Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Kadar Zat Besi (Fe) pada Mi Basah Dengan Penambahan Tepung Daun Pepaya Jepang (Cnidoslocus aconitifolius) sebagai Makanan Alternatif pada Anemia Remaja Putri Anggraeni, Jihan Oktavia; Rahmawati, Yuniarti Dewi; Masrikhiyah, Rifatul
Jurnal Ilmiah Gizi dan Kesehatan (JIGK) Vol 6 No 01 (2024): Agustus
Publisher : Universitas Muhadi Setiabudi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46772/jigk.v6i01.1569

Abstract

Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita malnutrisi dan anemia. Pepaya jepang memiliki banyak kandungan, dalam 100 gram daun pepaya jepang mengandung protein 5,7%, lemak 0,09 gr, karbohidrat 6,70 gr, kalsium 217,2 mg, fosfor 39 mg, zat besi 11,4 mg, vitamin C 16,7 mg, serat 1,9% dan air 85,3%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun papaya jepang terhadap kandungan kandungan zat besi, mutu organoleptik mi basah, serta uji proksimat hasil perlakuan yang disukai pada uji organoleptik. Metode analisis data yang digunakan untuk uji kandungan zat besi adalah metode Ducan (DMRT) mendapatkan hasil ada pengaruh nyata penambahan tepung daun papaya jepang dalam pembuatan mi basah terhadap kandungan zat besi. Kandungan zat besi tertinggi ditemukan pada perlakuan P4 yaitu dengan nilai rata-rata 4,8 mg/L. Analisis data organoleptic menggunakan metode Anova Oneway dengan tingkat keyakinan 95% dan mendapatkan hasil p=0,00 (p<0,05) sehingga dilanjutkan dengan uji DMRT. Perlakuan yang paling banyak disukai pada uji organoleptic (warna, aroma, rasa dan tekstur) yaitu P2. Analisis mutu proksimat mi basah dengan penambahan tepung daun pepaya jepang dengan perlakuan terbaik P2 memiliki kadar air 53,85%, kadar abu 0,04%, kadar protein 6,79%, kadar lemak 0,8%dan karbohidrat 38,51%.
HUBUNGAN ASUPAN GIZI, PENGETAHUAN GIZI, DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING DI DESA BULUSARI: The Relationship Between Nutritional Intake, Nutritional Knowledge, and Environmental Health with The Incidence of Stunting in Bulusari Vilage Utami, Zalfa Yulia; Dewi Rahmawati, Yuni; Masrikhiyah, Rifatul
Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia (The Journal of Indonesian Community Nutrition) Vol. 13 No. 2 (2024): Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia
Publisher : Departement of Nutrition, Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/jgmi.v13i2.36008

Abstract

Pendahuluan: Stunting merupakan suatu kondisi dimana terjadi gagal tumbuh pada anak balita (di bawah lima tahun) disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi berada di dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi dilahirkan. Akan tetapi, kondisi stunting baru akan muncul setelah anak berusia 2 tahun. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan gizi, pengetahuan gizi, dan kesehatan lingkungan dengan kejadian stunting di Desa Bulusari. Bahan dan Metode: Penelitian ini menggunakan observasional dengan rancangan Case Control Study. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 balita, pada penelitian ini mengambil perbandingan 1:1 dimana terdapat 50 balita yang didiagnosa stunting dan 50 balita yang tidak didiagnosa stunting. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling. Analisisdata dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil: Hasil penelitian ini berdasarkan uji Chi-Square pada variabel asupan gizi energi (p-value = 0,005) dan variabel karbohidrat (p-value = 0,028). Pada variabel pengetahuan gizi juga menunjukan (p-value = 0,005). Sedangkan kesehatan lingkungan (p-value = 0,005). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara asupan gizi energi dan karbohidrat, pengetahuan gizi, dan kesehatan lingkungan dengan kejadian stunting di Desa Bulusari. Diharapkan responden untuk terus menambah asupan makanan balita sehingga asupan energi dan karbohidrat normal. Serta meningkatkan pengetahuan tentang stunting sehingga dapat mencegah atau mengurangi resiko terjadinya balita stunting. Selain itu diharapkan adanya menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah berbagai penyakit infeksi pada balita. Kata kunci : Stunting, Asupan gizi, Pengetahuan gizi, Kesehatan lingkungan
Hubungan aktivitas fisik, asupan makan, konsumsi fast food dengan status gizi pada siswa MTS Assalafiyah Rifqi, Shabrina Alya; Masrikhiyah, Rifatul; Rahmawati, Yuniarti dewi
Journal of Health Research Science Vol. 4 No. 02 (2024): Journal of Health Research Science
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jhrs.v4i2.1372

Abstract

Latar Belakang:  Masalah gizi pada remaja, baik kekurangan maupun kelebihan, sering disebabkan oleh pola makan yang tidak seimbang antara konsumsi dan kebutuhan gizi. Status gizi dipengaruhi oleh aktivitas fisik, asupan makanan, dan konsumsi fast food. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik, asupan makan, dan konsumsi fast food dengan status gizi siswa MTs Assalafiyah Kota Tegal.Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional, melibatkan 121 responden yang dipilih secara purposive sampling. Analisis data menggunakan SPSS dengan uji Mann-Whitney pada tingkat kemaknaan P<0,05.Hasil: Terdapat hubungan antara aktivitas fisik (P 0,000), asupan energi (P 0,027), lemak (P 0,000), protein (P 0,000), dan konsumsi fast food (P 0,011) dengan status gizi. Tidak ditemukan hubungan antara asupan karbohidrat dan status gizi (P 0,659).Kesimpulan: Aktivitas fisik, asupan energi, lemak, protein, dan konsumsi fast food berkaitan dengan status gizi siswa, sementara asupan karbohidrat tidak menunjukkan hubungan yang signifikan.
Studi Tentang Status Gizi dan Konsumsi Pangan Pada Balita di Posyandu Mawar Desa Kupu Masrikhiyah, Rifatul; Khofiyatun, Silva; Sekarwati, Retno; Syakur, Habibah
Jurnal Ilmiah Gizi dan Kesehatan (JIGK) Vol 6 No 02 (2025): Februari
Publisher : Universitas Muhadi Setiabudi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46772/jigk.v6i02.1687

Abstract

Status gizi balita merupakan indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara konsumsi pangan dan status gizi pada balita usia 2–5 tahun di Posyandu Mawar, Desa Kupu, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan cross-sectional, melibatkan pengukuran antropometri dan wawancara menggunakan metode Food Recall 24 jam. Sebanyak 17 balita dipilih menggunakan metode simple random sampling sebagai sampel penelitian. Hasil menunjukkan bahwa berdasarkan Z-Score, 15 balita memiliki status gizi baik (BB/TB), sementara 2 balita tergolong gizi kurang. Berdasarkan TB/U, 10 balita memiliki tinggi badan normal, 5 balita mengalami stunting, dan 2 balita mengalami stunting berat. Berdasarkan BB/U, 9 balita memiliki berat badan normal, sementara 8 lainnya masuk dalam kategori berat badan kurang dan sangat kurang. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa pemenuhan kalori harian yang sesuai dengan tabel AKG 2019 tidak selalu berbanding lurus dengan status gizi yang baik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa selain jumlah kalori, kualitas zat gizi yang dikonsumsi juga memegang peran penting dalam menentukan status gizi balita.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Gizi terhadap Tingkat Kecukupan Asupan Gizi Makro Anak Sekolah Dasar Masrikhiyah, Rifatul
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 15, No 1 (2025): Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jbik.v15i1.4864

Abstract

Latar Belakang: Anak-anak usia sekolah dasar memiliki risiko tinggi terhadap masalah gizi, baik kekurangan maupun kelebihan gizi. Masalah gizi pada anak disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang langsung maupun tidak langsung. Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi anak-anak di Indonesia adalah praktik atau kebiasaan yang dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan tentang gizi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara tingkat pengetahuan gizi dengan tingkat kecukupan asupan gizi makro pada anak-anak sekolah dasar. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan melibatkan 81 responden yang dipilih secara acak sederhana. Analisis statistik dilakukan menggunakan uji chi-square untuk menilai apakah ada hubungan antara pengetahuan gizi dan kecukupan asupan gizi makro pada anak sekolah dasar. Hasil: Dari analisis statistik yang dilakukan, didapatkan nilai p
Hubungan Pengetahuan Covid-19 terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Asupan Vitamin A dan Vitamin E Covid-19 Knowledge Relationship to Clean and Healthy Living Behavior (PHBS), Vitamin A and Vitamin E Intake Masrikhiyah, Rifatul
JURNAL RISET GIZI Vol 9, No 2 (2021): November (2021)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v9i2.6841

Abstract

Background: The beginning of 2020 is the beginning of the outbreak of the Covid-19 virus in Indonesia specifically. COVID-19 is a new type of disease caused by coronavirus virus infection. Doing 3M (wearing a mask, washing hands and keeping your distance), doing physical activity and consuming balanced nutrition to improve the body's immune system by consuming nutritious foods including vitamin A and vitamin E is one way to prevent contracting coronavirus.Purpose: This study aims to find out the relationship of Covid-19 knowledge to clean and healthy living behavior (PHBS), intake of vitamin A and vitamin E.Method: This study uses cross sectional research design. The sample used by 30 respondents using simple random sampling technique. Statistical analysis used in hypothesis testing is to use chi-square test to determine whether or not covid-19 knowledge relationship to PHBS and intake of vitamin A and vitamin E.Result: The results of statistical analysis obtained a value of p0.05 which means there is no relationship between knowledge of covid-19 to PHBS and intake of vitamin A and Vitamin E.Conclusion: there is no relationship between the level of knowledge of covid 19 to clean and healthy living behaviors, as well as the intake of vitamin A and vitamin E in Tegalreja Village, Banjarharjo District, Brebes Regency
Hubungan Stres Kerja, Status Gizi dan Asupan Natrium Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Pengemudi Ojek Online Fitriyani, Nabila Nurul; Masrikhiyah, Rifatul; Ratnasari, Diah
Pontianak Nutrition Journal (PNJ) Vol 8, No 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/pnj.v8i1.1694

Abstract

Pengemudi ojol seringkali beroperasi dalam kondisi mobilitas tinggi, dengan tuntutan waktu yang ketat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan sekali pun dalam cuaca yang buruk. Kondisi ini lah yang memberikan tekanan psikologis dan fisik yang signifikan pada pengemudi ojol. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan stres kerja, status gizi dan asupan natrium terhadap kejadian hipertensi pada pengemudi ojek online (ojol) di Kota Tegal. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel penelitian ini yaitu menggunakan teknik total sampling sebanyak 85 pengemudi ojol di tiga komunitas di Kota Tegal. Hasil menunjukkan bahwa pengemudi ojol yang mengalami stres kerja sebanyak 39 orang (62,9%), tidak stres 23 (37,1%), status gizi tidak normal 44 (71,0%), status gizi normal 18 (29,0%), asupan natrium tinggi 40 (64,5%), dan asupan natrium normal 22 (35,5%). Hasil chi-square variabel stres kerja terhadap kejadian hipertensi pada pengemudi ojol p < 0,05 (p=0,000), variabel status gizi terhadap kejadian hipertensi (p=0,000) dan variabel asupan natrium terhadap kejadian hipertensi pada pengemudi ojol (p=0,000). Kesimpulan dalam penelitian ini terdapat hubungan stres kerja, status gizi dan asupan natrium terhadap kejadian hipertensi pada pengemudi ojek online di Kota Tegal.
Kadar Kuesetin Cookies Bawang Merah (Allium Ascalonicum) dan Mocaf (Modified Cassava Flour) sebagai Pangan Alternatif Untuk Penderita Hiperkolesterol Levels of Kuesetin Cookies Onion (Allium Ascalonicum) and Mocaf (Modified Cassava Flour) as Alternative Foods For People With Hypercholesterol Fatmawati, Fita; Ratnasari, Diah; Masrikhiyah, Rifatul
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v6i2.12881

Abstract

 ABSTRAKTingginya kadar kolesterol dalam darah dapat disebabkan oleh faktor makanan yang dikonsumsi. Indonesia adalah negara dengan salah satu penyakiit kardiovaskular yang terus menerus menempati urutan pertama. Salah satunya adalah penyakit jantung koroner. Proporsi penduduk Indonesia dengan kadar kolesterol total di atas normal lebih tinggi pada perempuan (39,6%) dibandingkan pada laki-laki (30,0%) dan di daerah perkotaan lebih tinggi daripada daerah pedesaan. Pada tahun 2017 angka kejadian hiperkolesterolemia sebanyak 39,8 %. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung bawang merah dan tepung mocaf terhadap fitokimia dan daya terima cookies untuk menurunkan kolsterol. Metode penelitian yang digunakan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu faktor yang dicoba yaitu proporsi tepung bawang merah dan tepung mocaf yang terdiri dari 4 taraf (P110%:90%;  P2 20%:80%; P3           30%:70%; P4         40%:60%) dengan 3 kali ulangan. Pengujian hipotesis menggunakan uji ANOVA untuk mengetahui pengaruh nyata proporsi  tepung bawang merah dan tepung mocaf dalam pembuatan cookies terhadap kandungan kadar kuersetin, uji hedonik dan nilai gizi. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh penambahan tepung bawang merah terhadap kadar kuersetin, warna, rasa, dan tekstur dimana p 0,05 dan analisis uji proksimat dengan perlakuan terbaik pada proporsi tepung bawang merah 10% dan 90% tepung mocaf dengan kadar lemak 33,98%, kadar protein 1,48%, kadar air 4,38%, kadar abu 1,78% dan kadar karbohidrat 58,4%.ABSTRACTHigh levels of cholesterol in the blood can be caused by factors of the food consumed. Indonesia is a country with one of the cardiovascular workers who continuously ranks first. One of them is coronary heart disease. The proportion of Indonesian population with above-normal total cholesterol levels is higher in women (39.6%) than in men (30.0%) and in urban areas is higher than in rural areas. In 2017 the incidence of hypercholesterolemia was 39.8%. The purpose of this study was to determine the effect of the addition of onion flour and mocaf flour on phytochemicals and the acceptability of cookies to reduce chosterol. The research method used using a complete randomized design (RAL) with one factor tried, namely the proportion of shallot flour and mocaf flour consisting of 4 levels (P110%: 90%;  P2 20%:80%; P3 30%:70%; P4 40%:60%) with 3 replays. Hypothesis testing uses the ANOVA test to determine the real influence of the proportion of onion flour and mocaf flour in making cookies on the content of quercetin levels, hedonic tests and nutritional value. The results showed the effect of the addition of shallot flour on quercetin content, color, taste, and texture where p 0.05 and proximate test analysis with the best treatment on the proportion of shallot flour 10% and 90% mocaf flour with fat content 33.98%, protein content 1.48%, water content 4.38%, ash content 1.78% and carbohydrate content 58.4%.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Anemia dan Kecukupan Asupan Zat Besi (Fe) dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMP N 2 Losari koidah; Masrikhiyah, Rifatul; Ratnasari, Diah
Jurnal Ilmiah Gizi dan Kesehatan (JIGK) Vol 7 No 01 (2025): Agustus
Publisher : Universitas Muhadi Setiabudi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46772/jigk.v7i01.1794

Abstract

ABSTRAK Anemia merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi pada remaja putri dan masih menjadi masalah kesehatan global yang signifikan dan perlu diperhatikan. Anemia disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya minimnya pengetahuan tentang anemia dan asupan zat besi yang kurang. Gejala yang diakibatkan dari anemia seperti lelah, pucat, pusing, mengalami jaundice (kulit dan mata menjadi kuning), detak jantung berdebar lebih cepat, sesak nafas, sindrom kaki gelisah hingga kaki dan tangan bengkak apabila mengalami anemia berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan anemia dan kecukupan asupan zat besi (Fe) dengan anemia pada remaja putri di SMP Negeri 2 Losari Kabupaten Brebes. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dan bersifat kuantitatif. Populasi pada penelitian ini berjumlah 146 dan total sampel berjumlah 50 orang yang diambil menggunakan rumus Lemeshow dan teknik total sampling, serta berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Data diolah menggunakan analisis chi-square. Pengambilan data menggunakan kuesioner untuk menilai pengetahuan dan asupan, serta alat cek Hb untuk menilai anemia.Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat pengatahuan anemia dengan anemia pasa remaja putri di SMP Negeri 2 Losari Brebes (p=0,266), serta tidak ada hubungan antara kecukupan asupan zat besi dengan anemia pasa remaja putri di SMP Negeri 2 Losari Brebes (p=254). Kata kunci: Anemia, Pengetahuan, Zat Besi, Pola Makan ABSTRACT Anemia is a health problem that frequently occurs in adolescent girls and remains a significant global health issue that requires attention. Anemia is caused by several factors, one of which is a lack of knowledge about anemia and insufficient iron intake. Symptoms associated with anemia include fatigue, pallor, dizziness, jaundice (yellowing of the skin and eyes), rapid heartbeat, shortness of breath, restless legs syndrome, and swelling of the feet and hands in cases of severe anemia. This study aims to determine the relationship between the level of knowledge about anemia and the adequacy of iron (Fe) intake with anemia among adolescent girls at SMP Negeri 2 Losari, Brebes Regency. This study employs a cross-sectional approach and is quantitative in nature. The population in this study comprises 146 individuals, with a total sample of 50 taken using the Lemeshow formula and total sampling technique, as well as based on inclusion and exclusion criteria. The data was processed using chi-square analysis. Data collection was done using a questionnaire to assess knowledge and intake, as well as a Hb check tool to assess anemia. The results of the study showed no relationship between the level of knowledge about anemia and anemia in adolescent girls at SMP Negeri 2 Losari Brebes (p=0.266), and there was no relationship between the adequacy of iron intake and anemia in adolescent girls at SMP Negeri 2 Losari Brebes (p=0.254). Keywords: Anemia, Knowledge, Iron, Eating Patterns
Gerakan Gemar Makan Ikan Sebagai Upaya Pencegahan Stunting Masrikhiyah, Rifatul; Fera, Melly; Rahmawati, Yuniarti Dewi; Wahyani, Anggray Duvita; Purwanti, Yunika
JAMU : Jurnal Abdi Masyarakat UMUS Vol. 6 No. 01 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Muhadi Setiabudi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46772/jamu.v6i01.1789

Abstract

Abstrak Masalah stunting masih menjadi tantangan serius di Desa Kupu, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, yang merupakan wilayah dekat pesisir. Minimnya pengetahuan masyarakat, khususnya kader Posyandu, tentang manfaat konsumsi ikan sebagai sumber protein hewani menjadi salah satu penyebab rendahnya asupan gizi anak. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kapasitas kader Posyandu dalam edukasi pencegahan stunting melalui Gerakan Gemar Makan Ikan (Gemarikan) yang berbasis potensi lokal. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini meliputi penyuluhan gizi, demonstrasi memasak olahan ikan lokal, dan pendampingan intensif kepada kader Posyandu selama satu bulan. Kegiatan dilaksanakan secara partisipatif dengan pendekatan edukatif dan praktik langsung. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan observasi dan evaluasi sebelum dan sesudah kegiatan. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan pada pengetahuan dan keterampilan kader Posyandu dalam menyampaikan informasi gizi serta mengolah makanan berbasis ikan lokal. Kegiatan ini juga membangun kesadaran akan pentingnya pemanfaatan sumber daya lokal dalam intervensi gizi. Gerakan Gemarikan terbukti menjadi model edukasi yang relevan, aplikatif, dan kontekstual untuk wilayah pesisir dengan permasalahan stunting. Abstract Stunting remains a serious public health challenge in Kupu Village, Wanasari Subdistrict, Brebes Regency, a coastal area in Central Java, Indonesia. One contributing factor is the limited knowledge among the community—particularly Posyandu (integrated health post) cadres—regarding the nutritional benefits of fish consumption as a source of animal protein, which leads to inadequate dietary intake among children. This community service project aimed to strengthen the capacity of Posyandu cadres in delivering stunting prevention education through the Fish-Eating Movement (Gemarikan), leveraging local resources and potentials. The methods employed included nutrition education sessions, cooking demonstrations using locally sourced fish, and intensive mentoring of Posyandu cadres over the course of one month. Activities were carried out using a participatory approach combining educational strategies and hands-on practice. A qualitative descriptive analysis was used, involving pre- and post-activity observations and evaluations. The results showed a significant improvement in the knowledge and skills of Posyandu cadres in communicating nutritional information and preparing fish-based meals. Furthermore, the program fostered increased awareness of the importance of utilizing local food resources in nutrition interventions. The Gemarikan initiative proved to be a relevant, practical, and contextually appropriate educational model for coastal communities facing stunting issues.