Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Widyaparwa

KAUM SUBALTERN DALAM NOVEL-NOVEL KARYA SOERATMAN SASTRADIHARDJA: SEBUAH KAJIAN SASTRA POSKOLONIAL (SUBALTERN IN NOVELS BY SOERATMAN SASTRADIHARDJA: A POST-COLONIAL LITERATURE STUDY) Winda Dwi Lestari; Sarwiji Suwandi; Muhammad Rohmadi
Widyaparwa Vol 46, No 2 (2018)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.456 KB) | DOI: 10.26499/wdprw.v46i2.175

Abstract

The research is originally inspired by the problem occurring on colonial era in Indonesia, especially Java area, which remains social strata differences problem in society i.e. native and colonial. Colonial creates hegemony which makes the native and the exile or known as subaltern. Colonizer portrays an ideology as if it takes side of the native. In contrarily it is as a mean to gain profit for the colonial. The research is based on theory developed by GayatriSpivak who proposes that the subaltern victims are mostly women. The research aims to describe how subaltern effort, especially women, in striving against colonizer oppression and also their culture i.e. Javanese culture. The method used in the research is descriptive method and content analysis technique. The result indicates that female character becomes subaltern as a result of marginalization, labeling, social status discrimination and applied customary law bond. Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan yang terjadi pada zaman penjajahan kolonial di Indonesia khususnya di daerah Jawa, yang meninggakan permasalahan adanya pembedaan strata sosial dalam masyarakat yaitu kaum pribumi dan kaum penjajah. Kaum penjajah menciptakan hegemoni yang membuat kaum pribumi seolah-olah hanya sebagai pengikut dan kaum buangan yang lebih di kena dengan kaum subaltern. Penjajah menanamkan ideologi yang seolah-olah berpihak kepada pribumi namun sebaliknya hal itu hanya sebagai sarana agar lebih menguntungkan penjajah. Penelitian ini berdasar pada teori yang dikembangkan oleh Gayatri Spivak yang menyatakan bahwa kaum subaltern yang banyak menjadi korban adalah perempuan. Penelitian ini bertujuan mendeskribsikan bagaimana upaya kaum subaltern khususnya perempuan dalam melawan ketertindasan dari penjajah dan juga  budayanya sendiri yaitu budaya Jawa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik analisis isi (content analysis). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa tokoh perempuan menjadi subaltern karena temarginalisasi, mendapat pelabelan, dimiskinkan secara status sosial dan ikatan hukum adat yang berlaku. 
PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM BUKU AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI SURAKARTA Sarwiji Suwandi; Hermanu jubagyo; Muhammad Rohmadi
Widyaparwa Vol 41, No 1 (2013)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3103.411 KB) | DOI: 10.26499/wdprw.v41i1.64

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan kualitas buku ajar Bahasa dan Sastra Indonesia (BSI) yang digunakan guru dari perpspektif multikultural dan (2) merumuskan kebutuhan guru dan siswa terhadap pendidikan multikultural dalam buku ajar BSI. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa buku-buku tersebut belum mengakomodasi nilai-nilai pendidikan multikultural secara lengkap. Hal tersebut tampak pada masih minimnya muatan dimensi-subdimensi pendidikan multikultural. Buku ajar BSI yang dibutuhkan guru dan siswa adalah buku yang tidak sematamata menyajikan materi kebahasaan dan sastra untuk mewujudkan kemahiran berbahasa dan apresiasi sastra, tetapi buku ajar yang memuat dan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan multikultural. Nilai pendidikan multikultural mencakupi (1) pengintegrasian materi; (2) proses mengonstruksi pengetahuan; (3) penyesuaian metode pembelajaran; (4) pengurangan prasangka; dan (5) penguatan budaya sekolah dan struktur sosial. This research aims at (1) describing the quality of the textbook (2) formulting the need of multicultural education in the textbook for students and teachers. Based on the analysis of data, it was concluded that the books da not accommodate multicultural values thoroughly. lt was signed by the minimum contain of multicultural dimension of the text book. The teachers and students do not only need textbooks which provide them with language and literature but also textbooks which contain multicultural values. The values of multicultural education compromise five dimension, namely (1) content integration; Q) the knowledge construction process; (3) an equity pedagogy; (4) prejudice reduction; and (5) an empowering school culture and social structure.