Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Perbandingan  Metode  Rapid Test Kit dengan Indikator Alami  dalam Mendeteksi Kandungan Boraks  pada Sampel Makanan Muhammad Abdul Malik; Lusiani Tjandra; Michael Djajanto; Alif Setijono; Muhammad Fadhlurrohman; Che Che Karina Putri Komarudin; Cikal Septy Buana; Dania Putri; Nur Fadiana Fadila; Aisyah Najmah Chayani
Prosiding Seminar Nasional Kusuma Vol 2 (2024): Prosiding Seminar Nasional Kusuma
Publisher : LPPM UWKS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Penggunaan bahan tambahan pangan berbahaya seperti boraks dalam makanan menjadi masalah kesehatan, sehingga pengembangan metode deteksi yang akurat dan mudah diterapkan sangat penting. Rapid Test Kit adalah metode analisis cepat yang banyak digunakan dalam deteksi bahan kimia, sedangkan indikator alami melibatkan penggunaan bahan alami yang mengubah warna sebagai respons terhadap adanya bahan tambahan berbahaya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil uji metode rapid test kit dengan indikator alami   kunyit dalam mendeteksi boraks pada 30 sampel makanan. Metode: penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif,  pendekatan eksperimen dengan uji boraks. Sampel yang digunakan adalah makanan basah dan kering. Hasil: didapatkan 19 dari 30 sampel makanan positif  mengandung boraks baik pada uji  Rapid Test Kit dan uji dengan Indikator alami perasan kunyit. Kesimpulan: pengujian  menggunakan  rapid test kit boraks dan indikator alami, sampel makanan yang postif mengandung boraks sebanyak 63,33 % sedangkan yang tidak mengandung boraks sebanyak 36,66 %. Rapid Test Kit merupakan metode yang mudah, cepat serta  mempunyai keakuratan yang lebih baik dapat mendeteksi boraks  dalam konsentrasi yang sedikit pada sampel makanan. Sedangkan indikator alami kunyit dapat berfungsi sebagai indikator alternatif untuk pemeriksaan awal dimana metode ini yang lebih ekonomis, terjangkau dan ramah lingkungan, tetapi dengan keterbatasan dalam sensitivitas dan spesifisitas.
FAKTOR – FAKTOR TERKAIT PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL PADA IBU IBU PKK DI SURABAYA Lusiani Tjandra; Atik Sri Wulandari; Kartika Ishartadiati
Prosiding Seminar Nasional COSMIC Kedokteran Vol 2 (2024): Edisi 2024
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan obat tradisional untuk mencegah dan mengobati penyakit merupakan warisan nenek moyang dari satu generasi ke generasi berikutnya yang menjadi tradisi budaya di Indonesia. Obat tradisional memanfaatkan tumbuh-tumbuhan, rempah-rempah atau di kenal jamu, yang digunakan untuk menyembuhkan dan mencegah berbagai macam penyakit, Jamu sekarang lebih di kenal dengan Obat herbal juga disebut obat botani, phytomedicine, atau phytotherapy, yang mana bentuk jamu, bahan herbal, pengolahan ekstrak herbal, dan produk jadi siap konsumsi herbal yang mengandung bagian tanaman atau bahan lain sebagai bahan aktif, atau dikenal berbahan dasar material alam. Ibu merupakan sosok yang penting dalam keluarga berperan dalam menyiapkan makanan dan minuman untuk anggota keluarga. Tujuan Penelitian : menganalisis faktor – faktor terkait penggunaan obat tradisional pada ibu ibu pkk di Surabaya Metode : penelitian yang digunakan analitik observasional dengan rancangan studi cross sectional dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diisi oleh ibu ibu PKK di Sirabaya. Hasil : Karakteristik penggunakan obat tradisional adalah usia diatas 56 tahun, pendidikan SMA dan sebagai ibu rumah tangga, didapatkan 83 % ibu mengunakan obat tradisional dimana 62 % menggunakan jamu, 79 % alasan mengunakan obat tradisional karena mudah di dapat, 62 % membuat sendiri obat tradisional, 52 % mengkonsumsi obat tradisional meskipun tidak sakit. Data dianalisis mengunakan Chi-Square Tests didapatkan nilai p = 0.000 < 0.05 dan Nilai r = 0.577 ( hubungan kuat ) untuk penggunaan obat tradisional dengan kemudahan mendapatkan bahan baku. Kesimpulan : ada hubungan penggunaan obat tradisional dengan pembuatan dan kemudahan mendapat bahan baku.
EDUKASI KESEHATAN DENGAN MEMBUAT MINUMAN HERBAL UNTUK MENINGKATKAN IMUNITAS DI KELURAHAN DUKUH KUPANG SURABAYA Tjandra, Lusiani; Ishartadiati, Kartika; Wulandari, Atik Sri; Purbowati, Rini; Masfufatun, Masfufatun; Indahsari, Noer Kumala
ABDIMAS UNWAHAS Vol 9, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/abd.v9i1.11132

Abstract

Di Indonesia saat ini terjadi tranformasi Sistem Kesehatan dimana layanan primer berfungsi bukan hanya mengobati tetapi menjaga agar masyarakat hidup sehat dengan melakukan kegiatan promotif dan preventif. Kegiatan preventif yang bisa di lakukan masyarakat adalah menjaga kesehatan, salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan kebiasaan mengkonsumsi minuman herbal. Biasanya minuman herbal yang dikonsumsi merupakan minuman tradisional yang mengandung antioksidan dan imunomodulator. Jamu atau herbal asli di Indonesia banyak di gunakan di masyarakat. Antioksidan adalah zat atau senyawa yang dapat mencegah reaksi oksidasi, sedangkan imunomodulator adalah zat atau senyawa yang dapat meningkatkan respon imun atau menekan aspek tertentu dari respon imun. Sistem imun tubuh manusia sangat penting untuk melindungi tubuh dari penyakit infeksi seperti yang disebabkan oleh bakteri, virus dan mikroorganisme. Tujuan pengmas ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dengan cara mengedukasi kepada ibu-ibu PKK  tentang imunitas dan cara membuat minuman herbal  sebagai upaya peningkatan imunitas tubuh kegiatan dilaksanakan pada tgl 2 September 2023 yang  di awali dengan pemberian penyuluhan tentang imunitas kepada ibu ibu PKK di Dukuh Kupang dan di lanjudkan demostrasi membuat minuman herbal yang dapat meningkatkan imunitas bertempat di Balai RT 03 Dukuh Kupang Surabaya Hasil ada perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan ssudah penyuluhan, dimana sesudah penyuluhan ibu ibu PKK sebagian besar mempunyai pengetahuan baik.Kata Kunci : herbal, ibu pkk,  imunitas, minuman.
Identifikasi Spesies Candida Pada Pasien Kandidiasis Vulvovaginalis dan Faktor Risikonya masfufatun, masfufatun; Tri Ratnasari, Diana; Narotama, Harya; Purbowati, Rini; Indahsari, Noer Kumala; Tjandra, Lusiani
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol. 10 No. 2 (2024): The Indonesian Journal of Infectious Diseases
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32667/ijid.v10i2.278

Abstract

Latar belakang: Candidiasis Vulvovaginalis (KVV) merupakan infeksi pada vulva dan/atau vagina akibat pertumbuhan berlebih dari Candida sp, terutama pada wanita usia reproduksi. Penyakit ini dapat mengganggu kesehatan fisik dan mental penderita. Berbagai laporan menyatakan bahwa Candida albicans merupakan agen aktif etiologi utama pada infeksi ini. Namun, spesies non-Candida albicans baru-baru ini muncul. Jadi tampaknya ada perubahan pola spesies Candida pada KVV. Tujuan: menganalisis faktor risiko dan mengidentifikasi spesies Candida pada pasien KVV di Surabaya.  Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross-sectional yang melibatkan 67 subjek penelitian dari pasien Klinik Ibu dan Anak Surabaya dengan keluhan keputihan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode anamnesis, pengisian kuesioner, pemeriksaan fisik dan klinis, serta pemeriksaan laboratorium. Sampel sekresi/keputihan vagina pasien diambil menggunakan usapan steril dan diperiksa secara mikrobiologis dengan menumbuhkannya pada media Sabraoud Dextrose Agar (SDA). Isolat yang tumbuh pada media SDA diidentifikasi sebagai spesies Candida melalui produksi Chlamydoconidia pada media Corn Meal Agar, pembentukan tabung germinal dan kultur pada CHROMAgar. Analisis data faktor risiko dilakukan dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat signifikansi p<0,05. Hasil: Sebanyak 26 (38,84%) sampel dari 67 pasien dinyatakan positif KVV. Frekuensi tertinggi berada pada rentang usia 25 hingga 45 tahun, menggunakan kontrasepsi dan douches vagina. Gejala yang paling umum di antara pasien adalah keputihan abnormal dan iritasi vagina yang berhubungan dengan keputihan abnormal. Ada hubungan antara usia, penggunaan kontrasepsi, dan douches vagina dengan kejadian KVV (p<0,05). Hasil identifikasi Candida spp menunjukkan bahwa Candida albicans (44,5%) dan Candida glabrata (42,4%) lebih dominan pada pasien KVV dibandingkan spesies Candida lainnya. Kesimpulan: Usia, pemakaian alat kontrasepsi dan obat pembersih vagina merupakan faktor resiko KVV. Spesies C. albicans dan C. glabrata mendominasi spesies candida hasil isolasi dari pasien KVV. Oleh karena itu hasil klinis dan laboratorium perlu diperhatikan dan dipertimbangkan  dalam memberikan pengobatan terbaik.
Pengaruh Probiotik Dan Metabolit Lactiplantibacillus plantarum Dad-13 Terhadap Pertumbuhan dan Pembentukan Biofilm E. coli ATCC 8739 dan S. aureus ATCC 33591 Purbowati, Rini; Listyawati, Agusniar Furkani; Masfufatun, Masfufatun; Tjandra, Lusiani; Indahsari, Noer Kumala
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol. 10 No. 2 (2024): The Indonesian Journal of Infectious Diseases
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32667/ijid.v10i2.291

Abstract

Latar belakang: Infeksi bakteri banyak terjadi di negara-negara berkembang, dengan angka kesakitan dan kematian yang meningkat. E. coli dan S. aureus merupakan bakteri penyebab infeksi serius pada berbagai penyakit yang terdapat di masyarakat serta di rumah sakit. Penggunaan antimikroba yang tidak tepat untuk mengobati infeksi bakteri telah menjadi penyebab utama timbulnya resistensi antibiotik pada banyak pathogen. Probiotik dan juga postbiotik dapat digunakan sebagai alternatif pengganti antibiotik. Tujuan: untuk mengetahui pengaruh probiotik dan postbiotic Lactiplantibacillus plantarum Dad-13 terhadap pertumbuhan dan pembentukan biofilm E. coli ATCC 8739 dan S. aureus ATCC 33591. Metode: penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratories. Uji aktivitas antibakteri dan antibiofilm dari probiotik dan postbiotik L. plantarum subsp. plantarum Dad-13 terhadap E. coli ATCC 8739 dan S. aureus ATCC 33591 dilakukan dengan konsentrasi 25, 50, 75 dan 100 %.  Analisis terhadap perubahan pertumbuhan dan biofilm yang terbentuk diukur melalui serapan OD pada panjang gelombang 490 nm menggunakan microplates reader Hasil: Uji aktivitas antibakteri probiotik L. plantarum subsp. plantarum Dad-13 hanya sedikit menunjukkan penurunan pertumbuhan atau OD, kecuali pada konsentrasi 25 %  terhadap E. coli ATCC 8739. Uji aktivitas antibiofilm probiotik L. plantarum subsp. plantarum Dad-13 menunjukkan penurunan biofilm yang nyata baik terhadap E. coli ATCC 8739 maupun S. aureus ATCC 33591. Uji aktivitas antibakteri postbiotik L. plantarum subsp. plantarum Dad-13 menunjukkan hanya sedikit penurunan pertumbuhan atau OD, terhadap E. coli ATCC 8739 maupun S. aureus ATCC 33591. Uji aktivitas antibiofilm postbiotik L. plantarum subsp. plantarum Dad-13 juga hanya sedikit menunjukkan penurunan biofilm baik terhadap E. coli ATCC 8739 maupun S. aureus ATCC 33591 Kesimpulan: Probiotik L. plantarum subsp. plantarum Dad-13 menunjukkan pengaruh sebagai antibakteri yang lemah, namun menunjukkan antibiofilm yang kuat terhadap terhadap E. coli ATCC 8739 dan S. aureus ATCC 33591. Postbiotik L. plantarum subsp. plantarum Dad-13 menunjukkan pengaruh sebagai antibakteri yang lemah dan juga antibiofilm terhadap E. coli ATCC 8739 dan S. aureus ATCC 33591.
Analisis Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kejadian Stunting Di Indonesia Mirin, Anike Novita D.; Lusiani Tjandra; Theodora
Calvaria Medical Journal Vol 2 No 2 (2024): Edisi Desember 2024
Publisher : Institute for Research and Community Services (LPPM) of University of Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30742/cmj.v2i2.56

Abstract

Introduction: Mothers have an important role in the family, mothers are the heart of the family because mothers play a role in raising and caring for children which influences the child's growth and development. Stunting is a chronic nutritional problem in toddlers which is characterized by shorter height compared to children their age. Globally, the prevalence of stunting is still high, especially in developing countries, including Indonesia. Based on data from the National Nutrition Status Survey (SSGI) and Riskesdas in 2022, the prevalence of stunting in Indonesia is 21.6%, down from 24.4% in 2021. Objective: To analyze the relationship between maternal characteristics and the incidence of stunting in Indonesia. Method: This type of research is a literature review that uses previous research from national and international journals as a reference for drawing conclusions. Results: Of the 25 articles, 17 articles were found discussing maternal characteristics, including 5 articles about maternal height, 10 articles about birth spacing, 7 articles about upper arm circumference, 10 articles about maternal nutritional status and 3 articles about anemia, there were 4 articles about work mothers and 17 articles about maternal education. Conclusion: Maternal characteristics associated with the incidence of stunting are maternal height less than 150 cm, pregnancy interval less than 2 years, maternal upper arm circumference (LILA) below 23.5 cm, mothers with poor nutritional status and anemia, mothers who do not work and low maternal education
PENGARUH EKSTRAK KAEMPFERIA PARVILFLORA TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI Putra, I Made Bimantara Febryan; Tjandra, Lusiani
Prosiding Seminar Nasional COSMIC Kedokteran Vol 3 (2025): Edisi 2025
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kaempferia parviflora  merupakan tanaman herbal yang  digunakan untuk   pengobatan tradisional di Asia Tenggara. Tanaman ini dikenal bermanfaat untuk kesehatan, sebagai antiinflamasi, antioksidan, dan antimikroba. Senyawa bioaktif yang terkandung dalam Kaempferia parviflora, seperti flavonoid dan terpenoid, telah terbukti menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap berbagai patogen, termasuk bakteri Escherichia coli. Escherichia coli adalah bakteri gram-negatif yang sering ditemukan dalam saluran pencernaan manusia dan hewan. Penyebaran bakteri ini menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan, terutama di negara-negara berkembang.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak kaempferia parvilflora terhadap pertumbuhan  bakteri escherichia  coli. Metode penelitian eksperimental dengan desain post test only control group  mengunakan teknik difusi rendam 24 jam.Hasil penelitian didapatkan diameter zona hambat sebesar 6,63 mm pada konsentrasi 20%, 7,75 mm pada konsentrasi 40 %,, 10,88 mm pada konsentrasi  60 %,  dan 9,5mm  pada konsentrasi   80%.Pada uji One-way Anova diperoleh nilai  p sebesar 0,000. Kesimpulan  terdapat  pengaruh   ekstrak Kaempferia parviflora  terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli.
Antibacterial Effectiveness of White Champaca Flower (Michelia alba dc) Against Growth of Corynebacterium diphtheriae Tiara Nandita Putri; Nugroho Eko Wirawan Budianto; Lusiani Tjandra
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma Vol 14, No 1 (2025): EDISI MARET 2025
Publisher : Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30742/jikw.v14i1.3923

Abstract

Background: Corynebacterium diphtheriae is a bacterium that attacks the respiratory tract, especially the larynx, tonsils, and throat. These bacteria can release toxins that can cause diphtheria. One of the nutritious plants that people often use is the white Champaca flower, or Michelia alba. Objective: This study aimed to examine the antibacterial effectiveness of white champaca flower (Michelia alba dc) against the growth of Corynebacterium diphtheriae. Methods: Experimental research method with post-test only control group design using Cup-plate technique of ethanol extract of white Champaca flower (Micheia alba) in various concentrations (20%, 40%, 60%, 80%, and 100%) and Erythromycin as a positive control and aquades as a negative control. Results: The results of this research are that the minimum inhibitory concentration against the growth of Corynebacterium diphtheriae bacteria at a 20% concentration is 42.16 mm, the concentration of 40% is 47.21 mm, the concentration of 60% is 51.66mm, while at the concentration of 80% the average diameter of the inhibitory zone is 54.49 mm and also at the concentration of 100% the average diameter of the inhibition zone is 54.69 mm which is the average diameter of the largest inhibition zone. The negative control with an inhibitory zone diameter of 0 mm, while the positive control with an inhibitory zone diameter of 44.21 mm. Conclusion: White Champaca flower extract (Michelia alba dc) had antibacterial effectiveness against the growth of Corynebacterium diphtheriae and at a concentration of 100% it is the most effective concentration in inhibiting the growth of Corynebacterium diphtheriae bacteria. 
Synergistic Anti-Biofilm Activity of Klanceng Honey and Probiotics against Candida albicans Setiawan, Budhi; Masfufatun, Masfufatun; Tjandra, Lusiani; Ishartadiati, Kartika
Biology, Medicine, & Natural Product Chemistry Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : Sunan Kalijaga State Islamic University & Society for Indonesian Biodiversity

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/biomedich.2025.141.123-127

Abstract

Candida albicans is a common cause of fungal infections, especially in hospitals. Biofilm formation by this fungus is a significant problem as it leads to increased drug resistance and complications in treatment. The biofilm's extracellular matrix protects the fungal cells, making it difficult for antifungal drugs to penetrate and clear the infection. Aim: This study investigates the potential of honey and probiotic formulations to inhibit the biofilm matrix formation in Candida albicans. Result: Klanceng honey showed the strongest inhibition of Candida albicans biofilm formation, reducing it by 89.39% (OD = 0.34 ± 0.10), compared to yogurt (29.43%, OD = 2.25 ± 0.16) and Yakult (67.95%, OD = 1.02 ± 0.25) (p < 0.05). When mixed with yogurt in a 5:1:2 ratio (honey:yogurt: water), Klanceng honey reduced biofilm formation by 84.92% (OD = 0.50 ± 0.12). Manuka and Melifera honey in the same ratio also showed strong inhibition, reducing biofilm formation by 77.84% (OD = 0.73 ± 0.08) and 90.52% (OD = 0.31 ± 0.07), respectively. This performance exceeded fluconazole’s, which achieved a 65.52% reduction (OD = 1.14 ± 0.02). For all three honey types, the 4:1:3 and 2:1:5 ratios (honey:Yakult: water) were more effective, with reductions of up to 80.96% for Melifera and 75.64% for Klanceng (p < 0.05). Conclusion: This research suggests that honey and probiotic formulations hold promise as natural alternatives in combating Candida albicans infections. The study found that the ratio of honey to probiotics in the formulations significantly influenced their effectiveness.
Analisis Hubungan Faktor Pola Makan Dan Stress Dengan Kejadian Gastritis Ali Husen; Tjandra, Lusiani
Calvaria Medical Journal Vol 1 No 2 (2023): Edisi Desember 2023
Publisher : Institute for Research and Community Services (LPPM) of University of Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30742/cmj.v1i2.26

Abstract

Introduction: Gastritis is an infection of the mucosal lining of the stomach. Diet can cause gastritis due to inappropriate eating habits such as eating frequently, eating irregularly, and not eating for a long time, so that stomach acid levels increase. In addition, stress can cause hormonal changes in the body, which stimulates stomach cells to produce excessive amounts of acid. The aim of this research is to analyze the relationship between dietary factors and stress and the incidence of gastritis.Method: The type of research used is a literature review which uses previous research originating from national and international journals as a reference for drawing conclusions on research resultsResults: There is a relationship between diet and stress factors with the incidence of gastritisConclusion: Diet has an important role in the health of the digestive system, an unbalanced diet can affect bowel movements. Eating patterns include types of food, frequency of eating, and number or portions of food in a day. Factors that influence eating patterns are economic, socio-cultural, religious, educational and environmental factors. Stress can also trigger gastritis, because it causes increased gastric acid production and gastric peristaltic movements and influences gastritis recurrence. Keywords: Gastritis, Diet, Stress