Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

PERAN LPTK DALAM MENGHASILKAN GURU YANG PROFESIONAL Juju Juangsih
Wahana Didaktika : Jurnal Ilmu Kependidikan Vol. 12 No. 2 (2014): Wahana Didaktika Jurnal Ilmu Kependidikan
Publisher : Faculty of teaching training and education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/wahanadidaktika.v12i2.91

Abstract

AbstrakPeranan LPTK sebagai lembaga penyelenggara program pendidikan bagi calon guru yang diharapkan dapat mencetak tenaga-tenaga profesional ternyata mendapat tantangan dengan diberlakukannya UU No. 14  tentang Guru dan Dosen, dalam pasal 12 dinyatakan bahwa “Setiap orang yang memiliki sertifikat pendidik, memiliki kesempatan untuk diangkat menjadi guru pada satuan pendidikan tertentu. Dengan demikian, profesi guru menjadi “profesi terbuka” bagi siapa saja yang memiliki sertifikat pendidik, tidak harus lulusan dari LPTK.Hal ini berimplikasi bahwa peluang bagi lulusan LPTK menjadi berkurang karena mereka harus bersaing dengan lulusan dari non LPTK. Jika hal ini tidak diantisipasi maka ada kemungkinan suatu saat eksistensi LPTK menjadi hilang. Untuk mengantisipasi hal ini diperlukan kerja keras dari penyelenggara LPTK untuk meningkatkan peranannya agar dapat mencetak guru-guru yang profesional.Kata Kunci: LPTK, UU Guru dan Dosen, guru profesional
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERAMPILAN MENYIMAK BAHASA JEPANG DAN PENGAJARANNYA Juju Juangsih
Wahana Didaktika : Jurnal Ilmu Kependidikan Vol. 15 No. 2 (2017): Wahana Didaktika Jurnal Ilmu Kependidikan
Publisher : Faculty of teaching training and education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/wahanadidaktika.v15i2.1244

Abstract

Abstrak                  Menyimak sebagai faktor reseptif memiliki peran penting dalam membangun kemampuan berbicara dan menulis. Pemahaman yang didengar dalam bahasa Jepang selalu dituduh sebagai keterampilan bahasa yang paling sulit dilakukan oleh siswa, terutama saat mereka akan mengikuti Japanese Proficiency Test (JPLT). Sehingga guru harus menemukan cara yang efektif dalam mengajarkan pemahaman mendengar agar bisa mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi proses pendengaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses mendengarkan yang harus diperhatikan oleh guru adalah sebagai berikut: (1) faktor fisik, (2) faktor psikologis, (3) faktor pengalaman, (4) faktor sikap, (5) faktor motivasi, dan (6) lingkungan faktor. Selanjutnya, juga perlu bagi para guru untuk memperhatikan fase-fase yang harus dilakukan dalam proses mendengarkan pembelajaran, seperti fase pra-activity, fase aktivitas utama, dan fase pasca-aktivitas. Ada beberapa masalah dalam mendengarkan, sebagai berikut: (1) pembicara yang salah bicara, (2) Berpura-pura tertarik, (3) bingung, (4) keputusan dini, (5) menulis catatan dengan salah, (6) hanya mendengarkan (7) Musing, dan (8) Bereaksi secara emosional.  AbstractListening as a receptive factor has a significant role in establishing speaking and writing abilities. Listening comprehension in Japanese is always accused as the most difficult language skill by students, especially when they are going to take Japanese Language Proficiency Test (JPLT). So that teachers must find an effective way in teaching listening comprehension in order to be able to identify factors which affected process of listening comprehension. Factors which affected listening process that should be noted by teachers are as follows: (1) physical factor, (2) psychological factor, (3) experience factor, (4) attitude factor, (5) motivation factor, and (6) environment factor. Subsequently, it’s also necessary for teachers to pay attention to phases that have to be done in the process of listening learning, as wit: pre-activity phase, main activity phase, and post-activity phase. There are some problems in listening, as follows: (1) Misdoubting speaker, (2) Pretending to take an interest, (3) Flustered, (4) Premature decision, (5) Writing down a note wrongly, (6) Only listen to the fact, (7) Musing, and (8) React emotionally
NALISIS APLIKASI DUOLINGO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TAMBAHAN UNTUK MEMBANTU PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Asep Muhammad Fajar; Juju Juangsih; Sugihartono Sugihartono
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2021: SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2 NOVEMBER 2021
Publisher : PROSIDING SEMINAR NASIONAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini menganalisis penggunaan aplikasi Duolingo dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitaitif, peneliti mengamati pola penyajian materi aplikasi Duolingo dan penelitian ini juga menganalisisi perubahan pola kalimat dari unit 1 sampai dengan unit 3. Hasil penelitian menunjukan bahwa pola materi aplikasi Duolingo adalah pola materi bertingkat dan terikat, maksudnya adalah pola materi yang akan dipelajari dimulai dari materi unit 1 dari materi dasar lalu tingkat kesulitannya akan semakin bertambah pada unit dan materi selanjutnya akan tetapi judul pelajaran yang disajikan adalah pengembangan dari beberapa materi yang telah dipelajari pada unit sebelumnya. Untuk perubahan pola kalimat yang disajikan oleh aplikasi Duolingo adalah perubahan pola kalimat dari bentuk sederhana seperti penyebutan dua jenis benda seperti「ごはんとはし。」”Gohan to hashi” sampai dengan pola kalimat「今朝は郵便が多かった。」”Kesawa yubin ga ookatta”.Kata kunci: Duolingo, Pola Materi, Pola Kalimat, Unit, Materi
PELATIHAN WIRAUSAHA BAGI MAHASISWA BAHASA JEPANG KOTA BANDUNG UNTUK MENCIPTAKAN USAHA SAMPINGAN DI MASA KENORMALAN BARU Linna Meilia Rasiban; Juju Juangsih; Susi Widianti; Sugihartono Sugihartono
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 4 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1005.706 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i4.9840

Abstract

Abstrak: Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk menambah wawasan, menumbuhkan semangat dan motivasi, serta untuk mengembangkan kemampuan wirausaha di kalangan mahasiswa. Hal inilah yang mendasari diadakannya kegiatan webinar online sebagai bentuk pembinaan dan model monitoring dari perkuliahan Kewirausahaan Departemen Pendidikan Bahasa Jepang di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Kota Bandung Jawa Barat, agar mahasiswa dapat menciptakan usaha mandiri di masa Kenormalan Baru. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan aplikasi Zoom, dan diselenggarakan dalam tiga rangkaian webinar yang diikuti oleh empat puluh mahasiswa dan sepuluh alumni. Mitra non-profit yang dijadikan role-model dan narasumber adalah Kirihuci Indonesia. Hasil kegiatan pengabdian ini menunjukkan peningkatan pemahaman mahasiswa dan alumni sebesar 90% dan peningkatan motivasi wirausaha 78% untuk menciptakan usaha baru dan mengembangkan usaha kecil sesuai bidang yang mereka minati, sehingga mahasiswa dan alumni memiliki strategi dalam membuka dan mengembangkan usaha kecil mereka yang akan dibina dan dimonitoring oleh tim Kewirausahaan Departemen Pendidikan Bahasa Jepang dan Kirihuchi Indonesia secara berkala.Abstract: The purpose of this online training is to add insight, foster enthusiasm and motivation, as well as to develop entrepreneurial skills among students. This is what underlies the holding of an online webinar activities as a form of coaching and monitoring model of Entrepreneurship lectures from the Department of Japanese Language Education at one of the public universities in Bandung City, West Java, so that students can create businesses in this New Normal era. The implementation of this activity itself is carried out using Zoom application, and held in four webinar series which attended by forty students and ten alumnies. The non-profit partner used as a role model and keynote speaker is Kirihuci Indonesia. The result of the implementation of this activity showed an increase in understanding of students and alumni by 90% and an increase in entrepreneurial motivation by 78% to create new businesses and develop small businesses according to their fields of interest. Then students and alumnies have formed the mindset and strategies in open and develop their new businesses. An activities will be monitored by the Entrepreneurship team of Departement of Japanese Language Education and Kirihuchi Indonesia on a regular basis.
ANALISIS KESALAHAN TRANSFER BAHASA PADA KARANGAN NARATIF MAHASISWA BAHASA JEPANG Tera Dhea Lestari; Linna Meilia Rasiban; Juju Juangsih
Paedagoria : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan Vol 13, No 2 (2022): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/paedagoria.v13i2.9834

Abstract

Abstrak: Mempelajari bahasa kedua pasti akan terjadi transfer bahasa baik itu transfer interlingual maupun intralingual yang menimbulkan berbagai penyimpangan dan mempengaruhi penggunaan bahasa asing kedepannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemampuan bahasa Jepang level 0 hingga level JLPT (Japanese Language Proficiency Test) N3 pada frekuensi kesalahan intralingual dan interlingual oleh pemelajar bahasa Jepang pada karangan naratif. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik catat karena memiliki pendekatan yang lebih beragam melalui gambar dan kata-kata dalam keadaan sebenarnya serta membahas fenomena secara menyeluruh. Sumber data adalah 20 karangan naratif bahasa Jepang yang dibuat oleh 20 pemelajar bahasa Jepang dengan kemampuan JLPT yang berbeda mulai dari yang belum mempunyai sertifikat JLPT hingga JLPT level N3 yang dianalisis berdasarkan teori struktur taksonomi permukaan (surface strategy taxonomy). Hasil penelitian menunjukan bahwa kesalahan intralingual paling banyak ditemukan pada bentuk misformation yang dilakukan oleh pemelajar bahasa Jepang sebesar 73% dan 27% kesalahan interlingual dari berbagai kemapuan JLPT. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi level kemampuan bahasa Jepang maka semakin sedikit persentase kesalahan dan level kemampuan bahasa Jepang tidak mempengaruhi persentase kesalahan interlingual. Perbedaan frekuensi tersebut disebabkan oleh faktor eksternal dan internal lainnya. Penelitian berikutnya diharapkan lebih berfokus pada jangka waktu pembelajaran bahasa Jepang dan faktor eksternal lainnya.Abstract:  Learning a second language will inevitably occur language transfers, both interlingual and intralingual transfers, which cause various deviations and affect the use of foreign languages in the future. The purpose of this study was to determine the form and frequency of intralingual and interlingual errors in the narrative essays of Japanese language learners ranging from Japanese language proficiency level 0 to JLPT (Japanese Language Proficiency Test) level N3. This research method is descriptive qualitative with a note proficient method because it has a more diverse approach through images and words in actual circumstances and discusses phenomena thoroughly. The data sources are 20 Japanese narrative essays made by 20 Japanese language learners with different JLPT capabilities ranging from those who do not have a JLPT certificate to the N3 level JLPT which is analyzed based on the theory of surface taxonomy. The results showed that the intralingual errors were found in the form of misformation made by Japanese language learners by 73% and 27% of interlingual errors from various JLPT abilities. This results proves that the higher the level of Japanese language proficiency, the less the percentage of errors and the level of Japanese language proficiency does not affect the interlingual errors. This caused by external and internal factors. Future research is expect to focus more on the duration of Japanese language learning and other external factors.Future research is expected to focus more on the duration of Japanese language learning and other external factors. 
Utilizing Cognitive Illustration as a Kanji Memorization Strategy in Kanji Learning Sutedi, Dedi; Juangsih, Juju
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 9, No 1 (2024): JAPANEDU June 2024
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v9i1.63897

Abstract

The study reports on the effect of ‘Cognitive Illustration’ in Kanji learning in the JFL setting. Cognitive illustration is not a formal concept that can be found regularly in Kanji teaching and learning methods. It is purposely used in this study to describe ‘kinds of imagery that students have when they see or hear a Kanji character and its meaning by referring to its formation process, including pictographs (shoukei moji), simple ideographs (shiji moji), compound ideographs (kai-i moji), and phonetic-ideographic characters (keisei moji)’. Involving twenty-eight students taking a Kanji course, namely fifteen students participated in the experimental class and thirteen students participated in the control class, this experimental research observes the effect of cognitive illustration on students who learn hundreds and fifteen Kanji of Japanese Language Proficiency Test (JLPT) N5 or basic level. The results show that students in the experimental class perform better in Kanji memorization than those in the control groups. It can be seen from the t-test results with the t-score value obtained (11,38) which is much higher than the t-table, both at the 5% (2,06) and 1% (2,78) significance levels. In relation to Kanji learning, there are some factors that contribute to the enhancement of Kanji learning, including varying Kanji learning strategies, thorough guided instruction, and ordering Kanji strategies.
Analisis Makna Idiomatic Yojijukugo dalam Manga Doraemon Go Fun De Doragatari Yulistia, Monica; Juangsih, Juju; J., Melia Dewi
Pendekar: Jurnal Pendidikan Berkarakter Vol 6, No 4 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/pendekar.v6i4.17132

Abstract

Abstrak: Masyarakat Jepang terkenal dengan budaya sopan santunnya, mereka terbiasa mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung, diantaranya diungkapkan melalui peribahasa. Salah satu jenis peribahasa Jepang yaitu Yojijukugo. Dalam Bahasa Jepang, yojijukugo memiliki keunikan karena selain sebagai kata benda juga ada yojijukugo yang mengandung makna idiomatical. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui yojijukugo apa saja yang terdapat dalam manga Doraemon Go Fun De Doragatari, seperti apa makna idiomatical yang dimiliki oleh yojijukugo tersebut, serta pada konteks situasi seperti apa sajakah idiomatic yojijukugo itu dapat digunakan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dengan teknik analisis data menggunakan metode simak catat. Sumber data yang digunakan adalah manga Doraemon Go Fun De Doragatari. Data yang diteliti berupa 25 idiomatic yojijukugo pada manga Doraemon Go Fun De Doragatari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 25 data, ditemukan 3 data bermakna sikap, 3 data bermakna karakteristik, 5 data bermakna perasaan, 5 data bermakna proses, 4 data bermakna hasil, 4 data bermakna waktu, 1 data bermakna seni berbicara. Berdasarkan analisis konteks situasi penggunaannya, terdapat 12 data bermakna positif, 9 data bermakna negatif, dan 4 data bermakna netral yang dapat digunakan dalam konteks situasi positif maupun negatif tergantung topik pembicaraannya. Dengan mengetahui makna idiomatical dari yojijukugo, maka pemelajar bahasa Jepang akan dapat memahami percakapan orang jepang dengan lebih baik.Abstract: Japanese people are known for their polite culture, they are used to expressing things indirectly, including through proverbs. One type of Japanese proverb is Yojijukugo. In Japanese, yojijukugo is unique because apart from being a noun, there is also yojijukugo which has an idiomatic meaning. This study aims to find out what yojijukugo is contained in the Doraemon Go Fun De Doragatari manga, what the idiomatic meaning of yojijukugo is, and in what context situations can the idiomatic yojijukugo be used. The research method used in this study is a qualitative descriptive method. And for data analysis using the note-taking method. The data source used is the manga Doraemon Go Fun De Doragatari. The data studied were 25 idimatic yojijukugo in the Doraemon Go Fun De Doragatari manga. The results showed that from 25 data, found 3 data meaning attitudes, 3 data meaning characteristics, 5 data meaning feelings, 5 data meaning process, 4 data meaning results, 4 data meaning time, 1 data meaning art of speaking. Based on the analysis in the context of the situation of using idiomatic yojijukugo, there are 12 data that have a positive meaning, 9 data that have a negative meaning, and 4 data that has a neutral meaning that can be used in the context of positive or negative situations depending on the topic of conversation. By knowing the idiomatic meaning of yojijukugo, Japanese language learners will be able to understand Japanese conversation better.
Japanese Idiom Learning through Cognitive Linguistics Concept (Idioms Presentation) Dedi Sutedi; Juju Juangsih; Linna Meilia Rasiban
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jjlel.v8i1.20394

Abstract

Idioms in Japanese are crucial and intricate for pupils to acquire, as they necessitate rote memorization. Occasionally, the figurative interpretation of an idiom involving a Japanese language cannot be inferred from its literal definition. Consequently, pupils must commit them to memory without relying on any mnemonic devices. An effective approach to consider is the application of the principles utilized in cognitive linguistics. Specifically, this involves elucidating the connection between the literal meaning of words and their figurative meanings by examining three rhetorical devices: metaphor, metonymy, and synecdoche. The purpose of this is to offer further support to Japanese language students in comprehending the significance of each idiom they acquire. This study aims to implement a series of steps to teach 27 idioms in the Japanese language to fourth semester students. The objectives of this research are: (1) to describe the figures of speech present in each idiom used as teaching material; (2) to assess the learning outcomes of Japanese idioms after applying three figures of speech to connect the lexical and idiomatic meanings; and (3) to determine if there is a significant difference between the experimental class, where students were given explanations using the three figures of speech, and the control class, where students studied independently. The data analysis reveals that the connection between the literal meaning and figurative meaning of each idiom can be illustrated through the use of metaphor, metonymy, and synecdoche. Furthermore, the t-test analysis demonstrates a notable disparity between students who were taught idioms by utilizing associated figures of speech, as opposed to those who simply memorized them independently. Essentially, using figures of speech to illustrate connections between ideas is significantly more impactful than doing so without them. Moreover, acquiring idioms through this method is widely regarded as significantly more pleasurable and accessible for pupils to actively participate in.
PENDAMPINGAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI PELATIHAN KERAJINAN RAJUT UNTUK MAHASISWA Juju Juangsih; Via Luviana Dewanty; Novia Hayati
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i1.20085

Abstract

Abstrak: Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam menjalankan usaha kerajinan rajut, di antaranya produk yang dihasilkan belum beragam, serta kurangnya pemahaman mahasiswa tentang bagaimana membaca pola dan memilih benang yang sesuai dengan produk yang akan dibuat. Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan Pengabdian kepada Masyarakat berbasis kewirausahaan ini adalah meningkatkan skill mahasiswa terkait kemampuan merajut, yang meliputi (1) Memperkaya model-model rajutan; (2)Dapat membaca pola rajutan; dan (3) Dapat memilih benang sesuai jenis rajutan yang dibuat. Metode kegiatan pengabdian yang dilakukan adalah melalui workshop, dengan mitra kegiatan adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang sebanyak 3 orang. Evaluasi dilakukan dengan melihat hasil produk mahasiswa yang dihasilkan berupa crochet. Produk yang dibuat kemudian dipamerkan kepada para dosen dan mahasiswa lain dalam kegiatan pendampingan berikutnya. Hasil yang telah dicapai kegiatan ini adalah adanya peningkatan keterampilan merajut mahasiswa, baik soft skill maupun hard skill sebesar 80%. Adanya peningkatan keterampilan merajut mahasiswa dapat dijadikan acuan untuk melakukan kegiatan wirausaha berikutnya, yaitu merajut crochet yang memiliki kekhasan Jepang.Abstract: There are several problems faced by students in running a knitting craft business, including the products produced are not yet diverse, as well as students' lack of understanding about how to read patterns and choose a yarn that suits the product to be made. Based on these problems, the objective of this entrepreneurship-based Community Service is to improve students' skills related to knitting abilities, which include (1) Enriching knitted models; (2) Reading knitting patterns; and (3) Choosing yarn according to the type of knitting being made. The service activities method is carried out through workshops, with the activity partners being 3 Japanese Language Education Study Program students. Evaluation is carried out by looking at the results of student products produced in the form of crochet. The products are then exhibited to lecturers and other students in subsequent mentoring activities. The results achieved by this activity are an increase in students' knitting skills, both soft skills and hard skills, by 80%. The increase in students' knitting skills can be used as a reference for carrying out the next entrepreneurial activity, namely knitting crochet with Japanese characteristics.
Persepsi Mahasiswa Terhadap Penggunaan Fitur Foto Dalam Google Translate Untuk Pembelajaran Bahasa Jepang: Case Study Satriatama, Prasetya Eghy; Rasiban, Linna Meilia; Juangsih, Juju
KIRYOKU Vol 8, No 2 (2024): Kiryoku: Jurnal Studi Kejepangan
Publisher : Vocational College of Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/kiryoku.v8i2.495-510

Abstract

Google Translate is one of the most popular translation applications today. This application is widely used by the community, one of which is among students who study foreign languages. One of the most frequently used features is the photo feature on Google Translate. In order to improve the quality of Japanese language learning at Semarang State University, this research will be carried out to explore the use of modern technology, especially the photo feature in Google Translate, as a potential tool in Japanese language education. The purpose of this study is to identify the extent to which students use this technology in the environment of Japanese Language Education students at this university. In addition, this study aims to analyze students' views on the effectiveness and usefulness of this feature in assisting their understanding and mastery of Japanese. The research method used is descriptive research method with a quantitative approach. This article will also present the results of an opinion survey of the students who were the subjects of the study. The results of the survey will be interpreted to provide a better understanding of how the student uses the photo features in Google Translation in their English language learning process.