Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Pendekatan Multidisipliner dalam Andra-Pedagogi Pembelajaran PAI Siswa pada Sekolah Dasar Islam Terpadu di Kalimantan Selatan Surawardi, Surawardi; Ihsan, Muhammad Adli Nurul; Hamdi, Saibatul; Maulidi, Ahmad Riyadh
Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Vol. 18, No. 4 : Al Qalam (Juli 2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/aq.v18i4.3739

Abstract

Pendekatan multidisipliner dalam Andra -Paedagogi pada pembelajaran PAI siswa SDIT di Kalimantan Selatan. Pertama; dalam pembelajaran PAI metode yang diterapkan pada SDIT Ukhuwah  dan SDIT Al Firdaus serta SDIT Al Hikmah sangat  beragam namun  menyesuaikan dengan materi yang sedang diajarkan dan siswanya hal sesuai dengan pendekatan pedagogik yang disebut dengan transfer of knowledge. Tapi dibeberapa kesempatan ada beberapa materi yang harus menggunakan metode yang lebih melibatkan siswa seperti misalkan active learning, metode diskusi, kwl (know, want to know, dan learn. Pada penerapan pembelajaran ini dapat dikatakan menerapkan pendekatan andragogi yang disebut dengan transfer of methodologi. Kedua: dalam Pembelajaran guru melibatkan siswa dalam pembelajaran,kegitan pembelajaran ini sesuai dengan pendekatan andragogi yang disebut dengan teacher centered namun disisi lain juga masih mempertahankan student centered. Ketiga; bentuk keterlibatan siswa dalam pembelajaran adalah dengan membuat siswa menjadi individu yang aktif didalam kelas seperti  dalam metode diskusi dan KWL (know, want to know, dan learn). Bentuk keterlibatan siswa adalah dengan lebih aktif dalam hal mencari pengalaman dan pengetahuan dalam pembelajaran. Bentuk kegiatan ini mencerminkan pendekatan andragogi yang disebut dengan learning by doing yag terintegrasi pula dengan pendekatan pedagogi yang dikenal dengan  learning by thinking. Keempat; bentuk penguatan terhadap materi PAI dilakukan baik dikelas maupun diluar kelas serta ekstrakurikuler. Bentuk kegiatan ini sejalan dengan pendekatan andragogi yakni problem oreinted  yang dipadukan dengan pendekatan pedagogi yakni content oriented. Kelima; pola komunikasi yang dibangun dan terapkan dalam pembelajaran adalah guru memberi kesempatan kepada siswa utk bertanya atau menjelaskan materi ajar.Pola komunikasi yang diterapkan dalam pembelajaran biasanya dengan menggunakan metode yang beragam . Pola komunikasi yang ini pada pendekatan andragogi ini, dikenal dengan sebutan (multi-ways traffic communications. Integrasinya berupa learning by thinking and learning by doing. Keenam; pemberian Tugas dalam bentuk keterlibatan siswa dalam pembelajaran PAI,jalan dengan pendekatan andragogi yakni self discovery dengan tetap memperhatikan sistem penyampaian pembelajaran dalam pendekatan pedagogik yakni delevery system.Ketujuh; praktikum diberikan kebebasan melakukan sesuai pengalamanya di rumah atau harus mengikuti kesepakatan dengan guru PAI. Pendekatan pembelajaran PAI ini juga sejalan dengan pendekatan andragogi yakni self discovery dengan tetap memperhatikan sistem penyampaian pembelajaran dalam pendekatan pedagogik yakni delevery system. Kedelapan; amaliah agama yang sering dipraktikkan didalam dan diluar kelas. Pendekatan pembelajaran PAI ini tentu saja sejalan dengan pendekatan andragogi yakni learning to do dengan tetap memperhatikan sistem penyampaian pembelajaran dalam pendekatan pedagogik yakni learning to know. Keunggulan pendektan multidisipliner dalam Andra -Paedagogi pada pembelajaran PAI siswa pada SDIT Ukhuah dan SDIT Al Firdaus serta SDIT Al Hikmah  di Kalimantan Selatan . Pertama; Karakteristik pembelajaran dan kegiatan keagamaan yang  dimiliki oleh sekolah  yang  berbasis pendidikan Islam Terpadu dan memadukan pembelajaran umun dengan pembelajaran agama Islam. Kedua; anak-anak mempunyai jaminan kualitas karakter dan attitude kemudian ketika lulus dari sekolah tersebut anak dijamin bisa dan terampil membaca Al Qur’an, hafalan juz 30, pengamalan shalat 5 waktu nya lebih baik serta puasa sunah senin kamis,pembiasaan shalat sunag dhuha, tahajjud , Mabbit dan sobit . Ketiga; adanya bentuk keterlibatan masyarakat/orang tua dalam kegiatan keagamaan anak. Contoh bentuk keterlibatan masyarakat atau orang tua terhadap kegiatan keagamaan adalah disediakan buku penghubung antara orang tua dan perilaku siswa ketika dirumah misalnya shalat 5 waktu, mengaji tilawah lalu diparaf oleh orang tua. Usaha dalam mempertahankan  keunggulan dan mengatasi kelemahan  pendekatan multidisipliner dalam Andra -Paedagogi pada pembelajaran PAI siswa pada SDIT Ukhuah dan SDIT Al Firdaus serta SDIT Al Hikmah di Kalimantan Selatan . Pertama; Bentuk pemecahan masalah yang sering dilakukan guru dalam pembelajaran PAI  dalam hal kognitif biasa dilakukan remedial.Kedua; pada bidang afektif yaitu sikap, guru PAI melakukan pemecahan dengan melibatkan wali kelas. Wali kelas berperan untuk membantu mencarikan solusi terkait apakah siswa yang berperilaku kurang baik karena lingkungan disekitar rumahnya atau karena temannya sebayanya. Ketiga; pendekatan yang digunakan  dalam pembelajaran PAI baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler  yakni pendekatan interdisipliner andra pedagogi. Keempat; upaya terobosan yang perlu dilakukan sebagai langkah konkret dari pengembangan pendidikan Islam khususnya pembelajaran PAI  adalah dengan  cara menutupi keterbatasan sistem pengajaran  serta pendekatan pedagogi dengan andragogi menjadi andra-pedagogi secara bersamaan dan terintegrasi.Kelima; integrasi ilmu dengan amal, akhlak dengan iman melaui proses objektifivikasi pedagogi diharapkan dapat menghasilkan konsep dan teori baru dalam teoti Ilmu Pendidikan Islam dan pelaksanaan pendidikan Islam pada tatanan pembelajaran PAI  yang terdapatdi Kalimanatan Selatan.
Pembinaan Terhadap Anak Putus Sekolah Melalui Program Sekolah Terbuka di SMP Terbuka Kota Banjarmasin Surawardi, Surawardi; Ihsan, M. Adly Nurul
Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Al Qalam Vol. 13, No. 2, Juli-Desember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/aq.v3i2.3535

Abstract

Pembinaan anak putus sekolah di SMP Terbuka Kota Banjarmasin yang meliputi; Pertama: Memberikan keterampilan berupa: Kriya Tekstil dalam bentuk; membuat kain sasirangan dan menjahit. Keterampilan pemanfaatan pengggunaan benda benda bekas seperti kaleng, botol dan benda bekas lainya dalam bentuk tempat bunga, hiasan dinding, dan hiasan kunci serta pernak pernik hiasan lainya. Keterampilan tata boga dalam bentuk membuat wadai tradisonal dalam bentuk; cara mangamir roti dan ontok, cincin, pais pisang dan waluh, gaguduh, babungku, wajik dan sebagainya.  Keterampilan Informatika dalam bentuk; mengetik dalam program word dan exel. Kedua: Mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam bentuk; mengajarkan pendidikan agama setiap satu kali dalam seminggu pada kegiatan intrakurikuler, Ketiga: mengajarkan praktik wudhu, shalat dan tayamum, melatih dan membiasakan shalat berjama’ah waktu Ashar, membaca syair al Habsyi dan membiasakan memperingati hari-hari besar Islam seperti; Maulid Nabi, tahun baru Islam serta Isra Mi’raj. Keempat; Memberikan pendidikan baik umum maupun agama yang meliputi seluruh materi pelajaran yang tertera pada kurikulum intrakurikuler yang terdiri dari: Kriya Tekstil, PAI, Biologi, Bhs.Indo, Pkn, Bhs. Inggris, Seni Budaya, Fisika, Bhs. Inggris, Seni Budaya, Fisika, Sejarah, Geo & Sos, Ekonomi, Moluk serta SBTA. Faktor-faktor yang mendukung atau menghambat anak putus sekolah yang meliputi: Pertama, Latar belakang keluarga; ada keluarga yang menyadari pentingnya pendidikan bagi anak dan sebagian keluarga yang belum menyadari pentingnya pendidikan wajib belajar 9 tahun bagi anaknya di SMP Terbuka Kota Banjarmasin. Kedua:Faktor ekonomi: semua anak yang ada di SMP Terbuka Kota Banjarmasin berlatar belakang keluarga tidak mampu yang menyebabkan mereka tidak dapat sekolah secara reguler di SMP pada waktu pagi hari. Ketiga, Faktor lingkungan; Semua anak yang ada di SMP Terbuka Kota Banjarmasin berada pada lingkungan tempat tinggal yang kurang mendukung terhadap kesadaran wajib belajar 9 tahun yakni lingkungan buruh pasar dan kerja serabutan serta buruh bangunan, disamping itu anak masih berada pada lingkungan anak yang masih banyak putus sekolah dan tidak bersekolah lagi. Sementara faktor lingkungan sekolah merupakan faktor yang sangat mendukung yakni dengan gurunya yang berkompeten serta prasarana yang memadai yakni standar SMP reguler.
Pendidikan Nilai Nilai Kebangsaan Indonesia pada Ponpes Khalafiah di Kalimanatan Selatan Surawardi, Surawardi
Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Al Qalam Vol. 15, No. 2, Juli-Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/aq.v15i2.3527

Abstract

Bentuk Pendidikan Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia  pada Ponpes  Al falah Putera dan Puteri Banjarbaru dan   Ponpes Darul Hijrah Putera dan Puteri serta An Najah Puteri  Cindai Alus  Martapura Kabupaten Banjar  terdiri dari :  Pertama ;kegiatan Intra Kurikuler  yang terdiri dari ; kurikuler yakni  nilai nilai kebangsaan Indosesia melalui matapelajaran Pancasila dan PPKn serta mata pelajaran Sejarah;  Kokurikuler : yang dilakukan dalam menanamkan nilai nilai kebangsaan Indonesia dalam bentuk  kegiatan apel bendera setiap hari senin  dan apel bendera  setiap peringatan  hari kemerdekaan 17 Agustus.   Kedua ; kegiatan ekstra kurikuler  yang meliputi ; Ekstrakurikuler Pramuka pada al Falah putera dan puteri sifatnya pilihan artinya boleh memilih dan boleh tidak . Ekstrakurikuler pramuka pada ponpes Darul Hijrah Putera dan Puteri serta An Najah Puteri sifatnya wajib. Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia  yang ditanamkan pada Ponpes  Al falah Putera dan Puteri Banjarbaru  Ponpes Darul Hijrah Putera dan Puteri Serta An Najah Puteri  Cindai Alus  Martapura Kabupaten Banjar  meliputi :  Pertama ; Menurut Pancasila ;Nilai nilai kebangsaan Indonesia yang ditanamkan pada ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta An Najah Cindai Alus  Martapura  meliputi; nilai nilai kebangsaan yang terdapat pada Trisatya dan nilai nilai kebangsaan yang terhimpun dalam dasadharma bagi pramuka penggalang.  Pramuka siaga juga menghimpun nilaia nilai kebangsaan Indonesia yang meliputi Dwisatya dan Dwidarma.  Kedua;  menurut UUD 1945 yang terdiri dari nilai ;nilai relegius, nilai kemanusiaan, nilai produktivitas, nilai demokrasi, nilai keseimbangan, nilai ketaatan hukum  serta nilai kesamaan derajat. Ketiga ; Menurut NKRI ;  menanamkan nilai-nilai Kesatuan Republik Indonesia  tercermin dalam visi dan misinya serta apa yang telah ditanamkan melalui kegiatan kepramukaan yang merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh semua santri baik putera maupun puteri. Nilai-nilai kesatuan Republik Indonesia juga ditanamkan melalui, membangun semangat berlomba baik dalam bentuk kegiatan keagamaan seperti lomba membaca kitab kuning, al Habsyi, rebana, pidato 2 bahasa yakni arab dan inggris baik dilakukan di dalam Ponpes maupun yang dilakukan oleh lembaga lain yang terdapat di luar Ponpes tersebut,  tanpa melihat dari lembaga atau instansi manapun. Sementara itu nilai nilai kesatuan republik Indonesia yang ditanamkan diluar daripada kegiatan keagamaan lainya berupa sepakbola yang pernah menjadi juara pada tingkat propinsi Kalimantan Selatan, lomba pramuka ,PMR dan lomba pidato . Keempat : menurut  Nilai Nilai ajaran Agama Islam ;  menanamkan nilai-nilai ajaran agama Islam yang ditanamkan dalam kaitanya dengan penanaman pendidikan nilai nilai kebangsaan Indonesia adalah melalui afiliasi kurikulum pondok dengan kurikulum kementerian agama. Nilai nilai pengkajian fiqih tentang khilafah yang  diarahkan kepada bagaimana semangan cinta kepada Negara  Kesatuan Republik Indonesia setia kepada Pancasila dan UUD 1945. Nilai pendidikan cinta terhadap bangsa diantaranya dapat dilihat melalui pengkajian Al qur’an dan Hadits yang dijiwai oleh ajaran Islam antara lain  surah al hujuran ayat 13 .Nilai Nilai cinta terhadap bangsa diantaranya dapat dilihat dari pengkajian Sejarah Islam/Tarikh Islam . Nilai-nilai aqidah dan akhlak bangsa diantaranya dapat dilihat dari pengkajian mata pelajaran Aqidah Akhlak. Faktor-faktor yang mendukung atau menghambat  pendidikan nilai-nilai Kebangsaan Indonesia  meliputi :  Pertama : Latar belakang pendidikan Ustadz . Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus  Martapura  data yang terambil dari dokumen bahwa secara umum  latar belakang Ustadz & Ustadzah berlatar belakang pendidikan yang  sangat mendukung terhadap pendidikan nilai-nilai Kebangsaan Indonesia yakni ; rata-rata Ustadz/Ustadznya berlatar belakang pendidikan S1 bahkan sudah ada beberapa orang yang sudah berlatar belakang pendidikan S2 bahkan S3. Kedua;  Kurikulum Pondok. Ponpes Al Falah Putera dan Puteri , Darul Hijrah Putera dan Puteri serta Ponpes An Najah Cindai Alus  Martapura,  dengan data yang terambil dari dokumen bahwa  Kurikulum Ponpes ada tiga Versi yakni Versi Pondok dan Versi Kementerian Agama, serta versi kementerian pendidikan nasional . Berdasarkan kurikulum tersebut sangat mendukung terhadap pendidikan nilai-nilai Kebangsaan Indonesia, dimana tidak hanya  mementingkan pengetahuan agama saja tetapi pengetahuan umumpun sangat dipentingkan sebagai bagian dari menanamkan nilai nilai kebangsaan Indonesia.Ketiga ; Budaya akademis Pondok. Budaya akademik Pondok sangat mendukung terhadap pendidikan nilai-nilai Kebangsaan Indonesia yang terlihat dari visi dan misi serta strategi pencapaian Visi dan misi yang mencerminkan nuansa akademik yang diciptakan untuk mendukung nilai-nilai kebangsaan Indonesia baik yang tertera dalam kegiatan Kurikuler dan kokurekuler, bahkan ekstrakurikuler yang mewajibkan ikut kegiatan pramuka  yang pada kegiatan tersebut sangat kental mengajarkan akan kesetiaan terhadap pancasila dan UUD 1945 dan NKRI serta nilai nilai yang ditanamkan dalam ajaran agama Islam tersebut.Keempat ; Media Teknologi .Media dan teknologi  sangat tidak memberikan dukungan terhadap pendidikan nilai nilai kebangsaan Indonesia. Oleh karena itu selama mondok santri tidak boleh memiliki dan mengakses segenap hal melalui media Teknologi. Santri tidak boleh memiliki dan menyimpan HP, TV dan seterusnya yang masih berbau IT.Alasanya adalah selama di Pondok mereka fokus belajar oleh karena itu segala hal yang menyangkut IT sedikit banyaknya mengganggu konsentrasi mereka belajar.
Pendekatan dan Komunikasi Pembelajaran Pendidikan Islam pada MAN Insan Cendekia Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan Surawardi, Surawardi; Ihsan, M. Adli Nurul
Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Al Qalam Vol. 14, No. 2, Juli-Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/aq.v18i2.3503

Abstract

Jenis pendekatan dan komunikasi pembelajaran pendidikan Islam  yang dilakukan dalam kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler serta ekstrakurikuler di MAN Insan Cendekia Tanah Laut Propinsi Kalimantan Selatan terdiri dari ; Pertama ; Keteladanan,  dilakukan hampir disemua sektor pembelajaran pendidikan Islam baik pada kegiatan intrakurikuler , kokurikuler  dan kegiatan kokurikuler. Kedua ;  Pengalaman, pendekatan ini dilakukan hampir disemua sektor pembelajaran pendidikan Islam . Ketiga ; pendekatan disiplin ; pada kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler  pionernya adalah para guru guru yang tepat waktu sesuai jadwal melakukan pembelajaran . Dan yang sangat menarik untuk pendekatan displin ini , lebih banyak melibatkan Osis  dalam menkoper kegiatan ekstrakurikuler . Keempat; . Rasional , pendekatan ini dilakukan hampir disemua sektor pembelajaran pendidikan Islam pada kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler. Kelima; terpadu ; pendekatan terpadu inilah menjadi ciri khas MAN Insan Cendekia Tanah laut dengan  di Asramakan dan belajar secara full Day School.  Pendekatan terpadu dalam pendidikan agama Islam baik dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler serta ekstra kurikuler pada MAN Insan Cendekia Tanah laut meliputi; keimanan, pengalaman ,pembiasaan , rasional , emosional, fungsional dan Keteladanan. Keenam; emosional ; pendekatan ini digunakan kepada siswa siswi MAN Insan Cendekia Tanah Laut beupa ; Nilai perasaan pada diri manusia pada dasarnya dapat menyesuaikan diri terhadap keadaan sekitarnya dalam kehidupan sehari hari.Ketujuh; fungsional; pendekatan ini diterapkan pada kegiatan intrakurikuler dan kokurekuler terhadap siswa siswi MAN Insan Cendekia Tanah Laut berupa ; usaha memberikan materi agama dengan menekankan kepada segi kemanfaatan bagi peserta didik dalam kehidupan sehari hari  sesuai dengan tingkat perkembanganya. Kedelapan; kemandirian ; pendekatan kemandirian ini lebih ditekankan pada  kegiatan keasramaan melalui, kemandirian dalam menjaga kebersihan kamar dan Asarama, kemandirian mencuci dan melipat pakaian, kemadirian mengelola uang belanja dan sekolah, kemandirian untuk tidak berkomunikasi dengan orang tua kecuali dalam keadaan yang memang sudah di kondisikan seperti hari sabtu atau hari minggu. Jenis  komunikasi  yang digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan Islam di MAN Insan Cendekia Tanah Laut Propinsi Kalimanatan Selatan  terdiri dari: Pertama : Komunikasi satu arah ;Penerapan komunikasi ini pada siswa siswi MAN Insan Cendekia Tanah Laut baik dalam kegiatan intrakurekuler dan kokurekuler bahkan ekstrakurikuler dimana  dalam komunikasi ini guru dan tenaga kependidikan pada MAN Insan Cendekia Tala lainya berperan sebagai pemberi aksi dan peserta didik sebagai penerima aksi. Guru aktif dan peserta didik pasif. Kedua :Bentuk Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah; komunikasi ini antara guru /tenaga kependidikan lainya serta peserta didik  pada MAN Insan Cendekia Tanah laut memiliki peranan yang sama yakni pemberi aksi dan penerima aksi  dengan arti keduanya dapat saling memberi dan menerima aksi. Ketiga ; komunikasi sebagai transaksi atau komunikasi banyak arah; komunikasi ini tidak hanya melibatkan interaksi yang dinamis antara guru dan tenaga kependidikan lainya serta peserta didik yang terdapat di MAN Insan Cendeia Tanah Laut  tetapi juga melibatkan interaksi dinamis antara siswa dan siswa lainya. Bentuk komunikasi ini nanpak sekali terlihat  pada kegiatan Osis yang terdapat di MAN Insan Cendekia Tala. Faktor Pendukung ; Sistem Asrama/Full Day School , sistem Pengasramaan bagi Guru guru, sistem Rekrutmen Siswa Siswi yang ketat, sistem Rekrutmen Guru -guru yang juga ketat, faktor sarana dan Prasarana yang memadai, sistem Manajemen sekolah yang baik.. Faktor Penghambat  terdiri dari :latar belakang kebiasaan siswa, belum maksimalnya Akses Sumber Belajar Melaui IT, faktor kejenuhan, faktor Pembiasaan bahasa asing(Arab dan Inggris) yang belum terkoordinir, disiplin yang masih longgar.
SOSOK PESERTA DIDIK IDEAL DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM DALAM MENYIAPKAN GENERASI MENYONGSONG ERA 5.0 Surawardi, Surawardi; Syafawi, Ahmad; Rizami, Ahmad; Rahman, M. Khalilur; Naufal, Muhammad Raihan
DARRIS: Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Vol 7, No 1 (2024): APRIL
Publisher : Program Studi PGMI STAI Al Falah Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47732/darris.v7i1.500

Abstract

 Abstract: This research was conducted to find a description of the character of an ideal student according to the view of education in Islam, as an effort to prepare human resources that are able to compete among the current generation to face an increasingly developing era. Apart from the above intentions, this research is motivated by the development of the times which are always developing, both in terms of technology and science. Meanwhile, as a Muslim human being, one must be prepared to deal with progress so as not to lag behind in knowledge and be able to face challenges. This research was conducted using the library method, in which the sources were obtained from reading materials, both books and journals. The research results obtained are that the ideal student in the perspective of Islamic education must be someone who has good morals, understands moral values, is able to face or solve problems, and thinks critically, has creative abilities, is capable of using digital technology, has and has leadership spirit and initiative to make plans. In addition, ideal students are also seen as individuals who are able to solve problems with their abilities and have activeness in responding to the learning process. Keywords: Era Society 5.0, Islamic Education, Students. Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk mencari gambaran tentang karakter dari sosok seorang peserta didik ideal menurut pandangan pendidikan dalam Islam, sebagai salah satu upaya menyiapkan sumber daya manusia yang mampu bersaing di kalangan generasi sekarang guna menghadapi era yang semakin berkembang. Selain dari maksud diatas, penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya perkembangan zaman yang selalu berkembang, baik dari segi teknologi maupun ilmu pengetahuannya. Sedangkan sebagai seorang insan muslim haruslah siap untuk berhadapan dengan yang namanya kemajuan sehingga tidak menimbulkan ketertinggalan pengetahuan serta mampu jikalau ada tantangan yang menghadang. Penelitian ini dilakukan dengan metode pustaka, yang mana sumber-sumbernya didapat dari bahan bacaan baik itu buku ataupun jurnal. Hasil penelitian yang didapat ialah bahwa peserta didik yang ideal dalam perspektif pendidikan Islam harus menjadi sosok yang berakhlakul karimah, memahami nilai-nilai moral, mampu menghadapi atau memecahkan masalah, dan berpikir secara kritis, memiliki kemampuan kreativitas, cakap menggunakan teknologi digital, mempunyai serta memiliki jiwa kepemimpinan dan berinisiatif membuat perencanaan. Selain itu, peserta didik yang ideal juga dipandang sebagai individu yang mampu mengatasi persoalan dengan kemampuannya serta memiliki keaktifan dalam menanggapi pada proses pembelajaran. Kata Kunci: Era Society 5.0, Pendidikan Islam, Peserta Didik.
PENDEKATAN ANTROPOLOGI SEBAGAI EPISTEMOLOGI HUKUM ISLAM Irsyadi, Amrul; Surawardi, Surawardi
MAQASHIDUNA: JURNAL HUKUM KELUARGA ISLAM Vol 2, No 2 (2024): December 2024
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Islam STAI Al-Falah Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47732/maqashiduna.v2i2.566

Abstract

AbstrakPenyematan redaksi kata “jahiliyyah” kepada bangsa Arab di mana Islam diturunkan menjadi polemik tersendiri yang memiliki ragam sudut pandang berbeda. Masih sedikitnya cendekiawan dan para terpelajar yang mengkaji isu ini semakin memperjelas adanya lubang menganga yang seakan memisahkan Arab pra-Islam dan pasca Islam, khususnya terkait dengan bangsa Arab yang dianggap sebagai bangsa terbelakang, tertinggal, bodoh, dan tanpa peradaban.Khalil Abdul Karim dalam karyanya al-Jużur wa at-Tārīkhiyyah li as-Syarīah al-Islāmiyyah adalah salah seorang cendekiawan yang agresif menunjukkan bahwa bangsa Arab bukanlah bangsa bodoh dikala itu sehingga dengan mudah doktrin Islam mampu menyebar luas di tengah-tengah masyarakatnya, seperti apa yang selama ini banyak dituduh oleh beberapa da’I. Khalil Abdul Karim dalam penelitiaannya mengkomparasikan sisi sejarah pra-Islam dan hukum yang ditetapkan oleh Nabi Muhammad dengan analisis data dengan pendekatan yang memadukan antara normatif dan antropologi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangsa Arab sebelum Islam tidaklah seperti yang banyak disematkan banyak cendekiawan dan pendakwah sebagai jahiliyyah dengan segala bentuk kegelapannya. Bangsa Arab memiliki pengetahuan dalam berbagai aspek alkulturasi kebudayaan dan tradisi yang menunjukkan peradaban dan kemajuan.  Tradisi Arab pra-Islam dan respon positif al-Qur’ān pada sifat kedemawanan, berani, memuliakan tamu merupakan contoh dari tradisi baik yang memiliki relevansi sama yaitu menjunjung nilai kemanusiaan dan tidak bertentangan dengan fitrah manusia.Kata kunci:  tradisi, bangsa Arab, jahiliyyah, Arab pra-Islam, warisan
MANAJEMEN PENGENDALIAN EMOSI PADA PEMBELAJARAN PAI DI SDN KEBUN BUNGA 5 Surawardi, Surawardi; Nurkhalisa, Siti Salma; Jubaidah, Jubaidah; Fatmawati, Fatmawati
DARRIS: Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Vol 7, No 2 (2024): OCTOBER
Publisher : Program Studi PGMI STAI Al Falah Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47732/darris.v7i2.562

Abstract

Abstract: Emotional control management is a method or way of controlling one's emotions. Emotional development is an aspect of child growth that is important to manage. This research is motivated by the influence of learning Islamic religious education in controlling emotions. Therefore, this research was conducted with the aim of providing an understanding of the management of emotional control in learning Islamic religious education. The method used is the method of observation, interviews, and documentation. The results of the study show that there are emotional activities that occur at every age that a child goes through and are interconnected with one another. The forms of emotion that are often shown by students are crying, making noise, wanting to be acknowledged, changing the mood of students, and seeking attention. Emotions are very influential in the learning process, both positive emotions and negative emotions. Therefore, it is necessary to have good emotional management for children by providing social support for emotional management or emotional regulation in children carried out by their parents. The learning of Islamic religious education aims to improve the emotional and spiritual intelligence of students and to make them individuals who are faithful, pious, and have good morals. Keywords: Emotional Control, Learning PAI, Management. Abstrak: Manajemen pengendalian emosi adalah metode atau cara mengendalikan emosi yang ada dalam diri seseorang. Perkembangan emosi adalah satu aspek pertumbuhan anak yang penting untuk dikelola. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pengaruh pembelajaran pendidikan agama islam dalam pengendalian emosi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman tentang manajemen pengendalian emosi pada pembelajaran pendidikan agama islam. Metode yang digunakan adalah metode observasi, interview, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada aktivitas emosi yang terjadi pada setiap umur yang dilalui oleh seorang anak dan saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Adapun bentuk-bentuk emosi yang sering ditunjukkan oleh peserta didik yaitu menangis, suka ribut, rasa ingin di akui, perubahan mood peserta didik, dan mencari perhatian. Emosi sangat berpengaruh pada proses pembelajaran, baik itu emosi positif maupun emosi negatif. Oleh karena itu, perlu adanya pengelolaan emosi yang baik bagi anak dengan memberikan dukungan sosial untuk pengelolaan emosi atau regulasi emosi pada anak yang dilakukan oleh orang tuanya. Pembelajaran pendidikan agama islam bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual siswa serta membuat mereka menjadi individu yang beriman, bertakwa, dan berakhlakul karimah. Kata Kunci: Manajemen, Pembelajaran PAI, Pengendalian Emosi.
Lembaga dan Sistem Pendidikan Islam dalam Menyiapkan Persaingan Era 5.0 Surawardi, Surawardi; Rahmasari, Devi; Rahmani, Dina; Halifah, Halifah
JURNAL PENDIDIKAN DAN KEWIRAUSAHAAN Vol 12 No 2 (2024)
Publisher : STKIP PGRI SITUBONDO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47668/pkwu.v12i2.1452

Abstract

This research was conducted based on the urgency of Islamic education in the 5.0 era where all aspects of life are almost controlled by technology, so the role of Islamic education is needed in facing the challenges that may occur along with the times and technology. Therefore, this study aims to provide insights into how Islamic education should prepare everything to be ready to fight in this era. This research is library research which originates from various literature, both books and journals. The results of the study show that the human resources produced in education are decreasing because they prioritize technology, so Islamic education institutions and systems must be able to carry out various reforms that can maintain their existence in this 5.0 era.
MERETAS PEMIKIRAN HARUN NASUTION DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM KEKINIAN SEBAGAI UPAYA MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL ERA 5.0 Surawardi, Surawardi; Syarif, Ahmad; Nashiruddin, Muhammad; Sami, Muhammad Syahid; Syahbana, Shabora Jamil
ADDABANA: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 8, No 1 (2025): FEBRUARY
Publisher : Program Studi PAI STAI Al Falah Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47732/adb.v8i1.688

Abstract

Abstract: This research is motivated by the world's development which is increasing rapidly, this certainly influences the world of Islamic education and becomes a new challenge for Islamic education. Therefore this research was conducted with the aim of studying and examining Harun Nasution's thoughts regarding the renewal of Islamic education. This research is library research in which the sources are obtained from various literary sources, both books and journals. The results of the study show that the concept of Islamic education with Harun Nasution's thoughts on Islamic education in the era of society 5.0 namely, (1) rational theology must be the foundation of Islamic education; (2) Islamic education aims to build human character in order to have a noble personality; (3) the development of a good Islamic education curriculum is a curriculum that is based on spiritual and intellectual morality; (4) Islamic education methods must be adapted to the goals of Islamic education (5) an educator must be able to set an exemplary example for students. In essence, the relevance of Harun Nasution's thoughts with the concept of Islamic education which is prepared in facing the era of society 5.0 is to prioritize the ability to reason and strengthen character or moral education. Keyword: Education, Era, Harun Nasution. Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan dunia yang semakin pesat, hal ini tentunya berpengaruh dalam dunia pendidikan islam dan menjadi tantangan baru bagi pendidikan islam. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji dan menelaah pemikiran Harun Nasution terkait pembaharuan pendidikan islam. Penelitian ini adalah penelitian pustaka yang mana sumbernya didapat dari berbagai sumber literatur baik itu buku maupun jurnal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Konsep pendidikan islam dengan pemikiran harun nasution terhadap pendidikan islam era society 5.0 yaitu, (1)teologi rasional haruslah menjadi landasan pendidikan islam; (2)pendidikan islam bertujuan untuk membangun karakter manusia agar memiliki kepribadian yang luhur; (3)pengembangan kurikulum pendidikan islam yang baik adalah kurikulum yang berlandaskan pada moral spiritual dan intelektual; (4)metode pendidikan islam harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan islam (5)seorang pendidik harus sanggup memberi contoh keteladanan bagi peserta didik. Pada intinya, relevansi pemikiran harun nasution dengan konsep pendidikan islam yang disiapkan dalam menghadapi era society 5.0 adalah mengutamakan kemampuan akal dan penguatan pendidikan karakter atau moral. Kata kunci: Harun Nasution, Pendidikan, Zaman.
SUMBER BELAJAR DAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM MENYONSONG ERA 5.0 Surawardi, Surawardi; Mulyanti, Mulyanti; Norlaila, Norlaila; Maisarah, Siti
Al-Falah: Jurnal Ilmiah Keislaman dan Kemasyarakatan Vol 25, No 1 (2025): Published in March of 2025
Publisher : STAI AL FALAH Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47732/alfalahjikk.v25i1.689

Abstract

The era of Society 5.0 presents a change in learning approaches by integrating technology to improve the quality, effectiveness, and efficiency of learning. In the context of Islamic education, relevant and innovative learning resources can provide wider access to knowledge and facilitate a more interactive and engaging learning process. The use of information technology, especially through the internet, is becoming an important means of accessing information and learning resources related to Islam. In addition, a good Islamic educational environment also plays an important role in improving the learning process. A conducive, inclusive, and Islamic values-based educational environment can create a positive atmosphere and facilitate holistic student growth. This research uses the method of literature study to collect and analyze relevant information from various theoretical and practical sources related to the topic covered. The results show that the use of technology in Islamic education in the Era of Society 5.0 can provide significant benefits, but also raises challenges that need to be overcome. Keyword: Influence, Learning, Progress of Society 5.0. Era Society 5.0 menghadirkan perubahan dalam pendekatan pembelajaran dengan mengintegrasikan teknologi untuk meningkatkan kualitas, efektivitas, dan efisiensi pembelajaran. Dalam konteks pendidikan Islam, sumber belajar yang relevan dan inovatif dapat memberikan akses yang lebih luas ke pengetahuan dan memfasilitasi proses pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik. Penggunaan teknologi informasi, terutama melalui internet, menjadi sarana penting dalam mengakses informasi dan sumber daya pembelajaran yang berkaitan dengan Islam. Selain itu, lingkungan pendidikan Islam yang baik juga memainkan peran penting dalam meningkatkan proses pembelajaran. Lingkungan pendidikan yang kondusif, inklusif, dan berbasis nilai-nilai Islam dapat menciptakan suasana yang positif dan memfasilitasi pertumbuhan siswa yang holistik. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi yang relevan dari berbagai sumber teoritis dan praktis yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi dalam pendidikan Islam di Era Society 5.0 dapat memberikan manfaat yang signifikan, namun juga memunculkan tantangan yang perlu diatasi. Kata Kunci: Kemajuan Society 5.0, Pembelajaran, Pengaruh.