Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Efektivitas Oral Isotretinoin Sebagai Pengobatan Acne Vulgaris Derajat Sedang Dan Berat Ratih Pramuningtyas; Niken Sari Oktafiani
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.807 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i10.9630

Abstract

Akne Vulgaris merupakan gangguan inflamasi yang melibatkan folikel rambut dan kelenjar polisebasea dengan prevalensi 40 – 80% di Asia. Akne vulgaris memiliki dampak terhadap kehidupan sehari-hari seperti nyeri dan gatal maupun cemas, depresi dan membuat kepercayaan diri seseorang turun. Salah satu obat untuk mengatasi akne vulgaris derajat sedang dan berat adalah isotretinoin. Tujuan: Mengetahui efektivitas oral isotretinoin sebagai pengobatan acne vulgaris derajat sedang dan berat. Penelitian ini merupakan studi literatur review. Data yang diperoleh adalah data sekunder yaitu hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Pencarian artikel dalam literature review ini menggunakan tiga database yaitu Pubmed, Science Direct, dan Google Scholar. Kriteria inklusi adalah jurnal penelitian tanpa batasan tahun, penelitian kuantitatif dan berbahasa Inggris atau bahasa Indonesia. Terdapat 1049 jurnal yang ditemukan kemudian diekslusi sesuai kriteria restriksi sehingga didapatkan 10 jurnal untuk di review. Hasil analisis 10 jurnal didapatkan bahwa isotretinoin oral dosis rendah lebih efektif dan minimal efek samping (8 jurnal), isotretinoin dosis tinggi pada awal terapi dan dilanjutkan dosis rendah sebagai terapi pemeliharaan lebih efektif dibandingkan dengan pemberian dosis rendah dari awal terapi (2 jurnal). Isotretinoin oral efektif untuk pengobatan akne vulgaris derajat sedang dan berat.
Pengaruh Pijat Perineum Terhadap Kejadian Ruptur Perineum: Sebuah Systematic Review Valda Yulia Annisa; Yuni Prastyo Kurniati; Ratih Pramuningtyas; Supanji Raharja
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 13th University Research Colloquium 2021: Kesehatan dan MIPA
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruptur perineum merupakan robekan pada perineum yang dapat terjadi secara spontan ataupun terencana dengan alat disebut tindakan episiotomi. Ruptur perineum lebih sering terjadi pada wanita primipara karena perineum yang masih utuh, belum pernah dilewati oleh kepala bayi ataupun perineum kaku. Kejadian ruptur perineum dapat dicegah dengan melakukan pijat perineum yang bermanfaat untuk melancarkan aliran darah dan menjaga elastisitas otot perineum sehingga persalinan menjadi lebih mudah. Untuk mengetahui pengaruh pijat perineum terhadap kejadian ruptur perineum. Penelitian ini menggunakan systematic review mengambil sumber dari database online yakni PubMed, ScienceDirect, Google Scholar, Garuda, dan Research Gate menggunakan kata kunci (“perineal massage”) AND (“rupture perineum” OR “trauma perineum” OR “perineal tears” OR “laceration perineum”). Data dalam penelitian dianalisis secara naratif dengan ekstraksi data yang memuat: nama penulis, tahun, judul, desain penelitian, sampel, dan hasil dengan limitasi waktu pencarian 2015-2020. Screening artikel menggunakan metode PRISMA, dari 609 artikel didapatkan 7 artikel yang sesuai dengan kriteria restriksi. Penelitian melibatkan nulipara, primipara, dan multipara, rata-rata usia ibu 20-35 tahun, serta usia kehamilan trimester ketiga. Ruptur perineum dapat dipengaruhi oleh paritas dan usia ibu. Terjadinya ruptur perineum pada nulipara dan primipara akan lebih tinggi dibandingkan multipara disebabkan karena perineum yang belum meregang. Usia 20 - 35 tahun merupakan usia yang optimal dan disarankan bagi ibu untuk melahirkan. Pada usia tersebut organ reproduksi ibu sudah matang, emosi ibu stabil, ibu kooperatif, dan siap untuk persalinan. Pijat perineum yang dilakukan pada nulipara, primipara, dan multipara usia 20-35 tahun diminggu-minggu terakhir kehamilan dapat menurunkan kejadian ruptur perineum dan episiotomi saat persalinan.
Hubungan Antara Kecemasan Dan Kebersihan Kulit Wajah Dengan Kejadian Akne Vulgaris Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2017 Febriani Aldila Safitri; Ratih Pramuningtyas; Flora Ramona Sigit Prakoeswa
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 13th University Research Colloquium 2021: Kesehatan dan MIPA
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Akne vulgaris adalah penyakit kulit yang banyak terjadi dan mengenai hampir 80%-100% populasi. Menurut studi Global Burden of Disease (GBD), akne vulgaris mengenai 85% dewasa muda dengan usia 12-25 tahun. Faktor penyebab terjadinya akne vulgaris sangat bervariasi (multifaktorial), namun secara pasti masih belum diketahui. Salah satu faktor risiko yaitu kecemasan serta kurangnya menjaga kebersihan kulit wajah dapat menimbulkan akne vulgaris. Desain penelitian menggunakan cross sectional dan dilakukan pada bulan Desember 2020 pada mahasiswa FK UMS angkatan 2017. Besar subjek penelitian 68 responden yang sesuai dengan kriteria restriksi dan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Data kecemasan dan kebersihan kulit wajah menggunakan kuesioner. Data kejadian akne vulgaris dengan diagnosis dokter umum. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan tidak memenuhi syarat sehingga menggunakan uji alternatif yaitu Fisher’s Exact Test, dilanjutkan dengan uji regresi logistik. Hasil uji Fisher’s Exact Test terdapat hubungan antara kecemasan maupun kebersihan kulit wajah terhadap kejadian akne vulgaris dengan nilai p berturut-turut (p=0,000), (p=0,000). Hasil uji regresi logistik nilai p untuk kecemasan dan kebersihan kulit wajah berturut-turut 0,012, 0,009 serta nilai OR sebesar 6,572, 16,771 yang artinya bahwa responden yang cemas memiliki kemungkinan 6,572 kali lebih mungkin terhadap timbulnya akne vulgaris dan responden yang memiliki kebersihan kulit wajah buruk memiliki kemungkinan sebesar 16,771 kali terhadap timbulnya akne vulgaris.
Hubungan antara Kecemasan dan Pola Makan terhadap Kejadian Acne Vulgaris pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2018 Rahmi Kurniasih; Ratih Pramuningtyas; Flora Ramona Sigit Prakoeswa
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 13th University Research Colloquium 2021: Kesehatan dan MIPA
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Acne Vulgaris (AV) menjadi masalah kesehatan umum yang terutama terjadi pada kalangan remaja dan dewasa muda dengan puncak tingkat keparahan pada umur 17-21 tahun. Penyebab AV multifaktorial, kecemasan dan makanan merukapan faktor risiko dari AV karena dapat menyebabkan produksi sebum meningkat sehingga memicu terjadinya AV. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kecemasan dan pola makan terhadap kejadian Acne vulgaris pada FK UMS angkatan 2018. Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional, dengan pendekatan Cross Sectional. Subjek penelitian adalah 33 responden yang diambil dengan teknik purposive sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik. Hasil uji chi-square menunjukkan terdapat hubungan antara kecemasan dengan acne vulgaris dengan nilai p-value 0.002 < 0.05 dan terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dengan acne vulgaris dengan nilai p-value 0.002< 0.05.
Efektivitas Penggunaan Zinc Pada Acne Vulgaris: Literature Review Cut Aqsa Dibintang Akbari; Ratih Pramuningtyas
Journal of Comprehensive Science (JCS) Vol. 3 No. 1 (2024): Journal of Comprehensive Science (JCS)
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jcs.v3i1.588

Abstract

Latar Belakang: Acne vulgaris (AV) merupakan penyakit inflamasi kronis pada unit kelenjar sebum dengan gambaran klinis berupa komedo, papula, pustula, nodul, dan jaringan parut. Penggunaan zinc pada acne vulgaris diduga memiliki kemampuan untuk memodulasi proses peradangan di kulit, menghambat proses kemotaksis leukosit di lesi acne, sintesis RBP, dan untuk menekan produksi sebum melalui efek anti-androgen. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas penggunaan zinc pada acne vulgaris. Metode: Penelitian ini ditulis sebagai suatu literature review dengan metode analisis naratif menggunakan database meliputi PubMed, ScienceDirect, Google Scholar dengan menggunakan kata kunci (“Zinc”) AND (“Acne Vulgaris”). Kriteria Retriksi yaitu artikel penelitian tanpa batasan tahun, berbahasa Inggris ataupun Indonesia, desain studi kuantitatif, dan artikel penelitian yang membahas zinc dan acne vulgaris. Hasil : Jurnal yang diperoleh melalui 3 database sebanyak 1279 judul. Setelah melakukan screening, diperoleh 15 artikel yang sesuai kriteria restriksi. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar penggunaan zinc pada acne vulgaris memiliki efektivitas pada perbaikan baik acne vulgaris derajat ringan, sedang maupun berat. Efek penggunaan zinc mulai terlihat rata-rata pada minggu ke-6 hingga minggu ke-12. Kesimpulan : Bahwa penggunaan zinc pada acne vulgaris memiliki manfaat untuk penyembuhan acne vulgaris.
The Epidemiologic and Sociodemographic Features of Superficial Fungal Infection Among Children in East Java Suburban Public Hospital Prakoeswa, Flora Ramona Sigit; Pramuningtyas, Ratih; Dimawan, Rully Setia Agus
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Vol. 34 No. 2 (2022): AUGUST
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/bikk.V34.2.2022.120-124

Abstract

Background: Superficial fungal infection is a common skin disease among children, causing morbidity and reducing quality of life. The disease's prevalence and etiological agents change with geographic area, age, humidity, and sex. The data on this matter is still limited in Indonesia. Purpose:  To determine the current epidemiologic and sociodemographic features of superficial fungal infection among children. Methods: This descriptive study examined all the pediatric inpatients and outpatients at the Department of Dermatology and Venerology of East Java suburban Public Hospital in Indonesia from 2016 to 2020 who met the inclusion criteria. Result:  From 2016 to 2020, the number of fungal infection patients was 12.3% (n = 175) among 1,427 dermatology patients. Pityriasis versicolor (PVC) is the most common fungal skin disease (4.1%), followed by tinea capitis (2.2%), tinea cruris (1.6%), and tinea corporis (1.4%). Subjects aged 6 to 12 years old were the most likely to be infected with a fungus. Boys were more likely to develop this infection. Conclusion: From 2017 to 2020, there was a downward trend in children's superficial fungal infections. Pityriasis versicolor (PVC) is a fungal skin ailment that cause the most cases compared to other fungal infections. Boys and children between the ages of 6 to 12 years old were the most susceptible to fungal infection.
Pengaruh Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Fisik dan Cream Pelindung Terhadap Kejadian Melasma Pada Petani di Kabupaten Wonosobo Mibawani, Aliza; Pramuningtyas, Ratih
Health Information : Jurnal Penelitian Content Digitized
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Wonosobo dengan karakteristik dataran tinggi semakin memperbesar potensi bagi petani terkena melasma. Faktor resiko penyebab melasma paling sering karena paparan UV dan APD. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan penggunaan APD fisik dan cream pelindung dengan kejadian melasma pada petani di Kabupaten Wonosobo. Penelitian dengan analitik observasional, desain cross sectional. Sampel sebanyak 92 petani diambil secara purposive sampling, dan berdasarkan kriteria restriksi (kriteria inklusi: minimal 10 tahun bertani dan 30-60 tahun) dan kriteria ekslusi (petani dengan penyakit kulit bawaan, pengunaan obat hormonal, dan penggunaan KB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan terhadap penggunaan APD pakaian pelindung dan cream pelindung. Resiko yang paling tinggi yaitu penggunaan cream pelindung dengan resiko (4,239). Studi tersebut menyimpulkan adanya hubungan erat antara penggunaan APD dan cream pelindung dengan kejadian melasma pada petani di Kabupaten Wonosobo.
The Effectiveness of Lactobacillus plantarum Administration in Patients with Atopic Dermatitis Izzati, Ismatu Aghni Fatwa; Pramuningtyas, Ratih; Bestari, Rochmadina Suci; Nurhayani, Nurhayani
MAGNA MEDICA Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Vol 9, No 1 (2022): February
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/magnamed.9.1.2022.43-50

Abstract

Background: Atopic dermatitis is a chronic and residual inflammatory skin disease with increased prevalence in every year. The medications that are often given can cause serious side effects if it given in the long-term. The treatment of Lactobacillus plantarum is expected to be safer long-term treatment option for patient with atopic dermatitis.Objective: The objective is to determine the effectiveness treatment of Lactobacillus plantarum in patients with atopic dermatitis.Method: The research design was a Systematic Review with a qualitative approach using meta-synthesis analysis type. The search was conducted on 3 databases: PubMed, Science Direct, and Google Scholar. Result: Total articles obtained were 239 with 16 duplicate data. 211 articles were included in the exclusion criteria and 5 articles were interventions with combination probiotics. So there are 7 articles included in the research with clinical trials, open trials, pilot studies, and 4 research using the randomized controlled trial Double Blind design. All results showed improvement in symptoms with the SCORAD index or Skindex-16. Several studies also measured IgE, IL-4, IL-10, IL-13, IL-17, the percentage of Th1, Th2, Treg, TGF-β, IFN-γ and obtained different  results. Conclusion: Treatment of Lactobacillus plantarum in patients with atopic dermatitis is effective to reducing symptoms and as an immunomodulator.
Effectiveness of Emollient Topical Therapy on Hand Dermatitis Events Pranesti, Rahma; Sutrisna, Em; Faradisa, Nida; Pramuningtyas, Ratih
MAGNA MEDICA Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 1 (2024): February
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/magnamed.11.1.2024.60-70

Abstract

Background: Clinically, hand dermatitis manifests as either irritant contact dermatitis (ICD) or allergy contact dermatitis (ACD). Patients with hand dermatitis typically use emollients to reduce transepidermal water loss (TEWL).Objective: This investigation aims to evaluate the efficacy of emollient topical therapy on hand dermatitis.Methods: The study's design was based on a literature review, and the research samples were obtained through online searches on Google Scholar, PubMed, and ScienceDirect.Results: 495 items were subsequently excluded based on the restriction criteria. We obtained eight research articles for evaluation. Hand Eczema Severity Index (HECSI), TEWL, Dermatology Life Quality Index (DLQI), Health-related quality of life (HRQoL), Modified Total Lesion Symptom Score (mTLSS), Investigator Global Assessment (IGA), and Visual analog score (VAS) were used to measure hand dermatitis, and there was a significant increase in these measurements for emollients. In the conclusion of the eight articles, six stated that they were significant, and two stated that emollients were effectively used as topical therapy.Conclusion: Emollients typically act on the epidermis, particularly the stratum corneum, which can reduce TEWL so that antigen penetration and inflammation spread are not facilitated.
The Effectiveness Of Salicylic acid Therapy In Mild and Moderate Acne Vulgaris Nafila, Alfin; Nursanto, Dodik; Sintowati, Retno; Pramuningtyas, Ratih
MAGNA MEDICA Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 1 (2024): February
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/magnamed.11.1.2024.71-82

Abstract

Background: Acne vulgaris is a chronic inflammatory disease of polysebaceous follicles characterized by lesions that include blackheads, papules, pustules, nodules, and cysts. The prevalence of acne vulgaris is most significant among adolescents aged 15 to 18. In mild and moderate acne vulgaris, topical treatment enhances skin conditions. It is believed that the ability of salicylic acid to reach the stratum corneum, which exfoliates due to its comedolytic properties, aids in the healing of acne vulgaris.Objective: Evaluate the efficacy of salicylic acid as a treatment for mild and moderate acne vulgaris.Methods: This study's design involved a literature search using the terms acne vulgaris and salicylic acid in Google Scholar, PubMed, and Science Direct.Results: The investigation found 108 articles were discovered and excluded based on the restriction criteria; 8 articles were reviewed. Salicylic acid substantially improved mild and moderate acne, according to all studies. Improvement was measured based on the lesion's severity, the lesion type, and Goodman's qualitative global scarring grading system. There is an improvement in inflammatory, non-inflammatory, and hyperpigmented lesions.Conclusion: Salicylic acid is clinically beneficial for mild to moderate acne vulgaris.