Sugiyarta Stanislaus, Sugiyarta
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Semarang, Jawa Tengah

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Perilaku Prososial Masyarakat Arab yang Berelasi dengan Masyarakat Jawa Hilmy, Haidar Farras; Stanislaus, Sugiyarta; Mabruri, Moh. Iqbal
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 11, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v11i1.20119

Abstract

Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi adanya fenomena Perkampungan Arab di wilayah Pemalang, Jawa Tengah. Seperti wilayah Jawa pada umumnya, penduduk pribumi Pemalang adalah etnis Jawa. Akan tetapi karena banyaknya etnis Arab yang bermukim di wilayah tersebut sehingga wilayah tersebut dinamakan “Kampung Arab”. Warga etnis Arab, dalam kesehariannya menunjukkan perilaku yang gemar menolong dengan siapapun, tidak terbatas hanya dengan sesame warga etnis Arab. Maka dari itu peneliti ingin meneliti bagaimana Perilaku Prososial Etnis Arab yang tinggal berdampingan dengan mayoritas Etnis Jawa di Pemalang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perilaku Prososial Masyarakat Arab di Pemalang yang berinteraksi dengan Masyarakat Jawa di Pemalang serta faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku prososial tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada 4 Subjek Masyarakat Keturunan Arab yang tinggal di desa X Pemalang. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara yang selanjutnya di transkrip. Berdasarkan hasil penelitian secara umum bahwa Masyarakat Keturunan Arab yang berelasi ditengah Masyarakat Jawa di Pemalang memiliki Perilaku Prososial yang baik. Dari cara Subjek membaur, membantu dan berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya juga tidak ada masalah.Kata Kunci : Perilaku Prososial, Etnis Arab Abstract. This research was motivated by the existence of the Arab Village phenomenon in the Pemalang area, Central Java. Like Java in general, the Pemalang indigenous population is Javanese. However, because of the large number of ethnic Arabs who settled in the area, the area was called "Kampung Arab". Ethnic Arabs, in their daily lives, show behavior that likes to help anyone, not only with fellow ethnic Arabs. Therefore the researcher wants to examine how the Ethnic Prosocial Behavior of Arabs who live side by side with the majority of Javanese ethnicity in Pemalang. This study aims to determine the Prosocial Behavior of Arab Communities in Pemalang who interact with the Javanese Society in Pemalang and the factors that influence the prosocial behavior. This type of research is qualitative research. This research was conducted on 4 subjects of Arab descent who lived in village X Pemalang. Data collection uses interview techniques which are then transcribed. Based on the results of research in general that the Arab descent community that is related in the middle of the Javanese Society in Pemalang has good Prosocial Behavior. From the way the subject blends, helps and interacts with the surrounding community there is also no problem.Keywords: Prosocial Behavior, Arabic
PERILAKU PRO-SOSIAL DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN INTROVERT DAN EKSTROVERT (Studi pada Mahasiswa Psikologi UNNES) Kurniawan, Mohamad Fajar; Stanislaus, Sugiyarta
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 8, No 3 (2016): November 2016
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v8i3.8664

Abstract

Abstrak. enelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perilaku pro-sosial antara mahasiswa psikologi UNNES yang memiliki tipe kepribadian introvert dengan mahasiswa psikologi UNNES yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa psikologi UNNES yang sedang aktif kuliah, sejumlah 651. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 210 mahasiswa dengan menggunakan teknik Stratified Proporsional Random Sampling, dengan mengambil sampel sebanyak 30 % setiap angkatan, tetapi yang berhasil dianalisis sebanyak 112 mahasiswa. Penelitian ini menggunakan tryout terpakai. Skala pro- sosial yang terdiri dari 40 aitem (29 aitem valid dan 11 aitem tidak valid), dengan koefisien validitas antara 0,361-0,587. Skala tipe kepribadian yang terdiri dari 14 aitem berpasangan (14 aitem berpasangan valid) dengan koefisien validitas antara 0,358-0,697. Koefisien reliabilitas skala pro-sosial adalah 0,806 dan koefisien reliabilitasskala tipe kepribadian 0,821. Metode analisis dalam penelitian ini adalah Comparatif Wilcoxon-Mann Whitney Test. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan perilaku pro-sosial yang dilakukan mahasiswa psikologi UNNES yang memiliki tipe kepribadian introvert dengan mahasiswa psikologi UNNES yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert. (nilai z = 0,008 dengan p<0,05). Peneliti menyimpulkan ada perbedaan perilaku pro-sosial antara mahasiswa psikologi UNNES yang memiliki tipe kepribadian introvert dengan mahasiswa psikologi UNNES yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert.Abstract. This study aims to different pro-social behavior between students of psychology UNNES, they have a introvert personality and ekstrovert personality. The study populations was students of psychology UNNES, they are aktiv students totaling are 651. The number of sample in this study were 210 students adolescent using stratified proporsional random sampling, by take over about 30% every grade, but the successful analysis 112 students. This study uses applied-tryout. Pro-social behavior scale consists of 40 (29 aitem valid and invalid 11aitem) with validity coefficient between 0,361-0,587. While the personality-type scale consists of 14 double (14 aitem double valid) with validity coefficient between 0,358-0,697. Coefficient of reliability scale pro-social is 0,806, coefficient reliability personality-type is 0,821. Method of data analysis in this research is the Wilcoxon Mann Whitney Test Analysis. The result showed there is are different pro-social behavior between stundents they have a introvert personality-type of psychology UNNES and students have a ekstrovert personality-type of psychology UNNES. (z = 0,008 with p<0,05). The research concluded there is are different pro-social behavior between stundents they have a introvert personality-type of psychology UNNES and students have a ekstrovert personality-type of psychology UNNES.
Sistem Kepercayaan (Belief) Masyarakat Pesisir Jepara pada Tradisi Sedekah Laut Fitriyani, Sofia Nurul; Stanislaus, Sugiyarta; Mabruri, Mohammad Iqbal
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 11, No 3 (2019): November 2019
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v11i3.20673

Abstract

Masyarakat pesisir Jepara percaya jika tidak melakukan tradisi sedekah laut atau melakukan tradisi sedekah laut tetapi ada sesaji yang tidak komplit maka akan terjadi musibah dan hasil tangkapan laut tidak melimpah. Keyakinan masyarakat pesisir Jepara tersebut menjadi salah satu faktor terpenting bagi bertahannya tradisi sedekah laut. Tradisi sedekah laut membuat perasaan masyarakat Jepara nyaman dan merasa aman pada saat melaut. Hal ini membuat peneliti tertarik ingin mengetahui bagaimana sistem kepercayaan (belief) masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai nelayan mengenai tradisi yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika masyarakat pesisir di daerah Jepara terhadap tradisi sedekah laut dan untuk mengetahui gambaran sistem kepercayaan (belief) masyarakat pesisir di daerah Jepara. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada 5 subjek masyarakat pesisir yang berprosesi sebagai nelayan yang tinggal di desa Jobokuto, kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara yang selanjutnya di transkrip. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa tema besar berkaitan dengan pelaksanaan tradisi sedekah laut yaitu alasan, dampak, tujuan, keyakinan, prosesi, hukum, pelaksanaan, pihak yang terlibat, dan emosi masyarakat pesisir Jepara.The Jepara coastal community believes that if they do not carry out the tradition of sea alms or carry out the culture of sea alms, but there are incomplete offerings, disaster will occur, and the sea catch will not be abundant. The belief of the Jepara coastal community is one of the most critical factors for the survival of the sea alms tradition. The tradition of sea alms makes the Jepara people feel comfortable and feel safe when going to sea. This makes the researcher interested to know how the belief system (belief) of coastal communities who work as fishermen about the traditions carried out. This study aims to determine the dynamics of the seaside village in the Jepara area ofthe sea alms tradition and to find a picture of the belief system (belief) of coastal communities in the Jepara area. This type of research is qualitative research. This research was conducted on five subjects of coastal communities who process as fishermen living in the village of Jobokuto, Jepara sub-district, Jepara Regency. Data collection uses interview techniques, which are then transcribed. The results showed that there were several significant themes related to the implementation of the sea alms tradition, namely reason, impact, goals, beliefs, procession, law, execution, parties involved, and emotions of the Jepara coastal community.
Identifikasi Kemampuan Guru Sebagai Guru Penggerak di Karesidenan Semarang Sugiyarta, Stanislaus; Prabowo, Ardhi; Ahmad, Tsabit Azinar; Siroj, Muhammad Badrus; Purwinarko, Aji
widiyanto Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Profesi Keguruan
Publisher : LP3 Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpk.v6i2.26919

Abstract

Di awal masa kedudukan kementerian, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengemukakan ide tentang Guru Penggerak dan Merdeka Belajar. Universitas Negeri Semarang (UNNES) sebagai LPTK menangkap ide bahwa kedepan, mahasiswa calon guru, harus mampu menjadi Guru Penggerak yang mampu mendorong kemerdekaan belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang mendorong guru menjadi penggerak, serta yang menyebabkan siswa merdeka belajar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengedepankan pendekatan survey lapangan, wawancara, dan pengamatan sebagai metode pengumpulan data. Analisis data menggunakan reduksi data, triangulasi data, dan sintesa data untuk menguatkan simpulan yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Guru pemimpin mampu menggerakkan komunitas. Guru terampil memiliki kompetensi profesional yang cukup lengkap. Guru Inspirator memiliki pengalaman dalam berbagai aktifitas pembelajaran.At the beginning of the ministry's tenure, the Minister of Education and Culture put forward the idea of Driving Teachers and Free Learning. Semarang State University (UNNES) as the LPTK captures the idea that in the future, student teacher candidates must be able to become Driving Teachers who are able to encourage student learning independence. This study aims to identify the elements that encourage teachers to become movers, as well as those that cause students to learn freedom. This research is a qualitative research that puts forward a field survey approach, interviews, and observations as data collection methods. Data analysis used data reduction, data triangulation, and data synthesis to strengthen the conclusions obtained. The results showed that the leader teacher was able to move the community. Skilled teachers have quite complete professional competences. Inspirational teachers have experience in various learning activities
Identifikasi Kemampuan Guru Sebagai Guru Penggerak di Karesidenan Semarang Sugiyarta, Stanislaus; Prabowo, Ardhi; Ahmad, Tsabit Azinar; Siroj, Muhammad Badrus; Purwinarko, Aji
widiyanto Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Profesi Keguruan
Publisher : LP3 Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpk.v6i2.26919

Abstract

Di awal masa kedudukan kementerian, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengemukakan ide tentang Guru Penggerak dan Merdeka Belajar. Universitas Negeri Semarang (UNNES) sebagai LPTK menangkap ide bahwa kedepan, mahasiswa calon guru, harus mampu menjadi Guru Penggerak yang mampu mendorong kemerdekaan belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang mendorong guru menjadi penggerak, serta yang menyebabkan siswa merdeka belajar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengedepankan pendekatan survey lapangan, wawancara, dan pengamatan sebagai metode pengumpulan data. Analisis data menggunakan reduksi data, triangulasi data, dan sintesa data untuk menguatkan simpulan yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Guru pemimpin mampu menggerakkan komunitas. Guru terampil memiliki kompetensi profesional yang cukup lengkap. Guru Inspirator memiliki pengalaman dalam berbagai aktifitas pembelajaran.At the beginning of the ministry's tenure, the Minister of Education and Culture put forward the idea of Driving Teachers and Free Learning. Semarang State University (UNNES) as the LPTK captures the idea that in the future, student teacher candidates must be able to become Driving Teachers who are able to encourage student learning independence. This study aims to identify the elements that encourage teachers to become movers, as well as those that cause students to learn freedom. This research is a qualitative research that puts forward a field survey approach, interviews, and observations as data collection methods. Data analysis used data reduction, data triangulation, and data synthesis to strengthen the conclusions obtained. The results showed that the leader teacher was able to move the community. Skilled teachers have quite complete professional competences. Inspirational teachers have experience in various learning activities
The Effectiveness of The Hello, Me! Program to Increase Teengaers’ Self-Awareness Ulya, Laila Listiana; Stanislaus, Sugiyarta; Amawidyati, Sukma Galuh Adi; Mahanani, Fatma Kusuma; Arinata, Firdian Setiya
Edukasi Vol 15, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/edukasi.v15i2.33622

Abstract

During the Covid-19 pandemic, unemployment increased to 9.77 million. Youth competition in the world of work will be more challenging if they do not have soft and hard skills. Teenagers who grow up in an environment with complex social problems such as Tikungbaru, where poverty, crime, and juvenile delinquency rates are high, actually need it. Teenagers need self-awareness to select the right career. The purpose of the research was to determine the "Hello, Me!" by searching for interests and talents to increase teenagers' self-awareness. The research method uses an experimental pre-post test design with teenagers aged 12-13 years in RW 08 Tikungbaru. The intervention is the "Hello, Me!" program in tracking interests and talents through CFIT and RMIB, self-awareness training, and group counselling. The data collection uses a self-awareness scale before and after the program. Data analysis used the Parametric Paired-Samples T-test. The results show that sig (2-tailed) value of 0.000 0.05 means a significant difference in self-awareness in teenagers before and after the program. The conclusion is that "Hello, Me!" can increase teenagers' self-awareness in Tikungbaru. This research can provide literature references and program solutions to increase teenagers' self-awareness.
Peningkatan Profesionalisme Guru melalui Pelatihan Inovasi Pembelajaran: Program Rintisan bagi Guru di Kabupaten Semarang Haryono, Haryono; Stanislaus, Sugiyarta; Budiyono, Budiyono; Widhanarto, Ghanis Putra
Lembaran Ilmu Kependidikan Vol 46, No 2 (2017): September 2017
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/lik.v46i2.12031

Abstract

Memperkuat kerangka profesionalisasi guru terutama dalam praksis pembelajaran di kelas, diperlukan program pelatihan bagi guru yang relevan dengan kebutuhan dan sekaligus dapat diimplementasikan untuk memberikan dampak langsung pada perolehan belajar siswa. Tujuan dari program kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah terbentuknya model profesionalisasi guru dalam praktik pembelajaran di kelas/sekolah guna memperbaiki kualitas perolehan hasil belajar siswa. Metode diterapkan dalam hal ini adalah pendidikan masyarakat (yang dalam hal ini guru di beberapa kecamatan di Kabupaten Semarang) dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pembelajaran inovatif. Hasil yang dicapai secara umum adalah guru yang berkualitas dan mampu berinovasi melalui penguatan bidang ilmu. Program pelatihan menjadi upaya dalam memberikan bekal pengetahuan dan wawasan tentang berbagai inovasi pembelajaran baik yang bersifat konsep maupun yang bersifat praktik dalam kerangka meningkatkan profesionalisme guru dan perolehan hasil belajar siswa. Strengthening teacher's professionalism framework especially in classroom teaching praxis, teacher training programs are needed for teachers who are relevant to the needs and can be implemented to have a direct impact on the learning achievement of the students. The purpose of this program of community service activities is the formation of teacher professionalization model in the practice of learning in the classroom / school to improve the quality of student learning outcomes. The method applied in this case is community education (in this case teachers in some sub-districts in Semarang) in an effort to improve knowledge and innovative learning skills. The results achieved are generally qualified teachers and able to innovate through strengthening the field of science. The training program is an effort to provide knowledge and insight into the various innovative learning both conceptual and practical in the framework of improving the professionalism of teachers and the achievement of student learning outcomes.
BE BIG BOSS! : PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI BIDANG KELEMBAGAAN, MENAJEMEN SDM, DAN KEUANGAN SERTA FASILITASI USAHA UNTUK MENINGKATKAN WIRAUSAHA MAHASISWA DI UNNES Laila Listiana Ulya; Sugiyarta Stanislaus; Ali Masyhar; Dwi Cahyaningdyah
BUDIMAS : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 5, No 2 (2023): BUDIMAS : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : LPPM ITB AAS Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29040/budimas.v5i2.10999

Abstract

Salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU 1) yang berdampak pada relevansi kebutuhan industri dan dunia kerja yaitu lulusan mendapatkan pekerjaan yang layak terdiri dari mendapatkan pekerjaan, melanjutkan studi, dan menjadi wiraswasta. Targetnya alumni bekerja atau berwiraswasta memiliki penghasilan 1,2 x lipat dari UMR. Faktanya, IKU 1 dalam Laporan Kinerja UNNES belum memenuhi target. Terlihat bahwa ada alumni masih berorientasi job seeker daripada job creater sedangkan penghasilan tertinggi justru diraih alumni berwirausaha. Program Pengembangan Wirausaha dibutuhkan oleh wirausaha mahasiswa di UNNES untuk menyiapkan lulusan siap berwirausaha dengan gaji minimal 1,2 kali UMR. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan untuk meningkatkan angka wirausaha mahasiswa di UNNES melalui pelatihan psikologi kewirausahaan, kelembagaan, manajemen SDM, dan keuangan serta fasilitasi usaha sesuai kebutuhan tenant. Total peserta program adalah 12 orang mahasiswa UNNES yang berwirausaha selama 6 hingga 36 bulan dari tiga kategori usaha yaitu kuliner, jasa, dan industri kreatif. Mereka telah menerima manfaat dengan memiliki peningkatan pengetahuan, ketrampilan, dan pendampingan dalam mengembangkan usahanya. Program ini bertujuan dapat memberi masukan pada Stakeholder UNNES, Fakultas, dan Prodi Psikologi dalam merancang kebijakan pengembangan soft skill dan hard skill yang tepat bagi mahasiswa wirausaha tersebut. Termasuk embrio pembentukan Psychopreneur sebagai unit profit layanan pengembangan kewirausahaan di Prodi Psikologi UNNES.
The Tendency of Quiet Quitting Workers in Terms of Engagement and Well-Being at Work Pundani Eki Pratiwi; Sugiyarta Stanislaus; Pradipta Christy Pratiwi
Philanthropy: Journal of Psychology Vol. 7 No. 2 (2023)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/philanthropy.v7i2.7905

Abstract

This study aims to look at the phenomenon of quite quiting that exists in workers after returning to work activities in the office. This phenomenon is viewed from the engagement and well being of workers in the workplace. Quite quiting itself is a phenomenon that describes the behavior of workers who choose to quit doing work that is not their main job at work, and become less psychologically invested in work. The approach in this study uses quantitative research methods. There were 377 research subjects spread across 21 provinces in Indonesia. The results of this study indicate that employee engagement and well being owned by workers are high. This study illustrates that workers are able to psychologically invest both cognitive, emotional and behavioral in the work they do. Even workers feel psychologically prosperous in carrying out work. Based on these results, it appears that the workers in this study show committed behavior in carrying out their jobs.Keywords: Engagement, Quiet Quiting, Well Being, Worker
Perbedaan Resiliensi Pada Wanita Bercerai Ditinjau Dari Lamanya Menikah Saragih, Erianson; Stanislaus, Sugiyarta
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 7, No 2 (2015): Juli 2015
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v7i2.48743

Abstract

Berumah tangga dan menjadi orang tua merupakan proses yang penuh tantangan dan dibutuhkan kesiapan besar. Tidak sedikit permasalahan bisa menerpa sebuah pernikahan. Ketidakmampuan pasangan dalam melalui permasalahan itulah yang sering menjadi pemicu perceraian dalam berumah tangga. Manusia pada dasarnya telah memiliki insting tersendiri dalam menghadapi dan menyelesaikan cobaan-cobaan dalam hidup, namun tingkatan kemampuan itu berbeda-beda. Hal itu lah yang disebut Resiliensi. Perceraian pada umumnya memberikan tekanan psikologis, namun kedewasaan dan pengalaman dalam menghadapi masalah hidup memberikan keunggulan dalam menghadapi situasi kehilangan pasangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat resiliensi wanita bercerai dengan masa menikah 10 tahun dan wanita bercerai dengan masa menikah ≥20 tahun. Populasi pada penelitian ini adalah wanita bercerai di Ungaran Barat yang berjumlah 154 orang.  Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini digunakan teknik purposive sampling sebanyak 60 orang, masing-masing 30 dari wanita bercerai dengan masa menikah 10 tahun dengan wanita bercerai dengan masa menikah ≥20 tahun. Setelah dilakukan analisis statistik, hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan resiliensi wanita bercerai dengan masa menikah 10 tahun dan wanita bercerai dengan masa menikah ≥20 tahun. Dimana tingkat resiliensi wanita bercerai yang menikah ≥20 tahun lebih tinggi dibanding wanita bercerai yang menikah 10 tahun. Become a parent is a challenging process and it takes a great readiness. The inability of the pair in through the problems that are often the trigger for a divorce in a marriage. Humans are basically already have their own instincts in the face and finish trials in life, but the skill levels vary. It is what is called resilience. Divorce in general provide psychological pressure. They are more mature maturity and experience in dealing with life's problems gives them an advantage in a situation loss of a spouse. This research aims to determine whether there are differences in the level of resilience to duration married divorced women 10 years old and divorced with a period of married women ≥20 years. The population in this study were women divorced in West Ungaran totaling 154 people. For sampling used in this research using purposive sampling of 60 people, each of the 30 married women divorcing period 10 years with a divorced woman with a period of ≥20 years married. After statistical analysis, the results of this reseach showed a difference of resilience to future married divorced women 10 years old and divorced with a period of married women ≥20 years. Where in the level of resilience divorced women who married ≥20 years higher than divorced women who married 10 years.