Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Pengukuran Tinggi Badan (TB), Berat Badan (BB) & Lingkar Lengan Atas (LILA) di Masa Pandemi: Measurement of Height, Weight & Upper Arm Circumference During a Pandemic Yane Tambing; Mona Safitri Fatiah; Lisda Oktavia Madu Pamangin
Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): April-Juni
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1184.602 KB) | DOI: 10.33860/pjpm.v3i2.821

Abstract

The problem of children's nutritional status in Indonesia is still fairly high, especially in the eastern region. One of the contributors to the high case is Sarmi Regency, Papua Province. The purpose of this activity was to look at the nutritional status of under-five children in Sarmi Regency through height, weight, and upper-arm circumference. This activity was carried out for 2 weeks, from July 5 - 21, 2021, in Siaratesa Village, Tafarewar, Nengke, and Bebon Jaya, Sarmi Regency with the target of this activity was mothers who have under-five children. This activity was carried out by community education methods, data collection, and measurement practices in the form of height, weight, and upper-arm circumference. The results of this activity obtained wasting cases of 54.1% stunting & underweight 24.1%, and the average upper-arm circumference was about 14.40 cm. Thus, it is expected that there are continuous activities carried out by the local health center to complement the activities as an effort to increase maternal knowledge to guide the occurrence of nutrition in under-five children.   ABSTRAK Masalah gizi pada balita di Indonesia masih menjadi topik yang masih hangat yang masih diperbincangkan, dimana kasus tersebut masih terbilang masih sangat tinggi, terutama di wilayah timur Indonesia, salah satu penyumbang kasus tersebut adalah Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melihat status gizi balita di Kab. Sarmi melalui pengukuran Tinggi Badan (TB), Berat Badan (BB) dan Lingkar Lengan Atas (LILA) balita. Kegiatan ini dilakukan selama ± 2 minggu, pada tanggal 5 – 21 Juli 2021, di Kampung Siaratesa, Tafarewar, Nengke dan Bebon Jaya, Kabupaten Sarmi dengan sasaran kegiatan ini adalah ibu yang memiliki balita yang berusia 0 – 59 bulan. Kegiatan ini dilakukan dengan metode pendidikan masyarakat, pengumpulan data dan praktik pengukuran berupa TB, BB dan LILA. Hasil dari kegiatan ini diperoleh kasus wasting sebesar 54,1 persen, stunting & underweight sebesar 24,1 persen serta rata-rata LILA balita sekitar 14,40 cm. Dengan demikian, diharapkan adanya kegiatan yang berkesinambungan yang dilakukan oleh pihak puskesmas setempat untuk melengkapi kegiatan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan ibu dalam upaya menurunkan kejadian masalah gizi pada balita.
ABORTUS PROVOKATUS DI RSUD ABEPURA KOTA JAYAPURA PROVINSI PAPUA Hasmi Hasmi; Mulil Hela Kombo; Yanne Tambing
Jambura Journal of Health Sciences and Research Vol 2, No 2 (2020): JULI: JAMBURA JOURNAL OF HEALTH SCIENCES AND RESEARCH
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/jjhsr.v2i2.6929

Abstract

Abortus Provokatus di RSUD Abepura Kota Jayapura Provinsi PapuaHasmi, Mulil Helakombo, Yanne TambingFakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Cenderawasih ABSTRAK          Kasus Kematian Ibu di Indonesia15% - 50 % kematian ibu disebabkan karena tindakan aborsi yang tidak aman, khususnya sebagian besar dilakukan oleh remaja (Kemenkes RI, 2015). Abortus di  RSUD Abepura merupakan abortus provokatus dari jumlah pasien yang masuk di ruang gynekologi tahun 2016 sebanyak 15 (1,26%) dari 1190 pasien. Dari 15 pasien, 11 orang diantaranya karena kehamilan yang tidak diinginkan dengan usia 20 tahun atau berumur remaja.  Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan tentang kejadian Abortus Provokatus berdasarkan alasan, dukungan keluarga, status pernikahan, dan dampak kesehatan akibat  melakukan abortus provokatus di RSUD Jayapura Tahun 2017.        Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang mengalami abortus provokatus dan petugas kesehatan di RSUD Abepura bulan Juni 2017.  Pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling         Hasil penelitian menemukan bahwa alasan melakukan abortus karena indikasi medis pada informan disebabkan anjuran dokter karena masalah kesehatan dan terjadinya janin yang tidak dapat dipertahankan. Pasien abortus mendapat dukungan dari keluarga , status pernikahan pasien abortus adalah 3 menikah sah dan 2 tidak sah, dampak kesehatan abortus adalah perdarahan.  Kata Kunci : Abortus provokatus, alasan, dampak 
KEPATUHAN MELAKUKAN PHYSICAL DISTANCING PADA PENGANTAR IMUNISASI BAYI DI BAWAH TIGA TAHUN (BATITA): COMPLIANCE TO DO PHYSICAL DISTANCING FOR THE FAMILY OF IMMUNIZATION OF INFANTS UNDER THREE YEARS (TODDLERS) Yane Tambing; Mona Safitri Fatiah
Journal of Midwifery Science and Women's Health Vol. 1 No. 2 (2021): JSMWH
Publisher : Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.328 KB) | DOI: 10.36082/jmswh.v1i2.223

Abstract

Pandemik Covid-19 membuat berbagai pelayanan kesehatan menjadi terhambat, tak terkecuali pelayanan imunisasi pada bayi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat determinan yang paling dominan yang mempengaruhi kepatuhan melakukan physical distancing pada pengantar Imunisasi Batita. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan sampel penelitian adalah pengantar Batita yang berjumlah 99 orang. Hasil analisis multivariat diperoleh 3 variabel yang berhubungan dengan perilaku kepatuhan physical distancing yaitu usia pengantar Batita (OR sebesar 7,370 dengan nilai 95% CI=2,270 – 23,93), pengetahuan tentang Covid-19 Batita (OR sebesar 3,729 dengan nilai 95% CI=2,529 – 12,14), dan sikap mengenai physical distancing (OR sebesar 15,35 dengan nilai 95% CI=4,596 – 51,32), sedangkan faktor yang paling dominan mempengaruhi perilaku physical distancing adalah sikap. Penelitian ini merekomendasikan untuk pihak Dinkes kota Jayapura untuk memberikan sanksi tegas kepada pihak fasilitas kesehatan yang tidak memperhatikan atau mengikuti protockol kesehatan dalam pelayanan kesehatan serta, adanya sosialisasi sesering mungkin kepada masyarakat untuk menerapkan perilaku 3M di Kota Jayapura.
Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif terhadap Amenorrhea Laktasi di Indonesia: Influence of Exclusive breastfeeding behaviour with Lactation Amenorrhe in Indonesia Mona Safitri Fatiah; Yane Tambing; Robani Catursaptani
Jurnal Bidan Cerdas Vol. 4 No. 3 (2022)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jbc.v4i3.803

Abstract

Introduction: The long return of menstruation in postpartum mothers is strongly influenced by the exclusive breastfeeding behavior. In Indonesia is still relatively low compared to other countries, where the median return of menstruation in postpartum mothers in Indonesia is 2 months. The purpose of this study was to look at the influence of exclusive breastfeeding on lactation amenorrhea. Methode: This research is a quantitative research with cross sectional research design with research samples are women who have married aged 15-49 years, amounting to 10,143 people. This study uses SDKI data in 2017 with survival analysis. The results of this study do show the influence of exclusive breastfeeding on lactation amenorrhea after being controlled by confoding variables in the form of education, age, parity, residence and the use of birth control (p value 0,048 with an HR value of 2,32 (95% CI=1,98 – 2,49).  The recommendation of this study is the need to increase KIA method related to the intensity and frequency of breastfeeding from mother to baby.
ANALYSIS OF RISK FACTORS FOR SYPHILIS IN PATIENTS AT THE KOTARAJA JAYAPURA REPRODUCTIVE HEALTH CENTER Elisa Patanduk; Novita Medyati; Inriyanti Assa; Katarina L Tuturop; Yane Tambing; Sherly N. Mamoribo
Jambura Journal of Health Sciences and Research Vol 5, No 1 (2023): JANUARI: JAMBURA JOURNAL OF HEALTH SCIENCES AND RESEARCH
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/jjhsr.v5i1.17013

Abstract

Sifilis dikenal juga dengan sebutan “raja singa” adalah penyakit menular seksual (Infeksi Menular Seksual) disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Kasus sifilis di Pusat Kesehatan Reproduksi tahun 2020 yaitu 100 orang dan pada tahun 2021 sebanyak  102 orang. Kebaruan penelitian ini meneliti faktor risiko kejadian sifilis pada pasien di pusat kesehatan reproduksi. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan faktor risiko dengan kejadian sifilis pada pasien di Pusat Kesehatan Reproduksi Kotaraja Jayapura. Jenis adalah penelitian analitik kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang berkunjung di Pusat Kesehatan Reproduksi Kotaraja Jayapura sebanyak 89 orang yang di wawancarai mengenai karakteristik responden, riwayat penyakit IMS, pengunaan kondom, dan jumlah pasangan seks. Teknik pengambilan sampel yakni purposive sampling kemudian dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berusia 25-49 tahun 60 (67,4%), pekerjaan pemandu lagu bar 53 (59,6%), berpendidikan SMA 55 (61,9%), responden yang tidak memiliki riwayat penyakit seks 55 (61,8%), tidak menggunakan kondom 45 (50,6%), jumlah pasangan seks 2 pasangan  53 (59,6%), dan sifilis 35 (39,3  berdasarkan  hasil uji Chi-Square terdapat hubungan antara riwayat IMS (ρ -value = 0,000, RP = 6,571), dan jumlah pasangan seks (ρ -value = 0,000, RP = 3,066). Sedangkan tidak terdapat hubungan antara umur (P-value =1,000, RP = 1,042), tingkat pendidikan (ρ -value = 0,472, RP = 1,630), dan penggunan kondom (ρ -value = 0,434, RP =1,304). Kesimpulan ada hubungan faktor risiko riwayat penyakit IMS dengan kejadian sifilis, riwayat IMS dan jumlah pasangan seks berhubungan dengan kejadian sifilis.Kata kunci: Faktor risiko; Pusat Kesehatan Reproduksi; Sifilis.  Abstract              Syphilis also known as the "lion king" is a sexually transmitted disease (Sexually Transmitted Infection) caused by the bacterium Treponema pallidum. Syphilis cases at the Reproductive Health Center in 2020 were 100 people and in 2021 there were 102 people. The novelty of this study examined the risk factors for the incidence of syphilis in patients in reproductive health centers.. The purpose of the study was to analyze the relationship of risk factors with the incidence of syphilis in patients at the Kotaraja Jayapura Reproductive Health Center. This type is quantitative analytical research with a cross-sectional study design. The sample in this study was all patients who visited the Kotaraja Jayapura Reproductive Health Center as many as 89 people who were interviewed regarding respondents' characteristics, history of STI disease, condom use, and the number of sex partners. The sampling technique, namely purposive sampling, was then analyzed using the Chi-Square test. The results showed that most respondents aged 25-49 years 60 (67.4%), bar song guide occupations 53 (59.6%), high school educated 55 (61.9%), respondents who had no history of sex disease 55 (61.8%), did not use condoms 45 (50.6%), the number of sex partners 2 couples 53 (59.6%), and syphilis 35 (39.3 based on the results of the Chi-Square test there was a relationship between the history of STIs (ρ -value = 0.000,  RP = 6,571), and the number of sex partners (ρ -value = 0.000, RP = 3.066). Meanwhile, there is no relationship between age (P-value = 1,000, RP = 1,042), education level (ρ -value = 0.472, RP = 1,630), and condom use (ρ -value = 0.434, RP = 1,304). The conclusion is that there is a relationship between risk factors for STI disease history and the incidence of syphilis, history of STIs and the number of sex partners associated with the incidence of syphilis.
Perbedaan Usia Pernikahan Anak pada Perempuan Pernah Kawin Usia 15 – 24 Tahun di Perdesaan dan Perkotaan Indonesia Mona Safitri Fatiah; Yane Tambing; Apriyana Irjayanti
Jurnal Bidan Cerdas Vol. 5 No. 1 (2023)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jbc.v5i1.1276

Abstract

Introduction: early marriage in young women will have long-term impacts both in terms of health, social, and psychological children. The aim this study is to see the age difference in child marriage in women who have married aged 15-24 years in rural and urban Indonesia. Method: This study has a cross sectional design conducted for (3 months, with the location of the study being Indonesia. The population of this study was WUS aged 15-24 years who were not married amounting to 38,936 people while the sample in this study was women aged 15-24 years who amounted to 10,691 people. The dependent variable in this study is child marriage with the independent variable is where to live while the confonding variables are age: education, economic status, knowledge of the fertile period, attitudes towards virginity, exposure to information, marriage decision making, dating behavior and first age of dating. The data in this study were analyzed up to a multivariate analysis in the form of logistic regression risk factor model using STATA 14.  Results: The study found women living in rural areas were more likely to marry before age 21 compared to women living in urban areas.  Conclusion: child marriage if not immediately addressed will have an impact on the quality of Human Resources (HR), so a multifactor approach is needed in overcoming the problem.
The Pengaruh Akses Ketersediaan Kondom terhadap Perilaku Unsafe Sex pada Lelaki Seks Lelaki (LSL) di Indonesia Mona S. Fatiah; Yane Tambing
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 06 (2023): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v12i06.2321

Abstract

Immunodefeciency Virus (HIV) di kalangan populasi kunci di Indonesia untuk itu perlu upaya pencegahan, salah satunya berupa akses ketersediaan kondom. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh akses ketersediaan kondom dengan perilaku unsafe sex pada kalangan LSL di Indonesia. Studi ini berdesain cross sectional dengan menggunakan data Survei Terpadu Biologi Perilaku (STBP) tahun 2018-2019 yang dilakukan selama ± 5 bulan (28 Maret - 28 Agustus 2022) dengan lokasi penelitian di 24 provinsi Indonesia. Populasi pada penelitian ini adalah LSL sejumlah 4.290 orang yang tersebar pada 24 provinsi di Indonesia, sampel penelitian berupa total populasi yang diambil menggunakan teknik Respondent Driven Sampling (RDS). Variabel pada penelitian berupa: variabel independen (akses mendapatkan kondom), variabel dependen (perilaku unsafe sex) dan variabel konfonding (usia, pendidikan, status pernikahan, kepemilikan tempat tinggal, pekerjaan, keterpaparan media sosial, persepsi risiko tertular HIV, usia seks intercouse anal dan vaginal). Hasil penelitian menemukan: jika akses ketersediaan kondom merupakan faktor proteksi mencegah terjadinya perilaku unsafe sex setelah dikontrol dengan variabel konfonding (OR: 0,71 dengan nilai 95% CI: 0,66 – 0,76). Penelitian ini merekomendasikan memastikan penyediaan kondom gratis dan memfasilitasi akses ketersediaan kondom pada lokasi yang sering dijangkau oleh LSL.
Sharing dan Penyuluhan tentang Bahaya Narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak (LPKA) Provinsi Papua Mona Safitri Fatiah; Yane Tambing; Apriyana Irjayanti; Semuel Piter Irab; Renti Br Tompul; Auriel Matui; Ita Namantar; Mercy Malamba; Maria Mano; Hasna Laday
I-Com: Indonesian Community Journal Vol 4 No 1 (2024): I-Com: Indonesian Community Journal (Maret 2024)
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Raden Rahmat Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33379/icom.v4i1.4007

Abstract

The abuse of Class I drugs among adolescents in Papua Province and the high number of cases mean that this service is carried out with the aim of sharing and counseling about the dangers of drugs in LPKA Papua Province. Method. This activity was carried out for one day on May 5, 2023, at the Keerom Regency Children's Prison. The target of this activity was 26 juvenile prisoners. The methods of this activity are: question and answer (sharing activities with child prisoners), public health education (Penkesmas) (counseling about the dangers of drugs), and data collection (taking data on the characteristics and knowledge of child prisoners). After the data is collected, it is analyzed using STATA 24 software. Results: Most of the children (50%) detained in prison, 13-year-olds with the most education, graduated from high school (SMA) by 53.8%, and there was an increase in knowledge by 23.4% before and after counseling. Conclusion: There is an increase in children's knowledge, and the most consumed and circulating drug is marijuana.
DETERMINAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENIKAH PADA REMAJA DI INDONESIA Yane Tambing; Mona S Fatiah; Apriyana Irjayanti
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 14 No 2 (2023): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 14 NOMOR 2 TAHUN 2023
Publisher : IAKMI South Tangerang Branch

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v14i2.130

Abstract

Abstract Background: Making decisions to marry among teenagers will lead to high rates of child marriage before the age of 18, which will later have long-term risks for the health, psychological, and social problems of teenagers. Objective: Analyzing the determinants that influence the decision to marry among teenagers in Indonesia. Method: This study was cross-sectional by analyzing IDHS data in 2018, where the study sample was 10,619 women aged between 20-24 years who had been married before turning 18 years old. Results: about 72.2% of Indonesian adolescents participated in the decision to get married, another result of the study found that. The factors of sexual experience that were related to education (p-value: 0.001 and AOR:1.94 with 95% CI: 1.52-2.48), information exposure (p-value: 0.002 and AOR: 1.37 with 95% CI: 1.12-1.66) and sexual experiences (p-value=0.001 and AOR=0.64 with 95% CI=0.52-0.79). Education was The dominant variable that influenced the decision-making of marriage in adolescents was education. Conclusion: The decision-making of marriage in adolescents is influenced by education variables, information exposure, and sexual experiences Recommendation: enhancing adolescent participation in PIKRs: promoting healthy marriage and sexuality education through social media. Keywords: determinants, marriage decision-making, Indonesian teenagers.   Abstrak Latar belakang: Memutuskan untuk menikah pada usia remaja dapat berdampak jangka panjang pada pada masalah kesehatan, psikologis dan sosial remaja. Tujuan: Mengetahui deteminan keputusan menikah pada remaja Indonesia. Metode: Penelitian ini berdesain cross sectional dengan menganalisis data SDKI tahun 2018, dimana sampel penelitian sejumlah 10.619 orang wanita berusia antara 20–24 tahun  yang pernah menikah sebelum menginjak 18 tahun. Hasil: Sekitar 72,2% remaja Indonesia berpartisipasi dalam pengambilan keputusan untuk menikah, variabel pendidikan dengan nilai p-value=0,001 serta AOR=1,94 (95% CI=1,52-2,48), keterpaparan media dengan nilai p-value:=0,002 dan AOR=1,37 (95% CI=1,12-1,66) dan pengalaman seks dengan nilai p-value=0,01 dan AOR=0,64 (95% CI:0,52-0,79) berhubungan dengan pengambilan keputusan sendiri untuk menikah pada remaja, dan variabel yang dominan adalah variabel pendidikan. Kesimpulan: Pendidikan, keterpaparan informasi serta pengalaman seks remaja memiliki peran dalam  keputusan menikah. Rekomendasi: Menggalakkan kampanye tentang pernikahan yang sehat serta edukasi seksualitas melalui media sosial serta meningkatkan peran remaja pada Pusat Konseling dan Informasi Remaja (PIKR) yang ada di sekolah.     Kata kunci: determinan, pengambilan keputusan menikah, remaja Indonesia.
INTEGRASI PENDIDIKAN KETERAMPILAN HIDUP SEHAT PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Fransina Alfonsina Izaac; Yane Tambing; Mona Safitri Fatiah; Lisda Oktavia Madu Pamangin
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 2 (2024): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i2.22260

Abstract

Abstrak: Masalah kesehatan yang terjadi pada remaja menjadi bagian yang menjadi sorotan bagi pihak pemerintah, hal ini mengingat banyak ditemukan remaja yang telah melakukan hubungan seks pada usia 15-19 tahun baik pada laki-laki (59%) dan perempuan (74%) pada tahun 2018. Untuk itu tujuan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dilakukan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan anak usia sekolah dan remaja tentang pendidikan keterampilan hidup sehat, agar remaja mampu menghadapi berbagai masalah yang dilalui dalam tahapan perkembangannya. Kegiatan PkM dilakukan pada hari Minggu, 30 Oktober 2023 dengan kelompok sasaran adalah remaja dengan rentang usia antara 12 – 24 tahun sejumlah 40 orang. Kegiatan PkM ini dilakukan secara online pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Paulus, remaja gereja, Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Cenderawasih (FKM UNCEN), Politeknik Kesehatan (Poltekes Kemkes Jayapura). Kelompok sasaran yang ikut dalam kegiatan ini di ambil dengan teknik accidental, dimana metode yang digunakan pada 3 yaitu: metode tanya jawab, metode penyuluhan kesehatan dan metode pengumpulan data. Hasil kegiatan PkM ini diperoleh jika sebagian besar peserta yang ikut pada kegiatan PkM ini berusia paling banyak 13 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan, selain itu diperoleh selisih peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan sekitar 13,2%. Hasil ini didapatkan melalui evaluasi yang dilakukan setelah kegiatan PkM dengan menggunakan quis. Setelah menerima materi, kelompok remaja dapat menjawab soal pada kuis sekitar 8 bahkan 9 jawaban benar dari 10 soal, dibandingkan sebelum mendapatkan materi. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara penkesmas dengan tingkat pengetahuan. Saran yang dapat diberikan dari kegiatan ini adalah perlu adanya upaya berkesinambungan dan komprehensif yang melibatkan lintas sektor, seperti Dinas Kesehatan, BKKBN, pihak sekolah maupun akademisi dalam memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan juga sikap menuju remaja sehat.Abstract: Health problems that occur in adolescents are part of the spotlight for the government, this is considering that many adolescents have had sex at the age of 15-19 years both in men (59%) and women (74%) in 2018. For this reason, the purpose of Community Service (PkM) activities is carried out with the aim of increasing the knowledge of school-age children and adolescents about healthy life skills education, so that adolescents are able to face various problems passed in their development stages. The PKM activity will be carried out on Sunday, October 30, 2023 with the target group being adolescents with an age range between 12 – 24 years old totalling 40 people. This PKM activity was carried out online for Paul Junior High School (SMP) students, church teenagers, students of the Faculty of Public Health, Cenderawasih University (FKM UNCEN), Health Polytechnic (Poltekes Kemkes Jayapura). The target group that participated in this activity was taken by accidental techniques, where the methods used in 3 are: question and answer method, health counselling method and data collection method. The results of this PKM activity were obtained if most of the participants who participated in this PKM activity were at most 13 years old with the most gender being women, while the difference in increasing knowledge before and after counselling was given around 13.2% and a relationship was obtained between the health centre and the level of knowledge. Suggestions for this activity: the need for continuous and comprehensive efforts in involving the academic community and also the health office, BKKBN and schools in Jayapura City in providing counselling to increase knowledge in order to increase understanding and also attitudes of adolescents towards healthy adolescents.