Claim Missing Document
Check
Articles

Found 89 Documents
Search
Journal : Jurnal Produksi Tanaman

Pengaruh Dosis Pupuk Bekas Cacing dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Pratama, Al Ghazali Putra; Sugito, Yogi
Jurnal Produksi Tanaman Vol 9, No 10 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1587

Abstract

Penambahan bahan organik sangat diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah, baik secara fisik, kimia maupun biologi tanah. Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan yaitu pupuk bekas cacing (kascing). Di Indonesia, jagung merupakan komoditi pangan yang penting setelah padi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengaruh dosis pupuk kascing dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung, serta mengetahui kombinasi perlakuan yang optimal. Penelitian ini dilaksanakan di desa Modong, Tulangan, Kabupaten Sidoarjo pada tanggal 25 September 2020. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial diulang sebanyak tiga kali. Parameter pengamatan pertumbuhan terdiri dari berat kering total (g) dan luas daun (cm2). Sedangkan parameter komponen hasil meliputi berat tongkol berkelobot (g) dan berat tongkol tanpa kelobot (g). Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) dengan taraf 5%. Jika hasil berbeda nyata, maka dilakukan uji lanjut dengan beda nyata jujur (BNJ) pada taraf 5%. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan dosis pupuk kascing dan jarak tanam terhadap indeks luas daun dan hasil panen jagung berkelobot. Pemberian dosis pupuk kascing 10 t ha-1 dan 20 t ha-1 dengan jarak tanam 75 cm x 30 cm dan 75 cm x 35 cm mampu meningkatkan nilai indeks luas daun dan laju pertumbuhan tanaman jagung. Pemberian dosis pupuk kascing 20 t ha-1 mampu meningkatkan hasil panen jagung berkelobot dan tanpa kelobot. Perlakuan jarak tanam 75 cm x 25 cm, 75 cm x 30 cm dan 75 cm x 35 cm mampu aatmeningkatkan hasil panen jagung berkelobot dan hasil panen jagung tanpa kelobot.
Pengaruh Dosis Mulsa Jerami Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.) Priandi, Asril; Azizah, Nur; Sugito, Yogi
Jurnal Produksi Tanaman Vol 9, No 11 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1597

Abstract

Tanaman sawi hijau telah banyak dibudidayakan di Indonesia, namun produktivitas masih tergolong rendah. Adanya penurunan produktivitas tanaman sawi dapat disebabkan oleh beberapa kompetisi antara tanaman budidaya dengan gulma. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan tidak merusak lingkungan yaitu dengan penggunaan mulsa jerami. Penelitian ini bertujuan untuk  mempelajari pengaruh dosis mulsa jerami terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau dan mendapatkan dosis mulsa jerami yang optimum terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau. Hipotesis dari penelitian ini adalah penggunaan mulsa jerami dengan dosis optimum dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau.Penelitian dilaksanakan bulan Juni-Juli di Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang terdiri dari 6 perlakuan yaitu, Tanpa Mulsa, 3 ton ha-1,6 ton ha -1, 9 ton ha-1, 12 ton ha-1, 15 ton ha-1 dan 4 ulangan. Variabel pengamatan meliputi jumlah daun, luas daun, indeks luas daun, bobot kering total tanaman, laju pertumbuhan tanaman, dan bobot segar per hektar. Hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa aplikasi mulsa jerami berpengaruh nyata pada luas daun, indeks luas daun, bobot kering, dan bobot segar tanaman sawi per hektar seiring dengan penambahan dosis mulsa jerami sampai dengan 12 ton ha-1 dan menurun dengan penambahan dosis 15 ton ha-1. Berdasarkan hasil analisis regresi, diperoleh dosis mulsa optimum mulsa jerami untuk pertumbuhan dan hasil sawi hijau sebesar 11,43 ton ha-1 dengan persamaan y = -0,0298x2 + 0,68x + 7,56 (R2 = 0,9108).
Pengaruh Dosis PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L.) Pada Sistem Tanam Monokultur dan Tumpangsari Menak Simbolon; Setyono Yudo Tyasmoro; Yogi Sugito; Ninuk Herlina
Jurnal Produksi Tanaman Vol. 10 No. 9 (2022): Terbitan Bulan September
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.protan.2022.010.09.07

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya produksi di bidang pertanian, salah satunya yaitu produksi tomat. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendapatkan interaksi dosis PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) pada sistem tanam monokultur dan tumpangsari terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan petak terbagi (split plot) dengan dua faktor yaitu sistem tanam sebagai petak utama dan konsentrasi PGPR sebagai anak petak dan diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah perlakuan sistem tanam yang terdiri dari 2 taraf, yiatu: K1 = Monokultur, K2 = Tumpangsari. Faktor kedua adalah perlakuan konsentrasi PGPR (Plant Growth Promting Rhizobacteria) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: P0 = 0 ml PGPR/liter air, P1 = 5 ml PGPR/liter air, P2 = 10 ml PGPR/liter air , P3 = 15 ml PGPR/liter air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian PGPR dengan konsentrasi 15 ml/L pada sistem tanam monokultur menunjukkan hasil pertumbuhan dan hasil tanaman tomat lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pemberian PGPR pada sistem tanam tumpangsari menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang berbeda dengan pemberian PGPR pada sistem tanam monokultur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada masing-masing perlakuan PGPR pada sistem tanam monokultur dan tumpangsari memberikan pengaruh secara nyata pada seluruh parameter pengamatan. Semakin banyak konsentrasi yang diberikan, maka hasil produksi semkain tinggi. Pemberian PGPR 15 ml/L pada sistem tanam monokultur memberikan hasil yang terbaik pada pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Pemberian dosis PGPR pada setiap perlakuan sistem tanam monokultur menunjukkan peningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman tomat dibandingkan dengan setiap perlakuan sistem tanam tumpangsari.
Pengaruh Dosis PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L.) Pada Sistem Tanam Monokultur dan Tumpangsari Simbolon, Menak; Tyasmoro, Setyono Yudo; Sugito, Yogi; Herlina, Ninuk
Produksi Tanaman Vol. 10 No. 9 (2022): Terbitan Bulan September
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.protan.2022.010.09.07

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya produksi di bidang pertanian, salah satunya yaitu produksi tomat. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendapatkan interaksi dosis PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) pada sistem tanam monokultur dan tumpangsari terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan petak terbagi (split plot) dengan dua faktor yaitu sistem tanam sebagai petak utama dan konsentrasi PGPR sebagai anak petak dan diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah perlakuan sistem tanam yang terdiri dari 2 taraf, yiatu: K1 = Monokultur, K2 = Tumpangsari. Faktor kedua adalah perlakuan konsentrasi PGPR (Plant Growth Promting Rhizobacteria) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: P0 = 0 ml PGPR/liter air, P1 = 5 ml PGPR/liter air, P2 = 10 ml PGPR/liter air , P3 = 15 ml PGPR/liter air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian PGPR dengan konsentrasi 15 ml/L pada sistem tanam monokultur menunjukkan hasil pertumbuhan dan hasil tanaman tomat lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pemberian PGPR pada sistem tanam tumpangsari menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang berbeda dengan pemberian PGPR pada sistem tanam monokultur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada masing-masing perlakuan PGPR pada sistem tanam monokultur dan tumpangsari memberikan pengaruh secara nyata pada seluruh parameter pengamatan. Semakin banyak konsentrasi yang diberikan, maka hasil produksi semkain tinggi. Pemberian PGPR 15 ml/L pada sistem tanam monokultur memberikan hasil yang terbaik pada pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Pemberian dosis PGPR pada setiap perlakuan sistem tanam monokultur menunjukkan peningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman tomat dibandingkan dengan setiap perlakuan sistem tanam tumpangsari.
Pengaruh Dosis Pupuk Kascing dan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Fajri, Atikah; Sugito, Yogi
Produksi Tanaman Vol. 11 No. 6 (2023): Juni
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.protan.2023.011.06.06

Abstract

Permasalahan pada lahan pertanian saat ini yaitu rendahnya kandungan bahan organik dalam tanah. Tujuan dari percobaan adalah untuk mempelajari pengaruh dosis pupuk kascing pada jarak tanam berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, terletak di Jatimulyo, Malang dari bulan Juni hingga September 2022. Alat yang digunakan meliputi timbangan analitik, Leaf Area Meter, dan oven. Bahan yang digunakan yaitu benih kacang hijau varietas Vima 5, pupuk kascing, insektisida, dan fungisida. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Faktor pertama adalah dosis pupuk kascing: dosis 0 ton ha-1, 5 ton ha-1, dan 10 ton ha-1. Faktor kedua adalah jarak tanam: 40 cm x 15 cm, 40 cm x 20 cm, dan 40 cm x 25 cm. Kombinasi perlakuan dilakukan 3 ulangan. Hasil analisis ragam menunjukkan tidak terdapat pengaruh dosis pupuk kascing pada jarak tanam berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau. Dosis pupuk kascing 10 ton ha-1 menghasilkan indeks luas daun dan laju pertumbuhan tanaman lebih tinggi dibandingkan 5 ton ha-1 dan 0 ton ha-1. Perlakuan jarak tanam 40 cm x 15 cm menghasilkan indeks luas daun dan laju pertumbuhan tanaman lebih tinggi dibandingkan jarak tanam lainnya. Sementara itu, perlakuan jarak tanam 40 cm x 20 cm menghasilkan hasil biji (ton ha-1) lebih tinggi dibandingkan jarak tanam 40 cm x 25 cm, serta menghasilkan jumlah polong per tanaman, jumlah biji per tanaman, dan bobot 100 biji (g) lebih tinggi dibandingkan jarak tanam 40 cm x 15 cm.
Respons Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Brokoli (Brassica oleraceae var. italica) terhadap Penggunaan Dosis Pupuk Kandang Ayam dan PGPR Klarisa Sasa Bella; Yogi Sugito; Kartika Yurlisa
Produksi Tanaman Vol. 11 No. 12 (2023): Desember
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.protan.2023.011.12.04

Abstract

Tingkat kesuburan tanah yang rendah pada lahan pertanian di Indonesia menjadi salah satu kendala dalam meningkatkan produksi tanaman brokoli di Indonesia. Pupuk kandang ayam dan PGPR dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan produksi tanaman brokoli. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari interaksi dosis pupuk kandang ayam dan PGPR terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman brokoli. Percobaan dilaksanakan di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu pada bulan Juli hingga September 2022. Rancangan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF). Faktor pertama dosis pupuk kandang terdiri atas pupuk kandang 0 ton ha-1, 4 ton ha-1 dan 8 ton ha-1. Faktor kedua dosis PGPR terdiri atas 0 l ha-1, 6 l ha-1, 12 l ha-1 dan 18 l ha-1. Hasil menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara dosis pupuk kandang ayam dan PGPR terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman brokoli. Interaksi antara dosis pupuk kandang ayam dan PGPR berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan dan hasil tanaman brokoli berupa luas daun pada 49 HST, laju pertumbuhan tanaman pada 35-49 HST, berat segar bunga per tanaman dan berat segar bunga per hektar. Pemberian dosis PGPR yang meningkat belum dapat mengurangi dosis pupuk kandang ayam pada tanaman brokoli.
Pengaruh Konsentrasi Kalsium Nitrat dan Varietas Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sawi (Brassica juncea L.) Pada Hidroponik Sistem Sumbu Daniswara, kevin arsya; Sugito, yogi
Produksi Tanaman Vol. 13 No. 1 (2025): Januari
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/

Abstract

Pertanian konvensional berbasis tanah menghadapi kendala yang cukup berat khususnya di Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh produktivitas tanah yang mulai berkurang yang disebabkan oleh kesuburan tanah yang kurang baik, salah satu faktor menurunnnya kualitas tanah yaitu penanamann yang dilakukan secara terus menerus selama bertahun tahun-tahun dan yang terpenting penurunan ketersediaan lahan per kapita yang disebabkan oleh pembangunan yang signifikan. Hidroponik dianggap salah satu teknik budidaya tanpa menggunakan tanah yang dapat meningkatkan hasil kualitas produk pertanian. Hidroponik merupakan sistem budidaya tanaman dengan menggunakan air sebagai media tanamnya yang terkadung nutrisi dan oksigen untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Budidaya sawi hidroponik memiliki banyak keunggulan, selain lebih bersih dari pada teknologi konvensional (menggunakan media tanah). Tujuan dari percobaan ini yaitu mempelajari interaksi antara konsentrasi kalsium nitrat dan varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi. Hipotesis dari percobaan ini yaitu terdapat interaksi yang nyata antara konsentrasi kalsium nitrat dan varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi.Percobaan ini dilaksanakan di Greenhouse Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Greenhouse Fakultas Pertanian terletak pada ketinggian tempat 440-667 mdpl dengan kisaran suhu harian 22,70C-25,10C. Percobaan ini dilaksanakan pada Februari 2022 sampai dengan Maret 2022. Percobaan ini merupakan percobaan faktorial dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF). Faktor pertama adalah konsentrasi kalsium nitrat yang terdiri dari atas 4 taraf, yaitu 0 gram Kalsium Nitrat/1 liter AB Mix, 30 gram Kalsium Nitrat/1 liter AB Mix, 60 gram Kalsium Nitrat/1 liter AB Mix, dan 90 gram Kalsium Nitrat/1 liter AB Mix. Sedangkan faktor kedua adalah varietas yang terdiri dari Varietas Tosakan dan Varietas Shinta. Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan adalah tidak terdapat interaksi nyata antara pemberian konsentrasi kalsium nitrat dan varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Sawi. Terdapat hasil berbeda nyata pada perlakuan kalsium nitrat dengan konsentrasi 30g/L pada parameter bobot konsumsi dan bobot kering.
SISTEM IRIGASI BERSELANG (INTERMITTENT IRRIGATION) PADA BUDIDAYA PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS INPARI-13 DALAM POLA SRI (SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION) Regazzoni, Oscar; Sugito, Yogi; Suryanto, Agus
Produksi Tanaman Vol. 1 No. 2 (2013)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem irigasi berselang terhadap produktivitas tanaman padi varietas Inpari-13. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya di Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang mulai Bulan Maret sampai Juli 2012. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan interval hari tergenang sebagai petak utama (PU) dengan 3 taraf (G1: 2 hari tergenang, G2: 3 hari tergenang, G3: 4 hari tergenang) dan interval hari kering sebagai anak petak (AP) dengan 4 taraf (K1: 2 hari kering, K2: 4 hari kering, K3: 6 hari kering, K4: 8 hari kering), serta perlakuan kontrol (K0: tanpa hari kering). Berdasarkan hasil percobaan didapatkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang kuadratik pada interval 2 hari penggenangan terhadap interval hari kering pada parameter bobot gabah kering giling dan produksi gabah kering giling per hektar. Interval 2 hari penggenangan mempunyai pengaruh 99,85% pada semua interval hari kering terhadap parameter bobot gabah kering giling dan produksi gabah kering giling per hektar. Interval pengeringan 2 hari dan 6 sampai 8 hari memberikan hasil yang sama tinggi apabila dikombinasikan dengan interval penggenangan 2 sampai 3 hari yaitu 6,49 sampai 6,77 ton ha-1.
UJI METODE PENGOLAHAN TANAH TERHADAP HASIL WORTEL (Daucus carota L.) VARIETAS LOKAL CISARUA DAN TAKII HIBRIDA Andriani, Putri; Suryanto, Agus; Sugito, Yogi
Produksi Tanaman Vol. 1 No. 5 (2013)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kualitas umbi wortel yang dihasilkan didominasi malformasi bentuk umbi seperti umbi bercabang (forking) bengkok dan kerdil yang mengakibatkan penurunan nilai ekonomis yang secara umum disebabkan Hambatan mekanis tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pengolahan tanah yang dapat meminimalisir pengolahan tanah serta mengarah pada konservasi lahan sehingga dapat menekan biaya produksi tanpa mengurangi produksi wortel. Percobaan ini dilaksanan pada bulan Januari sampai April 2013 di kebun percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya yang terletak di Cangar, Kota Batu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan 8 kombinasi perlakuan dan 4 kali ulangan. Pengolahan tanah sebagai petak utama terdiri dari tanpa olah tanah, lah Tanah Minimum, olah tanah petani dan olah tanah maksimum, sedangkan perbedaan varietas wortel sebagai anak petak yaitu Varietas Lokal Cisarua dan Varietas Takii Hibrida. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan olah tanah minimum, olah tanah petani dan olah tanah maksimum pada Varietas Lokal Cisarua menunjukkan hasil yang lebih baik daripada tanpa olah tanah sebesar 52 % terhadap parameter bertumbuhan dan 49.83 % terhadap komponen hasil. Sedangkan pada Varietas Takii Hibrida, perlakuan olah tanah petani dan olah tanah maksimum menunjukkan hasil yang lebih baik daripada olah tanah minium dan tanpa olah tanah sebesar 26.95 % terhadap parameter bertumbuhan dan 29.64 % terhadap komponen hasil. Pengolahan tanah minimum mampu menghasilkan produksi bobot segar, panjang umbi, volume umbi dan prosentase umbi normal (Grade A) yang sama dengan pengolahan metode petani dan pengolahan maksimum. Kata kunci: Pengolahan Tanah, Wortel, Varietas Lokal dan Hibrida
PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) Hadi, Rahma Yunalia; Heddy, Y. B. Suwasono; Sugito, Yogi
Produksi Tanaman Vol. 3 No. 4 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produksi buncis yang masih rendah mengakibatkan pemenuhan kebutuhan baik nasional maupun ekspor masih belum terpenuhi.  Usaha untuk meningkatkan produksi tanaman dengan pengaturan jarak tanam serta pemberian pupuk kotoran kambing. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan jarak tanam dan dosis pupuk kotoran kambing pada pertumbuhan dan hasil buncis dan mendapatkan jarak tanam dan dosis pupuk kotoran kambing yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil. Percobaan ini telah dilaksanakan pada Oktober sampai Desember 2012 di Desa Kepuharjo, Kec. Karangploso, Kab. Malang. Percobaan menggunakan RAK Faktorial 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor I yaitu jarak tanam: 50 cm x  20 cm (J1), 50 cm x 30 cm (J2) dan 50 cm x 40 cm (J3); Faktor II yaitu dosis pupuk kotoran kambing: 0 ton ha-1 (P0), 5 ton ha-1 (P1), 10 ton ha-1 (P3) dan 15 ton ha-1 (P4). Hasil percobaan menunjukkan terjadi interaksi antara jarak tanam dan dosis pupuk kotoran kambing pada parameter bobot segar dan kering tanaman, bobot segar dan kering polong, jumlah polong dan bobot polong per tanaman. Secara terpisah, jarak tanam dan dosis kotoran kambing mempengaruhi pertumbuhan dan hasil. Perlakuan jarak tanam 50 x 30 cm menjadi 50 cm x 40 cm meningkatan bobot per hektar sebanyak 0,43 ton ha-1. Pemberian pupuk kotoran kambing dari 0 ton ha-1 sampai 15 ton ha-1 dapat meningkatkan bobot polong per hektar sebanyak 1,34 ton ha-1. Kata kunci : Buncis, Jarak Tanam, Pupuk Kotoran Kambing
Co-Authors Adi Prawoto agus suprapto Agus Suryanto Agus Suryanto Agus Suryanto Agus Suryanto Ali Djamhuri Andriani, Putri Arrosyid, Harun Arrosyid, Harun Azmi, Ivan Rizky Bambang Guritno Baswarsiati, Baswarsiati Belinda, Nia Belinda, Nia Budiadi, Fitsyadina Atria Budiadi, Fitsyadina Atria Chaerunnisa, Sita Sarah Chaerunnisa, Sita Sarah Daniswara, kevin arsya Delima, Juliana Dewi Ratih Rizki Damaiyanti Didik Hariyono Dinarti, Nindia Dinarti, Nindia Dwi Yamika, Wiwin Sumiya Effendi, Mokhtar Effendi, Mokhtar Eka Intan Kumala Putri Eko Widaryanto Fajri, Atikah Farrakhan, Muhammad Husni Febriandani, Hasna Luthfiyyan Febriandani, Hasna Luthfiyyan Fitriana, Diah Asih Fitriana, Diah Asih Garfansa, Marchel Putra Garfansa, Marchel Putra Hadi, Rahma Yunalia Hadzafi, Muhammad Muammar Halmedan, Jemy Halmedan, Jemy Haura, Putri Hasna Heddy, Y. B. Suwasono Husni Thamrin Sebayang Intan Talitha Sakti Kartika Yurlisa Kartika Yurlisa, Kartika Klarisa Sasa Bella Lilik Setyobudi Lily Agustina M.Pd S.T. S.Pd. I Gde Wawan Sudatha . Mafula, Fitriatul Mafula, Fitriatul Manalu, Jodi Elvin Medha Baskara Medha Baskara Menak Simbolon Muasyaroh, Siti Muasyaroh, Siti Mudji Santoso Nakhmiidah, Nisa Nakhmiidah, Nisa Nihayati, Ellis Ninuk Herlina Ninuk Herlina Nugroho, Agung Nugroho, Indanus Faried Nugroho, Indanus Faried Nur Alifah, Falia Nanda Nur Alifah, Falia Nanda Nur Azizah Nurul Aini Oscar Regazzoni Oscar Regazzoni Oscar Regazzoni Pratama, Al Ghazali Putra Priandi, Asril Pribadi, Puguh Pribadi, Puguh Putri Andriani Putri, Vandanita Permata Rahma Yunalia Hadi, Rahma Yunalia Rakhman, Mukhammad Noor Arif Rakhman, Mukhammad Noor Arif Regazzoni, Oscar Rengga, Intan Aningrum Rochman, Andi Syaifur Rochman, Andi Syaifur Ruliwicaksono, Muhammad Rizky Ruliwicaksono, Muhammad Rizky S M Sitompul Sebayang, Husni Thamrin Sembiring, Melda Yuartaria Sembiring, Melda Yuartaria Setyobudi, Lilik Setyono Yudo Tyasmoro Sija, Patta Simanjuntak, Chyntia Simanjuntak, Chyntia Simaremare, Jen Rico Simbolon, Menak Sinta, Dinda Clarra Sirait, Stella Gaudensia Sisca Fajriani Sitawati Sitawati Soemarno Soemarno Sri Winarsih Sudaryono Sudaryono Sudiarso Sudiarso Sudiarso, Sudiarso Sutopo Sutopo Sutopo, Sutopo Syamsul Arifin Tarigan, Hiskia Tarigan, Hiskia Titiek Islami Ufairah, Rusydah Ufairah, Rusydah Velayati, Novel Akbar Velayati, Novel Akbar Wibowo, Mohamad Arik Wibowo, Mohamad Arik Wiwin Sumiya Dwi Yamika, Wiwin Sumiya Y. B. Suwasono Heddy Yohanes Kristantyo Yonny Koesmaryono Yuni Agung Nugroho