadap bobot segar akar tanaman. Konsentrasi ekstrak air daun gulma anting-anting 10% efektif menekan jumlah gall pada tanaman tomat sebesar 88,79%.
Pengendalian Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferrari) dengan Menggunakan Perangkap Berantraktan secara Partisipatoris di Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung Rasiska, Siska; Parikesit, Parikesit; Sudarjat, Sudarjat; Gunawan, Budhi; Setiawan, Iwan
Agrikultura Masyarakat Tani Vol 1, No 3 (2024): Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrimasta.v1i3.54953

Abstract

Penggerek Buah Kopi (PBKo, Hypothenemus hampei Ferrari) merupakan hama tanaman kopi yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas buah kopi. Salah satu upaya untuk mengendalikan hama ini dengan menggunakan perangkap beratraktan dengan melibatkan partisipasi petani kopi. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini memberikan pengetahuan kepada petani mengenai hama PBKo dan penggunaan perangkap beratraktan. Kegiatan ini telah dilakukan selama 6 minggu di Desa Margamulya Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Metode yang digunakan adalah survey berupa wawancara untuk menginventarisasi pengetahuan awal dari petani kopi mengenai hama yang menyerang tanaman kopi dan cara pengendaliannya, serta percobaan partisipatoris. Percobaan partisipatif menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan berupa perangkap bertraktan alami yang terbuat dari kulit buah kopi terinfestasi hama PBKo diolah dengan metode ekstraksi destilasi sederhana dan maserasi, serta Hypotan 500L yang bersifat sintetik untuk mengetahui keefektifan perangkap beratraktan untuk menarik PBKo. Data hasil wawancara dianalisis secara deskriptif dan percobaan partisipatif dianalisis dengan uji analisis varians dan diuji lanjut dengan uji jarak berganda duncan pada taraf kepercayaan 5%. Hasil wawancara menunjukkan bahwa petani memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang hama yang sering menyerang tanaman kopi, namun upaya pengendaliannya masih belum banyak diketahui. Hasil percobaan partisipatoris menunjukkan bahwa perangkap beratraktan Hypotan 500L mampu menangkap PBKo lebih tinggi. Petani kopi yang ikutserta dalam kegiatan ini merasakan manfaat dari penyuluhan tentang tanaman kopi dan praktek aplikasi atraktan di kebun percobaan. Namun, kegiatan ini perlu dilakukan secara lebih intensif dengan pendampingan. Dengan demikian, kegiatan dapat meningkatkan kewaspadaan petani terhadap kerusakan tanaman kopi yang disebabkan oleh hama.
Pelatihan Pengelolaan Hama Terpadu untuk Petani Di Desa Arjasari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung Sudarjat, Sudarjat; Puspasari, Lindung Tri; Meliansyah, Rika
Agrikultura Masyarakat Tani Vol 1, No 3 (2024): Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrimasta.v1i3.56423

Abstract

Penggunaan pestisida yang kurang bijaksana dalam budidaya pertanian dapat mengakibatkan berbagai dampak negatif seperti terjadinya resistensi dan resurjensi hama, ledakan hama sekunder, terbunuhnya mahluk hidup bukan sasaran dan pencemaran terhadap lingkungan serta gangguan terhadap kesehatan manusia. Salah satu upaya yang dilakukan sebagai alternatif pengendalian yang ramah lingkungan yaitu dengan pengeloaan hama terpadu (PHT). Program Pengabdian pada Masyarakat (PPM)-Integratif dilaksanakan di Desa Arjasari dalam bentuk pelatihan dengan tujuan untuk membantu masyarakat petani meningkatkan pengetahuan petani dalam mengendalikan OPT yang ramah lingkungan melalui penerapan PHT.  Desa Arjasari, Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung merupakan salah satu desa yang sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani dengan pemahaman terkait PHT masih rendah dan bahkan masih banyak petani yang tidak melaksanakan PHT.  Metode yang digunakan dalam kegiatan PPM-Integratif ini adalah metode partisipatif aktif dari peserta dalam mengikuti pelatihan mengenai pengelolaan hama pada tanaman hortikultura dan tanaman pangan lainnya baik deskripsi hama, gejala, pola hidup, kerugian, dan lain-lain serta teknologi penanganan hama secara terpadu. Kegiatan pelatihan  tersebut dipandu oleh dosen dan teknisi dan dibantu oleh mahasiswa.  Program pelatihan PHT untuk petani di Desa Arjasari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, sangat membantu petani dalam hal : 1) Peningkatan pengetahuan petani terhadap Pengendalian Hama Terpadu, 2) Peningkatan  pengetahuan petani terhadap jenis hama dan penyakit tanaman, 3) Peningkatan pengetahuan petani terhadap bahaya lingkungan akibat penggunaan pestisida yang kurang bijaksana, 4) Peningkatan pemahaman petani terhadap cara-cara pengendalian hama penyakit tanaman yang ramah lingkungan, 5) Peningkatan pengetahuan petani akan pentingnya pemanfaatan musuh alami hama sebagai agens pengendali hayati hama dan penyakit tanaman, 6) Peningkatan pemahaman petani akan sistem budidaya pertanian berkelanjutan.
Pemangkasan dan pemupukan tanaman buah jeruk siam dan buah naga sebagai fungsi perawatan tanaman dan pengendalian hama di Desa Pajagan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat Dono, Danar; Hidayat, Yusup; Sudarjat, Sudarjat; Sunarto, Toto; Meliyansyah, Rika; Widayani, Neneng Sri
Agrikultura Masyarakat Tani Vol 2, No 1 (2024): November
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrimasta.v2i1.59267

Abstract

Perawatan tanaman buah merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan dan produktivitas tanaman. Pemangkasan termasuk salah satu teknik pemeliharaan yang penting untuk dilakukan. Pemupukan berimbang dan mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman juga termasuk salah satu cara menjaga kesehatan tanaman. Artikel ini membahas mengenai pemangkasan dan pemupukan dalam perannya sebagai cara perawatan tanaman dan dalam kontek pengendalian hama pada tanaman buah di Desa Pajagan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Materi disampaikan secara informatif dengan awalan teoritis dan dilanjutkan dengan praktik langsung pada tanaman. Pemangkasan dilakukan untuk mengontrol ukuran dan bentuk tanaman, mengoptimalkan penetrasi cahaya dan sirkulasi udara hingga dapat mengurangi kelembaban dan kepadatan bagian tanaman yang memiliki populasi hama tinggi atau bagian tanaman sakit. Pemupukan berdasarkan dosis rekomendasi dan tepat waktu aplikasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman untuk proses pertumbuhan dan perkembangan.  Pendampingan petani di Desa Pajagan harus dilakukan secara berkelanjutan agar dapat secara mandiri melaksanakan budidaya tanaman secara baik dan benar.
Sosialisasi Budidaya Buah Naga: Peluang Bisnis di Desa Pajagan Sudarjat, Sudarjat; Mubarok, Syariful
Agrikultura Masyarakat Tani Vol 1, No 1 (2023): November
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrimasta.v1i1.50175

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki dampak program sosialisasi mengenai Teknik budidaya tanaman buah naga di Desa Pajagan, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang, sehingga dengan teknik budidaya yang baik dapat menjadi usaha bisnis yang berpotensi tinggi. Sosialisasi dilakukan melalui penyuluhan kepada 25 peserta dan pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner pre-test dan post-test. Hasil pre-test menunjukkan bahwa wawasan masyarakat terhadap teknik budidaya buah naga masih kurang, sehingga masyarakat belum mampu menemukan potensi bisnis buah naga. Program sosialisasi berhasil meningkatkan pemahaman dan minat masyarakat dalam mengembangkan bisnis budidaya buah naga. Masyarakat kini menyadari potensi keuntungan dari budidaya ini, baik dalam konteks bisnis maupun dalam pengembangan sektor agrowisata. Dampak positif yang paling mencolok adalah peningkatan minat kolaborasi antarpetani dan dengan pihak lain yang mendukung bisnis tanaman buah naga. Hasil penelitian ini mencerminkan pentingnya sosialisasi dan pendampingan dalam menggerakkan potensi bisnis di masyarakat. Program ini membuka peluang baru bagi pengembangan ekonomi lokal dan kerjasama yang berkelanjutan. Kesimpulannya, sosialisasi budidaya buah naga memiliki dampak positif yang signifikan, membantu masyarakat Desa Pajagan untuk memahami potensi bisnis dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi mereka.
Sosialisasi Penyakit Tanaman Jeruk dan Pengendaliannya di Desa Pasigaran, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang Hartati, Sri; Puspasari, Lindung Tri; Meliansyah, Rika; Sudarjat, Sudarjat
Agrikultura Masyarakat Tani Vol 2, No 1 (2024): November
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrimasta.v2i1.59604

Abstract

Desa Pasigaran, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang merupakan salah satu desa yang mayoritas masyarakatnya terlibat dalam sektor pertanian. Masyarakat Desa Pasigaran memanfaatkan lahan pekarangannya untuk menanam berbagai tanaman yang salah satunya adalah tanaman jeruk. Akan tetapi, pada umumnya tanaman yang ditanam di pekarangan warga kurang mendapatkan perawatan yang baik, sehingga tidak berproduksi dengan  baik. Tujuan dari kegiatan ini adalah memperkenalkan penyakit-penyakit pada tanaman jeruk, penyebab dan pengendaliannya sehingga masyarakat di Desa Pasigaran, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam merawat tanaman jeruk mereka dengan baik. Sasaran dari kegiatan ini adalah ibu-ibu dan kader PKK. Metode yang digunakan meliputi penjajagan, penyuluhan, pendampingan dan evaluasi hasil kegiatan. Penjajagan dilakukan dengan metode survei. Penyuluhan dilakukan dengan memberikan materi pengenalan jenis-jenis penyakit pada tanaman jeruk, penyebab penyakit, dan cara pengendaliannya. Kegiatan pendampingan dilakukan terhadap cara pemeliharaan tanaman terutama pengamatan terhadap gejala penyakit pada tanaman jeruk. Hasil kegiatan ini berupa peningkatan wawasan dan pengetahuan peserta. Peserta dapat menerima dan memahami dengan baik materi mengenai pengenalan penyakit, penyebab, dan pengendalian penyakit pada tanaman jeruk. Kegiatan ini telah mendorong masyarakat untuk menanam dan memelihara tanaman jeruk agar dapat berproduksi dengan optimal.