Claim Missing Document
Check
Articles

Penyimpanan Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) dengan Pelapisan Nanokitosan pada Suhu Rendah Noor Laila Safitri; Della Widya Puspita; Junita Junita; Lily Nur Inda Sary; Retno Robiatul Al Adawiyah; Erma Prihastanti; Sri Widodo Agung Suedy
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 7, Nomor 1, Tahun 2022
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.7.1.2022.27-34

Abstract

Kerusakan cabai rawit (Capsicum frutescens L.) pascapanen dapat menurunkan kualitas sehingga dapat mempersingkat masa simpan cabai rawit. Cara untuk mempertahankan kualitas cabai rawit dapat menggunakan nanokitosan. Nanokitosan memiliki kemampuan membentuk lapisan tipis di permukaan produk segar dan antimikroba. Salah satu pembuatan nanokitosan adalah menggabungkan kitosan dan STPP dengan perbandingan tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nanokitosan terhadap kadar air dan tekstur cabai rawit dan rasio kitosan dan STPP optimum dalam mempertahankan kualitas cabai rawit. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan yaitu P0 (kontrol), P1 (perlakuan nanokitosan 0,2% rasio 1:3) dan P2 (perlakuan nanokitosan 0,2% rasio 1:5). Cabai rawit digunakan yang dipanen usia 90 hari setelah tanam, memiliki warna warna oranye kemerahan dengan panjang kurang lebih 6 cm, lebar 0,90 cm dan bebas dari penyakit. Penelitian ini dilakukan selama 16 hari pada suhu 10oC dengan variabel penelitian kualitas cabai rawit kadar air, tekstur, dan letak kerusakan. Data dianalisis menggunakan uji ANOVA dan dilanjutkan dengan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nanokitosan dapat mempertahankan kualitas cabai rawit yaitu kadar air, tekstur, dan dapa mengurangi kerusakan. Rasio kitosan dan STPP optimum untuk mempertahankan kualitas cabai rawit setelah panen adalah nanokitosan 0,2% (rasio kitosan:STPP 1:5). Damage of postharvest chili pepper (Capsicum frutescens L.) can reduce the quality and it can shorten the shelf life of chili pepper. To maintain the quality of chili pepper can by using nanochitosan. Nanochitosan has the ability to form a thin layer on the surface of fresh produce and is antimicrobial. One of the manufactures of nanochitosan is to combine chitosan and STPP with a certain ratio. The purpose of this study was to determine the effect of nanochitosan on the moisture content and texture of chili pepper and the optimum ratio of chitosan and STPP in maintaining the quality of chili pepper. This study used a completely randomized design (CRD) method with three treatments, P0 (control), P1 (0.2% nanochitosan treatment ratio 1:3), and P2 (0.2% nanochitosan treatment ratio 1:5). Chili pepper is harvested 90 days after planting, has a reddish-orange color with a length of approximately 6 cm, a width of 0.90 cm, and is free from disease. This research was conducted for 16 days at a temperature of 10oC, with research variables of chili pepper quality, moisture content, texture, and location of the damage. Data were analyzed using the ANOVA test and continued with the DMRT test. The results showed that nanochitosan was able to maintain the quality of chili pepper, namely water content, texture, and can reduce damage. The optimum ratio of chitosan and STPP to preserve the quality of chili pepper after harvest is 0.2% nanochitosan (ratio of chitosan: STPP 1:5). 
Kualitas Madu Lokal Berdasarkan Kadar Air, Gula Total dan Keasaman dari Kabupaten Magelang Devi Adityarini; Sri Widodo Agung Suedy; Sri Darmanti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 5, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.5.1.2020.18-24

Abstract

Madu merupakan cairan alami yang dihasilkan oleh lebah madu,berasal dari nektar bunga atau bagian lain dari tumbuhan. Madu dinyatakan memiliki kualitas baik apabila memenuhi standar kualitas madu. Kualitas madu dapat ditentukan berdasarkan kadar air, gula dan keasaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas madu lokal di Kabupaten Magelang. Pengambilan sampel secara purposive sampling dari lima wilayah Kabupaten Magelang, yaitu Desa Kaliurang, Ringinanom, Kaliabu, Munggangsari, danKebonrejo. Penentuan kadar air dan gula total dengan metode refraktometri, sedangkan keasaman dengan metode titrasi asam-basa. Analisis kadar air, gula total, keasaman dibandingkan dengan standar kualitas madu. Hasil uji kualitas madu menunjukkan nilai kadar air berkisar antara 20,72-31,72%, gula total 66,33-77,89˚Brix, keasaman 37,12-271,35 ml NaOH/kg di mana kualitas madu Desa Kaliurang dan Desa Munggangsari telah memenuhi standar SNI 01-3545-2013 dan  U.S. Patent Application Publication. 
Aplikasi Pupuk Organik Kotoran Ayam dan Jerami Padi pada Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium cepa L. var. bima curut) Mudlikatun Khasanah; Sri Widodo Agung Suedy; Erma Prihastanti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 3, Nomor 2, Tahun 2018
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.883 KB) | DOI: 10.14710/baf.3.2.2018.188-194

Abstract

Salah satu varietas bawang merah lokal adalah bima curut dengan kemampuan adaptasi yang baik, ukuran umbi besar, dan jumlah anakan yang banyak. Optimasi peningkatan produksi bawang merah salah satunya melalui pemupukan menggunakan pupuk organik dari kotoran ayam dan jerami padi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pupuk organik dari bahan kotoran ayam dan jerami padi terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah. Rancangan penelitian yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan yaitu: P0 (tanpa pupuk); P1 (pupuk anorganik); P2 (pupuk kotoran ayam:pupuk jerami, perbandingan 0:1); P3 (pupuk kotoran ayam:pupuk jerami, perbandingan 1:0); P4 (pupuk kotoran ayam:pupuk jerami perbandingan 1:1); P5 (Pupuk kotoran ayam:pupuk jerami, perbandingan 1:2); P6 (pupuk kotoran ayam:pupuk jerami, perbandingan 2:1); tiap perlakuan dengan 4 ulangan. Analisis data menggunakan Analysis of Variance dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test pada taraf signifikasi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik kotoran ayam dan jerami padi berpengaruh nyata meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang merah berupa: jumlah daun sebesar 41% dan tinggi tanaman sebesar 42%, serta jumlah umbi/rumpun sebesar 41%; jumlah umbi/m2 sebesar 22%; berat basah sebesar 35%; dan berat kering sebesar 31% dibandingkan kontrol (P0).
Pengaruh Pemberian Pupuk Nanosilica terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Serat Kasar Tanaman Rumput Gajah (Pennisetum purpureum Schum.) sebagai Bahan Pakan Ternak Alivia Prima Laksmita; Sri Widodo Agung Suedy; Sarjana Parman
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 3, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.3.1.2018.29-38

Abstract

Silika merupakan unsur yang memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman khususnya kelompok Graminae seperti rumput gajah. Rumput gajah (Pennisetum purpureum Schum.) merupakan bahan pakan utama bagi kehidupan ternak serta merupakan dasar dalam usaha pengembangan peternakan. Rumput gajah membutuhkan silika lebih banyak, karena lahan pertanian di Indonesia banyak mengalami leaching unsur hara mikro termasuk Si. Penambahan Si melalui pemupukan diperlukan untuk tanaman akumulator Si. Pemupukan silika dalam bentuk nano saat ini sedang dikembangkan karena langsung mencapai target, dan dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pemberian pupuk nanosilika serta konsentrasi optimal pupuk nanosilika terhadap pertumbuhan dan kandungan serat kasar rumput gajah. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu konsentrasi pemupukan nanosilika, 5 perlakuan dan 5 ulangan dengan konsentrasi nanosilika P0:0mL/L (kontrol), P1:2,5 mL/L, P2: 5 mL/L, P3: 7,5 mL/L, P4: 10 mL/L dan dipanen pada umur 40 HST dan 60 HST. Data dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan P4 dapat meningkatkan pertumbuhan yaitu tinggi tanaman sebanyak 17,5%, jumlah daun sebanyak 27,1%, luas daun sebanyak 76,03% dari perlakuan kontrol pada umur 40 HST, sedangkan pada umur 60 HST parameter pertumbuhan yaitu tinggi tanaman meningkat 42,6%, jumlah daun meningkat 49,5%, luas daun meningkat 86,02%, berat basah meningkat 157,81%, berat kering meningkat 102,44% dibandingkan kontrol. Hasil pemupukan pada perlakuan P3 dapat meningkatkan serat kasar sebanyak 13,2% pada umur 60 HST dibandingkan kontrol. Kata kunci: pertumbuhan; serat kasar; rumput gajah; nanosilika
Kualitas Madu Lokal dari Beberapa Wilayah di Kabupaten Temanggung Ni Putu Tasya Savitri; Endah Dwi Hastuti; Sri Widodo Agung Suedy
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 2, Nomor 1, Tahun 2017
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.2.1.2017.58-66

Abstract

Kualitas madu yang baik harus memenuhi standar acuan yang ditetapkan pemerintah. Kualitas madu dapat dilihat dari kadar air, gula total, dan keasaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas madu lokal dari 5 desa di Kabupaten Temanggung. Preparasi uji kadar air dan gula total dengan metode refraktometri, serta kadar keasaman dengan metode titrasi asam-basa. Metode penentuan lokasi sampling penelitian menggunakan metode purposive sampling berdasarkan perbedaan wilayah geografi, yaitu madu randu dari Desa Nglorog, madu kaliandra dari Desa Kwadungan Jurang, madu randu dari Desa Kentengsari, madu karet dari Desa Medari, dan madu kopi dari Desa Rejosari. Parameter yang digunakan untuk nilai kadar air, gula total, dan keasaman mengacu pada standar yang ditetapkan pemerintah (SNI-2013). Analisis data kuantitatif kadar air, gula total, dan keasaman menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah geografi yang berbeda pengaruh nyata pada kadar air, gula total, dan keasaman madu yang diteliti. Kualitas madu terbaik ditemukan  pada madu karet dari Desa Medari dengan kadar air 20,9%, kadar gula total 77,5%,dan kadar keasaman 34,59 ml NaOH/kg dimana nilainya mendekati nilai Standar Nilai Indonesia (SNI-2013) untuk madu. Kata kunci: madu; kadar air; kadar gula total; kadar keasaman
Kandungan Klorofil dan Karotenoid Daun Salam (Syzigium polyanthum (Wight) Walp.) pada Umur yang Berbeda Abdul Khafid; Yulita Nurchayati; Sri Widodo Agung Suedy
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 6, Nomor 1, Tahun 2021
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.6.1.2021.74-80

Abstract

Pohon salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) merupakan salah satu tumbuhan yang daunnya sering dimanfaatkan oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia sebagai penyedap rasa dalam masakan dan obat-obatan tradisional. Daun salam umumnya dimanfaatkan dalam kondisi segar. Pemanfaatan daun segar tersebut dilakukan berdasar umur daun, yang berkaitan dengan kandungan bahan aktifnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan pigmen klorofil dan karotenoid daun salam pada umur yang berbeda. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap, sampel daun diambil dari urutan daun yang berbeda berdasarkan letak duduk daun yaitu urut dari daun paling ujung (muda) merupakan daun ke-1, ke-3, ke-5, dan daun ke-7. Ulangan sebanyak 3 kali dari tangkai pohon yang berbeda. Parameter yang diamati adalah kandungan klorofil-a, klorofil-b, klorofil total dan karotenoid yang diukur secara spektrofotometri. Data dianalisis menggunakan ANOVA dilanjutkan dengan DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kandungan pigmen klorofil dan karotenoid meningkat seiring pertambahan umur daun. Kandungan klorofil-a tertinggi pada daun ke-3, sementara klorofil-b,klorofil total dan karotenoid tertinggi pada daun ke-5.
Perbaikan Sifat Fisik dan Kimia Tanah dengan Pembenah Tanah Anting-anting, Bandotan, dan Lamtoro untuk Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Relita Aprisa; Endah Dwi Hastuti; Sri Widodo Agung Suedy
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 5, Nomor 2, Tahun 2020
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.5.2.2020.138-146

Abstract

Pembenah tanah merupakan bahan-bahan sintetis atau alami yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman. Anting-anting, bandotan dan lamtoro merupakan tumbuhan yang mengandung bahan organik > 5% sehingga dapat digunakan sebagai pembenah tanah. Penambahan pembenah tanah  ini diharapkan akan meningkatkan sifat fisik tanah, kimia tanah, pertumbuhan dan produksi bawang merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan konsentrasi dan jenis pembenah tanah terhadap sifat fisik tanah, kimia tanah, pertumbuhan dan produksi bawang merah. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Kawasan Tembalang, Laboratorium BSF Tumbuhan Jurusan Biologi FSM Universitas Diponegoro, Laboratorium Tanah Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan dua faktor. Faktor yang pertama yaitu konsentrasi pembenah tanah dan faktor yang kedua yaitu jenis pembenah tanah. Masing-masing perlakuan dengan 3 ulangan. Sedangkan data kualitas kimia tanah dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi dan jenis pembenah tanah berpengaruh terhadap sifat fisik dan kimia tanah namun tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan serta produksi bawang merah. Interaksi antara konsentrasi dan jenis pembenah tanah berpengaruh terhadap peningkatan kapasitas lapang tanah.  Interaksi yang memberikan pengaruh yaitu jenis pembenah Lamtoro konsentrasi 25%, 50% dan 75%, pembenah Bandotan konsentrasi 50% dan 75% serta pembenah Anting-anting konsentrasi 25%. Jenis pembenah Lamtoro konsentrasi 75% memberikan pengaruh optimal terhadap kapasitas lapang tanah. Kata kunci : pembenah tanah, Anting-anting, Bandotan, Lamtoro, Bawang merah
Pengaruh Pemberian Pupuk Nanosilika terhadap Tinggi Tanaman dan Jumlah Anakan Padi Beras Merah (Oryza sativa L.var. indica) Skolastika Dara Sabatini; Rini Budihastuti; Sri Widodo Agung Suedy
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 2, Nomor 2, Tahun 2017
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.2.2.2017.128-133

Abstract

Padi beras merah (Oryza sativa L. var. indica) merupakan salah satu pangan fungsional. Selain kaya karbohidrat, beras merah juga mengandung antosianin sebagai antioksidan yang bermanfaat untuk kesehatan manusia. Kendala budidaya padi merah saat ini adalah pertumbuhan dan produksi yang masih rendah. Pertumbuhan dan produktivitas padi yang rendah, antara lain dapat disebabkan oleh ketersediaan Silika (Si) yang rendah. Lahan pertanian di Indonesia banyak mengalami leaching sehingga Si yang tersedia di tanah sawah tidak banding lurus dengan kandungan totalnya. Silika merupakan unsur yang memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman khususnya kelompok Gramineae seperti padi. Silika dibutuhkan tanaman monokotil akumulator yang dapat mendukung pertumbuhan karena dapat memperbaiki proses fotosintesis. Aplikasi penggunaan silika saat ini dikembangkan dalam bentuk nanosilika karena langsung mencapai target, dan dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pupuk nanosilika terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah anakan dan pola pertumbuhannya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan konsentrasi pupuk nanosilika yaitu: P0 (0ml/L), P1 (2,5ml/L), P2 (5ml/L), P3 (7,5ml/L), P4 (10ml/L). Parameter pertumbuhan yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan dan pola pertambahan tinggi tanaman serta jumlah anakan dari 10-40 HST. Data dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian yang didapat adalah perlakuan pupuk nanosilika P1-P4 memberikan hasil peningkatan tinggi tanaman dan jumlah anakan padi beras merah. Perlakuan P4 (10ml/L) memberikan pengaruh yang paling baik dan hasil tertinggi yaitu tinggi tanaman 106,40cm dan jumlah anakan 40,20 anakan. Pola pertumbuhan tinggi tanaman cenderung masih meningkat sampai 40 HST, namun pola pertumbuhan anakan vegetatif cenderung melambat pada 40 HST. Kata kunci : beras merah; pertumbuhan; nanosilika
Pengaruh Pemberian Pupuk Nanosilika terhadap Produksi dan Kandungan Antosianin pada Padi Beras Merah Skolastika Dara Sabatini; Rini Budihastuti; Sri Widodo Agung Suedy; Agus Subagio
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 6, Nomor 1, Tahun 2021
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.6.1.2021.81-89

Abstract

Silika (Si) merupakan unsur penting yang dibutuhkan terutama pada tumbuhan kelompok Poaceae (Gramineae) dalam mendukung pertumbuhan dan produksinya, termasuk tanaman padi (Oryza sativa L.). Padi beras merah merupakan salah satu sumber pangan fungsional karena mengandung antosianin sebagai antioksidan yang sangat bermanfaat untuk kesehatan manusia. Kendala budidaya padi beras merah saat ini adalah produksi yang rendah, salah satunya disebabkan ketersediaan Silika (Si) yang terbatas dan cenderung menurun pada tanah sawah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh aplikasi pupuk Nanosilika pada produksi dan kandungan antosianin padi beras merah. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor yaitu konsentrasi pupuk Nanosilika yang diberikan  (P0:0ml/L, P1:2,5 ml/L, P2: 5 ml/L, P3: 7,5 ml/L, P4: 10 ml/L). Paramater yang diukur: panjang malai, jumlah gabah per malai, persentase gabah berisi, persentase gabah hampa, berat gabah per rumpun, jumlah gabah per 1g, serta kandungan antosianin. Analisis data menggunakan Analysis of Variance dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test dengan taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua perlakuan Nanosilika (P1 sampai P4) berpengaruh pada peningkatan produksi dan kandungan antosianin padi beras merah. Perlakuan P4 (10ml/L) memberikan pengaruh yang tertinggi pada produksi dan kandungan antosianin tanaman padi beras merah.
Bentuk, Tipe dan Ukuran Amilum Umbi Gadung, Gembili, Uwi Ungu, Porang dan Rimpang Ganyong Hida Kumalawati; Munifatul Izzati; Sri Widodo Agung Suedy
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 3, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.3.1.2018.56-61

Abstract

Umbi dan rimpang memiliki bentuk, tipe dan ukuran amilum yang bervariasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk, tipe dan ukuran amilum umbi gadung, gembili, uwi ungu, porang, dan rimpang ganyong. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan lokasi pengambilan dan usia sampel yang telah ditentukan. Umbi porang (12 bulan) diambil dari daerah Semarang, sedangkan umbi gadung (9 bulan), gembili (9 bulan), uwi ungu (9 bulan ) dan rimpang ganyong (7 bulan) diambil dari daerah Pati. Parameter yang diamati yaitu bentuk, tipe dan ukuran amilum masing-masing dengan 5 ulangan. Data penelitian dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa amilum umbi gadung, gembili dan porang memiliki bentuk bulat tidak beraturan serta tipe konsentris, sedangkan amilum umbi uwi ungu dan rimpang ganyong memiliki bentuk bulat lonjong serta tipe eksentris. Rimpang ganyong memiliki diameter amilum terpanjang (kisaran 15,928 µm - 81,722 µm), sedangkan umbi gadung memiliki diameter amilum terpendek (kisaran  2,399 µm - 4,072 µm). Kata kunci: Umbi; rimpang; amilum 
Co-Authors . Suwardi . Suwardi Abdul Khafid Adityarini, Devi Agus Subagio Agus Subagio Aini, Nabilah Aisyah, Ajeng Aulia Alivia Prima Laksmita Amni Z. Rahman Anang Setyo Pramudiyanto Ardiyanti Ardiyanti Arif Surahman Asmoro Widagdo, Asmoro Atang Sutandi Atin Temon Sari Bayu Pradika Bima Adistya Della Widya Puspita Della Widya Puspita Devi Adityarini Ditasya Putri, Novika Edi Purnomo Endah Dwi Hastuti Endah Dwi Hastuti Endang Saptiningsih Enita Simbolon Erma Prihastanti Erma Prihastanti Fella Suffah Meinaswati Fendy E. Wahyudi Fevi Mawadhah Putri Hida Kumalawati Ibnul Qoyim, Ibnul Iffa Illiyya Fatma Ika Shintya Imam Firmansyah Imelda Anastasia Jafron Wasiq Hidayat Jumari Jumari, Jumari Junita Junita Kurnianto, Ikhwan Zain Lily Nur Inda Sary Maliya, Ikhsanti Marcelinus Christwardana Mega Rizqi Utami Monica Dewi Sisca Mudlikatun Khasanah Muhadiono Muhadiono, Muhadiono Muhammad Farras Ilham Muhammad Rizaldi Zaman Munifatul Izzati Munifatul Izzati Nazaruddin Sinaga Ni Putu Tasya Savitri Nintya Setiari Nintya Setiari Noor Laila Safitri Noor Laila Safitri Novi Sultonia Farida Nurdiana Riska Nurrahmah Azizah Nurrahmah Azizah, Nurrahmah Nurul Hidayati Nurul Hidayati Olivia, Theresia Bianca Lucretia Peter Gell Purna Sulastya Putra Purna Sulastya Putra Putri, Marieshafa Salsabila Rachmad Setijadi, Rachmad Rafika Amalia Rahmat Setijadi, Rahmat Rasyid Abdulaziz Relita Aprisa Retno Puspitasari Retno Robiatul Al Adawiyah Riche Hariyati Rina Budi Astuti Rini Budihastuti Rofi'ana Rofi'ana Rofiqotul Khasanah Rully Rahadian Sarah, Solifa Sarjana Parman Sarjana Parman Satwika Paramasatya, Satwika Savitri, Ni Putu Tasya Septriono Hari Nugroho Septriono Hari Nugroho Siti Umi Shofiyatin Skolastika Dara Sabatini Skolastika Dara Sabatini Slamet Ifandi, Slamet Sofian, Arif Ardianto Sri Darmanti Sri Hariyati Sri Haryanti Sri Haryanti Sri Haryanti Sunarno Sunarno surur, Mukhammad akmal Titi Nurul Oodriyyah, Titi Nurul Titi Nurul Qodriyyah Tri Retnaningsih Soeprobowati Udi Harmoko Widiartanto Widiartanto Yanty Yosephin Yulita Nurchayati Zaenul Muhlisin