Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Program Intervensi Kesehatan Pasien Diabetes Melitus dengan Edukasi Makanan Sehat Serta Pemeriksaan Kadar Glukosa dan HbA1c Indahsari, Noer Kumala; Yaniari, Roethmia; Masfufatun, Masfufatun; Herliani, Olivia; Tjandra, Lusiani; Purbowati, Rini
Prosiding Seminar Nasional Kusuma Vol 3 (2025): Prosiding Seminar Nasional Kusuma
Publisher : LPPM UWKS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular dengan prevalensi yang terus meningkat di Indonesia. Gaya hidup tidak sehat, khususnya pola makan tinggi gula, lemak, dan rendah serat, menjadi faktor risiko utama. Pengelolaan DM tidak hanya melalui pengobatan farmakologis, tetapi juga membutuhkan edukasi berkelanjutan terkait pola makan sehat dan pemantauan kadar glukosa darah serta HbA1c untuk menilai keberhasilan kontrol glikemik. Tujuan: Program intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasien DM terhadap pentingnya pengetahuan kesehatan serta mengevaluasi perubahan kadar glukosa darah dan HbA1c setelah diberikan edukasi kesehatan dan intervensi pemeriksaan laboratorium. Metode: Pengabdian Kepada Masyarakat ini menggunakan desain pre-test dan post-test one group design dengan pendekatan kuantitatif. Sebanyak 35 partisipan yang terdiri guru dan karyawan di SMA X dilibatkan dalam program intervensi. Intervensi dilakukan melalui penyuluhan gizi sehat berbasis pedoman Diet Diabetes Indonesia (PERSAGI), konseling individual, serta pemeriksaan kadar glukosa darah puasa dan HbA1c. Data dianalisis menggunakan uji Spearmans-test untuk melihat perbedaan signifikan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pengetahuan peserta p-value=0,015(p < 0,05) dan hubungan signifikan antara kadar glukosa dan HbA1c dengan nilai p-value = 0,000 (p<0,05), namun tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kadar glukosa darah (p value = 0,1333) dan kadar HbA1c (p-value = 0,497)  Perubahan ini menunjukkan bahwa edukasi terarah dan pemantauan berpengaruh positif terhadap kontrol metabolik peserta. Kesimpulan:Program intervensi kesehatan berbasis edukasi makanan sehat  dan pemeriksaan glukosa serta HbA1c terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman peserta dan memperbaiki kendali glikemik.
Pendampingan Kesehatan Kepada Peternak Dan Pengenalan Penyakit Infeksi Ternak Mastitis Dan Resistensi Antimikroba Di KPUD Tani Wilis Tulungagung Tania, Putu Oky Ari; Masfufatun, Masfufatun; Tjandra, Lusiani; Nadila, Sucia; Colin, Muhammad; Nugraha, Wima Handika; Sakri, Brian Manggala
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 10, No 3 (2025)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/japi.v10i3.7562

Abstract

Penyakit infeksi pada ternak khususnya sapi perah ada jenis yang beresiko menularkan kepada peternak (zoonosis) atau sebaliknya dapat menularkan ke peternak atau sebaliknya. Mastitis merupakan penyakit infeksi yang menyerang ambing susu sapi perah yang dapat berdampak ekonomi dan kesehatan. Masalah kesehatan lain adalah resistensi antimikroba yang menjadi issue global khususnya di negara berkembang. Daerah Tulungagung, Jawa Timur menjadi daerah empat besar pemasok susu di Jawa Timur. Bidang usaha masyarakat yaitu KPUD Tani Wilis yang menaungi lebih dari 1800 masyarakat produktif yaitu peternak. Pemahaman mengenai penyakit infeksi yang belum tersentuh secara menyeluruh perlu ditingkatkan, untuk itu kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan pengalaman peternak terutama terkait penyakit infeksi pada ternak maupun manusia. Tujuan: memberikan pendampingan dan pengenalan penyakit infeksi mastitis dan resistensi antimikroba pada sapi perah dan orang-orang di sekitar daerah pertanian. Metode: edukasi dengan metode pemaparan materi kepada 57 peserta dan konsultasi peternak ke narasumber, serta pembagian leaflet. Evaluasi kegiatan berupa penilaian pre-test dan pemberian leaflet di awal kegiatan. Hasilnya nilai tertinggi yaitu 100 poin didapatkan pada 23% peserta, dengan nilai terendah 60 poin ditunjukkan dengan prosentase terkecil sebesar 15%. Pada sesi konsultasi tidak kurang dari 11 pertanyaan diajukan kepada narasumber.