Claim Missing Document
Check
Articles

PERANCANGAN DESAIN CETAKAN INJECTION MOLDING UNTUK PEMBUATAN INSOLE SEPATU BERBAHAN SILICONE RUBBER Muhammad Iqbal; Yusuf Umardani; Agus Suprihanto
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 9, No 3 (2021): VOLUME 9, NOMOR 3, JULI 2021
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sepatu merupakan salah satu kebutuhan manusia yang berguna untuk melindungi kaki. Selain itu, kegunaan sepatu saat ini disesuaikan dengan aktifitas yang dilakukan seperti acara formal, olahraga hingga peningkat gaya hidup. Sepatu memiliki variasi dari bahan yang baik sampai bahan yang jelek. Saat kita memilih sepatu, kebanyakan dari kita memilih model dan kenyamanannya. Oleh karena itu bahan pembuatan sepatu dititik beratkan pada sifat-sifat untuk bagian atas, sol dalam dan sol luar yang berhubungan dengan kenyaman dalam pemakaian. Saat manusia berdiri tegak, ke dua telapak kaki bagian belakang menanggung beban 60% dari berat tubuh. Saat berjalan dan tumit menghentak di landasan beban satu kaki di area tumit bisa mencapai 70% dari berat tubuh. Sehingga dibutuhkan suatu insole sepatu untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk membuat cetakan insole sepatu berbahan dasar alumunium, serta mencetak insole sepatu dan meneliti hasil cetakan insole sepatu. Proses perancangan cetakan menggunakan software Solidwork, dilanjutkan dengan proses CAM / pembuatan G code menggunakan software Rhinoceros 6. Proses permesinan yang digunakan dalam pembuatan cetakan insole sepatu adalah Non-konvensional permesinan yaitu dengan mesin CNC (Computerized Numerical Control). Proses permesinan yang dilakukan adalah proses milling untuk pembuatan contour dari insole sepatu pada cetakan alumunium. Variasi komposisi talc yaitu 10% dan 25%. Hasil cetakan insole sepatu menggunakan cetakan berbahan dasar alumunium secara akurasi dimensi , pada cetakan kaki kiri memiliki akurasi dimensi terbesar 0,19% dan yang terkecil yaitu 2,23%. Sedangkan pada cetakan kaki kanan memiliki akurasi dimensi terbesar yaitu 0,557% dan yang terkecil yaitu 2,08%. Kemudian secara organoleptis menurut SNI 12-0172-200 tentang Sepatu Kanvas Untuk Umum, sudah memenuhi persyaratan, yakni bagian atas atau permukaan sol tidak boleh cacat berupa lepuh, sobek, dan warna tidak merata.
PERANCANGAN ALAT PENGECORAN LOGAM METODE EXPANDED POLYSTYRENE DENGAN BENTUK V-BELT PULLEY TYPE B Bona Frans Willy Simamora; Yusuf Umardani; Agus Suprihanto
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 9, No 2 (2021): VOLUME 9, NOMOR 2, APRIL 2021
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Polistirena adalah polimer organik sintetis serbaguna dengan rumus kimia (C8H8)n. Ini bisa berupa plastik serbaguna yang digunakan untuk membuat berbagai macam produk konsumen. Sebagai plastik keras dan padat, sering digunakan dalam produk yang membutuhkan kejernihan, seperti kemasan makanan dan peralatan laboratorium. Polistirena secara kimia tahan terhadap asam dan basa, tetapi mudah larut oleh banyak pelarut hidrokarbon terklorinasi dan aromatik. Ketika dikombinasikan dengan berbagai pewarna, aditif atau plastik lainnya, polistirena digunakan untuk membuat peralatan, elektronik, suku cadang mobil, mainan, pot dan peralatan berkebun dan banyak lagi. Dewasa ini perkembangan industri pengecoran logam semakin berkembang pesat, banyak metode yang digunakan dalam proses pengecoran logam, semakin banyak permintaan di pasaran untuk memproduksi benda – benda cor yang memiliki tingkat kerumitan tinggi. Kondisi ini mendorong industri pengecoran logam untuk mengembangkan teknologi dalam proses pengecoran. Permintaan dipasaran untuk benda – benda cor yang memiliki kerumitan tinggi membutuhkan cetakan yang khusus, maka dari itu perlu pengembangan dalam pembuatan cetakan, salah satunya adalah penggunaan Styrofoam untuk pola cetakan. Pengecoran expanded polystyrene merupakan salah satu jenis pengecoran yang menggunakan bahan Styrofoam sebagai bahan untuk membuat pola cetakan yang di tanam dalam pasir dan menjadi cetakan. Pada saat logam cair di masukkan ke dalam pasir dan menjadi cetakan. Pada saat logam cair dimasukkan ke dalam cetakan Styrofoam akan mencair dan menguap sehingga tempat itu akan di isi cairan logam.
ASPEK PROSES BALL MILLING PADA SILIKA RICE HUSK ASH M Faldy Syafar; Sulistyo Sulistyo; Yusuf Umardani
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 9, No 4 (2021): VOLUME 9, NOMOR 4, OKTOBER 2021
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Padi merupakan kebutuhan pokok bagi penduduk negara-negara Asia, terutama Indonesia. Dari proses penggilingan padi, diperoleh sekam padi sekitar 20 – 30% dari  bobot gabah sehingga dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan. Sekam padi banyak mengandung silika yang belum termanfaatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh proses ball milling terhadap bentuk struktur kristal silika. Bahan yang digunakan adalah sekam padi yang diambil dari kota Semarang. Sekam padi dicuci kemudian dibakar pada suhu 700 °C agar menjadi Rice Husk Ash (RHA). RHA di-ekstraksi menggunakan larutan NaOH 2M dan dititrasi HCl 2M untuk meningkatkan kandungan  silika yang diperoleh. Selanjutnya silika di ball milling selama 2 jam. Material silika hasil ball milling dilakukan karakterisi dengan pengujian XRD. Hasil penelitian menunjukan, silika hasil ball milling terbentuk senyawa kristalin pada fasa halite (JCPDS no. 96-900-6374), dengan persentase kristal sebesar 14,29% dan ukuran butir sebesar 71,42%.
ANALISIS KEGAGALAN PADA KOMPONEN BOOM EXCAVATOR TIPE LIEBHERR R9250 Ulya Ramdhani Fikri; Sri Nugroho; Yusuf Umardani
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 9, No 4 (2021): VOLUME 9, NOMOR 4, OKTOBER 2021
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu jenis alat berat yang terbuat dari mesin di atas roda khusus yang dilengkapi dengan arm, boom dan bucket merupakan bagian dari excavator. Excavator dipergunakan untuk menggali atau mengangkut suatu material seperti tanah, batubara, pasir, dan lain-lain. Pada excavator terdapat satu komponen yang berperan penting dalam fungsinya tersebut adalah boom, dimana komponen ini mengalami kegagalan berupa patah di area bottom mounting pin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme kegagalan boom dengan melakukan beberapa metode seperti pengamatan visual, pengujian komposisi kimia, pengujian metalografi, pengujian kekerasan dan simulasi FEM dengan menggunakan software Ansys 2020. Boom yang digunakan merupakan Liebherr R9250. Hasil pengamatan visual menunjukkan kegagalan yang dialami boom berupa kegagalan fatik dikarenakan tidak ada deformasi plastis yang signifikan serta serangkaian beach marks pada permukaan retak yang menunjukkan perambatan retak. Dari pengujian komposisi kimia, boom memenuhi standar material ST 52 Grade 3. Dari hasil pengujian metalografi menunjukan material berfasa ferit dan perlit. Hasil pengujian kekerasan menunjukan nilai kekerasan rata-rata 221,6 HV pada bagian initial crack. Pada hasil simulasi FEM menunjukkan tegangan von mises tertinggi berada tepat pada lokasi terjadinya patahan.
ANALISIS PENGARUH PERLAKUAN PANAS TEHADAP LAJU KOROSI BAJA SKD-11 DALAM LARUTAN 3% NACL Alfitra Bin’arya Putratama; Agus Suprihanto; Yusuf Umardani
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 9, No 4 (2021): VOLUME 9, NOMOR 4, OKTOBER 2021
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Korosi adalah salah satu masalah yang menjadi perhatian saat ini karena dapat menyebabkan kerusakan logam. Baja karbon tinggi adalah salah satu jenis logam yang telah banyak digunakan di industri, Baja SKD-11 merupakan salah satu baja karbon tinggi yang digunakan sebagai baja perkakas yang sering diaplikasikan dalam industri manufaktur, diantaranya sebagai cutting, stamping tools, punching, shear blades, dies dan lain-lain. Untuk mengetahui perbedaan laju korosi dari baja SKD-11, maka dilakukan beberapa perlakuan panas pada baja tersebut dengan memberikan proses annealing, normalizing, quenching dan tempering 550°C. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan laju korosi dari baja SKD-11 hasil dari beberapa perlakuan panas yang dilakukan. Metode yang digunakan dalam pengujian laju korosi adalah elektrokimia, sesuai standard ASTM G59-97 (2009). Dari hasil penelitian, nilai laju korosi tertinggi pada spesimen uji tanpa perlakuan panas yaitu 0.057792, 0.06082 dan 0,069595 (mmpy). Sedangkan nilai laju korosi terendah pada spesimen perlakuan panas annealing 0.011651, 0.013038 dan 0,013795 (mmpy). Ada dua hal yang mempengaruhi laju korosi, yang pertama tegangan dalam. Bila tegangan ini tidak dihilangkan, menyebabkan timbulnya stress corrosion cracking. Yang kedua, fasa pearlite. Pearlite memiliki susunan cementite dan ferrite. Ketika terhubung elekrolit kedua fasa tersebut akan mengalami korosi microgalvanik. Karena efek microgalvanik menyebabkan spesimen uji dengan fasa perlite lebih banyak akan lebih cepat terkorosi. 
KARAKTERISASI ABU SEKAM PADI (RICE HUSK ASH) HASIL PEMBAKARAN SEKAM PADI Rafikhul Fatah; Sulistyo Sulistyo; Yusuf Umardani
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 9, No 4 (2021): VOLUME 9, NOMOR 4, OKTOBER 2021
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani sehingga produktivitas padi sangat tinggi. Namun limbah sekam padi yang dihasilkan juga sangat melimpah sehingga dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan. Limbah sekam padi memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber silika. Silika pada sekam padi dapat diperoleh dengan cara pembakaran pada suhu yang terkontrol. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan karakterisasi Rice Husk Ash (RHA) hasil pembakaran sekam padi. Metode yang dilakukan adalah sekam padi diambil dari wilayah Meteseh, Kota Semarang. Sekam padi dicuci menggunakan air dan larutan HCl kemudian dikeringkan pada udara terbuka selama tiga hari dilanjutkan pengeringan menggunakan oven pada suhu 110 °C selama 3 jam. Sekam padi yang sudah kering dibakar pada tungku dengan suhu 700 °C selama 4 jam. Abu sekam padi atau Rice Husk Ash (RHA) dikarakterisasi menggunakan pengujian X-Ray Flourescence (XRF). Hasil karakterisasi RHA yang diperoleh dari wilayah Meteseh, kota Semarang menunjukan komposisi kimia RHA hasil pembakaran yaitu didominasi kandungan silika (SiO2) sebesar 56,4%, dan beberapa senyawa oksida.  
Desain dan Pembuatan Tungku Bakar Arang untuk Proses Pemanasan dan Pembersihan bagi Industri Ukir Tembaga dan Kuningan Seno Darmanto; Adi Nugroho; Yusuf Umardani; Sutan to
Retii Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-11 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri Ukir Tembaga dan Kuningan Bintang Pamungkas merupakan salah satu industri tembaga dan kuningan yang masih eksis di Tumang Cepogo Boyolali. Keberadaan industri ukir tembaga dan kuningan di Kelurahan Tumang Cepogo memberikan potensi yang besar terutama di bidang ekonomi, sosial, pendidikan dan lapangan kerja. Industri ukir kuningan dan tembaga juga memberikan dukungan pada wisata alam dan agro di daerah lereng gunung Merapi dan Merbabu khususnya wisata alam pegunungan Selo. Tantangan pengerjaan produk ukir dengan teknik pemanasan, pembentukan dan penyelesaian akhir untuk desain rumit dan ukuran relative besar masih menjadi kendala. Tujuan yang telah dicapai dalam kegiatan penerapan teknologi adalah desain dan pembuatan mesin pembangkit kalor melalui beberapa tahapan kegiatan meliputi pelatihan,  konsultasi, perancangan dan pengerjaan mesin pembangkit kalor. Mesin pembangkit kalor di industri ukir tembaga, kuningan dan sejenisnya pada prinsipnya terdiri dari tungku arang dan mesin las (asetilin dan modifikasi instalasi pengelasan jenis asetilin dan LPG). Tungku arang sebagai pembangkit kalor terdiri dari ruang bakar dan pipa saluran udara bertekanan. Dasaran pendukung ruang bakar didesain dengan ukuran panjang 3 m, lebar 2 m dan tinggi 15 cm. Ruang bakar dibuat dengan diameter 20 cm dan kedalaman 15 – 20 m. Pipa saluran udara bertekanan dan luaran blower dirancang dengan diameter 2,5 – 3 inch. Kata Kunci: tungku, arang, blower, ukir, tembaga, kuningan
Redesain Dan Modifikasi Tungku Bakar Arang Untuk Proses Pemanasan Dan Pematrian Di Industri Ukir Tembaga Yusuf Umardani
Retii Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-12 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri Ukir Tembaga dan Kuningan Bintang Pamungkas dan binaannya merupakan salah satu industri tembaga dan kuningan yang masih eksis di Tumang Cepogo Boyolali. Keberadaan industri ukir tembaga dan kuningan di Kelurahan Tumang Cepogo memberikan potensi yang besar terutama di bidang ekonomi, sosial, pendidikan dan lapangan kerja. Tujuan yang telah dicapai dalam kegiatan penerapan teknologi adalah desain dan pembuatan mesin pembangkit kalor model tungku berbahan bakar arang. Tungku arang sebagai pembangkit kalor terdiri dari ruang bakar, pipa saluran udara bertekanan, blower dan lingkungan dasaran. Lingkungan dasaran pendukung ruang bakar didesain dengan ukuran panjang 3 m, lebar 2 m dan tinggi 15 cm. Ruang bakar dibuat dengan diameter 20 cm dan kedalaman 15 – 20 m. Pipa saluran udara bertekanan dan luaran blower dirancang dengan diameter 2,5 – 3 inch.Kata kunci:  tungku, arang, blower, ukir, tembaga, kuningan.
ANALISA PENGARUH TEKANAN DAN SUHU TERHADAP PENGUJIAN HASIL PEMBUATAN INSOL SEPATU DARI MATERIAL KOMPOSIT SILICONE RUBBER DAN TALC MENGGUNAKAN CETAKAN ALUMINIUM DENGAN PROSES INJECTION MOLDING Gilbert Fedrick Purba; Yusuf Umardani; Agus Suprihanto
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 11, No 1 (2023): VOLUME 11, NOMOR 1, JANUARI 2023
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembuatan insol sepatu pada penelitian ini menggunakan proses injection molding. Insol sepatu dibuat dengan menggunakan material silicone rubber. Alasan digunakannya material silicone rubber atau karet silikon adalah bahannya yang elastis, tingkat kekerasan yang rendah, tahan air, dan tahan lama terhadap aus ketika penggunaan yang sangat lama. Proses injeksi molding adalah metode pembentukan material termoplastik dengan cara penginjeksian material yang meleleh karena pemanasan oleh heater ke dalam bentuk cetakan yang sudah dirancang. Jenis cetakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aluminium. Dilihat dari proses yang dilakukan, hasil dari pembuatan insol sepatu dipengaruhi oleh suhu dan tekanan yang diberikan. Suhu yang terlalu panas mengakibatkan adanya porositas sehingga suhu paling optimal untuk pembuatan insol sepatu dengan metode injection molding adalah adalah 75⁰C. Adapun tekanan yang terlalu kecil dapat membuat material tidak mengeras secara merata disebabkan oleh lamanya material silicone rubber menyebar ke permukaan secara menyeluruh. Oleh sebab itu, tekanan yang optimal atau dianjurkan dalam pembuatan insol sepatu berbahan dasar silicone rubber RTV 497 adalah 150 bar. Pada penelitian ini sudah dilakukan beberapa pengujian dan dapat diketahui bahwa rata-rata kekerasan insol sepatu setelah melakukan 36 kali pengujian adalah 14.9. Dari pengujian ini dapat dilihat bahwa semakin besar tekanan dan suhu yang diberikan, maka semakin  besar juga nilai kekerasan yang didapat. Densitas rata-rata insol sepatu dari 4 kali pengujian yang sudah dilakukan adalah 1,25 gram/Tear strength rata-rata insol sepatu adalah 0,575 N/mm dan regangan rata-rata dari insol sepatu tersebut adalah 1,43. Dapat diketahui bahwa semakin tinggi nilai regangan suatu material, maka semakin tinggi juga nilai tear strength dari material tersebut. Selain itu, semakin besar gaya yang diputuhkan untuk membuat material putus, maka semakin besar juga nilai regangan yang didapat. Secara menyeluruh, waktu yang digunakan untuk membuat insol sepatu berbahan dasar silicone rubber dengan metode injection molding adalah 50 menit.
ANALISIS RELIABILITY KOMPONEN KRITIS HYDRAULIC AXIAL PUMP KAPASITAS 1000 LPS MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DAN DISTRIBUSI KERUSAKAN Matheus Agung Putra Yoga; Gunawan Dwi Haryadi; Yusuf Umardani
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 11, No 2 (2023): VOLUME 11, NOMOR 2, APRIL 2023
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Semarang merupakan wilayah di Indonesia yang berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara yang dipenuhi perbukitan, pantai dan juga daerah rendah yang rawan banjir. Banjir dapat menyebabkan kerugian secara fisik, sosial, ekonomi serta dapat menyebabkan korban jiwa. Rumah pompa merupakan suatu fasilitas yang dibutuhkan untuk menanggulangi banjir. Salah satu pompa yang digunakan pada Rumah Pompa Banjardowo, Genuk, Kota Semarang yaitu pompa jenis Hydraulic Axial Pump berkapasitas 1000 liter per detik. Oleh karena itu, pompa memiliki peranan yang penting untuk mengatasi masalah banjir. Untuk menjaga umur dan performansi pompa, perlu diadakan maintenance yang berkala dan terperiodik. Agar sistem perawatan lebih terjadwal maka perlu diketahui reliability dari setiap komponen kerusakkan pada pompa. Reliability didapatkan dengan menggunakan metode fault tree analysis serta distribusi kerusakan untuk menentukan penyebab kerusakan pada komponen kritis. Hasil yang diperoleh pada analisis tersebut adalah tujuh komponen kritis yang memiliki nilai MTTF dan reliability, yaitu hose – AP.600.83 adalah 54,41% pada 787,898 jam, hose – AP.600.84 adalah 54,41% pada 787,898 jam, hose – AP.600.85 adalah 55,81% pada 945,149 jam, hose – AP.600.86 adalah 55,81% pada 945,149 jam, Oil Seal– AP.600.70 adalah 49,53% pada 1018 jam, Seal Ring– AP.600.6 adalah 49,53% pada 1018 jam, dan Seal Ring- AP.600.33 adalah 49,53% pada 1018 jam. Dari kedua nilai tersebut dibuatlah jadwal periodic maintenance pada setiap komponen pompa.
Co-Authors Adi Kurniawan Yusim Adi Nugroho Adi Nugroho Adityo Ristyanto Agrie F Mizan Agus Suprihanto Agus Suprihanto Agus Suprihanto Agus Tri Hardjuno Agy Randhiko Alfitra Bin’arya Putratama Amadeus Bagas Maruli Jarwanto Andhika Krismaintya Putera Andrea Tri Wibowo Azhar Azzyumardi Pasha Basyith, Mohammad Rizqi Abdul Bayu Sasmita Bernard, Jovian Bona Frans Willy Simamora Catur Pramono Daniel Sijabat Deivandra Ginanjar Bhakti Didik Ariwibowo Djoeli Satrijo Dwi Basuki Wibowo Dwi Basuki Wibowo Eko Julianto Sasono Febri Firmansyah Gilbert Fedrick Purba Glenn Natanael Samudera Grandy Yustisio Rizaldi Ginting Gunawan Dwi Haryadi Hartono Hartono Herriza, Rigo Muhammad Huda Fathu Rohman Ian Aditama Putra Ian Wiharja Juan Pratama Anandika Khairul Ayat Khoiri Rozi Khoiri Rozi Korna Ariesta Kusumaharja, Rezka Dwima Lie, Calvin M Faldy Syafar M Rafly Rafiqi Malik Sanjaya Matheus Agung Putra Yoga Mhd. Brian Awiruddin Misbah Bukhori Mohammad Nur Kholis Majid Mohd Ridwan Muhammad Ainus Sholikhin Muhammad Fajrur Rochmat Muhammad Fakhri Aji Pratomo Muhammad Farras Farshal Muhammad Iqbal Nofa Karsa Mustadzanah Norman Iskandar Ojo Kurdi Parven, Parven Paryanto Prasetia, Zakaria Frani Pratomo, Muhammad Fakhri Aji Putra, Diva Tsamara Rafikhul Fatah Ronald Sabtendra Rusnaldy Rusnaldy Saputra, Anggar Aji Sarwoko Sarwoko Satriyo Adhi Nugroho Seno Darmanto Seno Darmanto Seno Darmanto Sri Nugroho Sri Nugroho Sri Nugroho Sriyana Sriyana Sulistyo Sulistyo Sulistyo Sulistyo Sutan to Ulya Ramdhani Fikri Yuniarto Yuniarto, Yuniarto Yurianto Yurianto