Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

SISTEM DAN KELEMBAGAAN PENDIDIKAN ISLAM PERIODE MADINAH Surawardi, Surawardi
977-2442404
Publisher : Management of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem dan Lembaga pendidikan Islam pada masa periode Madinah berawal dari periode Makkah. Sistem dan lembaga pendidikan Islam periode Madinah yang dimaksud baik dalam konsep fisik dan non fisik. Sistem kelembagaan yang bersifat fisik terdiri dari adanya lembaga pendidikan Dar al Arqam, shufiah dan Masjid. Sistem kelembagaan yang berisifan non fisik terdiri dari: Kebijakan pendidikan Islam, tujuan, materi, metode/strategi, sarana/media, sistem evaluasi, lingkungan pendidikan dan kurikulum pendidikan Islam. Kebijakan pendidikan yang dilakukan Rasulullah Saw pada masa periode Madinah meliputi: Membangun masjid di Madinah dan mempersatukan berbagai potensi yang semula saling berserakan bahkan saling bermusuhan. Langkah ini dituangkan dalam dokumen yang lebih popular disebut piagam Madinah. Pokok pembinaan pendidikan Islam di kota Madinah dapat dikatakan sebagai pendidikan sosial dan politik yang disinari nilai-nilai tauhid. Tujuan pendidikan Islam pada periode Madinah bertolak dari tujuan periode makkah yaitu pendidikan tauhid. Materi Pendidikan periode Madinah secara spesifik: Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru, menuju satu kesatuan sosial dan politik. Pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan. Metode/strategi periode madinah metode Istima’ dan Tahfizh untuk materi Alquran sedangkan muhadharah dan mudzakarah untuk penyampaian materi bidang muamalah, sosial dan politik. Disamping itu dalam bidang keimanan: melalui tanya jawab dengan penghayatan yang mendalam dan di dukung oleh bukti-bukti yang rasional dan ilmiah yang dikuatkan pula oleh mu’jizat Rasulullah Saw Materi ibadah: disampaikan dengan metode demonstrasi dan uswah sehingga mudah diikuti masyarakat. Bidang akhlak: Nabi menitik beratkan pada metode Uswah.Sarana/media pembelajaran hanya tertupu pada media sentra Masjid. Sementara Evaluasi dilakukan dalam bentuk hafalan para sabahat dengan cara menyuruh para sahabat membacakan ayat-ayat Alquran dihadapannya dengan membetulkan hafalan dan bacaan mereka yang keliru. Rasulullah juga dievaluasi oleh Allah melalui malaikat Jibril. Sebagaimana kisah kedatangan Malaikat Jibril kepada Nabi SAW ketika beliau sedang mengajar sahabat di suatu majelis. Malaikat Jibril menguji Nabi dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut pengetahuan beliau tentang rukun Islam dan jawaban Nabi selalu dibenarkan oleh Malaikat Jibri.Lingkungan pendidikan Pada masa awal-awal perkembangan Islam, masyarakat Islam menampilkan diri sebagai masyarakat alternatif, yang memberi warna tertentu pada kehidupan manusia. Karakter yang paling penting yang ditampilkan oleh masyarakat Islam ketika itu adalah kedamaian dan kasih sayang. Kurikulum pendidikan Islam periode Madinah menggunakan pendekatan Teacher Sentris.  Kata Kunci: Sistem, Kelembagaan, Pendidikan dan Teacher Sentris
PENDIDIKAN ISLAM DI PAKISTAN Surawardi, Surawardi
977-2442404
Publisher : Management of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebijakan pendidikan antara Pakistan dan Indonesia hampir sama yakni menjadikan pen­didikan wajib belajar bagi warga negaranya. Hanya saja Pakistan wajib belajarnya hingga tingkat SLTA sementara di Indonesia hanya sampai tingkat SLTP. Sementara lembaga pendidikan yang terdapat di Pakistan dan Indonesia juga hampir sama yakni adanya lembaga pendidikan Umum dan Agama/Madrasah serta sekolah tinggi/universitas baik umum dan keagamaan.Problematika pendidikan yang terjadi di Pakistan adalah adanya senyalemen yang mengindentifikasikan sebagian lembaga pendidikan Agama/Madrasah yang terlibat dalam gerakan teroris. Sementara di Indonesia juga ada terendus isu yang mengidentifikasikan hal yang serupa sebagaimana yang terjadi di Pakistan. Problematika lainnya yang hampir sama dengan di Indonesia adalah masih banyaknya anak putus sekolah di Pakistan demikian pula halnya dengan di Indonesia, padahal ada undang-undang yang mengatur wajib belajar bagi anak-anak namun pihak negara belum banyak berbuat untuk melayani amanat undang undang tersebut terbukti tidak adanya punishment bagi orang tua yang tidak melaksanakan wajib belajar sebagaimana yang diamanatkan oleh masing-masing undang-undang wajib belajar baik di Pakistan dan demikian pula di Indonesia.Penanganan pendidikan umum dan agama di Pakistan dan Indonesia juga hampir sama yakni pemerintah, swasta dan LSM. Akan tetapi pendidikan perempuan tentu saja di Indonesia lebih baik jika dibandingkan dengan yang dilakukan oleh pemerintahan Pakistan. Kata Kunci: Pendidikan, Kebijakan, Belajar dan Problematika
LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM MENENTUKAN JURUSAN/KONSENTRASI MAHASISWA JURUSAN PAI PADA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ANTASARI Surawardi, Surawardi; Masyithah, Masyithah
Al-Falah: Jurnal Ilmiah Keislaman dan Kemasyarakatan Vol 17, No 2 (2017): Published in September of 2017
Publisher : STAI AL FALAH Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The placement and distribution service in determining the majors/ concentration of students of PAI department at the Faculty of Tarbiyah and UB Antasari Training is conducted with the Procedures and Steps of Placement and Distribution Services, namely: First, Planning, subject at the KKNI curriculum sheet at the end of the fourth semester. Second, Implementation, Since being in semester V PAI college students based on their respective concentration. Third, Evaluation, Evaluation is done only in the form of a comprehensive examination in the form of written test and oral test applicable to all concentration with exam material is also the same. Fourth, Analysis of the results of the evaluation, analysis of comprehensive exam results that passed a written exam can perform oral exams and practice. Fifth, Follow-up, as a follow-up again is where munaqasyah thesis exam still there are students who have not correct reading Al Qur'an then when doing revision after test must learn again correct reading Al Qur'an so get the signature of revision by thesis examiner. Sixth, Reports, reporting made so far for students in placement and distribution services after they have determined their preferred concentration. Placement and Distribution service techniques include: First, Documentation studies on the results of instrumentation applications and data sets, No specific instruments have been used to determine the concentration of PAI faculty of Tarbiyah and UB Antasari Banjarmasin. Second, Observation of the Physical Condition, Communication Ability, and Other Student Behavior, and Environmental Physical Conditions. Third, the study of the rules, both written and unwritten apply, the technique of student placement in determining the concentration in the department / study program of Faculty of Tarbiyah and Teacher Training through the study of written rules and actually already exist in the academic script on the curriculum sheet of the department of PAI which regulates the distribution courses tailored to their respective concentrations. Fourth, Prospective and Conducive Environmental Conditions Study for Student Development, a perspective and conducive environmental condition study technique for the development of students in determining the type of concentration they choose in the PAI Department of Faculty of Tarbiyah and Teacher Training of UIN Antasari is to provide guidance that there is a certain concentration which is more prospective considering the limitations of teachers available to religious schools today. Fifth; Interview with related parties. Keywords: Service, placement and distribution, determining department/concentration
HUKUM ISLAM DI MALAYSIA Surawardi, Surawardi
Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora Vol 3, No 2 (2005)
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/khazanah.v3i2.3171

Abstract

Federasi Malaysia adalah suatu negara yang mencantumkan dengan resmi Islam sebagai agama negara. Konsekuensinya adalah adanya hubungan antara Federasi Malaysia sebagai negara dengan Islam sebagai agama resmi sehingga Malaysia tidak dapat dinamakan negara sekuler. Konsekuensi lebih jauh adalah ajaran Islam dan hukum Islam dianut dan harus dilaksanakan di Federasi Malaysia. Akan tetapi pelaksanaan hukum Islam di Malaysia tidak secara tekstual tetapi lebih bersifat kontekstual. Karenanya menurut Mahathir yang lebih penting adalah nilai keadilan. Sistem perundangan dan common law di Malaysia sudah melaksanakan konsep keadilan menurut Islam, karena para pelaku kejahatan dihukum dengan undang-undang Islam tetapi dengan sistem lain
SISTEM DAN KELEMBAGAAN PENDIDIKAN ISLAM PERIODE MADINAH Surawardi, Surawardi
Management of Education: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1, No 2: Agustus 2015
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.37 KB) | DOI: 10.18592/moe.v1i2.349

Abstract

Sistem dan Lembaga pendidikan Islam pada masa periode Madinah berawal dari periode Makkah. Sistem dan lembaga pendidikan Islam periode Madinah yang dimaksud baik dalam konsep fisik dan non fisik. Sistem kelembagaan yang bersifat fisik terdiri dari adanya lembaga pendidikan Dar al Arqam, shufiah dan Masjid. Sistem kelembagaan yang berisifan non fisik terdiri dari: Kebijakan pendidikan Islam, tujuan, materi, metode/strategi, sarana/media, sistem evaluasi, lingkungan pendidikan dan kurikulum pendidikan Islam. Kebijakan pendidikan yang dilakukan Rasulullah Saw pada masa periode Madinah meliputi: Membangun masjid di Madinah dan mempersatukan berbagai potensi yang semula saling berserakan bahkan saling bermusuhan. Langkah ini dituangkan dalam dokumen yang lebih popular disebut piagam Madinah. Pokok pembinaan pendidikan Islam di kota Madinah dapat dikatakan sebagai pendidikan sosial dan politik yang disinari nilai-nilai tauhid. Tujuan pendidikan Islam pada periode Madinah bertolak dari tujuan periode makkah yaitu pendidikan tauhid. Materi Pendidikan periode Madinah secara spesifik: Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru, menuju satu kesatuan sosial dan politik. Pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan. Metode/strategi periode madinah metode Istima dan Tahfizh untuk materi Alquran sedangkan muhadharah dan mudzakarah untuk penyampaian materi bidang muamalah, sosial dan politik. Disamping itu dalam bidang keimanan: melalui tanya jawab dengan penghayatan yang mendalam dan di dukung oleh bukti-bukti yang rasional dan ilmiah yang dikuatkan pula oleh mujizat Rasulullah Saw Materi ibadah: disampaikan dengan metode demonstrasi dan uswah sehingga mudah diikuti masyarakat. Bidang akhlak: Nabi menitik beratkan pada metode Uswah.Sarana/media pembelajaran hanya tertupu pada media sentra Masjid. Sementara Evaluasi dilakukan dalam bentuk hafalan para sabahat dengan cara menyuruh para sahabat membacakan ayat-ayat Alquran dihadapannya dengan membetulkan hafalan dan bacaan mereka yang keliru. Rasulullah juga dievaluasi oleh Allah melalui malaikat Jibril. Sebagaimana kisah kedatangan Malaikat Jibril kepada Nabi SAW ketika beliau sedang mengajar sahabat di suatu majelis. Malaikat Jibril menguji Nabi dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut pengetahuan beliau tentang rukun Islam dan jawaban Nabi selalu dibenarkan oleh Malaikat Jibri.Lingkungan pendidikan Pada masa awal-awal perkembangan Islam, masyarakat Islam menampilkan diri sebagai masyarakat alternatif, yang memberi warna tertentu pada kehidupan manusia. Karakter yang paling penting yang ditampilkan oleh masyarakat Islam ketika itu adalah kedamaian dan kasih sayang. Kurikulum pendidikan Islam periode Madinah menggunakan pendekatan Teacher Sentris. Kata Kunci: Sistem, Kelembagaan, Pendidikan dan Teacher Sentris
PENDIDIKAN ISLAM DI PAKISTAN Surawardi, Surawardi
Management of Education: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1, No 1: Februari 2015
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.747 KB) | DOI: 10.18592/moe.v1i1.345

Abstract

Kebijakan pendidikan antara Pakistan dan Indonesia hampir sama yakni menjadikan pendidikan wajib belajar bagi warga negaranya. Hanya saja Pakistan wajib belajarnya hingga tingkat SLTA sementara di Indonesia hanya sampai tingkat SLTP. Sementara lembaga pendidikan yang terdapat di Pakistan dan Indonesia juga hampir sama yakni adanya lembaga pendidikan Umum dan Agama/Madrasah serta sekolah tinggi/universitas baik umum dan keagamaan.Problematika pendidikan yang terjadi di Pakistan adalah adanya senyalemen yang mengindentifikasikan sebagian lembaga pendidikan Agama/Madrasah yang terlibat dalam gerakan teroris. Sementara di Indonesia juga ada terendus isu yang mengidentifikasikan hal yang serupa sebagaimana yang terjadi di Pakistan. Problematika lainnya yang hampir sama dengan di Indonesia adalah masih banyaknya anak putus sekolah di Pakistan demikian pula halnya dengan di Indonesia, padahal ada undang-undang yang mengatur wajib belajar bagi anak-anak namun pihak negara belum banyak berbuat untuk melayani amanat undang undang tersebut terbukti tidak adanya punishment bagi orang tua yang tidak melaksanakan wajib belajar sebagaimana yang diamanatkan oleh masing-masing undang-undang wajib belajar baik di Pakistan dan demikian pula di Indonesia.Penanganan pendidikan umum dan agama di Pakistan dan Indonesia juga hampir sama yakni pemerintah, swasta dan LSM. Akan tetapi pendidikan perempuan tentu saja di Indonesia lebih baik jika dibandingkan dengan yang dilakukan oleh pemerintahan Pakistan.Kata Kunci: Pendidikan, Kebijakan, Belajar dan Problematika
KETANGGUHAN KELANGSUNGAN PEMBELAJARAN PONDOK PESANTREN DARUL ILMI BANJARBARU DI MASA PANDEMI COVID 19 Surawardi, Surawardi; Amaliyah, Amaliyah; Munawarah, Munawarah; Fitria, Nur Fadillah
Al-Falah: Jurnal Ilmiah Keislaman dan Kemasyarakatan Vol 23, No 2 (2023): Published in September of 2023
Publisher : STAI AL FALAH Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47732/alfalahjikk.v23i2.305

Abstract

AbstractThe continuity of learning for students is very important, especially during the Covid-19 pandemic, because after all students must continue to develop in the learning process optimally. The author is interested in researching how the resilience of the Continuation of Learning at the Darul Ilmi Banjarbaru Islamic Boarding School During the Covid 19 Pandemic. The method used is descriptive qualitative. The qualitative approach in this study is based on Phenomenological Research or the results of observations through interviews related to data that are not in the form of numbers, but in the form of a description of the resilience of the continuity of learning at the Darul Ilmi Banjarbaru Islamic Boarding School during the Covid-19 period. The results of the study stated that the learning system continues to be maximized by the Islamic boarding school so that it can provide knowledge for its students. In addition to the obstacles faced in the learning system, the Islamic boarding school also always monitors and pays attention to the health of all students by providing complete nurses and medicines to always maintain the health conditions of the students.Keywords: Covid 19, Resilience, Strategy/Learning System.AbstrakKeberlangsungan belajar pada peserta didik sangat penting terutama pada masa pandemic Covid-19, karena bagaimanapun peserta didik harus terus berkembang dalam proses pembelajaran secara optimal. Penulis tertarik untuk meneliti bagaimana Ketangguhan Kelangsungan Pembelajaran Pondok Pesantren Darul Ilmi Banjarbaru Di Masa Pandemi Covid 19. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada Phenomenological Research atau hasil observasi melalui wawancara yang  berkaitan dengan data yang tidak berbentuk angka, namun berupa penjabaran mengenai ketangguhan kelangsungan pembelajaran pondok pesantren Darul Ilmi Banjarbaru di masa covid-19. Hasil penelitian menyebutkan bahwa sistem pembelajaran terus dimaksimalkan oleh pihak pondok pesantren agar bisa memberikan ilmu untuk para santri-santrinya. Selain mengenai kendala-kendala yang dihadapi pada sistem pembelajaran, pihak pondok pesantren juga selalu mengawasi dan memperhatikan kesehatan seluruh para santri dengan menyediakan perawat dan obat-obatan yang lengkap untuk selalu menjaga kondisi kesehatan para santri. Kata Kunci: Covid 19, Ketangguhan, Strategi/Sistem Pembelajaran.
PENDIDIKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA KEGIATAN HARI BESAR ISLAM DI DESA MANARAP TENGAH HANDIL BAHALANG KECAMATAN KERTAK HANYAR Surawardi, Surawardi; Pradina, Nabila
Al-Falah: Jurnal Ilmiah Keislaman dan Kemasyarakatan Vol 24, No 1 (2024): Published in March of 2024
Publisher : STAI AL FALAH Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47732/alfalahjikk.v24i1.403

Abstract

AbstractIslamic holiday activities carried out by some people, especially in Manarap Tengah Handil Bahalang Village, Kertak Hanyar District, Banjar Regency, South Kalimantan Province, are very interesting to study considering the conditions with religious values, this is of course beneficial for religious and social life as well as having a good relationship. charity. The values of commemorating religious holidays in the community in the village of Manarap Tengah Handil Bahalang include the following values, namely the value of faith, the value of worship and the value of morals/mu'amalah. Therefore, it is very important to inculcate religious values, especially through religious activities such as Islamic holidays in order to build a nation that is peaceful and harmonious and prosperous in accordance with religious teachings. Islamic holidays that are held in the village of Manarap Tengah Handil Bahalang are Islamic New Year or 01 Muharram, Ashura Day 10 Muharram, Maulid Nabi, Isra Mi'raj, Nuzulul Qur'an or the night of 17 Ramadan, Eid Al-Fitr and Eid Al-Adha.The supporting and inhibiting factors for the education of religious values in the activities of Islamic holidays in the Middle Manarap Village, Handil Bahalang. First, the supporting factors include: the interest and participation of the community in participating in the implementation of Islamic holidays. Second, the inhibiting factor is the heterogeneous environment of the surrounding community where there are still pro and con attitudes about the commemoration of the Islamic holiday. On the basis of these findings, it is necessary to have an attitude of empathy and sympathy for all people in maintaining the tradition of commemorating Islamic holidays, because it contains many educational values of religious values and social values / muamalah which are very useful in boosting the economic movement of Muslims and the people. Keywords: Education, Muamalah, Religious, Social, Values. Abstrak Kegiatan hari besar Islam yang dilakukan oleh sebagian masyarakat, khususnya di Desa Manarap Tengan Handil Bahalang Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar Propinsi Kalimanatan Selatan, sangat menarik untuk diteliti mengingat syarat dengan nilai nilai keagamaan,hal ini tentu saja bermanfaat bagi kehidupan beragama dan bermasyarakat serta bermu’amalah. Adapun nilai-nilai peringatan hari besar keagamaan  pada masyarakat yang terdapat di  Desa Manarap Tengah Handil Bahalang mencakup nilai nilai sebagai berikut yakni nilai  akidah, nilai ibadah dan nilai akhlak/mu’amalah. Maka dari itu penting sekali adanya penanaman nilai keagamaan khususnya melalui kegiatan keagamaan seperti hari besar Islam dalam rangka membangun bangsa yang damai dan harmonis serta berkemakmuran sesuai dengan ajaran agama. Kegiatan hari besar Islam yang dilaksanakan di Desa Manarap Tengah Handil bahalang adalah tahun baru Islam atau 01 muharram, hari asyura 10 muharram, maulid Nabi, isra mi’raj, nuzulul quran atau malam 17 ramadhan, hari raya idul fitri dan hari raya idul adha. Adapun faktor pendukung dan penghambat pendidikan nilai-nilai keberagamaan pada kegiatan hari besar Islam di Desa Manarap Tengah Handil Bahalang. Pertama faktor pendukung diantaranya: adanya minat dan partisipasi masyarakat  dalam mengikuti pelaksanaan hari besar Islam. Kedua, faktor penghambatnya yaitu lingkungan dari masyarakat sekitar yang heterogen yang masih terdapat adanya sikap pro dan kontr akan adanya peringatan hari hari besar Islam tersebut. Atas dasar temuan inilah diperlukan adanya   sikap empati dan simpati bagi segenap masyarakat dalam  mempertahankan  tradisi peringatan hari hari besar Islam, karena di dalamnya banyak mengandung pendidikan nilai nilai  keberagamaan dan nilai sosial/muamalah  yang sangat bermanfaat dalam mendongkrak pergerakan ekonomi umat Islam dan kerakyatan . Kata Kunci:  Keberagamaan, Muamalah, Nilai-Nilai, Pendidikan, Sosial. 
Nilai Nilai Pendidikan Islam Dalam Mengenakan Cadar Mahasiswi Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Antasari Banjarmasin Surawardi, Surawardi
Al-Falah: Jurnal Ilmiah Keislaman dan Kemasyarakatan Vol 21, No 2 (2021): Published in September of 2021
Publisher : STAI AL FALAH Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47732/alfalahjikk.v21i2.165

Abstract

This research was motivated by a phenomenon of the use of veils in the campus environment of UIN Antasari Banjarmasin, especially the Faculty of Tarbiyah and Teacher Training. Users believe in many values of Islamic education obtained, namely First; Aspects of civilization and progress, habituation of well-dressed. Clothing like this will be able to protect her religious beliefs, reputation, and the highest value of women is to maintain shame and self-respect. Second; The value of moral education in a more perfect direction, both zhahir and batin. Third; Keeping his holiness, taking better care of himself, is very authoritative in all his motions and silence, the more self-esteem and height of his position in the eyes of men, so that they are easier to know and not disturbed.  Fourth; Responsibility to themselves, education values moral values to obey worship, maintain morality and improve themselves a lot from the mistakes they once did in the past. Fifth;  The intention of obeying the teachings of Islam and the intention of worship because of Allah. The main thing is the fulfilment of Islamic religious norms well, although the Qur'an does not explain the obligation to cover the face there is no harm if it is done by women in keeping themselves from something unwanted. The results of the study found there were several supporting factors and obstacles for students of the Faculty of Tarbiyah and UIN Teacher Training Antasari Banjarmasin in wearing the veil. Keywords: values, education, wearers and veils.
WASAKA Concept Implementation in Islamic Education towards Banjar Society of South Kalimantan in 4.0 Era Syaifullah, A.; Surawardi, Surawardi
Khalifa Journal of Islamic Education Vol 4 No 1 (2020): March
Publisher : Islamic Studies and Development Center (ISDC) Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/kjie.v4i1.53

Abstract

This paper is aimed to analyze WASAKA concept as Banjar society, Islamic education and how to implement it in Banjar society in 4.0 era. WASAKA (Waja Sampai Kaputing) is pronounced by Antasari Prince, national hero from South Kalimantan, and be the society character in South Kalimantan The character values are religious, tough, honest, intelligent and caring .These values can be relevant and synergize with Islamic education in Banjar society in 4.0 era due to education character in 4.0 era receives a lot of challenges from outside. Nowadays, foreign character and culture from outside intrude without filtering process so it can influence and be character degradation of our education. Therefore, it is important to understand deeply and comprehensively how innovation based Islamic education and WASAKA character implementation in 4.0 character education. Then, WASAKA character values in character education in the 4.0 era will be assessed using the literature study methodology and relevant literature materials as the sources. The results is WASAKA concept in Islamic education in Banjar society of South Kalimantan is as reinforcement of character education in the 4.0 era. In sum, WASAKA concept implementation in Banjar society in 4.0 era can be solutions to face character degradation in 4.0 era.