Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Panca Marga dilaksanakan di Desa Sumberduren, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo dengan tujuan meningkatkan produktivitas, nilai tambah, dan daya saing petani kopi melalui perbaikan teknik budidaya, pengolahan pascapanen, serta pemasaran digital. Permasalahan mitra meliputi rendahnya produktivitas lahan, teknik budidaya yang belum optimal, pengolahan pascapanen yang masih tradisional, serta keterbatasan akses pasar modern. Untuk menjawab tantangan tersebut, program ini menerapkan pendekatan partisipatif berbasis teknologi. Metode pelaksanaan mencakup sosialisasi, pelatihan, pendampingan, serta serah terima alat berupa mesin pulper, mesin huller, dan oven pengering. Selain itu, disusun standar operasional prosedur (SOP) budidaya kopi ramah lingkungan, SOP pengolahan pascapanen, serta strategi pemasaran digital berbasis marketplace dan media sosial. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman petani terhadap teknik budidaya kopi, perbaikan kualitas biji kopi melalui proses washed coffee dan honey process, serta lahirnya produk olahan kopi kemasan dengan merek lokal. Pemasaran produk mulai merambah platform daring seperti Shopee, Tokopedia, dan Instagram, sehingga jangkauan konsumen meluas. Pendampingan keuangan sederhana juga dilakukan untuk meningkatkan kemandirian mitra dalam mengelola usaha. Program ini membuktikan bahwa kolaborasi perguruan tinggi, petani, dan masyarakat desa mampu menghasilkan peningkatan produktivitas, diversifikasi produk, serta perluasan pasar yang berkelanjutan. Enhancing Productivity and Value Addition through Improved Cultivation Techniques, Postharvest Processing, and Digital Marketing of Coffee in Sumberduren Village Abstract The Community Partnership Program (PKM) of Universitas Panca Marga was implemented in Sumberduren Village, Krucil District, Probolinggo Regency, with the aim of improving coffee farmers’ productivity, value addition, and competitiveness through enhanced cultivation techniques, postharvest processing, and digital marketing. The partners’ main challenges included low productivity, suboptimal cultivation methods, traditional postharvest practices, and limited access to modern markets. To address these issues, a participatory and technology-based approach was employed. The methods consisted of socialization, training, mentoring, and the transfer of equipment such as pulping machines, hulling machines, and drying ovens. Standard operating procedures (SOP) for environmentally friendly coffee cultivation, postharvest processing, and digital marketing strategies using online marketplaces and social media were also developed. The results indicated an increased understanding of improved cultivation practices, better quality coffee beans through washed coffee and honey process techniques, and the introduction of packaged coffee products under a local brand. Product marketing has expanded to online platforms such as Shopee, Tokopedia, and Instagram, enabling wider consumer reach. Basic financial management training was also provided to strengthen the partners’ business independence. This program demonstrates that collaboration between universities, farmers, and rural communities can effectively enhance productivity, diversify products, and achieve sustainable market expansion.