K Tangking Widarsa
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Published : 35 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search
Journal : Archive of Community Health

ANALISIS DETERMINAN LAMA RAWAT INAP PASIEN STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KLUNGKUNG MENGGUNAKAN ANALISIS KESINTASAN Luh Putu Kartika Darmapadmi; I Ketut Tangking Widarsa; Ketut Hari Mulyawan
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 5 No 1 (2018): Juni (2018)
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.123 KB) | DOI: 10.24843/ACH.2018.v05.i01.p01

Abstract

ABSTRAKLama rawat inap merupakan faktor utama yang mempengaruhi beban biaya pasien stroke rawat inap. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penentu lama pasien rawat inap di RSUD Klungkung tahun 2016. Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif. Metode total sampling yang digunakan dalam pemilihan sampel dan 149 pasien stroke yang dipilih dirawat di RSUD Klungkung pada 2016. Data sekunder dikumpulkan dengan meninjau rekam medis dari file sampel. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis survival dengan metode Kaplan-Meier dan Cox Regression. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata lama rawat inap di antara pasien stroke adalah 9 hari. Rata-rata lama rawat inap di antara pasien stroke dengan diabetes mellitus, komplikasi medis selama rawat inap dan stroke hemoragik adalah 7 (CI 95%: 6 - 8) hari, 11 (CI 95%: 7 - -) hari dan 15 (CI 95%: 14 - 17) hari. Diabetes mellitus, komplikasi medis dan jenis stroke adalah faktor yang mempengaruhi lama rawat inap di antara pasien stroke dengan HR = 1,82 (CI 95%: 1,09 - 3,06), HR = 2,73 (CI 95%: 1,36 - 5,46) dan HR = 3,52 (CI 95%: 1.89 - 6.57). Berdasarkan jenis stroke, diabetes mellitus berpengaruh signifikan terhadap lama rawat inap di antara pasien stroke iskemik dan hemoragik dengan HR = 1,74 (CI 95%: 1,01 - 2,99) dan HR = 2,26 (CI 95%: 5,78 - 8,87). Sementara itu, komplikasi medis memiliki efek signifikan di antara pasien stroke iskemik hanya dengan HR = 2,65 (CI 95%: 1,24 - 5,68). Penentu utama yang mempengaruhi lama rawat inap di antara pasien stroke di RSUD Klungkung adalah diabetes mellitus, komplikasi medis dan jenis stroke. Dianjurkan untuk mengontrol faktor-faktor risiko melalui integrasi dengan program Prolanis dan meningkatkan manajemen terutama pada pasien stroke hemoragik untuk mempersingkat lamanya tinggal dan penurunan angka kematian.Kata Kunci : Kecenderungan, Lama Rawat Inap, Stroke, RSUD Klungkung
ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU BULLYING REMAJA AWAL DI DENPASAR Gusti Ayu Rusma Windiyana Putri; Ni Made Dian Kurniasari; I Ketut Tangking Widarsa
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 8 No 2 (2021): Agustus 2021
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ACH.2021.v08.i02.p07

Abstract

ABSTRAK Bullying merupakan perilaku negatif yang dapat menyebabkan masalah kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi perilaku bullying remaja awal di Denpasar. Jenis penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian ini yaitu siswa dan siswi kelas VII dan VIII sejumlah 279, dipilih dengan multistage random sampling. Data yang dikumpulkan adalah karakteristik responden, perilaku bullying, pengetahuan, sikap, konsep diri, stress akademik, situasi keluarga, konformitas teman sebaya, iklim sekolah, dan media menggunakan kuesioner dalam jaringan (daring) kobotoolbox. Data dianalisis menggunakan metode SEM. Hasil penelitian menunjukan bahwa prevalensi perilaku bullying remaja awal di Denpasar adalah 83,15% dengan kategori rendah. Bullying verbal paling sering dilakukan remaja awal dengan kategori rendah (71,68%) dan kategori tinggi (1,43%). Bullying psikologis dilakukan remaja awal dengan kategori rendah (46,95%) dan bullying fisik dengan kategori rendah (44,09%). Faktor yang signifikan memengaruhi perilaku bullying adalah situasi keluarga (total efek= -0,20), konformitas teman sebaya (total efek=0,17), iklim sekolah (total efek= -0,18), dan media (total efek=2,14). Perilaku bullying remaja awal di Kota Denpasar masih relatif tinggi, perlu adanya dukungan dari berbagai sektor untuk dapat mengontrol perilaku dan menurunkan prevalensi perilaku bullying. Kata Kunci: Bullying, Faktor Bullying, Remaja Awal, SEM ABSTRACT Bullying is a negative behavior that can cause mental health problems. This study aims to determine the factors that affecting the bullying behavior of young adolescents in Denpasar City. This is quantitative analytic research with cross-sectional design. The sample of this research is students of class VII and VIII, 279 young adolescents were selected by multistage random sampling. Data collected were respondents' characteristics, bullying behavior, knowledge, attitudes, self-concept, academic stress, family situations, peer conformity, school climate, and the media using an online questionnaire kobotoolbox. The results showed that the prevalence of bullying behavior young adolescents in Denpasar is 83,15% with low category. Verbal bullying was highest in low category (71.68%) and high category (1.43%) followed by psychological bullying in low category (46.95%) and physical bullying in low category (44.09%). Significant factors influencing young adolescent bullying behavior are family situation (total effect = -0,20), peer conformity (total effect = 0.17), school climate (total effect = -0.18), and media (total effect = 2.14). Bullying behavior of young adolescents in Denpasar City is still relatively high, support from various sectors is required to control behavior and reduce the prevalence of bullying behavior. Key Words: Bullying, Bullying Factors, Young Adolescent, SEM
ANALISIS AKSESIBILITAS PEMILIHAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA PADA PESERTA JKN MANDIRI DI KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Ni Putu Sri Widhi Andayani; Ketut Hari Mulyawan; I Ketut Tangking Widarsa
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 4 No 2 (2017): Desember (2017)
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (743.591 KB) | DOI: 10.24843/ACH.2017.v04.i02.p06

Abstract

ABSTRAKPeningkatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Kabupaten Badung belum diiringi dengan distribusi yang merata, dimana masih terdapat 48,39% (30) desa tidak memiliki FKTP pada wilayahnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aksesibilitas pemilihan FKTP pada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mandiri di Kabupaten Badung menggunakan sistem informasi geografis. Penelitian deskriptif cross sectional dilakukan melibatkan 385 data peserta JKN mandiri di Kabupaten Badung dengan alamat berupa nama jalan dan nomor rumah yang diambil secara systematic random sampling. Analisis aksesibilitas dilakukan menggunakan SIG. Variabel yang diteliti adalah jarak tempuh, akses berdasarkan jenis FKTP dan akses berdasarkan kelas perawatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 89,09% peserta JKN mandiri tidak memilih FKTP terdekat. Akan tetapi 54,52% FKTP pilihan peserta masih termasuk ke dalam kategori akses ideal dengan rata-rata jarak tempuh sebesar 4,71 km. Peserta dengan jenis FKTP klinik pratama (43,66%), praktik dokter (29,17%) dan puskesmas (33,96%) belum memiliki akses ideal ke FKTP pilihan. Berdasarkan kelas perawatan, peserta kelas I (45,08%), kelas II (32,82%) dan kelas III (30,00%) belum memiliki akses ideal ke FKTP pilihan. Dapat disimpulkan bahwa 40,52% peserta JKN mandiri belum memiliki akses yang ideal ke FKTP pilihan. Informasi terkait lokasi FKTP terdekat perlu diberikan kepada calon peserta JKN sebagai pertimbangan dalam pemilihan FKTP.Keywords: JKN Mandiri, FKTP, Jarak Tempuh, Aksesibilitas, Kelas Perawatan ABSTRACTImprovement of Primary Health Facilities (FKTP) in Badung Regency has not been accompanied by equitable distribution, where 48.39% (30) villages do not have yet FKTP in their area. This study aims to analyze the accessibility of FKTP selection for independent National Health Insurance (JKN) participants in Badung Regency. A cross-sectional descriptive study was conducted involving 385 independent JKN participants with street names and house numbers taken by systematic random sampling. Accessibility analysis is carried out using GIS. The variables studied were distance traveled, access by type of FKTP, and class of care. The results showed that 89.09% of JKN independent participants did not choose the closest FKTP. However, 54.52% of the selected FKTP participants are still in the ideal access category with an average distance of 4.71 km. Participants with the FKTP type pratama clinic (43.66%), general practice (29.17%) and puskesmas (33.96%) did not yet have ideal access. Similarly, participants in class I (45.08%), class II (32.82%) and class III (30.00%) did not have ideal access. In conclusion, 40.52% of samples do not have ideal access to FKTP. Information regarding the nearest FKTP location needs to be given to prospective JKN participants as consideration in the FKTP selection.Keywords : Health insurance, distance, accesbility
KEJADIAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL BERDASARKAN KARAKTERISTIK SOSIAL DEMOGRAFI DI PUSKESMAS II DENPASAR UTARA TAHUN 2014-2016 Kadek Yulita Dewi Lestari; Desak Nyoman Widyanthini; I Ketut Tangking Widarsa
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 5 No 2 (2018): Desember (2018)
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.866 KB) | DOI: 10.24843/ACH.2018.v05.i02.p05

Abstract

ABSTRAK Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang penularannya terutama melalui hubungan seksual. Di Indonesia, jumlah kasus IMS pada tahun 2014 terjadi sebanyak 5608 kasus. Dinas Kesehatan Provinsi Bali mencatat jumlah pasien IMS yang ditemukan pada tahun 2013 sebanyak 9.202 orang. Jumlah ini meningkat sebanyak 62,17% pada tahun 2014 dan mengalami penurunan sebanyak 61,82% pada tahun 2015. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar menunjukkan bahwa dari keseluruhan kasus di Kota Denpasar pada tahun 2016, kasus IMS tertinggi berada di wilayah Puskesmas II Denpasar Utara yaitu sebanyak 36,94 %. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian IMS berdasarkan karakteristik sosial demografi meliputi jenis penyakit, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, status perkawinan, pekerjaan, kelompok risiko, pemakaian kondom dan jumlah pasangan seksual pada bagian IMS di Puskesmas II Denpasar Utara tahun 2014-2016. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional retrospektif. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang berkunjung ke Klinik IMS Puskesmas II Denpasar Utara periode tahun 2014-2016 yang diperoleh secara total sampling. Data sekunder yang diperoleh selanjutnya diolah secara statistik dengan menggunakan stata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian IMS lebih tinggi pada kelompok umur 41-50 sebanyak 25%, subjek laki-laki sebanyak 26,4%, tidak pernah sekolah sebanyak 12,5%, subjek dengan status kawin sebanyak 37,6%, pekerjaan berisiko sebanyak 25,5%, kelompok WPS sebanyak 60%, subjek yang kadang-kadang memakai kondom sebanyak 18,2% dan jumlah pasangan seksual >1 sebanyak 39,4%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kejadian IMS di Puskesmas II Denpasar Utara tahun 2014-2016 yaitu 7,4%-13%. Kejadian IMS lebih tinggi pada kelompok umur 41-50 dengan pekerjaan berisiko, kelompok WPS dan jumlah pasangan seksual >1. Tiga jenis IMS yang paling sering terjadi di Puskesmas II Denpasar Utara dalam 3 tahun terakhir yaitu Urethritis Non-GO disusul Servisitis dan Kandidiasis. Diharapkan sasaran dalam pelaksanaan program IMS tidak hanya bagi penderita namun juga bagi pasangannya dan tidak hanya menyasar kelompok risiko seperti WPS namun juga pelanggan PS. Kata Kunci: Kejadian, IMS, karakteristik, cross sectional retrospektif ABSTRACT Sexually transmitted infections (STIs) are transmitted infections mainly through sexual contact. In Indonesia, the number of STI cases in 2014 reached 5608 cases. The Bali Provincial Health Service recorded 9,202 STI patients found in 2013. This number increased by 62.17% in 2014 and decreased by 61.82% in 2015. Data obtained from the Denpasar City Health Office showed that of all cases in Denpasar City in 2016, the highest STI cases were in the Puskesmas area II North Denpasar as much as 36.94%. The purpose of this study was to determine the incidence of STIs based on socio-demographic characteristics including the type of disease, age, sex, recent education, marital status, occupation, risk group, condom use and number of sexual partners in the STI section at Puskesmas II Denpasar Utara in 2014-2016 . This research is a descriptive study with a retrospective cross sectional research design. The population and sample in this study were all patients who visited the IMS Clinic II North Denpasar Health Center for the period 2014-2016 obtained in total sampling. The secondary data obtained are then processed statistically using stata. The results showed that the incidence of STIs was higher in the 41-50 age group by 25%, male subjects by 26.4%, never attending school by 12.5%, subjects with marital status by 37.6%, occupations at risk as much as 25.5%, FSW group as much as 60%, subjects who sometimes used condoms as much as 18.2% and the number of sexual partners> 1 were 39.4%. The conclusion of this study is the incidence of STIs in Puskesmas II Denpasar Utara in 2014-2016, namely 7.4% -13%. The incidence of STIs was higher in the 41-50 age group with risk jobs, FSW groups and number of sexual partners> 1. Three types of STIs that most often occur in Puskesmas II Denpasar Utara in the last 3 years, namely Non-GO Urethritis followed by Cervicitis and Candidiasis. It is expected that the target in the implementation of the IMS program is not only for sufferers but also for their partners and not only targeting risk groups such as WPS but also PS customers. Keywords: Occurrence, STI, characteristic, retrospective cross sectional
PENGEMBANGAN FORMULIR DIGITAL RAPID CONVENIENCE ASSESSMENT IMUNISASI DASAR DAN LANJUTAN BERBASIS EPICOLLECT5 DATA COLLECTION DI PROVINSI BALI Putu Dwiki Damadita; I Ketut Tangking Widarsa
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 8 No 1 (2021): April 2021
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ACH.2021.v08.i01.p09

Abstract

ABSTRAK Rapid Convenience Assessment (RCA) imunisasi dasar dan lanjutan merupakan survei cakupan imunisasi yang dilaksanakan sebagai bentuk penilaian terhadap pelaksanaan imunisasi dasar dan lanjutan. Proses pengumpulan data pada kegiatan RCA imunisasi dasar dan lanjutan mengalami beberapa permasalahan, yaitu adanya pengulangan pencatatan data dari kuesioner ke dalam komputer, adanya missing data dan data yang bermasalah. Aplikasi Epicollect5 Data Collection dapat dijadikan sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan formulir digital RCA imunisasi dasar dan lanjutan berbasis Epicollect5 Data Collection. Penelitian ini menggunakan pendekatan participatory action research dan model pengembangan System Development Life Cycle (SDLC), dengan melibatkan 11 orang pegawai dan petugas imunisasi di Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan, Badung, Gianyar dan Kota Denpasar sebagai subyek penelitian. Penelitian dilakukan dari bulan Maret hingga Mei 2020. Pengembangan formulir digital dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu identifikasi kebutuhan informasi RCA, pengembangan prototipe formuir digital, dan uji coba. Formulir digital dibuat dalam aplikasi Epicollect5 Data Collection dan terdiri dari 5 bagian utama, yaitu form identitas formulir, lokasi RCA imunisasi, identitas responden, imunisasi dasar, dan imunisasi lanjutan. Output data yang dapat dihasilkan oleh formulir digital dalam website Epicollect yaitu berupa tabel, pemetaan lokasi, dan analisis sederhana. Uji coba dilakukan pada 11 pegawai dan petugas imunisasi yang menjadi subyek penelitian. Hasil uji coba menunjukan bahwa petugas imunisai mendukung penggunaan formulir digital dilihat dari aspek ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha dan minat memanfaatkan. Diharapkan formulir digital yang dikembangkan dapat digunakan dalam kegiatan RCA imunisasi yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Bali di masa mendatang. Kata kunci: Pengembangan formulir digital, RCA imunisasi dasar dan lanjutan, Epicollect5 Data Collection
PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KEKERASAN PEREMPUAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI DI KOTA DENPASAR TAHUN 2017 Gusti Ayu Purnama Dewi; Ni Made Dian Kurniasari; I Ketut Tangking Widarsa
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 5 No 2 (2018): Desember (2018)
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.474 KB) | DOI: 10.24843/ACH.2018.v05.i02.p07

Abstract

ABSTRAK Kekerasan terhadap perempuan merupakan masalah kesehatan masyarakat karena berdampak pada kesehatan reproduksi. Prevalensi kekerasan perempuan di dunia maupun di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan kasus kekerasan dapat disebabkan oleh faktor seperti pengetahuan dan sikap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang kekerasan perempuan dan dampaknya terhadap kesehatan reproduksi di Kota Denpasar Tahun 2017.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross-sectional. Sampel penelitian adalah 96 siswi kelas VII dan VIII SMP yang dipilih dengan teknik multistage random sampling dan simple random sampling. Pengumpulan data pengetahuan dan sikap dilakukan dengan menggunakan kuesioner terstuktur dan data dianalisis secara deskriptif.Hasil penelitian didapatkan 78,1% remaja putri memiliki pengetahuan baik, 15,6% memiliki pengetahuan cukup, dan 6,3% memiliki pengetahuan kurang. Hasil untuk sikap terhadap kekerasan perempuan didapatkan 67,7% remaja putri memiliki sikap baik dan 32,3% memiliki sikap cukup. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar remaja putri memiliki tingkat pengetahuan baik serta lebih dari setengah memiliki sikap menolak kekerasan perempuan. Disarankan kepada pihak sekolah untuk meningkatkan peran guru BK dan juga mengaktifkan peran PIK-R dalam upaya meningkatkan pemahaman para remaja tentang dampak negatif jangka panjang dari kekerasan, sehingga para remaja tersebut memiliki keberanian untuk melapor bila menjadi korban kekerasan dikemudian hari. Kata Kunci: pengetahuan, sikap, kekerasan terhadap perempuan (KtP), kesehatan reproduksi, remaja putri ABSTRACT Violence against women is a public health problem because it impacts reproductive health. The prevalence of female violence in the world and in Indonesia has increased from year to year. Increased cases of violence can be caused by factors such as knowledge and attitudes. The purpose of this study was to determine the knowledge and attitudes level of young women about female violence and its impact on reproductive health in Denpasar City in 2017. This research is a quantitative descriptive study with cross-sectional design. The research sample was 96 class VII and VIII junior high school students, who selected by multistage random sampling and simple random sampling techniques. Knowledge and attitude data collection was carried out using a structured questionnaire and the data were analyzed descriptively. The results showed 78.1% of young women had good knowledge, 15.6% had sufficient knowledge, and 6.3% had less knowledge. The results for attitudes towards female violence obtained 67.7% of young women had good attitudes and 32.3% had sufficient attitudes. It can be concluded that the majority of young women have a good level of knowledge and more than half have attitudes to resist female violence. It is suggested to the school to increase the role of BK teachers and also activate the role of PIK-R in an effort to increase the understanding of adolescents about the long-term negative effects of violence, so that these youth have the courage to report if they become victims of violence in the future. Keywords: knowledge, attitudes, violence against women (KtP), reproductive health, adolescent girls
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI LANSIA PADA POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN : ANALISIS JALUR Ni Made Vidya Pratiwi; Ketut Tangking Widarsa; Ni Made Dian Kurniasari
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 8 No 3 (2021): Desember 2021
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ACH.2021.v08.i03.p01

Abstract

ABSTRAKPartisipasi lansia di wilayah kerja Puskesmas Denpasar Selatan II masih jauh di bawah target. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi lansia pada Posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Selatan. Penelitian cross-sectional dilakukan pada 120 lansia yang dipilih dari 6 Posyandu di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Selatan. Data dukungan kader, petugas kesehatan, dan keluarga serta pengetahuan dan sikap lansia dikumpulkan dengan wawancara. Sebaliknya tingkat partisipasi lansia diukur dari jumlah kehadiran yang tercatat di register register Posyandu. Data dianalisis dengan metode analisis jalur dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan dukungan kader tidak berpengaruh terhadap partisipasi, pengetahuan, dan sikap lansia (p > 0,05). Dukungan tenaga kesehatan berpengaruh secara tidak langsung melahui peningkatan pengetahuan dan sikap dengan loading factor sebesar 0,09 dan 0,27 secara berurutan. Sebaliknya dukungan keluarga berpengaruh secara langsung dan tidak langsung melalui pengetahuan dan sikap dengan total efek 0,127 (p<0,05). Pengetahuan berpengaruh secar langsung dan tidak langsung terhadap partisipasi melalui sikap dengan total efek 0,785 (p<0,05). Dari penelitian ini disimpulkan bahwa dukungan kader tidak berpengaruh terhadap partisipasi lansia, sebaliknya dukungan keluarga dan petugas kesehatan berpengaruh melalui peningkatan pengetahuan lansia. Oleh karena itu dukungan keluarga dan tenaga kesehatan agar dioptimalkan.Kata Kunci : Lansia, Posyandu lansia, Partisipasi.
ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI E-PUSKESMAS DI KABUPATEN BADUNG BERDASARKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL Viky Yudi Alvian; I Ketut Tangking Widarsa
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 6 No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.895 KB) | DOI: 10.24843/ACH.2019.v06.i02.p03

Abstract

ABSTRAK Penerapan sistem informasi e-Puskesmas di Kabupaten Badung masih memiliki beberapa masalah yaitu kualitas jaringan internet yang belum memadai sehingga operator kesulitan dalam menginput data pasien. Permasalahan berikutnya yaitu gangguan pada fitur untuk melakukan rujukan pasien. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana penerimaan operator terhadap sistem informasi e-Puskesmas. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Besar sampel sebanyak 65 orang pegawai yang mengoperasikan e-Puskesmas. Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang mengacu pada Technology Acceptance Model. Hasil dari penelitian ini yaitu 76,92% responden menyatakan sistem informasi e-Puskesmas berguna, sebesar 61,54% responden menyatakan mudah digunakan, dan sebesar 80% responden menyatakan menerima penggunaan sistem informasi e-Puskesmas. Namun, masih terdapat masalah yaitu kualitas jaringan internet belum merata, menambah beban pekerjaan, data pada sistem tidak sesuai dengan hasil pencatatan manual, kesulitan dalam memahami tampilan antarmuka sistem, kode ICD-X masih diinput secara manual, gangguan pada fitur untuk melakukan rujukan pasien, dan belum ada fitur untuk melakukan permintaan obat ke gudang obat dinas kesehatan. Penerapan sistem ini masih perlu diperbaiki dengan dengan peningkatan kualitas jaringan internet, penambahan operator di puskesmas dan puskesmas induk, perbaikan sistem untuk mengurangi terjadinya error, pelatihan terhadap penggunaan sistem, penambahan fitur kode ICD-X dalam sistem, perbaikan fitur rujukan pasien, dan penambahan fitur untuk permintaan obat ke gudang farmasi dinas kesehatan. Kata Kunci : Penerimaan operator, Sistem Informasi e-Puskesmas, Technology Acceptance Model (TAM)
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MEMETAKAN DISTRIBUSI SASARAN PEMANTAUAN KESEHATAN IBU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN Ni Made Dian Kurniasari; Putu Ayu swandewi astuti; Tangking Widarsa; Hari Mulyawan
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 1 No 1 (2012): Juni (2012)
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1396.628 KB) | DOI: 10.24843/ACH.2012.v01.i01.p04

Abstract

Indonesian Maternal Mortality Rate (MMR) in 2007 was 228 per 100.000 live births. A program toreduce MMR was Local Area Monitoring of Maternal Health and was conducted by Public HealthCenters (PHCs) throughout Indonesia. This study aims to apply geographic information system(GIS) as a tool to provide maps which describe the target of local area monitoring of maternalhealth, the distribution of maternity health centers, and level of poverty in the catchment area ofSouth Denpasar I PHC in November to December 2010.This study used descriptive research with a cross sectional approach. Samples were pregnant women, mothers that had giving birth and maternity health centers in the catchment area ofSouth Denpasar I PHC from November to December 2010.The results showed GIS can be used to create maps to describe various data of maternal healththat relates to Local Area Monitoring. The type of maps that were generated for this study werechoropleth maps, dot density maps, point location maps, a combination of choropleth maps withpoint location maps and bu? ering maternity health center maps.The recommendation is that PHCs should consider using GIS as a tool for presenting data relatedto local area monitoring of maternal health. More advanced uses of GIS as a tool to analyze dataand to visualize the results of other research which is related to maternal health and geographicconditions is worth exploring.
DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KOTA DENPASAR TAHUN 2017 Seshia Arma Dwi Permata; I Ketut Tangking Widarsa; Ni Made Dian Kurniasari
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 5 No 1 (2018): Juni (2018)
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.768 KB) | DOI: 10.24843/ACH.2018.v05.i01.p04

Abstract

ABSTRAKASI eksklusif merupakan pemberian Air Susu Ibu (ASI) saja selama minimal enam bulan tanpa memberikanmakanan pendamping ASI (MP-ASI) lainnya. Pemerintah Indonesia telah menggalakkan program pemberian ASIEksklusif sejak tahun 1990 dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Nasional Cakupan ASI Eksklusif sebesar80% (Depkes, 2015). Namun, cakupan ASI eksklusif di Indonesia masih di bawah target yang telah ditetapkan.Bahkan cakupan ASI eksklusif di Denpasar tahun 2016 menurun tajam hingga mencapai 46,1% saja. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk menganalisis dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif pada ibu yangmemiliki bayi usia 6-24 bulan di Kota Denpasar Tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian analitikkuantitatif menggunakan pendekatan cross-sectional, yang dilakukan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas IDenpasar Barat dan Puskesmas II Denpasar Utara, jumlah sampel sebanyak 96 orang dan menggunakan teknikmultistage random sampling melalui pembagian kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari setengahresponden mendapatkan dukungan yang baik dari suami, baik itu dukungan dukungan informasional (66,7%),dukungan penilaian (63,5%), dukungan instrumental (62,5%), dan dukungan emosional (61,5%). Disimpulkanbahwa dukungan suami memiliki pengaruh sebesar 80,2% dimana terdapat dua variabel yang berpengaruhpositif terhadap pemberian ASI eksklusif yaitu dukungan informasional (OR: 124,15; 95% CI: 10,50 - 1467,23) sertadukungan instrumental (OR: 15,75; 95% CI: 2,40 - 103,31), yang masih dalam kategori kurang adalah suami jarangmenyediakan peralatan ASI perah dan jarang membimbing ibu cara memerah dan memberikan ASI perahkepada bayi. Disarankan untuk meningkatkan peran serta suami dengan cara memberikan edukasi sejak dinioleh petugas kesehatan khususnya bidan terkait ASI eksklusif sehingga suami dapat memberikan dukunganyang positif kepada ibu.Kata kunci : Dukungan Suami, ASI eksklusif, bayi usia 6-24
Co-Authors A Swandewi A. A. Ayumi Witantri Bharata, Made Dwi Yoga Bunganing Eswarya Cokorda Istri Padmi Desak Nyoman Widyanthini Dewa Ayu Agung Alit Suka Astini Dewa Nyoman Wirawan Dewa Nyoman Wirawan, Dewa Nyoman Dwi Masu Putra Dyah Pradnyaparmita Duarsa Erly Sintya Febianingsih, Ni Putu Eka Gede Wiranatha Gusti Ayu Purnama Dewi Gusti Ayu Rusma Windiyana Putri HARI MULYAWAN Hegard Sukmawati, Ni Made Hendry Irawan I Gede Bagus Gita Pranata Putra I Gusti Ngurah Putu Sana I Ketut Labir I Ketut Labir I Ketut Suastika I Ketut Suwiyoga I Made Esa Sadana Yoga I Made Pariartha I Nengah Kapti I Nyoman Mangku Karmaya I Nyoman Sueta I W. Sudarsa I Wayan Darwata I Wayan Suwitra I Wayan Weta I.A.A. Widhiartini Ida Ayu Dewi Wiryanthini Kadek Dean Ariska Aryawangsa Kadek Yulita Dewi Lestari Komang Trisna Sumadewi Luh Gede Sri Yenny Luh Putu Kartika Darmapadmi Maheswari, Luh Putu Dewanda Ni Ketut Sutiari Ni Komang Surya Sanistiasih Budaya Ni Luh Putu Eka Kartika Sari Ni Luh Putu Suariyani Ni Made Dian Kurniasari Ni Made Vidya Pratiwi Ni Putu Sri Widhi Andayani Ni Putu Widarini Ni Wayan Septarini Ni Wayan Widhidewi Nyoman Triana Ayati Putu Ayu swandewi astuti Putu Dwiki Damadita Putu Sutisna Rina Listyowati Rina Listyowati, Rina Rini Hendari Rini Hendari, Rini Sagung Putri Permana Lestari MP Seshia Arma Dwi Permata Sri Juharni Sri Juharni, Sri Sri Trisnawati Sri Trisnawati Suryawisesa, Ida Bagus Made Viky Yudi Alvian Vivin Sumanti Vivin Sumanti Witari, Ni Putu Diah Yasa, I Nyoman Wawan Tirtha Yuliana Yuliana