Abstrak Latar Belakang: Tingginya angka infeksi aliran darah perifer ini dikaitkan dengan rendahnya cakupan kepatuhan petugas dalam melakukan cuci tangan dan kedisiplinan terhadap penggunaan alat pelindung diri. Evaluasi implementasi pencegahan dan pengendalian infeksi di RSUD Kabupaten Buton, sehingga dapat diketahui sampai sejauh mana pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian infeksi yang dijalankan, serta mengevaluasi berbagai kendala dan hambatan yang dialami oleh RSUD Kabupaten Buton dalam pelaksanaannya Metode: Jenis penelitian adalah yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan induktif. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan prosedur purposif sampling yaitu menentukan kelompok peserta yang menjadi informan sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan dengan masalah penelitian. Informan penelitian sebanyak 24 orang, yaitu Komite PPI, perawat pengendali infeksi (IPCN), perawat penghubung pengendali infeksi (IPCLN) dan perwakilan di setiap unit-unit kerja di rumah sakit. Hasil: Implementasi pencegahan dan pengendalian infeksi dalam aspek input, RSUD Kabupaten Buton sudah mengimplementasikan dengan baik dengan ketentuan PMK Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan PPI di Fasilitas Pelayanan Kesehatan baik dari segi kepemimpinan dan sumber daya, program kerja, penyediaan sarana dan fasilitas, kebijakan serta pendidikan dan pelatihan. Pelaksanaan program ini di evaluasi setiap tahunnya oleh Komite PPI dan hasil pelaksanaannya di laporkan kepada Direktur RSUD Kabupaten Buton. Kesimpulan: Implementasi program (kepemimpinan dan sumber daya manusia, program kerja, sarana dan fasilitas, kebijakan, pendidikan dan pelatihan), PPI telah berjalan dan dilaksanakan dengan baik penerapannya di RSUD Kabupaten Buton dan diharapkan capaian pelaksanaan program dapat meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Abstract Background: The high rate of peripheral bloodstream infections is associated with low levels of compliance by staff in washing hands and discipline regarding the use of personal protective equipment. Evaluation of the implementation of infection prevention and control at the Buton Regency Regional Hospital, so that it can be seen to what extent the infection prevention and control program is being implemented, as well as evaluating the various obstacles and barriers experienced by the Buton Regency Regional Hospital in its implementation. Method: The type of research used is qualitative with an inductive approach. Determining informants in this study used a purposive sampling procedure, namely determining the participants who would become informants according to selected criteria relevant to the research problem. The research informants were 24 people, namely the PPI Committee, infection control nurses (IPCN), infection control liaison nurses (IPCLN) and representatives in each work unit in the hospital. Results: Implementation of infection prevention and control in the input aspect, Buton Regency Regional Hospital has implemented well the provisions of PMK Number 27 of 2017 concerning Guidelines for Implementing PPI in Health Service Facilities both in terms of leadership and resources, work programs, provision of tools and facilities, policies as well as education and training. The implementation of this program is evaluated annually by the PPI Committee and the results of its implementation are reported to the Director of the Buton Regency Regional Hospital. Conclusions: Program implementation (leadership and human resources, work programs, tools and facilities, policies, education and training), PPI has been running and is being implemented well at the Buton Regency Regional Hospital and it is hoped that program implementation achievements can increase in the following years.