Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search
Journal : JURNAL KAJIAN VETERINER

EFEKTIVITAS BAKTERI ASAM LAKTAT YANG DIISOLASI DARI SUSU KUDA SUMBA TERHADAP KUALITAS SILASE JERAMI PADI Annytha Ina Rohi Detha; Frans Umbu Datta; Elisabet Beribe; Nancy D. F. K. Foeh; Nemay Ndaong
JURNAL KAJIAN VETERINER Vol 6 No 1 (2018): Jurnal Kajian Veteriner
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v6i1.1053

Abstract

This study aims to evaluate the ability of lactic acid bacteria isolated from Sumba horse milk as a starter in improving the quality of rice straw silage. Determination of the quality of rice straw silage through organoleptic tests, measurement of percentage of silage damage and silage pH. there are 7 treatments based on silage compositions and lactic acid bacteria. The results showed the presence of golden color in all treatments as the original color, the texture was very soft to soft and not slimy, and the presence of a distinctive silage odor or close to the typical smell of silage in all treatments. The presentation of silage damage to rice straw in the positive control group showed the highest percentage of damage that was equal to 43.58%, while the percentage of damage in the treatment group ranged from 28.57% to 41.02%. The pH results showed the control group had a pH of 3.6 and the P1-P6 group had an average pH ranging from 5.7 to 6.5. The addition of lactic acid bacteria in the manufacture of silage in rice straw provides good quality silage results.
KARAKTERISTIK BAKTERI ASAM LAKTAT YANG DIISOLASI DARI SUSU KUDA SUMBA Annytha Detha
JURNAL KAJIAN VETERINER Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Kajian Veteriner
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v7i1.1058

Abstract

The purpose of this study was to isolate and identify the lactic acid bacteria found in Sumba mares milk. This research will be carried out from September to November 2017 at the Veterinary Laboratory of the Livestock Service Office of East Nusa Tenggara Province. The research stages are isolation of lactic acid bacteria from Sumba mares milk by growing lactic acid bacteria on MRS agar media, and identifying lactic acid bacteria with gram staining, catalase test, motility test, and total plate count testing. Based on the results of the study, the presence of lactic acid bacteria originating from Sumba mares milk was characterized by the presence of colonies of lactic acid bacteria from Sumba mares milk which grew on MRS media agar as a selective medium for lactic acid bacteria. Based on the results of testing the characteristics of lactic acid bacteria Sumba mares milk has Gram positive, the negative results in the catalase test are characterized by not forming gas bubbles when the bacteria are added with H2O2. Based on the motility test obtained negative results or bacteria are non-motile and the number of lactic acid bacteria that can be a total picture of lactic acid bacteria that exist in Sumba mares milk in milliliter of milk. The conclusion are lactic acid bacteria isolated from Sumba mares milk has characteristic as Gram positive, basil or stem shaped, negative catalase and non motile, and has a total lactic acid bacteria of 3.5 x 108 cfu/ml (est).
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KE-7 Annytha Ina Rohi Detha
JURNAL KAJIAN VETERINER PROSIDING SEMINAR NASIONAL KE-7
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v0i0.1581

Abstract

Pemerintah Republik Indonesia berkepentingan untuk menjaga kedaulatan rakyat dengan mengeluarkan kebijakan pengendalian zoonosis yang berpedoman pada rencana pembangunan nasional jangka panjang dan menengah di tingkat nasional dan daerah. Pemerintah melalui Subdit pengendalian zoonosis, Direktorat pengendalian penyakit bersumber binatang, Direktorat Jenderal PP dan PL, Kementerian kesehatan bekerja sama dengan Kementerian Pertanian Republik Indonesia telah mengeluarkan kebijakan pengendalian zoonosis di Indonesia.Konsep One Health adalah konsep yang bertujuan untuk memajukan kesejahteraan manusia melalui keseimbangan antara unsur manusia, hewan dan lingkungan. Pada dasarnya kemunculan dan epidemiologi zoonosis adalah kompleks dan dinamis. Kemunculan zoonosis dipengaruhi oleh berbagai parameter yang secara garis besar dapat dikategorikan sebagai: (i) faktor-faktor yang berkaitan dengan manusia (human-related); (ii) berkaitan dengan patogen (pathogen-related); dan (iii) berkaitan dengan iklim/lingkungan (climate/environment-related). Hal ini sesuai dengan segitiga epidemiologi (agen, host dan lingkungan) dimana tiga hal tersebut saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan sebagai pemicu timbulnya suatu penyakit zoonotik. Konsep Eco Health atau Ecosystem Health juga muncul, dengan mengamati bahwa pembangunan berkelanjutan diwujudkan sebagai bentuk konektivitas antara kesehatan manusia, hewan dan lingkungan (ekosistem). Konsep Eco Health ini memperluas konsep One Health ke seluruh ekosistem yang ada termasuk ekosistem hewan liar (wildlife) maupun lahan kering kepulauan. Perubahan iklim (climatic change) juga adalah faktor yang mungkin berpengaruh terhadap kemunculan penyakit-penyakit zoonosis dan merupakan bagian dari konsep One Health.Sebagai salah satu pendekatan dalam menanggulangi permasalahan kesehatan yang menekankan pada adanya interaksi antara kesehatan manusia, hewan dan lingkungan, One health membutuhkan kerja sama dan aksi kolektif lintas profesi dan lintas disiplin (interprofesional dan transprofesional) secara horizontal maupun vertikal. Oleh karena itulah One health bertujuan untuk memajukan penelitian, praktik dan integrasi pengetahuan pada bidang ekologi dan kesehatan. Ruang lingkup One health merupakan penelitian terpadu dari berbagai bidang keilmuan (ekologi, sosial dan ilmu kesehatan, kedokteran hewan dan humaniora) yang memadukan konsep dan teori serta mengacu pada beberapa jenis pengetahuan /transdisipliner dan keterlibatan beberapa pihak partisipatorik. Tantangan ekologi dan kesehatan yang timbul dalam kesehatan masyarakat, kesehatan manusia dan hewan konservasi dan pengolahan ekosistem, pembangunan dan perencanaan dan bidanglainnya bertumpuh pada konteks ekologi kesehatan sosial untuk kesehatan yang berkelanjutan.Seperti halnya pengalaman banyak negara berkembang, sampai saat ini penyakit zoonosis masih menjadi masalah kesehatan penting di Indonesia dan menjadi dilema bagi sektor kesehatan manusia dan hewan. Kejadian penyakit tersebut tidak saja menganggu kesehatan hewan dan manusia namun juga menyebabkan kerugian besar baik dalam hal sosial-ekonomi dan keamanan nasional. Penyakit-penyakit seperti Avian Influenza, Rabies, Ebola, SARS, Anthrax, Brucellosis, Leptospirosis dan Zika adalah sedikit contoh dari penyakit zoonosis yang muncul sebagai Emerging maupun Re-emerging diseases yang dilaporkan dari berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Propinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu daerah endemis penyakit menular dengan kasus kejadian penyakit meningkat setiap tahunnya. Salah satunya adalah penderita Demam Berdarah Dengue yang terus bertambah dari 1.169 menjadi 1.337 kasus hingga menimbulkan kematian. NTT juga merupakan salah satu provinsi tertular rabies dengan sejarah penularan sejak tahun 1997 hingga saat ini. Pemerintah saat ini telah mulai menerapkan prinsip One Health untuk meningkatkan upaya pengendalian dan pemberantasan rabies pada hewan rentan (terutama anjing, kucing dan kera), serta menekan jumlah korban gigitan pada manusia. Penerapan prinsip One Health melibatkan stakeholders terkait bekerja sama melalui lintas kementerian baik Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).Universitas Nusa Cendana (Undana), merupakan Universitas Negeri di Provinsi Nusa Tenggara Timur, adalah mitra kerja pemerintah yang berperan dalam menyediakan substansi berbasis bukti ilmiah yang dapat menjadi sumber atau acuan kebijakan pemerintah. Dalam upaya mendukung program pemerintah terkait upaya pengendalian dan pencegahan penyakit zoonosis dengan memadukan keseimbangan diantara manusia hewan dan lingkungan dengan turut mempromosikan hasil penelitian, pemahaman, transdisipliner dan parstisipatorik maka Fakultas Kedokteran Hewan Undana akan mengadakan seminar dengan mengangkat tema ”Konektivitas Kesehatan Hewan dan Manusia di Ekologi Lahan Kering Kepulauan”
EFEKTIVITAS BAKTERI ASAM LAKTAT ASAL CAIRAN ISI RUMEN SAPI BALI TERHADAP BERBAGAI VARIABEL MUTU SILASE JAGUNG Frans Umbu Datta; Nadya Daramuli Kale; Annytha Ina Rohi Detha; Imanuel Benu; Nancy D. F. K. Foeh; Nemay A. Ndaong
JURNAL KAJIAN VETERINER PROSIDING SEMINAR NASIONAL KE-7
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v0i0.1587

Abstract

Silage is the result of fermentation from feed ingredients that have high water content (about 50% -80%) such as corn (Zeamays L), in a vacuum (anaerobic) by lactic acid bacteria. Making silage is one alternative to traditional biotechnology that can be done, especially utilizing the availability of local food sources. The purpose of this study is to determine the ability of lactic acid bacteria isolated from rumen fluid in Bali cattle as a starter in making corn forage silage, and evaluate the quality of corn forage silage provided by lactic acid bacteria isolated from rumen fluid in Bali cattle. The method used in this research is, making probiotics, making samples and testing the quality of silage. The results of this study are, lactic acid bacteria from the rumen contents of Balinese cattle rumen can be used as corn forage silage starter, this is indicated by the silage color in the range of yellowish green to brownish green which indicates that the silage is of good quality, silage aroma in the range of score 2 , 33-2.83 which produces a fresh sour aroma to near fresh-smelling acid, silage pH before being injected with Escherichia coli with an average of 4.51-4.81 which is within the normal range. Corn forage silage given lactic acid bacteria from the rumen contents of Bali cattle showed good quality, this is seen from the final silage results given by pathogenic bacteria Escherichia coli which showed silage color with an average of 1.83-2.58 indicating that the silage color included in the optimal range of brownish green, silage aroma in the range of 1.42-2.75 which gives a fresh sour aroma, silage pH in the range of 4.42-4.58 which indicates silage is in good range, dry silage content ranges from 32.4% -34.4% which is below the normal range, and the average percentage of damage is 0% - 3% which shows the difference in damage presentation between silage given by lactic acid bacteria and control treatment.
DESKRIPSI MORFOLOGIS NEMATODA SALURAN PENCERNAAN KAMBING KACANG (Capra hircus aegagrus) DI KOTA KUPANG-NUSA TENGGARA TIMUR Frans Umbu Datta; Theresia Tinenti; Annytha Ina Rohi Detha; Nancy D. F. K. Foeh; Nemay A. Ndaong
JURNAL KAJIAN VETERINER PROSIDING SEMINAR NASIONAL KE-7
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v0i0.1588

Abstract

Local Goats (Capra hircus aegagrus) is a type of small ruminants and is a home-grown in Indonesia which is very susceptible to attack by diseases caused by gastrointestinal parasites, especially in developing countries, causing losses to infected animals and economic losses to farmers. This study aims to know the morphology and total of eggs and adult worms, in the digestive tract in Kupang City- East Nusa Tenggara. This study uses work methods including total calculation and identification of worm eggs using the McMaster method, aiming to calculate the number of worm eggs and used to identify the morphology of worm eggs, total testing and morphology of adult worms in the digestive tract aims to determine the number of adult worms in the digestive tract, Semichenetic Acetic Camine staining aims to confirm and clarify the type from the results of identification of adult worms found in goat intestines after it is determined the dominant type of adult worms in the digestive tract of local goats. The results showed that there were three types of worm eggs found from 20 local goats, namely Trichuris sp as many as 5, Strongyloides sp as many as 63, and Strongyloid sp as many as 304 and there were three categories of infection, namely infection-free category in two goats (TTGT = 0), mild infections in three goats (TTGT = 300-400 or ranged from 1-499), and moderate infections in 15 goats (TTGT = 500-2850 or ranged from 500-> 5000). The results of the total study of adult worms in the digestive tract from four local goats found one type of digestive tract worms, namely Trichuris sp as many as 120 of the two goats (numbers 2 and 4). Trichuris sp as the most dominant type of worm in the digestive tract of local goats in Kupang City, East Nusa Tenggara.
ANALISIS RISIKO KUALITATIF PENGIRIMAN PUPUK ORGANIK BERBAHAN DASAR FECES UNGGAS DARI KABUPATEN BLITAR KE KABUPATEN SUMBA TIMUR Melky Angsar; Annytha Ina Rohi Detha
JURNAL KAJIAN VETERINER PROSIDING SEMINAR NASIONAL KE-7
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v0i0.1589

Abstract

Avian Influenza (AI) adalah penyakit zoonosis penting dan telah menjadi ancaman besar bagi peternakan ayam rakyat. Pulau Sumba secara historis adalah Pulau bebas kasus Avian Influenza. Analisis risiko ini sebagai respon atas permintaan perusahaan tebu nasional yang hendak memasukan pupuk organik berbahan dasar feces unggas sebanyak 2.730 ton yang akan digunakan di perkebunan tebu lahan kering di Kabupaten Sumba Timur. Tim Analisis risiko melakukan pemantauan ke Karantina Waingapu tempat pupuk ditahan. Metode pengumpulan data dengan kuesioner dan kunjungan lapangan ke Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, ke farm tempat dihasilkannya feces unggas, ke lokasi pengolahan feces menjadi pupuk organik, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dan Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya. Sampel feces juga diambil dan dilakukan pemeriksaan PCR oleh Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya. Hasil analisis risiko menunjukan bahwa estimasi risiko penularan virus AI terkait pemasukan pupuk organik asal unggas dari Provinsi Jawa Timur ke Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah Negligible artinya kejadian dapat diabaikan sehingga Tim merekomendasikan agar pengiriman pupuk organik tersebut dapat dilakukan dengan beberapa catatan yaitu kelengkapan dokumen pengiriman produk berupa surat rekomendasi daerah asal dan tujuan, sertifikat veteriner daerah asal, hasil pemeriksaan laboratorium dan surat keterangan bebas kasus AI dalam 6 bulan terakhir perlu dilampirkan dalam setiap kali pengiriman produk dan pengiriman pupuk harus dalam kondisi tertutup (dalam kontainer) dan hanya boleh diturunkan ketika sampai di lokasi tujuan akhir.
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA BAKTERI ASAM LAKTAT CAIRAN RUMEN TERHADAP PERTUMBUHAN Salmonella Enteritidis, Bacillus cereus, Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus MENGGUNAKAN METODE DIFUSI SUMUR AGAR Frans Umbu Datta; Angela Novita Daki; Imanuel Benu; Annytha Ina Rohi Detha; Nancy D. F. K. Foeh; Nemay A. Ndaong
JURNAL KAJIAN VETERINER PROSIDING SEMINAR NASIONAL KE-7
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v0i0.1590

Abstract

Rumen liquid is a waste product of slaughterhouse that has the potential to be a pollutant, contains lactic acid bacteria which can be used as bio preservatives in food. The purpose of this study was to identify the antimicrobial activity of lactic acid bacteria (LAB) isolates from rumen fluid against Gram positive and Gram negative bacteria using well diffusion and disc diffusion methods and using lactic acid bacteria isolates (supernatant) and non-filtrate from rumen fluid. The main research materials used were LAB rumen fluid isolates, MRSA media (Mann Rogosa Sharpe Agar), MRSB media (Mann Rogosa Sharpe Broth), MHA media (Muller Hinton Agar), and pathogenic bacteria Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, Escherichia coli and Salmonella Enteritidis. The results of the study showed that the LAB of rumen fluid carried out as an active LAB with Gram positive characteristics, round shape, negative catalase and non motile. Based on the results of testing the antimicrobial activity of lactic acid bacteria from rumen fluid isolates against pathogenic Gram positive (B. cereus and S. aureus) and Gram negative bacteria (Escherichia coli and Salmonella Enteritidis) using well and disc diffusion methods showed that Gram negative bacteria were more sensitive to antimicrobial of LAB compared to Gram positive bacteria. The diameter of the larger inhibition zone is produced using the disc method with the inhibition zone diameter range of 13.66-28.3 mm, while the well method ranges from 0-24.2 mm. The antimicrobial activity of LAB using non filtrate BAL produce inhibition zone diameter size range of 0-26.1 mm, while the filtrate BAL produce inhibition zone diameter range of 0-28.3 mm with the optimum time to produce antimicrobial activity 48 hours compared to 24 hours after incubation.
STATUS RESISTENSI VEKTOR FILARIASIS TERHADAP INSEKTISIDA BENDIOCARB ASAL KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA Julianty Almet; Diana A. Wuri; Annytha Ina Rohi Detha; Tekla D. Lanasakti
JURNAL KAJIAN VETERINER PROSIDING SEMINAR NASIONAL KE-7
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v0i0.1598

Abstract

The aim of this study is to know resistance status of filariasis vectors from Southwest Sumba to bendiocarb 0,1% insecticide. Sampling was carried out in 4 sub-districts from 11 sub-districts. The larvae were collected randomly from water containers. The collected larvae was than taken to laboratory to be maintaned until became fully grown mosquitos. As many as 25 adult mosquitos that have been took were identified to ascertain the type of mosquito suspected to be a filariasis vectors. Test of resistance to bendiocarb 0,1% was done using impregnated paper refers to the WHO method. In this test the sample was divided into two groups, namely the test group and the control group with each sample group used was 25 mosquito. The test results were obtained by counting the number of mosquitoes that knock down mosquitoes and dead mosquitoes. The test observations were recorded every 15 minutes on the first 1 hour then the observation continued for 24 post holding. The result shows that filariasis vectors from Southwest Sumba is resisten to bendiocarb 0,1% insecticide with the average percentage of deaths mosquitos of 70,27%.
STATUS RESISTENSI VEKTOR FILARIASIS ASAL KABUPATEN SIKKA TERHADAP INSEKTISIDA PERMETHRIN Almet, Julianty; Wuri, Diana A.; Detha, Annytha Ina Rohi; Mogi, Dionesia A.
JURNAL KAJIAN VETERINER Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Kajian Veteriner
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v7i2.1984

Abstract

Pengendalian nyamuk yang berperan sebagai vektor merupakan tindakan terpenting dalam penanggulangan penyakit seperti filariasis.Filariasis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria yang menyerang saluran dan kelen­jar getah bening yang ditularkan oleh berba­gai jenis nyamuk. Kasus filariasis di Kabupaten Sikka tahun 2015- 2017 setiap tahunnya meningkat. Penggunaan insektisida menjadi pilihan utama masyarakat dalam pengendalian vektor nyamuk. Insektisida yang digunakan secara terus-menerus dapat menyebabkan nyamuk menjadi resisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status resistensi vektor filariasis terhadap insektisida permethrin 0,75% di Kabupaten Sikka tahun 2018. Penelitian ini diawali dengan survei lokasi dan pengambilan sampel di Kabupaten Sikka dan dilanjutkan dengan pemeliharaan nyamuk serta uji resistensi. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah nyamuk Aedes sp. dan Anopheles sp., impregnated paper permethrin 0,75%. Hasil uji resistensi menggunakan metode susceptibility test dengan impregnated paper permethrin 0,75% adalah kematian nyamuk uji terhadap permethrin adalah 21,3% sehingga disimpulkan bahwa vektor filariasis di Kabupaten Sikka dinyatakan telah resisten tinggi terhadap insektisida permethrin 0,75% karena kematian nyamuk uji <90%.
PERSEBARAN SEL HASIL VAGINA SMEAR KAMBING KACANG LOKAL (CAPRA AEGAGRUS) DI KOTA KUPANG Foeh, Nancy; Datta, Frans Umbu; Detha, Annytha Ina Rohi; Ndaong, Nemay A.; Moi, Maria
JURNAL KAJIAN VETERINER Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Kajian Veteriner
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v7i2.1985

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sel vagina kambing kacang lokal (capra aegagrus) selama satu siklus estrus. Sampel diambil dari 10 ekor kambing kacang betina produktif dengan kisaran umur 12-18 bulan . Sampel di buat preparat ulas dengan motode roll, dan diwarnai dengan Giemsa ,dilakukan dengan jarak interval 24 jam diulang selama 20 hari. Hasil menunjukkan persebaran sel-sel kornifikasi, superfisial, intermediet ,sel parabasal dan leukosit selama 20 hari pengamatan. Kesimpulannya, panjang siklus estrus kambing kacang lokal (capra aegagrus) 17-20 hari dengan panjang tahapan proestrus 1-2 hari, estrus 1-2 hari, metestrus 3-5 hari dan diestrus 12-15 hari.
Co-Authors Akal, Rocky Almet, Julianty Anak Agung Istri Sri Wiadnyani Angela N. Daki Angela Novita Daki Anita Lakapu Anita Lakapu Bero, Catharina De Ricci Inye Bria, Anastasia Irra Itai Consalesius A. Ngangguk Dalmasia T. Dhiu Dangga, Susana Desi Biru Desi Biru Desi Biru Desmond T.R. Hurek Diana A Wuri Diana A. Wuri Diana A. Wuri Diana Agustiani Wuri Diana Agustiani Wuri Diana M. Rihi Dionesia Mogi Elisabet Beribe Fanmira, Aska Felsi Atri Jedaut Ferdinando Rua Filomena Ramos Filomena Ramos Foeh, Nancy Diana Ferderika Katerina Foeh, Nancy Diana Frederika Katerina Frits Francis Grace Maranatha Hadri Latif Imanuel Benu Irmasuryani . Jayawarsa, A.A. Ketut Jeanet Frederika Tamar Lali Pora Jessica Maubana Jublin Franzina Bale-Therik Julianty Almet Kaka, Fautinus Mone Kallau, Novalino Harold Geoffrey Kandi, Jefriyono Christian Katarina Leba Kuru, Gregorius Ronaldo Mau Laut, Meity M Lucia D. Amleni Ludji Pau, Putri Mandala, Graziela Angelicha Manu, Kurnia Riwu Maranatha, Grace Margie Meha Margie Mila Meha Margie Mila Meha Maria Aega Gelolodo Maria G. M. Jo Maria Grasia Jo Maria M. Moi Maria Taroci Ka'auni Maria Veronika Dua Eni Parera Mario H. Cantona Marumata, Dikhi Maxs Urias Ebenheizer Sanam Melky Angsar Mengi, Maria Yovita Nano Mesa J. N. Boru Mirnawati Sudarwanto Mogi, Dionesia A. Moi, Maria N.G.A Mulyantini S.S Nadya D. Kale Nadya Daramuli Kale Nancy D. F. K. Foeh Ndaong, Nemay Ndaong, Nemay A. Ndun, Novianty Nelsi Rohi Nemay A. Ndaong Nemay Anggadewi Ndaong Nemay Anggadewi Ndaong, Nemay Anggadewi Nemay Ndaong Nemay Ndaong Nemay Ndaong Nemay Ndaong Nofriani Ndun Odulfus Salmon Hibur Panie, Putri B. A. Pedro Nope Poppy S. Pello Rabila, Marike Junita Megawati Rihi, Diana Riwu, Magdarita Rizky Y. Manafe Rochy Akal Satria K. Frans Selviani Dangur Sharoniva J. Koanak Simon Edison Mulik Sinamohina, Elsi Enjels Tangkonda, Elisabet Tekla D. Lanasakti Tekla Lanasakti Telupere, Franky M. S. Theresia Tinenti Theresia Tinenti Timothy Kondanamu Nangkiawa Toha, Larry Richard Wellem Tulasi, Maria Umbu Datta, Sandra Clarissa Venansia N. Beti Viktoriano Mbula Willa, Mahani Wuri, Diana Wuri, Diana A Wuri, Diana A. Wuri, Diana Agustiani Yohanes R. Nadja Yusinta V. Nawa Yustina Petronela