Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan komoditas perkebunan strategis yang memberikan kontribusi ekonomi besar per hektar secara global. Peningkatan kebutuhan dunia akan minyak sawit menuntut strategi produksi yang efektif, salah satunya melalui pemilihan bibit unggul. Pemilihan bibit yang tepat menjadi faktor penting dalam mendukung produktivitas dan keberhasilan budidaya. Beberapa jenis bibit unggul yang umum digunakan oleh petani antara lain Dumpy, Yangambi, SP540, dan DxP 540 NG. Untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dalam pemilihan bibit terbaik, penelitian ini menerapkan metode MOORA (Multi-Objective Optimization by Ratio Analysis), sebuah metode pengambilan keputusan multikriteria yang sederhana, fleksibel, dan efektif dalam menangani banyak kriteria secara simultan. Penelitian ini menggunakan delapan kriteria evaluasi bibit kelapa sawit dengan lima alternatif jenis bibit. Setiap kriteria diberi bobot berdasarkan hasil wawancara dengan ahli, kemudian dinormalisasi dan dihitung nilai preferensinya (Yi) untuk menentukan peringkat. Hasil analisis menunjukkan bahwa bibit terbaik adalah DxP 540 NG dengan nilai Yi sebesar 0,426, diikuti oleh turunan SP540 (0,357), turunan Yangambi (0,320), DxP Langkat (0,315), dan DyP Sungai Pancur I (Dumpy) (0,315). Hasil ini membuktikan bahwa metode MOORA dapat digunakan sebagai sistem pendukung keputusan yang membantu petani dalam memilih bibit sawit terbaik secara objektif dan sistematis. Pendekatan ini juga dapat dikembangkan lebih lanjut dalam konteks pengambilan keputusan pertanian lainnya yang melibatkan banyak kriteria.