Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

UJI IN-SITU KAMERA CCD ST-237 ADVANCE DAN KINERJA ASTRONOMI SISTEM FOTOMETRI BVR JOHNSON Aviyanti, Lina; Utama, Judhistira Aria
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 14, No 2 (2009): JPMIPA: Volume 14, Issue 2, 2009
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v14i2.35872

Abstract

Salah satu metode karakterisasi instrumen adalah uji in-situ, yang menempatkan instrumen dalam kondisi kerjanya untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap kinerja kamera dan hasil pencitraannya. Uji in-situ kamera CCD ST-237A yang dilaksanakan pada tanggal 1, 2, dan 3 November 2004, berlokasi di Laboratorium Fisika Lanjut, UPI. Pada penelitian ini, kamera CCD ST-237A yang dilengkapi filter BVR Johnson terpasang pada Teleskop Celestron SC CGE-1100. Hasil analisa uji in-situ terhadap kamera CCD ST-237A memberikan informasi kualitas kinerja yang sedikit berbeda dengan katalog. Hal ini dapat disebabkan karena chip kamera CCD bekerja pada lingkungan yang berbeda. Di samping itu, dibahas pula kinerja astronomi sistem fotometri CCD ST-237A untuk menentukan koefisien ekstingsi dan koefisien transformasi melalui regresi linier hasil reduksi fotometri, terhadap sepuluh bintang standar yang terang. Observasi ini dilakukan pada tanggal 8 dan 9 Oktober 2005 di Observatorium Bosscha Lembang, yang dilengkapi dengan Teleskop Celestron GAO-ITB RTS dan filter BVR Johnson. Hasil analisis data reduksi fotometri melalui metode regresi linear memberikan nilai koefisien ekstingsi (kV) sebesar 0,027  0,069, koefisien transformasi (V) sebesar 0,027  0,069, dan titik nol persamaan regresi (V) sebesar -4,249  0,132.
ESTIMASI KELIMPAHAN KEADAAN TUNAK POPULASI ASTEROID DEKAT-MATAHARI Judhistira Aria Utama; Ferry Mukharradi Simatupang; Lala Septem Riza; Taufiq Hidayat
Jurnal Sains Dirgantara Vol 17, No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30536/j.jsd.2020.v17.a3264

Abstract

Telah dilakukan simulasi numerik terhadap ribuan sampel asteroid dekat-Bumi nyata (ADB, dari kelas Amor, Apollo, Aten, dan Atira) yang orbitnya telah dikenal dengan sangat baik (U = 0). Komputasi orbit dilakukan hingga 5x106 tahun ke depan memanfaatkan paket integrator SWIFT-RMVS (Regularized Mixed-Variable Symplectic) yang tersedia. Dari keluaran komputasi telah dihitung parameter q’ (nilai terkecil q) yang mendefinisikan orbit populasi asteroid dekat-Matahari (ADM). Berdasarkan model populasi keadaan tunak ADB, diperoleh fluks-masuk asteroid menuju kawasan dekat-Matahari dari kawasan dekat-Bumi sebesar 19 ± 0,21 objek per juta tahun (untuk model Tata Surya di bawah pengaruh gravitasi dan efek Yarkovsky) dan 13 ± 0,14 objek per juta tahun (untuk model Tata Surya di bawah pengaruh gravitasi), keduanya untuk H < 17,75. Kedua nilai fluks-masuk memberikan estimasi keadaan tunak populasi ADM yang setara, yaitu ~3 objek untuk H < 17,75 pada setiap saat bagi kedua model Tata Surya yang digunakan.
RELASI APROKSIMASI ANTARA DIAMETER KAWAH TUMBUKAN DI BUMI DAN UKURAN OBJEK PENUMBUK DARI SIMULASI NUMERIK Judhistira Aria Utama
Jurnal Sains Dirgantara Vol 15, No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.732 KB) | DOI: 10.30536/j.jsd.2018.v15.a2909

Abstract

Di permukaan Bulan dan planet-planet terestrial dapat dijumpai kawah-kawah hasil tumbukan benda-benda angkasa. Studi ini mencoba memperoleh relasi aproksimasi antara diameter kawah tumbukan di Bumi terhadap ukuran objek yang diperlukan untuk membentuk kawah tersebut. Studi dilakukan menggunakan simulasi numerik terhadap ribuan sampel asteroid dekat-Bumi  nyata dalam orbit yang telah dikenal dengan baik. Menggunakan asumsi bahwa jumlah kawah yang dibentuk di permukaan Bumi sama dengan banyaknya asteroid dekat-Bumi yang menumbuk dalam kurun waktu tertentu, diperoleh bahwa diperlukan asteroid dengan diameter yang lebih kecil untuk menghasilkan kawah-kawah besar yang dikenal dibandingkan prediksi yang ada sebelumnya. Pengetahuan tentang ukuran fisik asteroid penumbuk dapat digunakan dalam mengestimasi besarnya energi tumbukan yang dihasilkan, yang berhubungan pula dengan strategi metode mitigasi yang diperlukan.
ANOMALI MEDAN GRAVITASI PERMUKAAN (G) AKIBAT GERHANA MATAHARI SEBAGIAN (GMS) 9 MARET 2016 MENGGUNAKAN ANALISIS TRACKER PADA KATER’S REVERSIBLE PENDULUM Fitri Nurul Sholihat; Suci Ramayanti; Anggi Hanif Setyadin; Ardi Rizkia Ferahenki; Muhamad Gina Nugraha; Duden Saepuzaman; Achmad Samsudin; Judhistira Aria Utama; Hana Susanti; Kartika Hajar Kirana
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) Vol 5 (2016): PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) SNF2016
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika dan Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.814 KB) | DOI: 10.21009/0305020131

Abstract

This study was conducted to determine the gravitational field of the Earth's surface anomaly (g) due to the partial solar eclipse. Large gravity field of Earth's surface can be obtained using a pendulum swing period. Data were collected for three days on 8, 9, and 10 March, 2016 from at 6:00 to 9:00 pm in Bandung with coordinates 6°51'48 " LS, 107°35'40" BT. The tools used in this research was Kater's reversible pendulum with a deviation of less than 3° so that the motion can be regarded swing harmonics. Pendulum swinging motion is recorded using high resolution cameras (High definition) with a shooting speed 24 of frames per second (fps), the video is analyzed using the tracker in order to obtain the period of a pendulum swing. The results show the value of the gravitational field of the Earth's surface on a three-day consecutive sampling of 10,33153834, 10,18560435, and 10,32046468. According to the research there are anomalies in the gravitational field of the Earth's surface (g) due to the partial solar eclipse with the value of the gravitational field which decreases the time of the eclipse. Keywords: Eclipse, Tracker, Kater’s Reversible Pendulum.
STATISTIK LUAS DAERAH AKTIF MATAHARI DAN PERUBAHANNYA Mohamad Dena Nugraha; Rhorom Priyatikanto; Judhistira Aria Utama
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) Vol 8 (2019): PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) SNF2019
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika dan Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.894 KB) | DOI: 10.21009/03.SNF2019.02.PA.08

Abstract

Luas daerah aktif Matahari merupakan salah satu indeks aktivitas Matahari yang berperan penting karena berkaitan dengan indeks yang lain maupun dengan flare yang dapat terjadi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memahami variabilitas, distribusi, maupun pola perubahannya yang dapat berkaitan dengan kejadian flare. Arahnya adalah untuk memprediksi flare berdasarkan luas daerah aktif. Data grup bintik Matahari dari siklus ke-23 dan 24 dianalisis untuk keperluan tersebut dan beberapa temuan dapat dilaporkan. Pertama, daerah aktif berukuran besar cenderung memiliki kompleksitas yang lebih tinggi, dilihat dari kelas Zurich-nya. Ke dua, distribusi luas daerah aktif mengikuti fungsi eksponensial. Ke tiga, distribusi perubahan harian luas total daerah aktif hampir simetris di sekitar 0 dengan simpangan baku σh = 193,95 satuan luas. Untuk daerah aktif yang sama, diperoleh σAR = 60,789. Statistik ini dapat digunakan sebagai acuan evaluasi kondisi aktivitas Matahari. Selanjutnya, dikonfirmasi pula bahwa daerah aktif berukuran besar lebih banyak menghasilkan flare meski nilai korelasi antara kedua variabel tidak terlalu besar (R = 0,503). Hubungan nilai luas daerah aktif Matahari dengan kejadian flare ini dapat dijadikan acuan untuk memprediksi kejadian flare yang dapat berdampak terhadap kehidupan di Bumi. The area of an active region is one of the Solar's activity indices that plays an important role because it is related to other indices and flares that can occur. Therefore, this research was conducted to understand the variability, distribution and the pattern that can be associated with solar flares. The objective is to predict flares based on the area of an active region. Sunspots group data from the 23rd and 24th cycles are analyzed for this purpose and some findings can be reported. First, large active regions tend to have higher complexity as seen from the Zurich class. Second, the distribution of the area follows the exponential function. Third, the distribution of daily changes in the total area of the active region is almost symmetrical at around 0 with a standard deviation σh = 193.95 units of area. For the same active region, σAR = 60,789 is obtained. This statistics can be used as a reference for evaluating solar activity conditions. Furthermore, it was also confirmed that large active regions produce more flares even though the correlation value between the two variables is not too high (R = 0.503). The relationship between the value of the area of solar active regions and the incidence of flares can be used as a reference to predict the incidence of flares that can have an impact for life on Earth.
PENENTUAN PARAMETER FISIS HILAL SEBAGAI USULAN KRITERIA VISIBILITAS DI WILAYAH TROPIS Judhistira Aria Utama; - Hilmansyah
Jurnal Fisika Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jf.v3i2.3821

Abstract

Hingga saat ini umat Islam Indonesia belum menyepakati suatu kriteria tunggal bagi visibilitas hilal yang memiliki landasan ilmiah kokoh. Dalam naskah ini dibahas tentang penentuan ketinggian optimal hilal yang dapat diamati dengan mata telanjang maupun bantuan alat optik semisal binokuler ataupun teleskop untuk memberikan landasan teori bagi salah satu kriteria yang dianut Kementerian Agama RI selama ini. Penelitian dilakukan dengan memanfaatkan data kesaksian mengamati hilal yang telah dihimpun oleh Kementerian Agama RI (1962 – 2011), lembaga Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) selama kurun waktu 2007 – 2009, dan data global yang dibatasi untuk wilayah tropis (lintang geografis ± 23,50). Pembahasan tidak semata berdasarkan konfigurasi geometri ketiga benda langit terkait (Matahari–Bumi–Bulan), namun turut mempertimbangkan faktor kecerahan langit senja mengikuti model Kastner. Selain ketinggian optimal, juga berhasil diturunkan parameter fisis lainnya meliputi beda tinggi, jarak sudut/elongasi, umur Bulan pascakonjungsi, beda azimut, lag time, dan tebal–tengah sabit Bulan. Hasil yang diperoleh dapat menjadi pijakan awal bagi sebuah kriteria visibilitas hilal di wilayah tropis, termasuk Indonesia. Parameter fisis hilal yang diturunkan di atas bersifat dinamis, artinya masih dapat berubah disesuaikan dengan jumlah data pengamatan yang tersedia dan valid secara keilmuan.
Frekuensi Tumbukan Populasi Asteroid dekat-Bumi Berukuran Kecil dengan Planet-Planet Kebumian Judhistira Aria Utama; Wahyudin - Wahyudin; Nanang Dwi Ardi; Taufiq - Hidayat; Lala Septem Riza
Jurnal Sains Dirgantara Vol 19, No 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30536/j.jsd.2022.v19.a3720

Abstract

Peristiwa papasan dekat antara populasi asteroid dekat-Bumi (ADB) dengan planet-planet kebumian sering kali terjadi dan menyebabkan orbit ADB mudah sekali berubah. Salah satu akibat dari perubahan orbit ini adalah terjadinya peristiwa tumbukan antara asteroid dengan planet-planet kebumian. Penelitian ini memanfaatkan 2387 sampel ADB nyata berukuran kecil (36 m <= D < 1 km, dalam rentang 17,90 < H < 24,97) dengan orbit yang telah dikenal sangat baik (U = 0), yang dibagi ke dalam 13 kelompok ukuran. Perhitungan orbit selama  tahun ke masa depan dilakukan dengan menggunakan paket integrator orbit Swift_RMVS4 hasil modifikasi sehingga dapat memperhitungkan gaya termal Yarkovsky. Langkah waktu perhitungan orbit dibuat sebesar 1/1000 tahun. Pada akhir komputasi orbit diperoleh fluks masuk sampel ADB ke zona pembuangan sebesar ~161 hingga ~335.330 asteroid per juta tahun. Probabilitas tumbukan intrinsik, Pi­, terkecil dimiliki oleh planet Mars, yaitu 7,42x10^-18  tahun-1 km-2 dan yang terbesar dimiliki oleh Bulan, yaitu 1,08x10^-16 tahun-1 km-2. Waktu antartumbukan paling singkat dimiliki oleh Bumi, dengan terjadinya satu tumbukan setiap 1374 tahun/1277 tahun yang melibatkan asteroid berdiameter D >= 36 m. Hal berlawanan berlaku untuk Mars, yang memiliki selang waktu antartumbukan terpanjang, yaitu 4709 tahun/4376 tahun. Survei terhadap populasi objek berdiameter dalam orde ratusan meter perlu dilakukan karena frekuensi tumbukan yang relatif lebih tinggi dengan potensi dampak kerusakan lokal hingga regional.
MENGKAJI KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN TEKNIK PROBING PROMPTING (PBL-PP) Vitoria Venisia Pereira; Achmad Samsudin; Judhistira Aria Utama
Jurnal Muara Pendidikan Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Muara Pendidikan, Vol 8 No 1, Juni 2023
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52060/mp.v8i1.1175

Abstract

Critical thinking skills are one of the important elements that must be possessed by students. In learning, critical thinking skills have been applied in learning environments to address student challenges in the 21st century. This study aims to explore students' critical thinking skills during the learning process using the Problem-Based Learning (PBL) model assisted by the probing prompting technique. The method used in this study was a literature review, by analyzing and synthesizing several Physics education journals published in 2017-2022 which discussed critical thinking skills, Problem-Based Learning (PBL) models, and probing prompting techniques with the research sample being students at elaboration of junior, high school, and college students who have different levels of understanding. Based on the results of the 40 journals in this study, it was found that the PBL model assisted by the probing prompting technique is an innovative learning model that can be applied in active learning to improve critical thinking skills, which is one of the dimensions in the Pancasila student profile. This is because this model displays various problems that occur in everyday life, through a series of questions as a guide so that it can stimulate students to seek and find solutions to a problem. The results of this study can be used as recommendations for teachers in classroom learning activities to improve students’ critical thinking skills.
Look Up (Again) The Apophis Asteroid: Simulating and Visualizing Orbit Cahyo Puji Asmoro; Judhistira Aria Utama; Deni Karsa Sondana
TECHNO: JURNAL PENELITIAN Vol 12, No 1 (2023): TECHNO JURNAL PENELITIAN
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/tjp.v12i1.5814

Abstract

The asteroid Apophis, first discovered in 2004 by American astronomers, is known to have a dangerous potential for planet Earth. Many early studies predict that in 2029 it will experience a close encounter and have a possible collision with the Earth at the next close encounter due to keyhole gravity. This research will explain how to carry out an orbit simulation using an orbit integrator to review this possibility and the evolution of the Apophis asteroid orbit over the next 500 years. The results of this study are expected to provide an understanding of simulating asteroid orbit from its orbital parameters and to build awareness of the threat of danger from small solar system objects such as asteroids, comets, and meteoroids.
Bibliometric Map of STEM-Physics Research Evolution Vivi Mardian; Judhistira Aria Utama; Irma Rahma Suwarma
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 11, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/bipf.v11i2.16284

Abstract

STEM learning may increase students' engagement in the instructional process. STEM has a significant role in students' cognitive and skills development. STEM in the learning process is characterized as engaging and interesting actions that are structured in such a way. STEM research in physics has been conducted for the past two decades. However, the evolution of this research has not specifically explained the trend of STEM studies in learning, so a distribution map is needed from this research. A bibliometric research analysis was employed to determine research development in STEM learning on physics. The papers were collected from 2013 to 2022 by writing the title (STEM) and keywords (STEM, Physics) through Publish or Perish. In addition, the selected paper must also be in English and indexed by Scopus. The total number of final papers analyzed in this study was 169. In addition, VOSviewer shows that there are still many opportunities for future researchers to study STEM, especially those related to barriers, case studies, scientists, stem content, opinions, stem activities, stem fields, and programs. This study discovered that the topic of study of STEM has a good likelihood of being explored and that it can be combined with various fields to make the research unique.