Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan (Journal of Soil Science and Environment)

Soil Moisture Characteristics on Several Soil Types Dwi Putro Tejo Baskoro; Suria Darma Tarigan
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 9 No 2 (2007): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.671 KB) | DOI: 10.29244/jitl.9.2.77-81

Abstract

Soil water availability is one of the important factors injluencing plant growth. Soil that can store more water in alonger time can support a better plant growth. This study was aimed to evaluate the dynamics of soil water of four differentsoils with different characteristics. Four soils classes are clayey textured soils-Red Yellowish Podsolik Jasinga, Clayeytextured soils-Latosol Darmaga, . Sandy Textured soil-Regosol Sindang Barang, and highly organic mater content soi/sAndosolSukamantri. The result showed that at every-suction analyzed, Andosol Sukamantri had consistently highest watercontent while Regosol Sindang Barang was consistently lowest. Similar tendency wasfoundfor available water capacity. Theresult also showed that moisture content at Regosol decrease more rapidly than those of the other three soils. The time need to reach likely constant moisture content is variable with soil type; lowest at Regosol Sindangbarang (45 hours after completely saturated and drained) followed by Podsolik Jasinga (73 hours), Latosol darmaga (74 hours) and Andosol Sulcamatri (76 hours).
ANALISIS RESPON HIDROLOGI TERHADAP PENERAPAN TEKNIK KONSERVASI TANAH DI SUB DAS LENGKONG MENGGUNAKAN MODEL SWAT Gunadi Firdaus; Oteng Haridjaja; Suria Darma Tarigan
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 16 No 1 (2014): Jurnal Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (860.332 KB) | DOI: 10.29244/jitl.16.1.16-23

Abstract

Salah satu penyebab banjir dan erosi adalah kondisi biofisik di bagian hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) yang sudah tidak dapat mendukung fungsi hidrologis DAS. Perlu dilakukan upaya-upaya penerapan teknik konservasi tanah yang tepat untuk memperbaiki fungsi hidrologis DAS tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis respon hidrologi berdasarkan kondisi biofisik DAS pada tingkat analisis skala meso, dan (2) menganalisis respon hidrologi berdasarkan penerapan skenario teknik konservasi tanah. Wilayah kajian untuk penelitian adalah di sub DAS Lengkong yang terletak di bagian hulu DAS Cisadane seluas 1,788 ha. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pemodelan hidrologi Soil and Water Assessment Tool (SWAT). Hasil analisis respon hidrologi terhadap penerapan skenario konservasi tanah menunjukkan Koefisien Regim Sungai sebesar 149.71 untuk skenario 1 (penanaman tanaman strip) dan 2 (penanaman pohon mengikuti kontur), sebesar 149.80 untuk skenario 3 (pembuatan teras), sebesar 150.25 untuk skenario 4 (gabungan skenario 1 dan 2), dan sebesar 149.31 untuk skenario 5 (gabungan skenario 1, 2 dan 3). Berdasarkan nisbah erosi potensial dengan erosi yang dapat ditoleransi, diperoleh indeks bahaya erosi untuk skenario 1 sebesar 2.63 (sedang), skenario 2 sebesar 2.57 (sedang), skenario 3 sebesar 0.60 (rendah), skenario 4 sebesar 2.45 (sedang), dan skenario 5 sebesar 0.44 (rendah). Penerapan teknik konservasi tanah yang mengkombinasikan penanaman pohon mengikuti kontur dan penanaman tanaman strip dengan pembuatan teras secara bersamaan, merupakan teknik konservasi tanah yang terbaik untuk memperbaiki respon hidrologi DAS, sehingga dapat direkomendasikan untuk diterapkan di sub DAS Lengkong pada khususnya, dan di DAS Cisadane bagian hulu pada umumnya.
PENGGUNAAN CITRA MODIS SEBAGAI PENDUGA SUHU DALAM PERHITUNGAN EVAPOTRANSPIRASI DENGAN METODE BLANEY-CRIDDLE (STUDI KASUS: DAS CIMADUR, BANTEN) Reyna Prachmayandini; Suria Darma Tarigan; Bambang Hendro Trisasongko
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 14 No 1 (2012): Jurnal Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (871.462 KB) | DOI: 10.29244/jitl.14.1.14-20

Abstract

Evapotranspirasi (ET) merupakan komponen neraca air terpenting setelah curah hujan. Saat ini, pengukuran evapotranspirasi dapat dilakukan dengan menggunakan input data yang berbasis penginderaan jauh. Penelitian ini mengembangkan rumus empirik perhitungan evapotranspirasi, yaitu Blaney-Criddle, dengan memanfaatkan nilai Land Surface Temperature (LST) yang diekstrak melalui citra Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) sebagai masukan dalam komponen suhu dalam persamaan tersebut. Validasi dilakukan antara nilai LST MODIS (akuisisi siang dan malam) dan nilai T Stasiun Iklim Darmaga, pada berbagai ketinggian (5 cm, 100 cm, 120 cm) dan waktu (07.00, 07.10, 13.00, dan 13.50 WIB). Pada LST siang, temperatur yang diestimasi oleh MODIS, lebih mendekati pengukuran temperatur stasiun iklim pada ketinggian 5 cm (dibandingkan dengan pengukuran temperatur pada ketinggian lainnya) dengan nilai R2 sebesar 0.36. Sedangkan LST malam, memiliki hubungan yang cukup kuat dengan T stasiun pada ketinggian 120 cm. Namun demikian, nilai R2 tertinggi didapatkan pada hubungan antara LST malam dengan T stasiun pada ketinggian 100 cm, dengan nilai R2 sebesar 0.57. Secara umum, nilai evapotranspirasi potensial yang berada pada DAS Cimadur berada pada rentang 4.45-5.65 mm hari-1 (mendekati kondisi sebenarnya). Dengan berbasis penginderaan jauh, nilai evapotranspirasi dapat disajikan secara spasial maupun temporal. Namun demikian, terdapat kendala terkait ketersediaan data yang menyebabkan nilai evapotranspirasi hanya tersedia pada bulan-bulan kering. Penelitian ini menunjukkan bahwa jika hal ini diperbaiki dengan mengkombinasikan data LST terbaik dalam 1 bulan, ketersediaan data evapotranspirasi potensial secara spasial dan temporal dalam satu bulan dapat meningkat >50% dari kondisi awal 0%.
KARAKTERISTIK HANTARAN HIDROLIK JENUH TANAH PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, PTPN VII LAMPUNG SELATAN Pungkas Syahadat; Suria Darma Tarigan; Kukuh Murtilaksono
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 13 No 2 (2011): Jurnal Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.536 KB) | DOI: 10.29244/jitl.13.2.58-62

Abstract

Kelapa sawit (Elais guineensis Jacq.) merupakan salah satu tanaman yang memerlukan air dalam jumlah yang banyak. Ketersediaan air merupakan salah satu faktor pembatas utama bagi produksi kelapa sawit. Pada musim kemarau kelapa sawit akan mengandalkan cadangan air bawah tanah untuk kebutuhan airnya. Hantaran hidrolik merupakan parameter sifat fisik tanah yang berperan dalam penambahan air bawah tanah. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui karakteristik hantaran hidrolik jenuh pada berbagai jenis lokasi yang meliputi gawangan mati, piringan, dan jalan pikul pada perkebunan kelapa sawit PTPN VII Lampung. Karakteristik ini dapat dijadikan acuan pengelolaan lahan agar dapat meningkatkan cadangan air bawah tanah. Nilai hantaran hidrolik jenuh pada lokasi gawangan mati berkisar antara 2.9-30.4 cm jam-1 dengan kelas sedang sampai sangat cepat, pada lokasi piringan berkisar antara 2.5-13.4 cm jam-1 dengan kelas agak lambat sampai cepat, dan pada lokasi berupa jalan pikul nilai hantaran hidrolik jenuhnya berkisar antara 1.6-12.8 cm jam-1 yang berada pada kelas agak lambat sampai cepat. Tingginya hantaran hidrolik pada gawangan mati disebabkan terjaganya struktur tanah oleh tumpukan pelepah yang sudah mati. Hasil penelitian menunjukan bahwa aktifitas pemanenan yang intensif menurunkan nilai hantaran hidrolik jenuh tanah pada areal piringan dan jalan pikul tempat mengangkut hasil panen disebabkan peningkatan kepadatan tanah.
NERACA AIR LAHAN GAMBUT YANG DITANAMI KELAPA SAWIT DI KABUPATEN SERUYAN, KALIMANTAN TENGAH Suria Darma Tarigan
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 13 No 1 (2011): Jurnal Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.68 KB) | DOI: 10.29244/jitl.13.1.14-20

Abstract

Penurunan muka air pada lahan gambut memicu oksidasi dan subsiden, khususnya pada musim kemarau. Agar dampak penurunan muka air dapat dikelola dengan baik, maka perlu dikaji besaran komponen neraca air (water balance) yang meliputi: a) Pre-storage, b) Evapotranspirasi, c) Ruang pori drainase, d) Konduktivitas hidrolik dan e) Drainase. Penelitian ini bertujuan mengkaji komponen neraca air tersebut pada lahan gambut yang ditanami kelapa sawit yang dapat digunakan untuk menetapkan pengelolaan drainase yang optimal. Metodologi yang digunakan dalam perhitungan kedua komponen neraca air adalah persamaan Hooghoudt Steady-State Approach yang diverifikasi dengan pengukuran data lapang terkait tinggi muka air dengan menggunakan piezometer. Penelitian lapang dilakukan pada perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Selama musim kemarau (Juli-September), evapotranspirasi mencapai 386 mm yang melebihi besaran curah hujan (311 mm). Jumlah air drainase pada periode ini adalah 90 mm atau 1 mm hari-1. Berdasarkan nilai-nilai tersebut terdapat defisit air sebesar 25 mm selama periode musim kemarau. Jika jarak saluran drainase ditingkatkan dari 30 m menjadi 50 mm, maka terjadi surplus neraca air sebesar 34 mm. Namun surplus tersebut hanya mampu menaikan muka air tanah sebesar 2.3 cm dari kondisi awal yang berada pada kedalaman 40-50 cm. Dalam rangka menghambat penurunan muka air pada musim kemarau maka pada masa transisi dari musim penghujan ke musim kemarau perlu dilakukan konservasi air melalui peningkatan pre-storage. Di samping itu kehilangan air drainase perlu ditekan seminim mungkin melalui pengaturan jarak saluran drainase dan penggunaan cascaded stop-log pada sistem saluran tersier.
Best Management Practice untuk Menurunkan Debit Aliran dan Hasil Sedimen DAS Ciujung Menggunakan Model SWAT: Best Management Practice to Reduce Flow Discharge and Sediment Yield in Ciujung Watershed Using SWAT Model Dede Sulaeman; Yayat Hidayat; Latief Mahir Rachman; Suria Darma Tarigan
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 18 No 1 (2016): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (679.996 KB) | DOI: 10.29244/jitl.18.1.8-14

Abstract

Ciujung Watershed is the biggest and considered one of the major watersheds in Banten Province related to floods that take place almost every year in the area. The study aimed to review the SWAT (Soil and Water Assessment Tool) Model performance in predicting flow discharge and sediment yield to determine the best management practice to reduce those parameters in Ciujung Watershed. There were some steps in running SWAT model, including: (1) delineate watershed; (2) create Hydrology Response Unit (HRU); (3) HRU definition; (4) climate data input; (5) write SWAT input files; (6) run SWAT model; (7) calibration and validation; and (8) hydrological parameters simulation. The study showed that the model had a good performance in predicting flow discharge with R2 and NSE values in the calibration process of 0.83 and 0.65 respectively. Meanwhile, the model resulted in not a satisfying performance in predicting sediment yield with R2 value of 0.55 and NSE value of -193.62. The validation process in predicting flow discharge produced R2 and NSE values of 0.78 and 0.63 respectively. Land management practices used in this study are reforestation, land degradation rehabilitation, soil and water conservation practice with vegetative and mechanical methods, and all land management practice implementation. The last scenario is the best management practice that can be implemented in Ciujung watershed to maintain watershed conditions. The scenario produced the best river regime coefficient by 65 (moderate), reduced direct runoff and sediment yield by 46% and 95% respectively, and increased lateral and return flow by 32% and 80% respectively. Keywords: Best management practice, flow discharge, hydrological parameters, sediment yield, SWAT model
KAJIAN PENGARUH SITU TERHADAP RESPON HIDROLOGI DI DAS PESANGGRAHAN MENGGUNAKAN MODEL HEC-HMS Selamet Kusdaryanto; Dwi Putro Tejo Baskoro; Suria Darma Tarigan
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 12 No 2 (2010): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.927 KB) | DOI: 10.29244/jitl.12.2.11-17

Abstract

Pesanggrahan river with total extent of watershed about 13,384 ha is one of rivers flowing through Jakarta City that causes flood problem every years. Many effort has been done to reduce flood problem, among others is to build reservoir in watershed, but the effectiveness of reservoir is still questionable. A research aimed to analyze gap of reservoir capacity changes and its influence on hydrological response and to arrange the scenario of reservoir capacity change to improve hydrological response in Pesanggrahan Watershed was done using HEC-HMS Model. Reservoir capacity change scenarios applied to the actual rainfall condition and designed rainfall condition with a certain recurrence interval. The scenarios consist of: reservoir with the exsisting condition (scenario 1), increase depth of reservoir to 5 meters (scenario 2) and build 6 reservoirs on Pesanggrahan watershed (scenario 3). The model was calibrated using daily discharge data from the date of January 10th to April 30th 2009. Model calibration result shows that model is quite accurate to predict peak discharge in Pesanggrahan Watershed with Nash-Sutcliffe efficiency value = 0.9817 and R2 =0.975. Simulation results showed that the reservoir is effective in decreasing its local effect to peak discharge (reservoir area). The presence of reservoir with existing condition reduce only 6.38 % of the peak run off in outlet Kebon jeruk, whereas building of 6 reservoir will reduce 24.6 % of the peak run off in outlet Kebon jeruk.Keywords : HEC-HMS Model, peak discharge, Reservoir capacity change
Karakteristik Beberapa Sifat Tanah pada Berbagai Posisi Lereng dan Penggunaan Lahan di DAS Ciliwung Hulu: Characteristics of Several Soil Properties in Various Slope Position and Land Use in Upper Ciliwung Watershed Marisa Dwi Putri; Dwi Putro Tejo Baskoro; Suria Darma Tarigan; Enni Dwi Wahjunie
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 19 No 2 (2017): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.447 KB) | DOI: 10.29244/jitl.19.2.81-85

Abstract

Bentuk lahan dikenal sebagai unit tanah dengan fase atau takson tertentu tergantung pada sistem pemetaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi perbedaan beberapa sifat tanah sepanjang bentuk lahan. Dihipotesiskan bahwa posisi tanah dalam bentuklahan menunjukkan sifat yang berbeda. Data dianalisis secara kuantitatif dengan teknik deskriptif termasuk variasi rata-rata, standar deviasi dan koefisien varian dilanjutkan dengan analisis varian menggunakan Least Significance Different (LSD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat-sifat tanah, khususnya permeabilitas tanah memiliki perbedaan yang signifikan sesuai dengan posisi urutan kemiringannya dalam bentuk lahan tertentu. Kata kunci: Bentuk lahan, penggunaan lahan, permeabilitas, posisi lereng, bobot isi tanah
PERAN DAN KOORDINASI LEMBAGA LINTAS SEKTORAL DALAM KONSERVASI SUMBERDAYA AIR (STUDI KASUS DAS GUMBASA KABUPATEN DONGGALA PROVINSI SULAWESI TENGAH) Muhammad Ansar; Suria Darma Tarigan; Dwi P T Baskoro
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 11 No 2 (2009): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.887 KB) | DOI: 10.29244/jitl.11.2.49-57

Abstract

Watershed management consists of multi stakeholders.  Therefore, institutional aspect for regulating interaction among stakeholders is very important to be taken into consideration in watershed management.  Watershed management will only be efficient if institutional aspect functioning in harmony.  Objective of this research is to study role and coordination of cross sectoral government institutions in management of water resource conservation.  In this research five elements of water resource conservation were analized, there are: 1) involved organizations, 2) related regulations, 3) management function performance (planning, execution, and controlling), 4) coordination aspect, and 5) priority instrument.  Each of those elements was sub-divided into sub-elements according to analysis model used in this research.  Two models were used in this analysis.  Those are Interpretative Structural Modeling (ISM) and Analytical Hierarchy Process (AHP).  Base on the analysis it is concluded that Big Agency of Lore Lindu National Park (BBTNLL), Agency of Watershed Management (BPDAS) Palu-Poso, and Forestry and Plantation Service of Donggala Regency were the most influential organizations in planning, execution, and controlling water resources conservation.  Role of those organizations in the management activities were mainly regulated in the respective regulations.  Coordination among acting organization is still weak due so the sectoral-ego and lack of qualified human resources.
OPTIMASI PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) DAN SOIL AND WATER ASSESSMENT TOOL (SWAT) (SUATU STUDI DI DAS CIJALUPANG, BANDUNG, JAWA BARAT) Erna Suryani; Suria Darma Tarigan
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 11 No 2 (2009): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.097 KB) | DOI: 10.29244/jitl.11.2.63-70

Abstract

The use and management of land resource which are unsuitable with its land capability will cause physical, chemical and biological-damage to the land and will disturb  its hydro-orological function. The damage of land resources in a watershed needs improvement to increase its land quality. Optimal land use management planning based on its land suitability and hydrological aspects become important and need to be applied. The objectives of the study were: 1) To analyze land use change at Cijalupang Watershed, 2) To evaluate SWAT capability to predict impact of land use change on the hydrologic characteritics of the watershed, and 3) To provide land use plan based on land quality and hydrologic characteritics of the watershed. The result showed that optimizing land use management by integrating GIS and SWAT model at the Cijalupang Watershed was capable to increase land quality of the watershed. This was shown by the improvement of its land use capability to create better hydrological condition by decreasing run off 2.1 % and increasing base flow and lateral flow 0.4% and 0.4%  respectively.
Co-Authors . Asisah . Hikmatullah . HIKMATULLAH Afri Fajar Agus Setiyono Agus Wahyudi AH. Maftuh Hafidh Zuhdi Ai Dariah Alim, Nurmaranti Andria Harfani Qalbi Aries Suharso Ario Damar Asisah, . Asyhari, Adibtya Atang Sutandi Austin Ullyta Baba Barus Bambang Dwi Dasanto Bambang Hendro Trisasongko Bandung Sahari Bejo Slamet Boedi Tjahjono Budi Kartiwa Budi Kuncahyo Budi Nugroho Bunasor Sanim Cahyo Wibowo Darda Effendi Dede Sulaeman Dede Sulaeman, Dede Desi Nadalia Despry Nur Annisa Ahmad, Despry Nur Annisa Dodik Ridho Nurrochmat Dudung Darusman Dwi P T Baskoro Dwi Putro Tejo Baskoro Dyah Retno Panuju Enni Dwi Wahjunie Enni Dwi Wahyunie Erizal , ERNA SURYANI Erwin Hermawan Evy Damayanthi Fadhlullah Ramadhani Fajar Nugraha Faqihna Pidin Fata, Yulia Amirul Fatoni, Arif Fitriani Hayati Gangga, Adi Gunadi Firdaus Haki Yusdinar Hari Agung Haris Syahbuddin Harisson, Rhett D. Hasim Hefni Effendi Hendrayanto . Hengky Wijaya Hery Widijanto Hidayat Pawitan Hidayat Pawitan Hidayat Pawitan Hidayat Pawitan Hidayat Pawitan I Nengah Surati Jaya Idqan Fahmi Iin Ichwandi Imas Sukaesih Sitanggang IPB, DGB Irdika Mansur Irmadi Nahib Irwan Irwan Ishak Yassir ISKANDAR ZULKARNAEN SIREGAR Jamhari Jamhari Jepri, Kristoporus kartika triasary Kerstin Wiegand Kiki Rishki Ananda Kukuh Murtilaksono Kukuh Murtilaksono Kukuh Murtilaksono La Baco S Laksono Trisnantoro Lala M Kolopaking Latief Mahir Rachman Lutfy Abdulah M Agus Setiadi M. Sri Saeni M. Yanuar J. Purwanto Ma'mun Sarma Mahardika, Rabbirl Yarham Mahendra Harjianto Mahendra Harjianto Mariana Lusia Resubun Mariana Lusiana Resubun Marimin , Marisa Dwi Putri Meilasari, Nabilla Muhammad Buce Saleh Muhammad Yanuar J. Purwanto Nahrowi Naik Sinukaban Naik Sinukaban Naik Sinukaban Naik Sinukaban Naik Sinukaban Naik Sinukaban Najla Anwar Fuadi Naro Pandapotan Pasaribu Nevky Emiraj Saputra Nicko Widiatmoko Novia Mustikasari Nurdiyanto Agung Prasetya Nurlaila Mubarokah Nurmaranti Alim Oktariza, Wawan Omo Rusdiana Oteng Haridjaja Oteng Haridjaja Oteng Haridjaja Patri, Syiskhaeka Prasetya, Nurdiyanto Agung Pungkas Syahadat Purwanto, Yanuar Jarwadi Purwiyatno Hariyadi Qalbi, Andria Harfani Ravelle, Adzan Pandu Reni Kusumo Tejo Reyna Prachmayandini Reza Hanjaya Rikky Mulyawan Rima Purnamayani Rudolf Kristian Tukayo Saiful Akhyar Lubis Sakti, Harry Hardian Santikayasa, I Putu Santun R.P Sitorus Santun R.P. Sitorus Sarif Robo Selamet Kusdaryanto Silalahi, Mangarah Sri Purwaningsih, Sri Sudradjat Sudradjat Sudradjat Sumiati Sunarti Sunarti Sunarti Sunarti Suprihatin Suprihatin Surya Cipta Ramadhan Kete Suryanto Suryanto Syafrani Syafrani Takeshi Katsumi Tania June Trihono Kadri Tukayo, Rudolf Kristian Ulfah Juniarti Siregar Ulfah Sarach Sheftiana Untung Sudadi Veybi Djoharam Vinni Lovita Widiatmaka Widiatmaka Widiatmaka Widya Ulfah Utami Wiwin Ambarwulam Yandra Arkeman Yayat Hidayat Yudha Kristanto Yulia Amirul Fata Yunita Lisnawati Yuri Ardhya Stanny Yusdinar, Haki Yustika, Rahmah Dewi Yusuf, Sri Malahayati