Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Menata Kembali Pendidikan Bangsa dan Masyarakat Indonesia Baru: Sekolah, Universitas dan Masyarakat Madani Suyata, Suyata
Dinamika Pendidikan Vol 8, No 1 (2001): Dinamika Pendidikan No. 1, TH. VIII Maret 2001
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2602.557 KB)

Abstract

Menata Kembali Pendidikan Bangsa dan Masyarakat Indonesia Baru: Sekolah, Universitas dan Masyarakat Madani
KEBEBASAN SISWA DALAM BUDAYA DEMOKRATIS DI SEKOLAH (STUDI MULTI KASUS DI SMA YOGYAKARTA) Lesilolo, Herly Janet; Zamroni, Zamroni; Suyata, Suyata
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 3, No 1 (2015): Juni
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.017 KB) | DOI: 10.21831/jppfa.v3i1.7809

Abstract

Penelitian bertujuan untuk: (1) mendekripsikan alasan sekolah memberi kebebasan kepada siswa; (2) mendeskripsikan alasan bahwa kebebasan siswa dapat dilaksanakan, jika budaya sekolah adalah budaya demokratis; dan (3) mendekripsikan praktik kebebasan siswa dalam budaya demokratis di sekolah. Metode penelitian: kualitatif naturalistik dengan strategi studi kasus, dan menggunakan jenis studi kasus multiple case study. Tempat penelitian, SMA Kolese De Britto Yogyakarta dan SMA Negeri 1 Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan, (1) Sekolah memberikan kebebasan kepada siswa karena, siswa memiliki keunggulan dan kapasitas. Siswa seharusnya dibiarkan menjadi apa yang mereka pikirkan, rasakan, hadirkan dan lakukan sehingga siswa menjadi mandiri, terinsiprasi dalam mengeksplorasikan kreativitas dan imajinasi. (2) Alasan praktik kebebasan siswa dapat dilakukan dalam budaya demokratis di sekolah karena, budaya demokratis dapat berperan sebagai tenaga penggerak dalam ruang lifelong pembelajaran demokrasi sehingga interaksi, relasi dan perilaku kebebasan siswa tetap teratur secara demokratis, dan (3) Praktik kebebasan siswa yaitu, kebebasan akademik dengan kontrol sosial dan menerapkan kegiatan belajar mandiri. Dalam belajar mandiri, siswa belajar tanpa intervensi guru, siswa secara kritis dan kreatif belajar dengan mengamati, menganalisis, dan sharing. Siswa melakukan interaksi sosial berupa toleransi, saling menghormati dan menerima ide dan kritik, serta kerjasama menciptakan relasi sharing dengan siswa lain membedakan prestasi akademik.
MODEL EVALUASI DALAM SUPERVISI PEMBELAJARAN IPA BERBASIS LIMA DOMAIN SAINS Winaryati, Eny; Suyata, Suyata; Sumarno, Sumarno
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol. 17 No. 2 (2013)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta in cooperation with Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/pep.v17i2.1698

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengembangkan model evaluasi diri dan teman sejawat (EDTS) dalam supervisi pembelajaran IPA berbasis lima domain sains (5 DS); 2) mengevaluasi pembelajaran IPA berbasis 5 DS dalam supervisi melalui model EDTS; 3) menguji keefektifan model.Objek penelitian ini adalah SMP Negeri 7, 11, 14, 15, 19,  29, dan 32. Model EDTS dikembangkan melalui penelitian dan pengembangan (R&D). Subjeknya adalah guru sendiri, gurusejawat, dan kepala sekolah. Alur pelaksanaan evaluasinya adalah: guru sendiri dan guru sejawat mengobservasi kegiatan pra pembelajaran dan proses pembelajaran. Data observasi divalidasi oleh kepala sekolah, ditindaklanjuti dengan diskusi, dan dilanjutkan dengan kegiatan feedback dan evaluasi diri. Penelitian ini menghasilkan: 1) model EDTS melalui pendekatan ANTRANINPRO (Antacedent, Transaction, Interim Product), dikembangkan dengan metode R&D; 2) Model EDTS disusun untuk memperkuat pelaksanaan supervisi di sekolah, melalui dukungan informasi yang diberikan guru kepada kepala sekolah; 3) berdasarkan hasil evaluasi, diperoleh penilaian kurang baik pada item yang terkait dengan 5DS, terutama domain kreativitas dan aplikasi sains; 4) model EDTS efektif untuk digunakan, berdasarkan data: validitas model (sangat baik), validitas konten (96% relevan), reliabilitas (kriteria baik), model memberi kemudahan user untuk menggunakan, serta memberi dampak positif terhadap perbaikan pembelajaran.Kata kunci: model evaluasi, supervisi pembelajaran, lima domain sains______________________________________________________________EVALUATION MODEL IN THE TEACHING SUPERVISION OF NATURAL SCIENCES BASED ON FIVE DOMAINS OF SCIENCE Abstract The purposes of this study are: 1. deeveloping a self and peer evaluation model (EDTS model) in the teaching supervision of natural sciences based on five domains of science (DS 5); 2. evaluating the teaching in supervision of natural sciences based on five domains of science (DS 5) through EDTS model; 3. measuring the effectiveness of this model. The objects of this research are SMPN 7, 11, 14, 15, 19, 29, and 32. The EDTS model was developed through research and development (R&D). The subjects are teachers, teacher's peers and headmasters. The steps of the evaluation were: teachers and teacher's peers observedpre learning activities and learning processes. Observation data were validated by the headmasters, followed by discussion and feedback and self-evaluation. The results of this research are: 1) EDTS models through ANTRANINPRO approach (Antecedent, Transaction, Interim Product) is developed by the R & D method; 2) EDTS model is designed to strengthen the implementation of supervision in schools, through the support of information provided by the teacher to the headmaster; 3) Based on the evaluation, items associated with 5DS are considered not so good, especially the domain of creativity and scientific applications; 4) EDTS model is effective to be used, based on the data: the validity of the model (very good), content validity (96% relevant), reliability (good criteria), the model gives the user easiness to use, and gives a positive impact on learning improvement.Keywords: models of evaluation, teaching supervision, five domains of science.
MODEL EVALUASI PEMBELAJARAN BERBASIS KAIZEN DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Wijayati, Primardiana Hermilia; Suyata, Suyata; Sumarno, Sumarno
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol. 17 No. 2 (2013)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta in cooperation with Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/pep.v17i2.1703

Abstract

Tujuan penelitian adalah mengembangkan model evaluasi pembelajaran yang hasilnya dapat digunakan untuk mendeteksi kekeliruan dan melakukan koreksi sendiri, serta sistem informasi-nya. Pengembangan dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam empat tahap, yaitu penelitian, penciptaan dan desain, rekayasa dan pengemasan, tahap pengujian dan evaluasi. Konstruk model evaluasi dimodifikasi dari model Marzano dan divalidasi melalui focus group discussion dan teknik Delphi. Subjek penelitian terdiri dari guru dan siswa di enam SMAN dan satu SMA swasta di Malang. Hasil penelitian: 1) model evaluasi didukung oleh instrumen evaluasi diri guru, evaluasi teman sejawat, dan evaluasi siswa; 2) karakteristik instrumen evaluasi mencakup validitas, reliabilitas, dan kepraktisan telah teruji; 3) sistem informasi hasil evaluasi disajikan dalam bentuk bar chart yang memuat informasi kelebihan dan kekurangan guru, rencana perbaikan guru, dan saran perbaikan untuk guru dan sekolah; 4) instrumen evaluasi berbentuk software disertai manualnya. Kata kunci: model evaluasi, kaizen, pembelajaran, sekolah menengah atas ______________________________________________________________A TEACHING EVALUATION MODEL BASED ON KAIZEN AT SENIOR HIGH SCHOOL Abstract This study aimed at developing an evaluation model to find out problems in the teaching process in order to prevent mistakes and to make a self-correction for assuring a continuous teaching improvement, and to deliver its information system. This was a development study which used quantitative and qualitative approaches carried out in four phases, namely initial research, invention and design, engineering and packaging, and test and evaluation. The construct of this evaluation model was adapted from Marzano's evaluation model and had been validated by a focus group discussion and Delphi technique. The subjects of this study were senior high school teachers and students from six public senior high schools (SMAN) and a private senior high school in Malang. This study shows the following conclusions: 1) The evaluation model based on kaizen has been equipped by self-evaluation instrument, evaluation instrument by colleagues and students; 2) The characteristics of the evaluation model based on kaizen for quality assurance of teaching at senior high school consisted of validity, reliability, and practicability which had been verified. The validity evidence had been obtained through focus group discussion and Delphi techniques, and had been analyzed using content validity ratio (CVR) and content validity index (CVI) proposed by Lawshe. The construct validity was elaborated through the structural equation modeling based on component; 3) The results of model fit test using GesCA-program developed by Heungsun Hwang indicate that the model is supported by the data shown by the value of GFI 0,997, and SRMR 0.076; 4) The information system of the evaluation results is presented in bar chart which accommodates teachers' strengths and weaknesses, teachers' planning of improvement, and suggestion of improvement for teachers and school.Keywords: development model, evaluation model, teaching process
MODEL AFL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN HIGHER ORDER THINKING SKILLS MAHASISWA VOKASI BIDANG BUSANA Widihastuti, Widihastuti; Suyata, Suyata
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol. 18 No. 2 (2014)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta in cooperation with Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/pep.v18i2.2866

Abstract

Penelitian ini bertujuan: (1) mengembangkan model AFL berbasis HOTS untuk pembelajaran bidang busana di perguruan tinggi; (2) menguji keefektifan model AFL berbasis HOTS dalam meningkatkan pemahaman dan HOTS mahasiswa pendidikan vokasi bidang busana. Penelitian pengembangan ini menggunakan HC-ADDIE modification model. Tahapan research meliputi analysis & need assessment. Tahapan development meliputi design prototype model, validasi model, uji keterbacaan, melatih  dosen,  uji coba terbatas dan diperluas sebagai implementation, analysis, dan evaluation melalui CAR. Tahapan diffusion meliputi diseminasi hasil penelitian melalui seminar dan jurnal. Subjek uji coba adalah mahasiswa S1 Pendidikan Teknik Busana, Fakultas Teknik, UNY. Analisis data menggunakan teknik statistik deskriptif kuantitatif dengan penyajian data berupa tabel, grafik, dan diagram, serta menggunakan teknik statistik inferensial yaitu one-way ANOVA, dengan bantuan program Excell dan SPSS for Windows 17.0. Hasil penelitian menunjukkan: (1) model AFL berbasis HOTS berhasil dikembangkan melalui HC-ADDIE modification model; (2) model AFL berbasis HOTS terbukti efektif untuk meningkatkan pemahaman dan HOTS mahasiswa.Kata kunci: AFL, HOTS, mahasiswa vokasi bidang busana_____________________________________________________________THE AFL MODEL TO IMPROVE UNDERSTANDING AND HIGHER ORDER THINKING SKILLS OF STUDENTS OF CLOTHING IN COLLEGEAbstractThis study aims: (1) to develop a model of HOTS-based AFL to the teaching and learning of clothing in college; (2) to investigate the effectiveness of the developed model of HOTS-based AFL to improve understanding and HOTS of student of clothing vocational education. This study is a development research, using HC-ADDIE modification model that is the collaboration and modification of the research, development, and diffusion of Hopkins & Clark model with ISD-ADDIE model and the classroom action research. The stages of research include analysis and needs assessment. The stages of development include designing prototype models, validating model, testing reliability, training lecturer/observer, conducting limited and extended trials as implementation, analysis, and evaluation through the classroom action research. The stages of diffusion include the dissemination of research results through seminars and journals. The subjects of this study were under graduate student teachers majoring in the field of clothing of vocational education in the first semester of 2012/2013 at Clothing Technical Education Program, Faculty of Engineering, Yogyakarta State University. The data analysis used the descriptive statistical techniques with the presentation in the form of tables, graphs, and diagrams, as well as using inferential statistical techniques namely one-way ANOVA. The process of data analysis used Excel and SPSS for Windows 17.0 program. The results of this study are as follows: (1) The HOTS-based AFL model for the teaching and learning of clothing to the student of clothing vocational education is successfully developed through the HC-ADDIE modification model. (2) The HOTS-based AFL model is effective to improve the students' understanding and students' HOTS.Keywords: AFL, HOTS, student of clothing vocational education
PERAN DISBIOSIS USUS PADA NONALCOHOLIC FATTY LIVER DISEASE Rahmayani, Febry; Suyata, Suyata
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 10 No. 4 (2024)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/htj.v10i4.1417

Abstract

Latar Belakang: Nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD) merupakan penyakit hati yang paling umum di dunia, dengan insiden mencapai 20%-30% di negara Barat. Penyakit ini ditandai oleh akumulasi lemak berlebihan di hepatosit. Diet memegang peran penting dalam memodulasi komposisi mikrobiota usus yang berdampak pada berbagai proses metabolisme manusia. Mikrobiota usus adalah komunitas mikroorganisme yang berperan dalam menjaga homeostasis metabolik, kesehatan kekebalan tubuh, dan melindungi tubuh dari infeksi patogen. Disbiosis terjadi ketika terjadi gangguan dalam homeostasis mikrobiota usus. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara mikrobiota usus, disbiosis, dan pengaruhnya terhadap perkembangan NAFLD. Metode: Pencarian artikel dilakukan melalui database Science Direct, PubMed, dan Google Scholar untuk artikel yang dipublikasikan antara 2013 hingga 2023. Kata kunci yang digunakan adalah “Nonalcoholic fatty liver disease”, “NAFLD”, “disbiosis”, dan “mikrobiota usus”. Hasil: Dari hasil studi literatur, ditemukan bahwa enam filum utama dalam mikrobiota usus, yaitu Firmicutes, Bacteroidetes, Proteobacteria, Verrucomicrobia, Actinobacteria, dan Fusobacteria, berperan dalam perkembangan NAFLD. Perubahan komposisi mikrobiota usus dapat meningkatkan peradangan, resistensi insulin, dan steatosis yang berkontribusi pada NAFLD. Kesimpulan: Perubahan mikrobiota usus yang disebabkan oleh disbiosis berpotensi memperburuk perkembangan NAFLD, yang menekankan pentingnya peran mikrobiota dalam metabolisme hati dan kesehatan manusia
Kebijakan Sistem Zonasi Persekolahan Untuk Pemerataan Dan Mutu Pendidikan: Universalisasi Vs Seleksi, Melawan Arus Suyata, Suyata
JURNAL INOVASI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jimp.v4i2.12535

Abstract

Artikel ini membahas dua sistem penempatan siswa di sekolah dan kelas berfocus dampaknya terhadap perbaikan sekolah dan belajar semua anak. Negara berusaha mengendalikan pendidikan melalui sekolah negeri, publik. Pemerintah menetapkan zona-zona pendidikan sebagai suatu sistem dikenal juga sistem neighborhood schooling. Berbagai sebab dan pertimbangan kebijakan orang tua memilih sekolah ditetapkan dan menjadi luas sekitar tahun 80an akhir .Orang tua bebas memilih sekolah dilaksanakan sejak Indonesia merdeka Timbullah fenomena sekolah favorit dan nonfavorit.. Kesenjangan pendidikan mulai dibahas terkait dengan orang tua memilih. Pemerintah mengeluarkan kebijakan zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB). Timbullah pro dan kontra sistem zonasi pendidikan. Dua sistem generic penempatan siswa di sekolah dan kelas itu sarat ideology. Kelompok orang tua memilih sekolah memiliki kaitan dengan pandangan bahwa pendidikan itu suatu komoditas dapat dijualbelikan secara bebas. Praktik selektif mendominasi pendidikan. Dampaknya terjadinya pemisahan etnis dan social di sekolah dan di masyarakat. Ini berbeda dengan pandangan bahwa pendidikan itu “barang social” untuk semua orang dan perbaikan pendidikan dapat diusahakan bersama oleh seluruh masyarakat dengan prinsip ekuiti berdimensi fairness dan inclusi. Perlu dikembangkan institusi yang dapat membebaskan prestasi siswa lepas dari kondisi social ekonomi orang tua dan setiap siswa dapat memiliki keterampilan dasar minimal untuk perbaikan kehidupan mereka dan masyarakatnya. Lazimnya pemerintah pusat dan daerah menetapkan zona-zona sekolah dan mengatur penempatan siswa. Zona pendidikan dan prosedur penempatan anak dapat terus dikaji dampaknya buat perbaikan. Konsep indeks dissimilarity dan indeks exposure dikembangkan untuk memantau dampak implementasi dua sistem penempatan siswa tersebut.
Pedagogical Content Knowledge (PCK) Mathematics Pre-service Teachers in Developing Content Representations (CoRes) Suripah, Suripah; Suyata, Suyata; Retnawati, Heri
International Journal on Emerging Mathematics Education IJEME, Vol. 5 No. 1, March 2021
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/ijeme.v5i1.19954

Abstract

This study aimed to determine the pedagogical content knowledge (PCK) of pre-service teachers in developing CoRes as a support for designing mathematics learning. Data were collected by reviewing documents of CoRes development results by 32 pre-service teachers after analyzing school mathematics learning documents in the form of syllabi and lesson plans prepared by experienced teachers. The analysis of the results of the pre-service CoRes document made by the pre-service teachers is done using descriptive statistics that are by calculating the mean. The results of the data analysis show that 18.8% of the pre-service teachers achieved very good qualification, 56.3% with good qualification, 15.6% with sufficient qualification, and 9.4% with poor qualification. Although there were still pre-service teachers belonged to the poor qualification, there were no pre-service teachers who failed in developing CoRes. Some individual students still seem to have difficulty developing CoRes. However, the CoRes document that has been prepared is very useful for carrying out further activities. Thus, it can be concluded that the development of CoRes can be used by pre-service teachers as a support to design learning.
Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Resiliensi Sekolah Di Era Digital Wiyana, Adi; Hidayati, Dian; Suyata, Suyata; Hasanah, Enung
Manajemen Pendidikan Volume 19, No. 1, Tahun 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jmp.v19i1.3999

Abstract

In the digital era, the leadership of school principals necessitates serious consideration to act as a catalyst for teachers adapting to changes. Principals must be capable of addressing the various challenges of education and transforming problems into opportunities to establish schools, that yield high-quality graduates. They must also generate creative and innovative ideas in their leadership role. There are several leadership styles that principals can adopt in the digital era, including authoritarian, democratic, laissez-faire, transformational, transactional, and authoritarian styles. This research aims to comprehend and describe the various challenges principals face in the digital era. It employed a qualitative descriptive approach and interview methods and was conducted at SD Muhammadiyah Special Program Rabbani Karanganom, Klaten, Central Java. Interviews were conducted with the principal, ICT teachers, and a driving teacher. The research concludes that principals, as leaders, must confront various challenges in democratic and styles being the most dominant, in the digital era should provide comfort, with the democratic and transformational styles being the most dominant.  Digital leaders in schools should embody four main characteristics: problem-solving, collaboration, a love for learning, and a student-focused approach.
Pengembangan Keterampilan Kepemimpinan Mahasiswa Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek Hasanah, Enung; Suyata, Suyata; Ghazi, M Ikhsan Al; Fauzia, Fauzia; Akbar, Sahrul
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) Vol 9, No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Mandala Education (Januari)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jime.v9i1.4579

Abstract

Kepemimpinan merupakan aspek pokok yang harus dikembangkan sebagai karakter wajib mahasiswa kependidikan. Untuk itu diperlukan berbagai strategi agar dapat mengembangkan kepemimpinan para mahasiswa. Dalam konteks ini, pembelajaran berbasis proyek, diyakini sebagai salah satu strategi pembelajaran yang efektif dalam mengembangkam berbagai aspek kepemimpinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi keterampilan kepemimpinan yang dimaknai mampu berkembang berdasarkan pengalaman mahasiswa mengikuti pembelajaran proyek. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian fenomenologi. Jumlah partisipan dalam penelitian ini sebanyak 24 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa keterampilan kepemimpinan yang dapat dirasakan oleh mahasiswa sebagai hasil keikutsertaan mereka dalam pembelajaran proyek adalah keterampilan merencanakan, keterampilan berkomunikasi yang efektif, keterampilan mengatur waktu, keterampilan literasi, keterampilan networking, keterampilan mengambil keputusan, dan melakukan refleksi.