Ajub Ajulian Zahra Macrina
Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Published : 128 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

SIMULASI KINERJA PENGUAT OPTIS TIPEERBIUM DOPED FIBER AMPLIFIERS (EDFA) BERDASARKAN TEKNIK PEMOMPAAN Mohammad Yanuar Siddiq; Imam Santoso; Ajub Ajulian Zahra
Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro TRANSIENT, VOL. 3, NO. 4, DESEMBER 2014
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.032 KB) | DOI: 10.14710/transient.v3i4.650-655

Abstract

Abstrak Sistem komunikasi serat optis adalah suatu sistem komunikasi yang menggunakan kabel serat optis sebagai saluran transmisinya yang dapat menyalurkan informasi dengan kapasitas besar dan tingkat keandalan yang tinggi. Akan tetapi, daya sinyal informasi yang dikirimkan melalui serat optis akan mengalami penurunan yang disebabkan oleh redaman di sepanjang serat dan pada titik persambungan serat optis. Salah satu upaya untuk mencegah penurunan daya sinyal informasi adalah dengan memasang penguat optis. Mengacu pada hal tersebut, maka pada penelitian ini dilakukan analisis kinerja penguat optis tipe EDFA (Erbium Doped Fiber Amplifiers) berdasarkan teknik pemompaan.Dengan menggunakan bantuan perangkat lunak optisdimungkinkan untuk diketahui kinerja penguatannya sebelum diterapkan pada sistem komunikasi serat optis.Untuk mengetahui kinerja penguatan EDFA ada beberapa parameter yang perlu diperhatikan yaitu berupa gain, noise figure, dan daya ASE (Amplified Spontaneous Emission).Pada penelitian ini akan dilakukan analisis pengaruh dari berbagaiteknik pemompaan dan panjang gelombang pompa terhadap parameter kinerja penguatan EDFA. Teknik pemompaan yang digunakan pada penelitian ini ada 3 yaitu teknik pemompaan maju, teknik pemompaan mundur, dan teknik pemompaan dua arah. Secara keseluruhan teknik pemompaan yang paling baik kinerjanya adalah teknik pemompaan maju dengan panjang gelombang pompa 980 nm karena menghasilkan gain yang tinggi sebesar 35,63643 dB dan noise figure yang sangat kecil sebesar 4,36313 dB. Kata kunci: Serat Optis, EDFA, Gain, Noise Figure, Daya ASE  Abstract Optical fiber communication system is a communication system that utilizes optical fiber cable as the transmission channel to deliver information with a large capacity and high reliability levels. However, the information signal power sent through an optical fiber will decline due to attenuation along the fiber and at the junction point of the optical fiber. One of the efforts to prevent the loss of information signal power is by installing an optical amplifier. Referring to that, the analysis conducted in this research is performance analysis of an optical amplifier EDFA(Erbium Doped Fiber Amplifiers) type based on its pumping techniques.With the help of optical software, it is possible to know the performance gains before being applied to the optical fiber communication system. To determine the performance of the EDFA gain, there are several parameters that need to be considered such as gain, noise figure, and the power of ASE (Amplified Spontaneous Emission). In this research, the analysis of the effects of various pumping techniques and the pump wavelength on EDFA gain performance parameters. There are three pumping techniques will be conducted used in this study that are forward pumping technique, backward pumping technique, and bidirectional pumping technique. Overall pumping techniques is the most excellent performance in the forward pumping for the pump wavelength of 980 nm because it produces high gain of 35,63643 dB and very small noise figure of 4,36313 dB. Keywords: Optical Fiber, EDFA, Gain, Noise Figure, ASE Power
IDENTIFIKASI KERUSAKAN SARAF AUTONOMIK MELALUI CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PCA) DAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK Erizco Satya Wicaksono; Imam Santoso; Ajub Ajulian Zahra; R. Rizal Isnanto
Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro TRANSIENT, VOL. 6, NO. 3, SEPTEMBER 2017
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (659.012 KB) | DOI: 10.14710/transient.v6i3.254-258

Abstract

Identifikasi penyakit dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya menggunakan pengamatan kondisi iris mata yang sedang berkembang dengan pesat di kalangan akademik dan industri. Berdasarkan ilmu iridologi pola tertentu pada citra iris mata dapat menunjukkan penyakit tertentu sehingga dalam hal ini dapat memanfaatkan pengolahan citra digital. Dalam penelitian ini, dibuat program identifikasi penyakit khususnya kerusakan saraf autonomik yang mengamati pola tertemtu pada iris mata menggunakan metode ekstraksi ciri analisis komponen utama dan metode klasifikasi jaringan saraf tiruan perambatan balik. Dalam penelitian ini digunakan 80 data yang berisi 40 citra iris mata normal dan 40 citra iris mata mengalami kerusakan saraf autonomik. Tujuan pembuatan penelitian ini guna mendapatkan hasil identifikasi yang cukup baik untuk mengenali kerusakan saraf autonomik, dan memberikan saran untuk pengembangan identifikasi kerusakan saraf autonomik agar semakin baik lagi. Berdasarkan hasil pengujian keseluruhan data dengan variasi komponen utama 25, 50, dan 100 dan jumlah lapisan tersembunyi 10 sampai 50 memiliki rata-rata tingkat akurasi keberhasilan pengenalan penyakit 62,88% dengan nilai tertinggi 83,33%, tingkat sensitivitas 55,56% dengan nilai tertinggi 100%, nilai spesifisitas 71,50% dengan nilai tertinggi 100%.
APLIKASI KODE RANTAI UNTUK MENENTUKAN KELILING DAN LUASSUATU BANGUN DATAR DUA DIMENSI Mirna Tria Pratiwi; Imam Santoso; Ajub Ajulian Zahra
Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro TRANSIENT, VOL. 2, NO. 4, DESEMBER 2013
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.505 KB) | DOI: 10.14710/transient.v2i4.924-929

Abstract

Abstrak Kode rantai merupakan salah satu metode pada pengolahan citra digital yang menghasilkan kode-kode berupa deretan angka berdasarkan arah mata angin. Kode rantai ini mampu  merepresentasikan kurva,garis, atau kontur dari suatu bidang, menentukan keliling dan luas, dan dapat menentukan faktor bentuk dari suatu objek. Dalam Tugas Akhir ini, metode kode rantai diaplikasikan untuk menentukan keliling dan luas pada bangun datar dua dimensi.Program ini dibuat dengan menggunakan perangkat lunak MATLAB. Perancangan sistem ini memiliki beberapa tahapan seperti tahapan prapengolahan, dimana citra yang digunakan sebagai data uji adalah hasil akuisisi kamera  yang diubah menjadi citra aras keabuan kemudian diubah menjadi citra biner. Kemudian tahap penelusuran kode rantai.Pada tahap ini algoritma kode rantai yang digunakan adalah 8 arah mata angin.Pada tahap perhitungan keliling dan luas dilakukan proses perhitungan akhir melalui perhitungan yang didasarkan pada kode-kode yang dihasilkan pada tahap penelusuran. Pada pengujian sistem ini dilakukan beberapa variasi, yaitu variasi bangun geometri, variasi ukuran objek, variasi posisi objek, dan variasi bangun tak beraturan.Dari hasil pengujian terhadap sistem, diperoleh hasil persentase kesalahan minimum untuk keliling sebesar 0.001% dan persentase kesalahan maksimumnya sebesar 14.1418%.Untuk luas, persentase kesalahan minimumnya sebesar 0.0363% dan persentase kesalahan maksimalnya sebesar 17.8540%.Hasilnya, kode rantai dapat digunakan untuk menghitung keliling dan luas pada bangun datar dua dimensi dengan kesalahan yang dapat ditoleransi. Kata Kunci : Bangun Datar Dua Dimensi, Keliling, Luas, Kode Rantai  Abstract Chain Codes is one of the techniques in image analysis that is producingthe codes which is containing a line of number based on the direction for representing lines, curves or contour of an area. Chain Codes is able to represent lines, curves or contour of an area, to determine perimeters and area, and to determine shape factor of an object.In this final assignment, chain codes are applied to count areas and perimeters of  two dimensional shapes. This program was built by using Matlab program and using the capture image as the object tests.  The system was built to have some following steps. First, preprocessing step which changes object images into grayscale image and changes to create a binary image.  The next step was computing chain codes which is using 8 directions. And the last step was counting perimeter and area process. These were based on the codes which were provided by the step before. In this program, there are four variation tests, those are the shape variation, the size variation, the position variations and the irregular shape of the objects.From the perimeter tests, the minimum error rate of the object is 0.001% , and 14.142 % for the maximum error rate. For area tests, the minimum error rate of the objects is 0.0363%, and the maximum error rate is 17.854 %. As acresult chain code can be applied to count area and perimeter of two dimensional shape with acceptable error. Keywords :two dimensional shapes, Perimeters, Areas, Chain Codes
IDENTIFIKASI WAJAH MANUSIA DENGAN ANALISIS KOMPONEN BEBAS Muhammad Arif Siddiq; Imam Santoso; Ajub Ajulian Zahra
Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro TRANSIENT, VOL. 6, NO. 2, JUNI 2017
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.016 KB) | DOI: 10.14710/transient.v6i2.254-259

Abstract

Manusia dapat mengenali manusia lainnya berdasarkan ciri-ciri khusus dari manusia yang akan dikenalinya. Dengan skema yang sama, sebuah sistem komputer dapat mengidentifikasi seseorang manusia berdasarkan ciri-ciri fisiknya. Ciri-ciri ini disebut ciri biometrika, sedangkan sistem yang dapat melakukan pengenalan menggunakan ciri-ciri tersebut adalah sistem biometrika. Pada teknik pengolahan citra digital, ciri biometrika wajah dapat digunakan pada sistem pengenalan wajah dengan melakukan proses ekstraksi ciri dari citra wajah tersebut menggunakan beberapa metode ekstraksi ciri yang ada, salah satunya metode Analisis Komponen Bebas (Independent Component Analysis atau ICA). Pada Penelitian ini dirancang sebuah perangkat lunak sistem pengenalan wajah manusia. Pengenalan dilakukan pada 15 Individu berbeda dengan 10 variasi ekspresi dan posisi wajah. Proses pengenalan wajah manusia dilakukan dengan tahap prapengolahan citra, ektraksi ciri citra dengan menggunakan ICA, dan pengenalan dengan metode jarak minimal. Variasi perhitungan jarak yang akan digunakan adalah jarak Manhattan, Euclidean, dan Minkowski. Berdasarkan pengujian pada keseluruhan data dengan variasi jumlah ciri yang dipertahankan 74, 60, 40, 20 dan 5, tingkat keberhasilan tertinggi adalah pada penggunaan jarak Manhattan, Euclidean dan Minkowski orde 1 dan 2 pada variasi jumlah ciri sebanyak 74 dengan nilai persentase akurasi dan sensitivitas pada variasi ini 82,67%. Sedangkan spesifisitas sistem pada variasi ini adalah 98,76%.
APLIKASI METODE KODE RANTAI UNTUK MENENTUKAN PANJANG DAN KELILING OBJEK DUA DIMENSI TIDAK BERATURAN Pinkan Dyah; Imam Santoso; Ajub Ajulian Zahra
Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro TRANSIENT, VOL. 4, NO. 2, JUNI 2015
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.426 KB) | DOI: 10.14710/transient.v4i2.229-235

Abstract

Abstrak Kode rantai merupakan salah satu metode pengolahan citra digital yang mampu  merepresentasikan kurva, garis, atau kontur suatu bidang. Kode rantai menghasilkan kode-kode berupa deretan angka berdasarkan arah mata angin. Deretan angka ini dihitung sehingga menghasilkan nilai panjang, dan disesuaikan dengan nilai sesungguhnya berdasarkan faktor skala. Dalam Penelitian ini, kode rantai diaplikasikan untuk menentukan panjang dan keliling objek dua dimensi  tidak beraturan. Objek dua dimensi berasal dari hasil akuisisi kamera yang divariasi berdasarkan bentuk, jarak, dan perbesaran. Untuk meningkatkan penelusuran kode rantai ini diterapkan penghilangan derau dengan morfologi penutupan. Tolak ukur keberhasilan adalah perbandingan panjang simulasi dengan panjang sebenarnya. Selain itu beberapa gangguan saat pengambilan data diterapkan, seperti tingkat kecerahan pada citra uji, adanya derau di sekitar objek citra uji. Pada pengujian sistem ini dilakukan beberapa variasi, yaitu variasi bentuk kontur terbuka, pengujian kontur terbuka jarak kamera terhadap objek 20 cm – 40 cm, pengujian dengan jarak kamera terhadap objek 50 cm – 200 cm, variasi perbesaran objek 1kali-3kali, dan pengujian keliling pada kontur tertutup. Dari hasil pengujian terhadap sistem, seperti pengujian kontur terbuka jarak kamera terhadap objek 20 cm – 40 cm memiliki presentase rata-rata 1,452%. Hasilnya kode rantai dapat digunakan untuk menghitung panjang dan keliling objek dua dimensi tidak beraturan dengan kesalahan yang dapat ditoleransi. Kata Kunci : Kontur Tidak Beraturan, Dua Dimensi, Panjang, Keliling, Kode Rantai  Abstract Chain Codes is one of the techniques in image analysis that is able to represent lines, curves or contour of an area, and to determine shape factor of an object. Further more chain codes can be applied to count length and perimeter of object based on distance. Chain code’s producing the codes which is containing a line of number based on the direction. In this final assignment, chain codes are applied to count length and perimeter of two dimensional irregular object. Two dimensional object are using the capture image as the object tests. On the other hand, morphological closing  was applied to improve chain code’s tracking.  And comparison of actual length to simulasion length will be used as parameters of success. Beside that, some interference were applied such as brightness level and some noise around the object. In this program, there are five variation tests, those are the shape variation of opened contours, the opened contours with 20 cm - 40 cm camera to object’s distances, the opened contours objects with 50 cm - 200 cm camera to object’s, camera’s zoom variations for opened contours, and shape variations of closed contours. For an example, opened contours with 20 cm - 40 cm camera to object’s distances with minimum error percentage 0%, maximum 2,881%, and mean 1,452%. As a result, chain code can be applied to count length of two dimensional irregular contours with acceptable error. Keywords: Irregular contours, two dimensions, length, perimeter, Chain Code
SIMULASI PENGENALAN WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN METODE ANALISIS DISKRIMINAN LINEAR DUA DIMENSI (2D-LDA) DENGAN JARAK MANHATTAN, CANBERRA DAN EUCLIDEAN Rivaldi MHS; Ajub Ajulian Zahra; Imam Santoso; R. Rizal Isnanto
Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro TRANSIENT, VOL. 6, NO. 2, JUNI 2017
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.313 KB) | DOI: 10.14710/transient.v6i2.298-304

Abstract

Wajah merupakan salah satu ciri biometrika yaitu ciri dari tiap-tiap individu yang unik yang tidak dimiliki individu lainnya selain individu tersebut. Pada teknik pengolahan citra digital ciri biometrika wajah dapat digunakan pada sistem pengenalan wajah dengan melakukan proses ekstraksi ciri nilai piksel citra wajah tersebut menggunakan beberapa metode ekstraksi ciri yang ada, salah satunya metode Analisis Diskriminan Linear Dua Dimensi (2-Dimensional Linear Discriminant Analysis atau 2D-LDA). Pada Tugas Akhir ini dirancang sebuah perangkat lunak simulasi pengenalan wajah manusia berdasarkan variasi posisi dan ekspresi tertentu wajah. Pada simulasi ini proses pengenalan wajah manusia diawali dengan tahap prapengolahan dan selanjutnya tahap ekstraksi ciri dari citra wajah manusia menggunakan metode 2D-LDA. Tahap terakhir adalah proses pengenalan dengan melakukan perhitungan jarak terkecil vektor ciri citra yang akan dikenali dengan semua vektor ciri yang ada di basis data yaitu dengan menggunakan 3 variasi jarak yaitu Jarak Manhattan, Canberra dan Euclidean. Berdasarkan pengujian pada keseluruhan data dengan variasi jumlah ciri yang dipertahankan 100, 75, dan 50, tingkat keberhasilan tertinggi adalah pada penggunaan jarak Canberra dengan nilai persentase akurasinya sama pada saat jumlah ciri yang dipertahankan 100, 75 maupun 50 yaitu sebesar 96,67%. Selain citra wajah yang sudah terdaftar, terdapat pula pengujian citra luar yang tidak terdaftar pada basis data dan nilai persentase akurasi tertinggi diperoleh dengan menggunakan jarak Canberra  dengan nilai akurasinya sama untuk semua variasi jumlah ciri yang dipertahankan yaitu 80%.
PERANCANGAN SISTEM PENGISIAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN SOLAR BERSUBSIDI DENGAN TEKNOLOGI RFID SEBAGAI PEMBATAS JUMLAH BELI DAN PEMBELI Saiful Anwar; Darjat Darjat; Ajub Ajulian Zahra
Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro TRANSIENT, VOL. 4, NO. 1, MARET 2015
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.843 KB) | DOI: 10.14710/transient.v4i1.208-214

Abstract

Abstrak Saat ini terdapat berbagai aplikasi dari kemajuan teknologi yang telah diciptakan dan menggantikan sistem konvesional. Salah satu contohnya adalah sistem RFID (Radio Frequency Identification). Sistem RFID kini telah banyak digunakan baik sebagai perangkat sistem keamanan ruangan, pembayaran biaya tol secara otomatis, dan daftar presensi harian di perkantoran maupun institusi pendidikan.TugasakhirmenawarkansebuahrancanganSistemPengisianBahanBakarUmum (SPBU) khususnya BBM bersubsidi yang memanfaatkan teknologi RFID (Radio Frequency Identification). Selain kendaraan dengan kartu tag RFID yang sudah terdaftar tidak diperbolehkan membeli BBM bersubsidi. Dari hasil pengujian fungsi sistem RFID sebagai akses untuk melakukan pengisian BBM bersubsidi sudah sesuai dengan algoritma yang diinginkan. Hanya pengguna BBM bersubsidi yang memiliki tag yang nomor serinya telah terdaftar ke dalam database yang dapat melakukan pembelian terhadap BBM bersubsidi, yang mana jumlah pembelian setiap bulannya juga terbatas. Kata Kunci: RFID, Tag, Reader ID-12,Database, SPBU, BBM Bersubsidi  Abstract Nowadays, various applications of technology have been created to replace the conventional system. One of the emerging technologies is RFID (Radio Frequency Identification) system. RFID may be implemented for several applications such as security, inventory detection or access control in the office area. RFID allows users to do activities in a quick, effective and more secure way. This final assignment offers a design of a public refueling system using RFID technology especially for subsidized fuel. By using RFID tags as a tool of access and RFID reader as an access control, a faster, safer and more effective access control system can be made. Only vehicle with RFID tag cards that have been registered are allowed to buy the subsidized fuel.The result of this study shows that, the function of the RFID system tested to access the subsidized fuel charge is in accordance with the desired algorithm. Only users of the subsidized fuel who have tag with a serial number that has been registered into the database can make purchases of the subsidized fuel. In addition to this, the monthly amount of purchases is also limited. Key Word:RFID, Tag, Reader ID-12, Database, Public Refueling System, Subdizied Fuel
ANALISIS KINERJA JARINGAN DWDM MODEL MULTISITE SEDERHANA MENGGUNAKAN CISCO TRANSPORT PLANNER RELEASE 9.2 Adela Ika Anindita; Imam Santoso; Ajub Ajulian Zahra
Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro TRANSIENT, VOL. 3, NO. 3, SEPTEMBER 2014
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.473 KB) | DOI: 10.14710/transient.v3i3.323-331

Abstract

Abstrak Serat optik merupakan media transmisi yang mampu melakukan pengiriman data dalam jumlah besar. Untuk mendukung pentransmisian menggunakan serat optik diperlukan teknik yang menunjang yaitu teknik multiplexing. Seiring meningkatnya kebutuhan transmisi data dikembangkan teknik multiplexing DWDM (Dense Wavelength Division Multiplexing) yang mampu mentransmisikan lebih dari 400 panjang gelombang dalam satu serat optik.Dalam implementasi sistem komunikasi serat optik dengan menggunakan teknik multiplexing DWDM perlu analisis kinerja jaringan. Berdasarkan hal tersebut akan dilakukan analisis kinerja model multisite sederhana jaringan DWDM.Terdapat beberapa macam kabel serat optik yang digunakan yakni G.652-SMF, True Wave Reach, G.652-SMF-28E, dan Free Light.Sedangkan, jenis teknologi transmisi untuk teknologi DWDM yang digunakan antara lain 10 Gigabit Ethernet, dan 40 Gigabit Ethernet. Parameter yang dijadikan tolak ukur antara lain nilai attenuasi, nilai dispersi serat optik, dan nilai tundaan. Dengan bantuan perangkat lunak atau aplikasi perancangan jaringan DWDM dimungkinkan untuk diketahui kinerja dari jaringan yang inginkan.  Dari analisi yang dilakuakan performansi paling baik dalam perancangan ini ditunjukkan pada serat optik dengan variasi G.652-SMF-28E, G.652-SMF-28E, dan Free-light pada teknologi 10GE dengan nilai rata-rata link availability sebesar 0,999913.Sedangkan, pada kombinasi serat optik dengan  ketiganya menggunakan Free-light dengan teknologi transmisi 40GE-40GE-10GE menunjukkan performa paling rendah dengan nilai 0,999907. Kata kunci: DWDM, Kinerja Jaringan, Parameter, Multisite  Abstract An optical fiber medium capable of sending large amounts of data. To support the use of fiber-optic transmission technique that required multiplexing techniques. With the increasing need for data transmission multiplexing techniques developed DWDM (Dense Wavelength Division Multiplexing) is capable of transmitting more than 400 wavelengths in a single optical fiber. In the implementation of fiber optic systems using DWDM multiplexing techniques necessary network performance. Based on the analysis of the performance of the simple model multisite DWDM networks. There are several kinds of fiber optic that are G.652 SMF, True Reach Wave, G.652-SMF-28E, and Free Light. Meanwhile, the type of transmission technology for DWDM technologies used include 10 Gigabit Ethernet, and 40 Gigabit Ethernet.Parameters are used value of attenuation, optical fiber dispersion value, and value of delay. With the help of software or application design DWDM networks it is possible to note the performance of the network is required.  From the analysis best performance in this design is shown in optical fibers with variations G.652-SMF-28E, G.652-SMF-28E, dan Free-light on 10GE technology with 0.999913 link availability. Whereas, in combination with a third optical fiber using Free-light transmission technology with 40GE-40GE-10GE showed the lowest performance 0.999907. Keywords: DWDM, Networks Performance, Parameters, Multisite
Pengaruh Modulasi M-PSK Pada Unjuk Kerja Sistem Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) Ajub Ajulian Zahra; Imam Santoso; Wike Septi Fadhila
Transmisi: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Vol 10, No 2 (2008): TRANSMISI
Publisher : Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2394.153 KB) | DOI: 10.12777/transmisi.10.2.70-76

Abstract

OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) is a transmission technique which uses some orthogonal subcarrier frequencies (multicarrier). Each of the subcarrier is modulated by conventional modulation technique at low symbol ratio. It can be a PSK (Phase Shift Keying) modulation. PSK modulation is chosen as its simplicity and ability to reduce amplitude fluctuation which could leads to attenuation.A simulation with Matlab is made in this final project. The purpose of this simulations is to analyze M-PSK modulation effect on OFDM system performance under AWGN (Additive White Gaussian Noise)  noisy channel condition. System parameter that being changed is modulation level of PSK with system inputs consist of random data, grayscale images, and sounds. OFDM system performance is observed by analyzing Bit Error Rate (BER) values and Signal to Noise Ratio (SNR) received by OFDM receiver by varying channel SNR value.The results show that in grayscale pictures and sounds transmission, BPSK is the most noise  durable modulation technique compared with QPSK, 16PSK, and 256PSK. It can be shown from the least BPSK BER value compared with other three modulations. Received SNR value shows received image quality on receiver side. The simulation results show that on high noise channel condition (channel SNR <6dB) using 256PSK is better than BPSK, QPSK or 16PSK.Keywords: OFDM, PSK, BER, SNR
Analisis Model Kanal SUI Berdasarkan Modulasi QAM dan Variasi Bandwidth Frans Sugiharto; Imam Santoso; Ajub Ajulian Zahra
Transmisi: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Vol 13, No 1 (2011): TRANSMISI
Publisher : Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.117 KB) | DOI: 10.12777/transmisi.13.1.15-20

Abstract

Wimax is the wireless technology providing link of broadband in distance which far. Wimax is technology of broadband having high speed access and the wide reach. Such as system communications of previous nirkabel, wimax also have model of different propagation. Propagation models of wimax involve variation of delay (μs), power (dB), Factor K (dB), Doppler frequency (Hz). This Model called SUI (Stanford University Interim) channel. Variation of Parameters SUI channel determine performance of communications wimax. In this final project, analysed SUI channel use simulation where parameter of SUI channel of variation into 6 condition of channel SUI - 1 up to SUI-6. While performance of channel presented in comparison of graph of BER and Eb/No. For wimax communication used type of IEEE 802.16d with digital modulation 16 QAM and 64 QAM, include the variation of cylic prefix and bandwidth. Simulation test result show that simulation of SUI channel with type of modulation 16 QAM with cylic prefix 1/8, bandwidth 1.5MHz can repair almost entirety of performance SUI channel. Five SUI channel show best performance when at gyration of Eb/No 5dB up to 15 dB. While result of simulation SUI channel with type of modulation 16QAM with cylic prefix 1/16, bandwidth 20MHz showing bad performance, when improvement Eb/No of gyration BER between 10-1 dan 100 for channel SUI-2, SUI-3, SUI-4, SUI-5, SUI-6. Result of simulation SUI channel with type of modulation 64 QAM with cylic prefix 1/8, bandwidth 1.5MHz showing best performance. Result of simulation SUI channel with type of modulation 64 QAM with cylic prefix 1/16, bandwidth 20MHz showing bad performance. Keyword : 802.16d, SUI channel, WiMAX, cylic prefix, bandwidth.
Co-Authors Abdilah, Bagas Risky Achmad Hidayatno Adela Ika Anindita Aditya Aditya Aditya Satya Raya Adrian Khoirul Haq Adrianus Stephen, Adrianus Afrizal Mohamad Riand Agil Bayu Trisna Ahmad Dhiyaul Haq Al Anwar Alia Rizkinawati Amali, Fariz Nur Ananda, Fitri Andi Pangerang, Andi Andre Lukito Kurniawan, Andre Lukito Anton Ratrianto Apriliani Sulistyoningrum Ardilla Dwi Budiarta Arif Mustakim Arif Nur Hidayat, Arif Nur Aulia Iqbal M Bagus Aditya Bambang Hadiwijaya Bambang Winardi Bambang Winardi Berlian Ade Wijaya Berlian, Bonaventura Bramono Hanindito Bryan Adhitya Effendi Dane Kurnia Putra Darjat Darjat David Sebastyan Simangunsong Dewantari, Theresia N. Dyah Kusuma Mauliyani, Dyah Kusuma Eko Didik Widianto Eldina Megawati Erizco Satya Wicaksono Fachrul Rozy Faizal Haris M Fajar Ramadhan, Fajar Fandi Yusuf Nugroho Fara Mantika Dian Febriana, Fara Mantika Farizky, M. Daffa A. Febry Santo Fendy Yulian Rakhmad Ferry Hadi Fitra Pandu Adityas Frans Bertua Y.S. Frans Sugiharto GALIH WICAKSONO Gilang Ananggadipa Gustin Anggraeni Hana’ Ad’ha Rodhiah Hanief Tegar Pambudhi Haqqi, Ma’ruf Nashrul Harits Akmal Adi Wicaksono Hauril Maulida Nisfari Hemawati, Isti Dwi Hendra William Herjuna Dony Anggara Putra, Herjuna Dony Anggara Herry Totalis Hutama Arif Bramantyo Ilina Khoirotun Khisan Iskandar Imam Gaffar Imam Santoso Ismi Dina Solikha Jayaningpang Kinantang, Jayaningpang Jefri Yandika Karnoto . Khoiruman, Danur Ilham Krisna Zain Murtafi&#039; Kurnia Agnawatri, Kurnia M. Fuad Hasan M. Hidayat Al Rizqy Maman Somantri Maria Fitriana Mellia Aisyah Aristyorini, Mellia Aisyah Melly Arisandi Mirna Tria Pratiwi Misbah Riyandi Fauzi Mohammad Yanuar Siddiq Muhamad Rifqi Rifquddin, Muhamad Rifqi Muhammad Alfian, Muhammad Muhammad Ardi Nur Syamsu, Muhammad Ardi Nur Muhammad Arif Bayu, Muhammad Arif Muhammad Arif Siddiq Muhammad Fadly Yudhistira Taufik Muhammad Mirza Abdalla, Muhammad Mirza Muhammad Rifqi Fadhilah Muhammad Salman Lubis Muhammad Wildan Aula Sabiq Munawar Agus Riyadi Nirmakumala, Sekar Nugrahadi, Rino Nugroho Agus D Nur Cahyo Nur Muhammad Giri Laksono Panjaitan, Menpo Vascodegama Parlys, Albert Permana, Pascalis Insan Pinkan Dyah Pratama, Ismail Rifqi Pratama, Muhammad Harry Bintang Pratama, Satya Yoga Pringgo Budi Utomo R Rizal Isnanto R. G Alam Nusantara P.H, R. G Alam R. Mh. Rheza Kharis R. Rizal Isnanto Relung Satria D Rico Eko Wibowo Riska Aristantya Aristantya Rita Rahmawati Rivaldi MHS Rizki Anggoro Kurniawan Rony Darpono Rosyid Haryadi Saiful Anwar Samuel Pangihutan Hutagalung Sandi, Gracenda Chris Sandy Iman Digdoyo Santoso, Imam Sari, Dina Meilita Sekarwangi, Annisa Prita Seto Ayom Cahyadi Siboro, Septihadi Klinsman Sigit Nur Rohman Sukiswo Sukiswo Susatyo Handoko TATI NURHAYATI Taufiqurrohman Taufiqurrohman Teguh Aryanto Tito Tri Pamungkas Valen Awirya Wahyudi Wahyudi Wahyul Amien Syafei Widyasari, Triya Eva Wike Septi Fadhila Wildand Angesti Yudhi Prabowo Yuli Christyono Yuli Christyono Yuni Intanmia Suryanto, Yuni Intanmia Yustinus Denny Ardyanto Yusuf Septiawan Zoya Winona Ramli