Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Poda Na Lima Philosophy: The role of educators and the community in developing educational studies in Mandailing Natal Siti Hawa; Neng Nurcahyati Sinulingga; Muhammad Miftah; Anri Naldi
QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama Vol. 15 No. 1 (2023): Qalamuna - Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah Program Pascasarjana IAI Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/qalamuna.v15i1.3981

Abstract

The Poda Na Lima philosophy, which aims to develop the study of Islamic education, needs to be maintained and preserved; therefore, the authors conducted this research using qualitative methods with a phenomenological approach. Observation data, interviews and documentation are data collection techniques, while informants as subjects of this research were 15 people from Mandailing Natal. Traditional figures, religious figures, community leaders, members, and documents related to history, culture, customs, and community life, such as books, articles, journals, reports, and mass media are sources of research data. Data analysis is used through presentation, reduction and conclusion. The research results show that Poda Na Lima has been developing an educational curriculum based on local content. The obstacle was that it had not been implemented optimally as part of developing the local content education curriculum there. It is due to a lack of coordination, socialization synergy, local government education, budget allocation, and human resource development for the community, especially the younger generation, regarding the importance of maintaining and preserving the philosophy. The authors concluded that with the development of local content educational curricula and local knowledge in the community, the local government needs to take policies to maintain and preserve the Poda Na Lima philosophy in Mandailing Natal.
MODERASI BERAGAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA Anri Naldi, Dasriansya,
At-Tazakki: Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan Islam dan Humaniora Vol 8, No 1 (2024): AT-TAZAKKI: Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan Islam dan Humaniora
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47006/attazakki.v8i1.21327

Abstract

Abtrak: Tujuan penulisan ini adalah untuk mengeksplorasi konsep moderasi beragama dalam konteks kehidupan masyarakat Indonesia, yang dikenal dengan keragaman agama dan budaya. Penulisan ini bertujuan untuk memahami bagaimana moderasi beragama dapat diterapkan untuk mempromosikan toleransi dan keharmonisan antar kelompok agama di Indonesia. Penulisan ini juga bertujuan untuk menganalisis tantangan yang dihadapi dalam implementasi moderasi beragama dan memberikan rekomendasi untuk memperkuat praktik moderasi di masyarakat. Metode penulisan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan analisis literatur dan studi kasus. Penulis mengkaji berbagai sumber literatur mengenai moderasi beragama, termasuk buku, artikel akademik, dan laporan penelitian. Selain itu, studi kasus dari berbagai daerah di Indonesia dianalisis untuk melihat penerapan moderasi beragama dalam konteks lokal. Data diperoleh melalui wawancara dengan ahli agama, tokoh masyarakat, dan observasi terhadap praktek keagamaan di lapangan. Hasil penulisan menunjukkan bahwa moderasi beragama memainkan peran krusial dalam menjaga keharmonisan sosial di Indonesia yang multikultural. Penerapan moderasi beragama membantu mengurangi konflik antar kelompok agama dan meningkatkan toleransi. Namun, tantangan seperti ekstremisme, kurangnya pemahaman, dan ketidakstabilan sosial masih menjadi hambatan. Rekomendasi yang diajukan mencakup peningkatan pendidikan agama yang moderat, promosi dialog antar agama, dan kebijakan yang mendukung keberagaman. Penulisan ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan panduan bagi kebijakan dan praktek yang lebih baik dalam mempromosikan moderasi beragama di Indonesia.Kata Kunci : Moderasi Beragama, Toleransi, Indonesia
EKSPRESI EKOLOGIS: KONTRIBUSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMPERTAHANKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN DI TENGAH TANTANGAN MASYARAKAT MODERN DI KOTA MEDAN Febri Fauzia Adami, Tomi Pradana, Anri Naldi, Anan Nisoh,
At-Tazakki: Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan Islam dan Humaniora Vol 8, No 2 (2024): AT-TAZAKKI: Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan Islam dan Humaniora
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47006/attazakki.v8i2.21353

Abstract

Abstrak: Kota Medan, sebagai pusat pertumbuhan dan perkembangan di Sumatera Utara, menghadapi tantangan serius terkait kelestarian lingkungan akibat urbanisasi dan industrialisasi yang pesat. Dalam konteks ini, pendidikan agama Islam muncul sebagai potensi penting dalam mempromosikan kesadaran dan tindakan berkelanjutan. Studi ini bertujuan untuk menggali kontribusi pendidikan agama Islam dalam mempertahankan kelestarian lingkungan di Medan. Dengan pendekatan kualitatif dan studi kasus, penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan agama Islam di Medan telah berhasil meningkatkan kesadaran ekologis masyarakat. Konsep khalifah sebagai pengelola bumi dan tawhid sebagai keesaan Tuhan menjadi dasar pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam. Sekolah dan pesantren di Medan telah aktif mengintegrasikan pendidikan ekologi berbasis Islam, menghasilkan inisiatif seperti kampanye penghijauan, pengelolaan sampah, dan promosi gaya hidup berkelanjutan. Namun, tantangan seperti kurangnya sumber daya, resistensi terhadap perubahan, dan kurangnya kerjasama lintas sektoral tetap menjadi hambatan dalam implementasi pendidikan agama yang berorientasi ekologi. Oleh karena itu, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk memaksimalkan potensi pendidikan agama Islam dalam mendukung kelestarian lingkungan di tengah dinamika masyarakat modern Medan. Kesimpulannya, pendidikan agama Islam memiliki peran strategis dalam mempromosikan kelestarian lingkungan di Medan. Melalui integrasi nilai-nilai Islam dengan isu-isu ekologi, diharapkan dapat tercipta harmoni antara pembangunan berkelanjutan dan pelestarian alam untuk kesejahteraan bersama.Keyword: Ekspresi Ekologis, Pendidikan Agama Islam, Kelestarian Lingkungan, Masyarakat Modern, Kontribusi Pendidikan
CABANG DAN RANTING SEBAGAI RUH DAKWAH, JALAN PANJANG MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA MENJAWAB TARGET NASIONAL Azhar, Anang Anas; Samosir, Hasrat Efendi; Harahap, Partaonan; Iman, Mujhirul; Naldi, Anri
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 8 No. 2 (2025): Volume 8 No. 2 Tahun 2025
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v8i2.47722

Abstract

Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah berbasis komunitas menempatkan cabang dan ranting sebagai fondasi vital dalam menyemai nilai-nilai Islam Berkemajuan. Lembaga Pengembangan Cabang, Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCRPM) PP Muhammadiyah menetapkan target nasional strategis: 60% kecamatan memiliki cabang aktif dan 40% desa/kelurahan memiliki ranting aktif. Provinsi Sumatera Utara, dengan 450 kecamatan dan keragaman sosial-budaya yang tinggi, menjadi medan uji penting terhadap keberhasilan konsolidasi struktur dakwah akar rumput ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif dengan pengumpulan data melalui dokumentasi, wawancara, dan pemanfaatan aplikasi Sicara sebagai instrumen digital evaluasi struktural. Hasil analisis menunjukkan bahwa pencapaian cabang aktif baru sekitar 40% dan ranting aktif 25%, masih jauh dari target nasional. Tantangan utama mencakup kondisi geografis yang kompleks, stagnasi kaderisasi, lemahnya administrasi, serta rendahnya literasi digital di tingkat cabang dan ranting.  Meski demikian, terdapat praktik baik di sejumlah daerah yang berhasil memadukan dakwah, pengelolaan masjid, dan pemberdayaan ekonomi. Kesimpulannya, penguatan cabang dan ranting memerlukan strategi holistik yang melibatkan pemetaan struktural, digitalisasi, kaderisasi fungsional, dan kolaborasi lintas majelis dan eksternal.
PEMANFAATAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI) DALAM PEMBELAJARAN TASAWUF UNTUK PENGUATAN KARAKTER SPIRITUAL SISWA DI ERA DIGITAL Cahaya, Cahaya; Naldi, Anri; Nasutioan, Aqila Khairani
Jurnal Bilqolam Pendidikan Islam Vol. 6 No. 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Prodi PAI Sekolah Tinggi Agama Islam Serdang Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51672/jbpi.v6i1.716

Abstract

This study aims to examine the use of Artificial Intelligence (AI) in Sufism learning and its contribution to strengthening students' spiritual character in the digital era. The background of this study is based on the challenges of Islamic education in providing relevant and engaging Sufism learning for a digital generation familiar with technology but experiencing a spiritual crisis. The research method used is a qualitative approach with a case study type. Data collection techniques were carried out through in-depth interviews, participatory observation, and documentation of AI-based Sufism practices in one modern Islamic school. The results show that AI is utilized in various forms, such as a spiritual guidance chatbot, an interactive dhikr application, and a visual-based learning platform for Sufism material. This utilization has been proven to be able to improve students' understanding of Sufi concepts, learning motivation, and emotional engagement in the learning process. However, AI cannot completely replace the role of teachers as spiritual guides who transmit Sufi values ​​through role models and direct guidance. Sufism learning supported by AI technology becomes a strategic tool to shape students' spiritual character, such as sincerity, patience, and closeness to Allah SWT, provided that its implementation is carried out contextually and valuable. Therefore, the use of AI needs to be synergized with a Sufi pedagogical approach based on spiritual experience, so that spiritual education maintains its meaning amidst the rapid flow of digitalization.