Articles
            
            
            
            
            
                            
                    
                        Stres, Kecemasan dan Kadar Kortisol Serum Wanita dengan Sindrom Ovarium Polikistik (SOPK) 
                    
                    Kurniawati, Erna Yovi; 
Hadisaputro, Suharyo; 
Suwandono, Agus                    
                     JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 10, No 3 (2023) 
                    
                    Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.22146/jkr.72468                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Latar Belakang: SOPK dikaitkan dengan risiko kesehatan mental jangka panjang seperti disfungsi seksual, gangguan kesehatan, gangguan mood, kecemasan, dan depresi. Kadar kortisol mempengaruhi fungsi endokrin lain dalam tubuh dan dapat mempengaruhi resistensi insulin dan anovulasi.Tujuan: Mengetahui tingkat stress, tingkat kecemasan dan kadar kortisol serum wanita dengan sindrom ovarium polikistik (SOPK)Metode: Penelitian deskriptif, metode sampel pusposive sampling dengan jumlah responden 30 wanita dengan sindrom ovarium polikistik di Yogyakarta. Instrumentasi menggunakan Kuesioner State Anxiety dan Trait Anxiety (STAI), Perceived Stress Scale-10 (PSS-10), dan Kadar kortisol serum dengan ELISA di LPPT UGM.Hasil dan Pembahasan: Seluruh responden mengalami kecemasan, sebesar 53% responden mengalami kecemasan berat, dan seluruh responden mengalami tingkat stress berat. Rerata kadar kortisol serum 124.98 mcg/dl.Kesimpulan: Faktor psikologis sebagai indikator psikologis yang perlu dicegah atau dikelola saat merawat SOPK. Kombinasi terapi fisik dan psikoterapi atau mindfulness diperlukan untuk efektivitas terapi yang optimal.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        PEMAHAMAN ASPEK HUKUM FINTECH LENDING DALAM MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN 
                    
                    Suwandono, Agus; 
Suparto, Susilowati; 
Yuanitasari, Deviana; 
Kusmayanti, Hazar                    
                     PROFICIO Vol. 5 No. 1 (2024): PROFICIO: Jurnal Abdimas FKIP UTP 
                    
                    Publisher : FKIP UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.36728/jpf.v5i1.2936                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Perkembangan Fintech Lending memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh pendanaan. Namun demikian, keberadaan Fintech Lending seringkali menimbulkan permasalahan hukum yang merugikan konsumen. Pemahaman secara komprehensif aspek hukum Fintech Lending diharapkan dapat meminimalisir terjadinya kerugian konsumen. Metode yang digunakan dalam Pengabdian Pada Masyarakat ini dilaksanakan dengan penyuluhan hukum yang diawalai dengan pemberian materi dan diskusi. Hasil Pengabdian Masyarakat bahwa perlindungan hukum terhadap konsumen Fintech Lending dapat dikategorikan menjadi dua yaitu perlindungan hukum terhadap Fintech Lending Ilegal dan Fintech Lending yang terdaftar atau memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan. Masyarakat dan konsumen Fintech Lending harus bijak memanfaatkan layanan Fintech Lending untuk menghindari adanya potensi kerugian yang dialami konsumen.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        PENINGKATAN PEMAHAMAN AKAD-AKAD PERBANKAN SYARIAH DALAM MEWUJUDKAN LITERASI KEUANGAN SYARIAH 
                    
                    Nun Harrieti; 
Suwandono, Agus                    
                     PROFICIO Vol. 5 No. 1 (2024): PROFICIO: Jurnal Abdimas FKIP UTP 
                    
                    Publisher : FKIP UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.36728/jpf.v5i1.2946                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Indonesia menjalankan kegiatan perekonomiannya berdasarkan dual economic system, dimana dijalankan dua sistem perekonomian secara berdampingan yaitu sistem perekonomian konvensional dan sistem perekonomian syariah. Perkembangan sistem perekonomian syariah yang cukup tinggi di Indonesia harus diimbangi dengan literasi keuangan syariah terutama terkait perbankan syariah yang merupakan lembaga keuangan syariah yang permodalannya terbesar di Indonesia. Tujuan pengabdian kepada Masyarakat ini adalah untuk meningkatkan literasi masyarakat akan kegiatan usaha perbankan syariah sehingga diharapkan dapat memudahkan masyarakat dalam mengakses dan menggunakan layanan perbankan syariah. Metode yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah diskusi terarah yang diikuti oleh semua unsur masyarakat desa cileunyi wetan Kabupaten Bandung. Kegiatan usaha perbankan syariah yang utama terdiri dari proses penghimpunan dan penyaluran dana melalui mekanisme pembiayaan yang didasarkan pada akad yang berbeda-beda sesuai dengan tujuannya berdasarkan Prinsip Syariah. Mayoritas masyarakat peserta pengabdian pada masyarakat ini sudah mengetahui keberadaan perbankan syariah dan setelah penyuluhan ini lebih memahami terkait kegiatan usaha perbankan syariah termasuk jenis-jenis akad yang digunakan.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        PENINGKATAN PEMAHAMAN HAK-HAK KONSUMEN DALAM MEWUJUDKAN PELINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN 
                    
                    Suwandono, Agus; 
Darodjat, Rafan                    
                     PROFICIO Vol. 5 No. 2 (2024): PROFICIO : Jurnal Abdimas FKIP UTP 
                    
                    Publisher : FKIP UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.36728/jpf.v5i2.3451                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Pemahaman akan hak-hak konsumen memegang peranan penting dalam pelindungan terhadap konsumen. Perlunya peningkatan pemahaman hak-hak konsumen, melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini berupa penyuluhan hukum. Penyuluhan hukum diawali dengan pemberian materi yang dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab mengenai implementasi hak-hak konsumen berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Hasil pengabdian pada masyarakat menunjukkan bahwa pemahaman mengenai hak-hak konsumen bukan hanya pada hak konsumen berupa kompensasi, ganti rugi atau penggantian barang dan/atau jasa yang bersifat kuratif maupun rehabilitatif. Undang-Undang Perlindungan Konsumen memberikan pelindungan terhadap konsumen melalui hak-hak konsumen, selain bersifat kuratif dan rehabilitatif juga perlindungan yang bersifat promotif dan preventif. Pemahaman konsumen akan hak-haknya sebagai konsumen semakin meningkatkan pelindungan hukum terhadap konsumen.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Penyuluhan Hukum Mengenai Larangan Pencantuman Klausula Baku Bagi Pelaku Usaha dalam Rangka Mewujudkan Pelindungan Konsumen 
                    
                    Agus Suwandono; 
Deviana Yuanitasari; 
Nun Harrieti; 
Etty Mulyati; 
Holyness N. Singadimedja; 
Rafan Darodjat                    
                     PaKMas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 1 (2024): Mei 2024 
                    
                    Publisher : Yayasan Pendidikan Penelitian Pengabdian Algero 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.54259/pakmas.v4i1.2869                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Standard clauses in consumer protection are terms or conditions unilaterally determined by business actors. Standard clauses are regulated in Article 18 of the Consumer Protection Act. Understanding standard clauses is essential for consumers and business actors, so legal counseling is needed to increase awareness and understanding for consumers and business actors. The Consumer Protection Act does not prohibit the inclusion of standard clauses in agreement documents between consumers and business actors. The Consumer Protection Act only prohibits the inclusion of standard clauses contrary to Article 18, paragraphs (1) (2) of the Consumer Protection Act. Article 18 paragraph (3) of the Consumer Protection Act determines that the standard clause that contradicts Article 18 paragraph (1), (2) of the Consumer Protection Act is declared null and void. In addition, the legal consequences for business actors for the inclusion of standard clauses that are contrary to Article 18 paragraph (1), (2) of the Consumer Protection Act based on Article 62 paragraph (1) of the Consumer Protection Act are threatened with imprisonment for a maximum of five years or a maximum fine of two billion. In including standard clauses in documents or agreements with consumers, business actors must pay attention to the provisions of Article 18 of the Consumer Protection Act. This legal counseling activity increases the awareness and understanding of consumers and business actors regarding standard clauses based on consumer protection laws, which can ultimately realize consumer protection.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Peningkatan pemahaman mengenai tanggung jawab pelaku usaha berdasarkan undang-undang perlindungan konsumen 
                    
                    Suwandono, Agus; 
Yuanitasari, Deviana                    
                     Jurnal Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (JP2M) Vol. 6 No. 1 (2025) 
                    
                    Publisher : Universitas Islam Malang 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.33474/jp2m.v6i1.22141                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Pemahaman mengenai tanggung jawab bagi pelaku usaha memegang peranan penting dalam pelindungan konsumen. Untuk itu, pelaku usaha perlu memahami pengaturan serta implementasi tanggung jawab pelaku usaha berdasarkan undang-undang perlindungan konsumen. Metode yang digunakan pengabdian pada masyarakat menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR), melalui kegiatan penyuluhan hukum. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini meningkatkan pemahaman pelaku usaha mengenai tanggung jawab pelaku usaha berdasarkan undang-undang perlindungan konsumen yaitu tanggung jawab secara perdata, pidana dan administrasi. Tanggung jawab pelaku usaha umumnya dilaksanakan secara perdata, yaitu dengan pemberian ganti rugi yang dapat berupa pengembalian uang, penggantian barang atau jasa, perawatan kesehatan dan pemberian santunan. Tanggung jawab secara pidana dilakukan dengan pemberian sanksi pidana, sedangkan secara administrasi dapat berupa tambahan sanksi pidana dapat berupa perintah penghentian produksi, penarikan produk, sampai dengan pencabutan izin usaha. Implementasi dari tanggung jawab pelaku usaha berdasarkan undang-undang perlindungan konsumen tidak selalu diterapkan secara bersama-sama, tetapi bisa secara sendiri-sendiri maupun kombinasi antara secara perdata, pidana dan administrasi dengan memperhatikan kepentingan konsumen maupun pelaku usaha. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini perlu dilaksanakan secara bekelanjutan untuk semakin meningkatkan pemahaman dan kesadaran pelaku usaha mengenai aspek-aspek hukum pelindungan konsumen secara komprehensif.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        SPECIAL CRIMINAL LAW AGAINST SHARIA ECONOMIC CRIMES 
                    
                    Darodjat, Rafan; 
Suwandono, Agus                    
                     Jurnal Justisia Ekonomika: Magister Hukum Ekonomi Syariah Vol 8 No 2 (2024): Desember 
                    
                    Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.30651/justeko.v8i2.24012                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
The growth of the Islamic economy is reflected in the business lines of the financial sector, halal industry, investment, and Islamic social finance (zakat, waqf, infaq, and sadaqah). Public trust to carry out Islamic economic activities arises because of the Islamic principles upheld and the security of its management. However, Islamic economics has its own appeal because it is labeled according to religious teachings and is not profit-oriented. The state as an organ of power must be able to be present to supervise and carry out coercion if there is a criminal offense. Criminal offenses in Islamic Law are in the realm of Fiqh Jinayah, which regulates the punishment for a crime. The imposition of sanctions in Islam is indeed severe, but the more highlighted preventive efforts. Specific criminal law research on sharia economic crimes with normative juridical types, normative legal research is presented in a description for a comprehensive picture so that it has a major impact on Islamic economics. The results of this study obtained an overview that the impact of the existence of criminal specialization for those who commit crimes against sharia economic activities can give confidence to the public to use Islamic financial services and Islamic social social institutions that channel donor assets. The verdict on sharia economic crimes must be carried out by professionals who understand fiqh and sharia principles, the evidence must be materially clear to fulfill a sense of justice. The punishment given to those who misuse it must be more severe as a preventive effort.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN BERBASIS KEARIFAN LOKAL: PELUANG DAN TANTANGAN 
                    
                    Suwandono, Agus                    
                     Jurnal Panorama Hukum Vol 3 No 2 (2018): Desember 
                    
                    Publisher : Fakultas Hukum Universitas PGRI Kanjuruhan Malang 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                    |
                            
                            
                                Full PDF (665.644 KB)
                            
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.21067/jph.v3i2.2814                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
One of the functions of traditional institutions is to maintain the balance of the order and harmony of indigenous peoples. This research discusses the existence and the possibility of applying consumer dispute settlement based on local wisdom. The research method used empirical juridical supported using primary data secondary data. The results showed that the existence of traditional institutions in resolving the dispute depends on the obedience and submission of indigenous peoples would be customary law and traditional institutions. The implementation of consumer dispute settlement possible based on local wisdom applied with due regard to regional characteristics, customs and laws. Keywords: consumer, local wisdom, settlement of disputes.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Ikrar Talak dalam Perspektif Kompilasi Hukum Islam dan Fiqh Klasik: Analisis Komparatif 
                    
                    Melati Wulandari; 
Suwandono, Agus                    
                     Hukum Inovatif : Jurnal Ilmu Hukum Sosial dan Humaniora Vol. 2 No. 3 (2025): Juli : Hukum Inovatif : Jurnal Ilmu Hukum Sosial dan Humaniora 
                    
                    Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.62383/humif.v2i3.2082                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
This study explores the complexity of ikrar talak (divorce declaration) that does not comply with Indonesia's positive legal framework and its impact on the legal protection of wives and children. Although the Marriage Law and the Compilation of Islamic Law (KHI) regulate the formal procedures for divorce, verbal divorce declarations outside the court remain prevalent, causing legal uncertainty and harm to vulnerable parties. This research employs a normative juridical method, focusing on legal statutes and Islamic legal principles. The findings reveal the urgent need for harmonization between Islamic law and positive law to ensure justice and optimal protection, especially for women and children. Major obstacles include low legal literacy, social acceptance of verbal talak, and limited access to judicial institutions. The study proposes strengthening the role of religious courts, enhancing public legal education, and applying the maqashid sharia approach to safeguard fundamental rights. A holistic legal reform is necessary to ensure that the ikrar talak process adheres to formal legal standards while protecting vulnerable groups.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Peningkatan Pemahaman Konsumen Mengenai Gugatan Perwakilan Kelompok dalam Mewujudkan Perlindungan Konsumen 
                    
                    Suwandono, Agus; 
Agus Suwandono; 
Deviana Yuanitasari; 
Hazar Kusmayanti                    
                     TONGKONAN: JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 4 No 1 (2025): Tongkonan: Jurnal Pengabdian Masyarakat 
                    
                    Publisher : FKIP UKI TORAJA 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.47178/fqdz0v29                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
The Resolution of consumer disputes involving many consumers will be effective and efficient if carried out jointly through a class action mechanism. Class action is generally a lawsuit filed by a number of people who have the same interests and the same legal events and legal basis. The Objective of this community services is to increase consumer understanding of class action lawsuits in consumer protection law. The approach used in this community service is legal counseling using a participatory action research (PAR) approach. The results of this community service have increased consumer and public understanding of class action lawsuits in consumer protection. The understanding of consumers regarding class action lawsuits is expected to provide consumer with an effective and efficient means of resolving disputes, in addition to filling lawsuits individually. The increased understanding of consumer regarding class action lawsuits is expected to raise awareness and understanding among consumers, thereby realizing consumer protection.