Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Pola Asuh Orang Tua danPerkembangan Moral Anak Usia Dini (Studi Kasus di TK Al-Ghazali Jl. Raya Nyalaran Kelurahan Kolpajung Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan) Jamiatul, Jamiatul; Maghfiroh, Muliatul; Astuti, Ria
Kiddo: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/kiddo.v1i1.2973

Abstract

Pembahasan yang mendasar saat ini orang tua sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga yang bertanggung jawab terhadap perkembangan moral anak usia dini. Ada tiga fokus yang menjadi kajian utama dalam penelitian ini, yaitu: 1) Bagaimana pola asuh yang di terapkan orang tua terhadap perkembangan anak, 2) Bagaimana perkembangan moral AUD, 3) Bagaimana cara pola asuh orang tua dalam meningkatkan perkembangan moral AUD di TK Al-Ghazali Kolpajung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sumber data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informannya adalah orang tua dan guru. Sedangkan pengecekan keabsahan data dilakukan melalui ketekunan peneliti dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, pola asuh yang di terapkan orang tua terhadap perkembangan anak adalah memantau setiap perilaku anak supaya tidak menyimpang dari perilaku yang baik. Perilaku  orang tua ketika menerapkan pendidikan moral di rumah kepada anak. Langkah orang tua dalam menanamkan moral yang baik pada anak. Kedua, perkembangan moral AUD adalah guru telah menerapkan pembelajaran moral kepada anak di kelas. Orang tua berpartisipasi dalam perkembangan moral anak di rumah. Kepala sekolah melakukan pendekatan dan melakukan pembelajaran moral langsung pada anak serta perilaku yang baik yang harus dilakukan anak. Guru memepertegas dalam masalah moral anak yang dihadapi di dalam kelas. Ketiga, cara pola asuh orang tua dalam meningkatkan perkembangan moral AUD di TK Al-Ghazali Kolpajung diantaranya adalah sebagai berikut: Orang tua melakukan kolaborasi dengan guru dalam meningkatkan moral anak ketika di rumah maupun di sekolah. Orang tua melakukan perilaku yang baik kepada anak supaya di contoh oleh anak. Orang tua menghindari anak dari perkataan kotor yang di sebabkan oleh pengaruh lingkungan baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan di rumah.
FUNGSI PENDIDIKAN TERHADAP MANUSIA PERSPEKTIF FILSAFAT Mad Sa'i; Muliatul Maghfiroh
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/jy.v8i1.9134

Abstract

Manusia merupakan makhluk yang paling unik, sehingga sangat menarik untuk dikaji. Disadari ataupun tidak kita seringkali mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sangat mendasar seperti “apakah tujuan hidup kita?.” Pertanyaan ini biasanya disebut dengan pertanyaan eksistensial. Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada beberapa cara yang dapat ditempuh baik melalui dogma-dogma agama yang tertuang dalam teks-teks suci keagamaan maupun melalui metode ilmiah atau sains atau kita melakukan penalaran filsafatis. Bila kita mencari jawabannya melalui dogma-dogma agama maka jalan ini tidak akan membawa pada kepuasan intelektual karena Religions way of knowledge yang seringkali tidak menggunakan argumentasi yang kritis di samping dominannya klaim kebenaran (truth claim) apalagi bila kita dihadapkan dengan pluralitas paham keagamaan, maka hal ini akan membawa kita kepada kebingungan. Sedangkan jika kita melalui jalan sains maka jawaban yang diperoleh adalah jawaban yang positivistik, alih-alih mengungkapkan sisi kemanusiaan kita yang dinamis malah yang terjadi adalah gambaran manusia yang operasionalistik-mekanistik dan ini akan mereduksi kompleksitas dimensi keberadaan manusia. Untuk mengantisipasi kedua hal di atas maka kita dapat menggunakan penalaran filsafatis, karena filsafat dapat mengatasi cara berpikir dogmatik dari agama dan cara berpikir positivistik dari sains, dengan tidak menafikan fungsi dari agama dan sains.
Pola Asuh Orang Tua danPerkembangan Moral Anak Usia Dini (Studi Kasus di TK Al-Ghazali Jl. Raya Nyalaran Kelurahan Kolpajung Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan) Jamiatul Jamiatul; Muliatul Maghfiroh; Ria Astuti
Kiddo: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/kiddo.v1i1.2973

Abstract

Pembahasan yang mendasar saat ini orang tua sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga yang bertanggung jawab terhadap perkembangan moral anak usia dini. Ada tiga fokus yang menjadi kajian utama dalam penelitian ini, yaitu: 1) Bagaimana pola asuh yang di terapkan orang tua terhadap perkembangan anak, 2) Bagaimana perkembangan moral AUD, 3) Bagaimana cara pola asuh orang tua dalam meningkatkan perkembangan moral AUD di TK Al-Ghazali Kolpajung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sumber data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informannya adalah orang tua dan guru. Sedangkan pengecekan keabsahan data dilakukan melalui ketekunan peneliti dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, pola asuh yang di terapkan orang tua terhadap perkembangan anak adalah memantau setiap perilaku anak supaya tidak menyimpang dari perilaku yang baik. Perilaku  orang tua ketika menerapkan pendidikan moral di rumah kepada anak. Langkah orang tua dalam menanamkan moral yang baik pada anak. Kedua, perkembangan moral AUD adalah guru telah menerapkan pembelajaran moral kepada anak di kelas. Orang tua berpartisipasi dalam perkembangan moral anak di rumah. Kepala sekolah melakukan pendekatan dan melakukan pembelajaran moral langsung pada anak serta perilaku yang baik yang harus dilakukan anak. Guru memepertegas dalam masalah moral anak yang dihadapi di dalam kelas. Ketiga, cara pola asuh orang tua dalam meningkatkan perkembangan moral AUD di TK Al-Ghazali Kolpajung diantaranya adalah sebagai berikut: Orang tua melakukan kolaborasi dengan guru dalam meningkatkan moral anak ketika di rumah maupun di sekolah. Orang tua melakukan perilaku yang baik kepada anak supaya di contoh oleh anak. Orang tua menghindari anak dari perkataan kotor yang di sebabkan oleh pengaruh lingkungan baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan di rumah.
Penerapan Model Blended Learning Dalam Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa Nurul Laily; Muliatul Maghfiroh
Gunung Djati Conference Series Vol. 10 (2022): Islamic Religions Education Conference (IRECON) Series 1
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.519 KB)

Abstract

The blended learning model is a combined model between offline learning and online learning. Many educators choose to use the blended learning learning model as an effort to improve student understanding, especially in the subject of expertise in the Islamic Religious Education Study Program, Tarbiyah Faculty, IAIN Madura. The purpose of this study, first, is to find out the application of the blended learning model for expertise courses in Islamic Studies Study Program. Second, to analyze the increase in student understanding of skills courses at the Islamic Religious Education Study Program, Tarbiyah Faculty IAIN Madura The research method used in this study is a qualitative research method with a descriptive type of research, in which researchers will compare the level of students' understanding of e-learning-based learning conducted during the Covid-19 pandemic with blended learning. The data sources of this research are the Chair of the PAI Study Program, Lecturers who teach expertise in PAI and students. Based on the results of the study, it shows that First, the application of blended learning is carried out in two events, namely if the number in the class is less than 20 students, the blended process is offline at intervals -alternating with implementing Health Protocols. The second way is if there are more than 20 students in one class, then the first week of odd absences are included, the second week of even absent absences are offline. Second, the use of blended learning learning models can improve student understanding of the Islamic religious education study program IAIN Madura, from using e-learning based learning models (online) due to the pandemic and switching to using blended learning models to make students more interested in learning and further improve student understanding especially in the subject of expertise.
Transisi Kurikulum 2013 Menjadi Kurikulum Merdeka: Peran dan Tantangan dalam Lembaga Pendidikan Nurul Qomariyah; Muliatul Maghfiroh
Gunung Djati Conference Series Vol. 10 (2022): Islamic Religions Education Conference (IRECON) Series 1
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.535 KB)

Abstract

Education after the COVID-19 pandemic in Indonesia must experience recovery and be able to overcome the learning crisis by improving the quality of education. The Ministry of Education, Culture, Research and Technology (Kemendikbudristek) announces the relevant strategies for the restoration of education and its implications for the future. The government is preparing a transition from 2013 Curriculum simplification to an Independent curriculum. The purpose of this study is to first analyze the transition to the free learning curriculum as a new form of innovation in the recovery of education after the COVID-19 pandemic. Second, the role and challenges of educational institutions in applying the independent learning curriculum. The research method and approach used is library research. The results of this study indicate that first, the simplification of the 2013 curriculum into an independent curriculum can mitigate the learning loss experienced by the 2013 curriculum during the pandemic. This has strengthened the minister of education, Nadiem Makarim, in changing the design and strategy of a more comprehensive curriculum, namely the 2013 curriculum, followed by the emergency curriculum and then the independent curriculum. Second, the role of educational institutions is given full freedom of curriculum options to be implemented. In the next two years, the curriculum transition will be carried out in stages until it reaches the 2024 National curriculum with a three-year gap for schools to adapt to an independent curriculum. Meanwhile, the challenge for educational institutions is to implement an independent curriculum through systematic and gradual changes to transform education as the main goal of achieving an independent learning curriculum.
Education And Training Model Strengthening Religious Moderation (Case Study At Medan Religious Training Center) Siti Hawa Lubis; Purnomo Purnomo; Anan Nisoh; Muliatul Maghfiroh; Anri Naldi
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 12, No 04 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v12i04.5368

Abstract

The challenges of religious moderation are the strengthening of exclusive religious views, attitudes, and behaviors, the high rate of religiously motivated violence, intolerance, the development of religious spirit that is not in harmony with the love of nation and state. The aim is to analyze how the education and training model strengthens religious moderation at the Medan Religious Training Center. This research method is qualitative with a case study approach. The results of the study found an educational model through four pillars of  learning, learning to know, learning to do, learning to  be, learning to live together. The education and training model for strengthening religious moderation in 2014-2019 is a substance model that finds a lot of debate and rejection, so that since 2019 until now the methodological model for combating religious moderation as a solution to solve the problems that occur. It was concluded that strengthening religious moderation in Indonesia is a challenge to the maturity of a multicultural nation. The education and training model must be updet to the times so that the challenges of religious moderation can be solved such as the methodology training model as a solution to solve problems in the aspect of religious moderation.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DALAM BUKU DETONATOR KEBAIKAN KARYA DEWA EKA PRAYOGA Moh Hafid Effendy; Nur Imamah; Mad Sa'i; Muliatul Maghfiroh
Journal of Education Partner Vol. 2 No. 2 (2023): MEMACU PRESTASI PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN MEMAKSIMALKAN PERAN KOMITE
Publisher : Dewan Pendidikan Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article aims to describe the manifestation of religious character education values ​​in the book Detonator of Kindness by Dewa Eka Prayoga, describe the meaning of the values ​​of religious character education in the book Detonator of Kindness by Dewa Eka Prayoga, describe the relevance of religious character education values ​​in the book Detonator of Kindness the work of Dewa Eka Prayoga with contemporary life. The approach used in this research is a qualitative research approach that is descriptive and analytical. This research is a type of library research. The data source used is the book Detonator of Kindness by Dewa Eka Prayoga, published by KMO Indonesia, Cirebon city in 2020. Data analysis uses content analysis or content study. The results of the research show that 1) There are forms of religious character education values ​​in the book Detonator of Kindness by Dewa Eka Prayoga, a) forms of life in the real world and, b) forms of life in the virtual world. 2) The meaning of the values ​​of religious character education in the book detonator of goodness by Dewa Eka Prayoga, namely: a) life in the real world is meaningful, praying for people, alms of wealth, taking lessons from an event, helping in goodness, learning religious knowledge, waqf Al-Qur'an, spread greetings to fellow Muslims, volunteer teachers, let go of debts, compete in goodness, be patient and grateful b) life in cyberspace is meaningful, share knowledge on social media, help on social media, and preach with social media.
PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP INKLUSIF GALUH HANDAYANI SURABAYA Sa'i, Mad; Maghfiroh, Muliatul
Rabbani: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 1 (2020): Maret
Publisher : IAIN Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/rjpai.v1i1.3018

Abstract

Abstrak During these curriculum development has been widely discussed at the regular school level, starting from the lowest level to the top. But many of them include inclusive schools that have not been studied in curriculum development. Especially related to Islamic Education (PAI) subjects at Inclusive Middle School level. This situation will greatly affect the education system at that level starting from Educators, students, stakeholders and the community. Therefore the development of the Islamic Religious Education curriculum in Galuh Handayani Inclusive Middle School can be used as an example of a curriculum development model for the sake of advancing education in Indonesia Selama ini pengembangan kurikulum banyak dibicarakan di tataran sekolah regular mulai jenjang yang paling bawah hingga keatas. Namun banyak diantaranya sekolah inklusif yang belum diteliti pengembangan kurikulumnya. Apalagi berkaitan dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di tingkat SMP Inklusif. Situasi ini akan sangat mempengaruhi sistem pendidikan ditingkat tersebut mulai Pendidik, peserta didik, stakeholder dan masyarakat. Oleh sebab itu pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP Inklusif Galuh Handayani bisa dijadikan contoh model pengembangan kurikulum untuk kepentingan kemajuan pendidikan di Indonesia
IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN PBL (PROJECT BASED LEARNING) DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SDN PANDAN KECAMATAN GALIS PAMEKASAN Hunain, Ishaq; Maghfiroh, Muliatul; Qomariyah, Nurul; Fahmi, Ach. Syafiq
Rabbani: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 4 No. 1 (2023): Maret
Publisher : IAIN Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/rjpai.v4i1.8219

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini mencoba menelusuri implementasi metode pembelajaran berbasis PjBL dalam mata pelajaran PAI yang dilaksanakan oleh SDN Pandan Kec. Galis Pamekasan dengan 2 fokus penelitian. Pertama, Pelaksanaan pembelajaran berbasis PjBL , Kedua, Dampaknya bagi siswa dengan adanya pembelajaran berbasis project. Melalui penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, penelitian ini mengungkapkan bahwa pelaksanaan pembelajaran berbasis PjBL dilakukan dengan berdasar pada tingkatan kelas. Dampak yang diperoleh siswa dengan program PjBL yakni terciptanya siswa yang mandiri, aktif, kreatif dan terciptanya kondisi kelas menjadi lebih menyenangkan dengan faktor yang mendukung didalamnya.
RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF BUYA HAMKA DI ERA SOCIETY Qomariyah, Nurul; Maghfiroh, Muliatul
Rabbani: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 4 No. 2 (2023): September
Publisher : IAIN Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/rjpai.v4i2.8700

Abstract

Pendidikan adalah usaha yang berkesadaran atau dilakukan secara sadar dan pendidikan yang bertujuan dengan landasan syari’at Islam dengan kegiatan yang harus memiliki tujuan, dan target yang jelas. Menyikap tentang pendidikan Islam, salah satu tokoh dan ulama’ Indonesia yakni Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau biasa disapa Buya Hamka menuangkan pemikirannya tentang konsep pendidikan Islam. Adapun fokus penelitian yang digunakan oleh peneliti yakni Pertama konsep pendidikan Islam perspektif Hamka, dan Kedua relevansi konsep pendidikan Islam perspektif Hamka di Era Society. Dalam penelitian, peneliti menggunakan jenis penelitian Kepustakaan (Libarary Research) dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa pertama, Konsep pendidikan Islam perspektif Hamka yakni pendidikan yang memanusiakan manusia. Kedua, relevansi konsep pendidikan Islam pandangan Hamka yakni pendidikan islam sebagai pandangan dalam hidup ditengah era yang semakin maju. Adanya pendidikan islam sebagai fiter dari terjadinya integralisasi antara pendidikan Islam dan Era Society yang penuh dengan tekhnologi.