Puspa Mirani Kadir
Program Studi Linguistik Jepang Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21 Jatinagor 45363, Jawa Barat, Indonesia

Published : 33 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

WORD FORMATION OF ABBREVIATION ON TIKTOK TRENDING NEOLOGISM Kadir, Puspa Mirani; Aulia, Dhannisa; Wagiati, Wagiati
Jurnal SORA - Pernik Studi Bahasa Asing Vol 7 No 1 (2023): Jurnal SORA
Publisher : Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yapari-ABA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58359/jurnal_sora.v7i1.94

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengungkap jenis-jenis pembentukan kata dalam singkatan di TikTok. Jenis singkatan tersebut adalah initialism dan shortening. Singkatan initialism adalah versi pendek yang diucapkan huruf demi huruf dan mengambil huruf pertama dari kata-kata tersebut. Sedangkan shortening adalah kata yang disingkat agar lebih lugas. Teori yang digunakan adalah teori singkatan dari Kridalaksana (2007) yang mendefinisikan pembentukan kata, digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis data. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, di mana sumber data diperoleh dari pengguna TikTok di Indonesia dari video dan caption yang mereka gunakan. Hasil menunjukkan bahwa tujuh (7) data diklasifikasikan berdasarkan jenis proses singkatan. Terdapat (5) data yang berisi inisialisasi singkatan dan (2) data yang berisi pemendekan singkatan. Selain itu, makna dari setiap potongan data juga akan dijelaskan dengan teori semantik dari Charles W. Kreidler.
Affixation in the Album Kalangkang by Nining Meida Nurulita, Dwi Hasna; Kadir, Puspa Mirani; Wagiati, NFN
SUAR BETANG Vol 19, No 1 (2024): June 2024
Publisher : Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/surbet.v19i1.14762

Abstract

This research examines affixations in the album Kalangkang using qualitative methods. The data used was taken from the lyrics of Nining Meida's song on the album Kalangkang on the internet site. The results of the research show that from 110 data, 36 prefixes were found, namely the prefixes di-, ka-, mi-, nga-, pa-, nasal (n-, ng-, ny-) predominantly indicating adjectives, 6 data infixes, namely The infixes -um-, -ar-, -al-, predominantly indicate adjectives and plurals. There are 26 data suffixes, namely the suffixes -na, -an, -eun, which are often found in remake songs because the lyrics are in the form of sampirans, pantuns and old poetry, so the suffixes play an important role in adapting the rhyme. There are 24 affix combinations of data, namely prefix+infix, prefix+suffix predominantly indicating adjectives. The affixed and nasal reduplications of 12 data consisting of affixed dwipure, affixed dwipurwa, and affixed dwipurwa predominantly form verbs. There are typical characteristics of Sundanese affixations, including: The prefix ka- has the function of indicating adjectives and verbs and predominantly has an accidental meaning. Apart from that, infixes in Sundanese predominantly indicate plural numbers. The combination of the affix in Sundanese forms its own meaning, namely 'most', reduplication in Sundanese for example, dwipurwa with the affix is a partial repetition where the word being repeated is the first syllable of the word.AbstrakPenelitian ini mengkaji afiks dalam album Kalangkang dengan menggunakan metode kualitatif. Data yang digunakan diambil dari lirik lagu Nining Meida pada album Kalangkang pada situs internet. Hasil penelitian menunjukkan dari 110 data, ditemukan prefiks sebanyak 36 data yaitu prefiks  di-, ka-, mi-, nga-, pa-, nasal (n-, ng-, ny-) didominasi menunjukkan kata sifat, Infiks sebanyak 6 data, yaitu infiks -um-, -ar-, -al-, didominasi menunjukkan kata sifat dan jamak. Sufiks sebanyak 26 data, yaitu sufiks -na, -an, -eun, banyak ditemukan dalam lagu remake karena liriknya berupa sampiran, pantun, dan puisi lama., sehingga sufiks berperan penting untuk menyesuaikan rima. Kombinasi afiks sebanyak 24 data, yaitu prefiks+infiks, prefiks+sufiks didominasi menunjukkan kata sifat. Reduplikasi berafiks dan bernasal sebanyak 12 data yang terdiri atas dwimurni berafiks, dwireka berafiks, dan dwipurwa berafiks didominasi membentuk kata kerja. Terdapat ciri khas afiksasi bahasa Sunda, di antaranya prefiks ka- memiliki fungsi menunjukkan adjektiva dan kata kerja dan didominasi memiliki makna ketidaksengajaan. Selain itu, infiks dalam bahasa Sunda didominasi jumlah jamak. Kombinasi afiks pang- + -na dalam bahasa Sunda membentuk makna tersendiri, yaitu ‘paling’, reduplikasi bahasa Sunda misalnya, dwipurwa berafiks merupakan pengulangan sebagian dan kata yang diulang merupakan suku kata pertama kata tersebut.
Representasi Ieseido pada Manga Watashi no Shiawase na Kekkon Karya Kōsaka Rito dan Agitogi Akumi Noor Intan Kemala Agusnie; Puspa Mirani Kadir; Budi Rukhyana
Japanology: The Journal of Japanese Studies Vol. 11 No. 1 (2024): Japanese Society in Contemporary Era
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jjs.v11i1.58196

Abstract

家制度/ Ieseido is a Japanese family system that emerged and grew in the Edo period and ended in the Showa period. Ieseido lasted from the Edo period to the Showa period, so it is often represented in the manga, one of which is found in a manga set in the Meiji to Showa period entitled Watashi no Shiawase na Kekkon (Watakon) by Kōsaka Rito and Agitogi Akumi. This article uses a descriptive qualitative method with Stuart Hall’s representation theory. The results show that there is a representation of the concept of Ieseido in the Watakon manga. Traditional Japanese values related to the concept of Ieseido, such as loyalty to family, social hierarchy, and gender roles are explicitly shown in the manga panels. The analysis also shows the importance of understanding representation not only as a passive reflection of reality but also as an active construction that impacts how identity and social relations are perceived.
INTERJEKSI SEBAGAI STRATEGI TUTURAN IMPERATIF DALAM TAYANGAN YOUTUBE “UMAY SHAHAB KARIRNYA HANCUR DAN JUGA SUKSES SEMUA KARENA IQBAAL!”: KAJIAN SINTAKSIS PRAGMATIK Libriananda Antika Lumban Tobing, Renata Margareth; Wagiati, Wagiati; Kadir, Puspa Mirani
Pena Literasi Vol 6, No 1 (2023): Pena Literasi
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/pl.6.1.65-77

Abstract

Seiring dengan perkembangan zaman dan kebahasaan, interjeksi tidak lagi menyesuaikan antara makna dan bentuk yang diusungnya. Hubungan kedekatan antarpenutur menjadi komponen utama terjadinya bentuk interjeksi. Bentuk “sialan” yang awalnya hanya untuk mengungkapkan perasaan kesal atau kecewa, tidak lagi hanya berkonotasi negatif. Seperti pada kalimat “Sialan, keren banget mobil itu, gue harus punya.” Kalimat tersebut beralih menjadi bentuk keinginan. Kata “sialan” dalam kalimat itu menjadi interjeksi harapan. Itulah sebabnya kajian pragmatik dan sintaksis pada penelitian ini dilebur, karena konteks tuturan menjadi penting dalam menyampaikan perasaan pembicara atau penutur. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan interjeksi dalam tayangan digital video Youtube “Umay Shahab Karirnya Hancur dan juga Sukses Semua karena Iqbaal!” dengan durasi penayangan 26 menit 13 detik. Penelitian ini menghasilkan 26 interjeksi, kemudian diklasifikasikan berdasarkan teori Interjeksi Hasan Alwi pada buku “Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia” dan menemukan 1 interjeksi kejijikan, 2 interjeksi kekesalan, 6 interjeksi kekaguman, 2 interjeksi kesyukuran, 1 interjeksi harapan, 5 interjeksi keheranan, 4 interjeksi kekagetan, 1 interjeksi ajakan, 1 interjeksi panggilan, dan 3 interjeksi simpulan.
IMPLIKASI SUFIKS TERHADAP KALIMAT AKTIF DAN PASIF BESERTA KLASIFIKASI TENSES DI DALAM UNPAD NEWS Puteri, Ariani Dwi; Wagiati, Wagiati; Kadir, Puspa Mirani
Journal of Linguistic Phenomena (JLP) Vol 3, No 1 (2024): Journal of Linguistic Phenomena, Juli 2024
Publisher : Direktorat Pendidikan dan Internasionalisasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jlp.v3i1.53144

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implikasi sufiks terhadap kalimat aktif dan pasif beserta tenses yang muncul di dalam dua berita berjudul; “Officially Established, Here are the Tasks of the Unpad PPKS Task Force” dan “Unpad Hosts AHEC 2023, a Platform for Harmonizing Higher Education for ASEAN Development” di situs web University Update News UNPAD. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan teori Lieber (2009) dan Baugh (2005) untuk klasifikasi afiksasi dan untuk klasifikasi sufiks ke dalam kalimat aktif dan pasif. Setelah itu, penulis memasukkan jenis kalimat tersebut ke dalam tensesnya di dalam bahasa Inggris dengan menggunakan teori Azar (2002). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan menggunakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa di dalam dua berita di situs web University Update News UNPAD terdapat 32 data yang diklasifikasi menjadi; 5 jenis sufiks (-ed), (-d), (-s), (-ing), dan (-ive). Di dalam kedua artikel tersebut terdapat dua jenis kalimat yang terbentuk dari sufiks, yaitu kalimat aktif dan pasif. Di dalam kalimat aktif terdapat 5 jenis sufiks (-ed), (-d), (-s), (-ing), dan (-ive) dengan jumlah 19 data, sedangkan di dalam kalimat pasif dengan jumlah 12 data terdapat 2 jenis sufiks (-ed) dan (-d). Klasifikasi kalimat aktif dan pasif ini lalu diformulasikan ke dalam bentuk tenses bahasa Inggris. Pada kalimat aktif terdapat 4 jenis tenses; Present Tense (9), Past Tense (7), Present Perfect Tense (2), dan Present Continuous Tense (1). Pada kalimat pasif terdapat 5 jenis tenses; Past Tense (7), Future Tense (2), Present Tense (1), Present Perfect Tense (1) dan Past Future Tense (1).
Analisis Kontrastif Pasangan Kalimat Transitif-Intransitif Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang Puspa Mirani Kadir; Inu Isnaeni Sidiq; Cece Sobarna
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 12, No 2 (2023): Ranah: Jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v12i2.6207

Abstract

In Japanese, the pairs of transitive- intransitive verbs are known as jidoushi/tadoushi (abbreviated as jita). There are approximately 1,256 or 22.6% of the total Japanese verbs inventory. This research aims to affirm Kageyama's (1998) formulation concerning the lexical concept structure (LCS) in transitive-intransitive paired verbs, jidoushi-tadoushi (hereinafter referred to as jita). Through this conceptual structure, jita can be contrastively compared with verbs in Indonesian language, revealing clear similarities and differences, both structurally and semantically. The theories used in this study include Hayatsu's (1995) theory, which reveals the structure and meaning of transitive-intransitive paired verbs; and Kaeyama’s (1998) theory, which proposes the lexical conceptual structure 'Lexical Conceptual Structure' (LCS) providing clarity in classifying Japanese verbs that can form stative/dynamic, possessive/processive, reflexive/non-reflexive, and unintentional/intentional verb pairs. Meanwhile, the transitive-intransitive theory in Indonesian language adopts the theories of Kridalaksana (2005) and Wijana (2021). The data was taken from Japanese sentences in Yoshimoto Banana's novel 'Kitchin' (2005) along with the novel translated into Indonesian, and supplemented by Asahi Shinbun newspaper for vocabulary that is not found in the novel. The research results show that, in Japanese, the transitive verbs form the intransitive verbs; while in Indonesian; intransitive verbs typically derive from transitive verbs. It is proven from the analyzed data, revealing that the semantic functions of possessiveness and intentionality, as well as the meaning of unintentional and intentional actions, associated with transitive verbs affixed with me(N)+kan and intransitive verbs affixed with ber-, closely align with the meanings of jita verb pairs in the Japanese. AbstrakVerba bahasa Jepang memiliki pasangan transitif-intransitif atau yang  biasa dikenal dengan jidoushi/tadoushi (jita) itu ada sekitar 1256 buah atau 22,6% dari keseluruhan verbanya. Tujuan penelitian ini merupakan penegasan rumusan Kageyama (1998) terhadap struktur konsep leksikal (LCS)  pada verba berpasangan transitif-intransitif  jidoushi-tadoushi (selanjutnya disingkat jita). Dengan struktur konsep ini jita dapat diperbandingkan secara kontrastif dengan verba dalam bahasa Indonesia sehingga muncul persamaan dan perbedaan yang jelas, baik secara struktur maupun semantik. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori Hayatsu (1995) yang mengungkapkan struktur dan makna transitif-intransitif verba berpasangan dan  struktur konseptual leksikal ‘Lexical Conceptual Structure’ (LCS) ancangan Kageyama (1998) yang memberikan ketegasan dalam pengelompokan verba berpasangan bahasa Jepang yang dapat membentuk verba statif/dinamis, posesif/prosesif, refleksif/nonreflektif, dan ketidaksengajaan/kesengajaan. Sementara itu, teori transitif-intransitif dalam bahasa Indonesia digunakan teori dari Kridalaksana (2005); Wijana (2021). Teknik pengumpulan data dengan cara menelaah kalimat bahasa Jepang yang terdapat dalam novel ‘Kitchin ‘ karya Yoshimoto Banana (2005) berikut terjemahannya disertai koran Asahi Shinbun untuk kosa-kata yang tidak ada dalam novel tersebut. Hasil penelitian ini pada hal yang khusus terjadi dalam bahasa Jepang adalah adanya proses terbentuknya verba transitif yang berasal dari verba intransitif, sedangkan dalam bahasa Indonesia verba intransitif umumnya terjadi dari transitif. Hal ini terungkap dari data yang telah dianalisis bahwa fungsi semantik possesive dan intentional serta makna  kesengajaan/tidak (unintentional and intentional) yang dimiliki verba transitif yang berafiks me(N)+kan dan verba intransitif berafiks ber-, sangat bersesuaian dengan makna verba berpasangan jita dalam bahasa Jepang.
Penggunaan Istilah Asing (Gairaigo) Review Makeup dalam Kanal Youtube Nanako [Neoki 1-byō]: Kajian Morfologi Prastika, Tiara Maulina; Kadir, Puspa Mirani; Wagiati, Wagiati
KIRYOKU Vol 8, No 2 (2024): Kiryoku: Jurnal Studi Kejepangan
Publisher : Vocational College of Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/kiryoku.v8i2.116-130

Abstract

Language change is a significant impact of the evolution of the times and technological advances, facilitating global cultural communication and interaction. One example of this phenomenon is gairaigo in Japanese, which is an absorbent word from a foreign language and is very commonly used in everyday communication, especially in digital media like YouTube content. Gairaigo plays an important role in modern Japanese, especially in areas influenced by global trends such as makeup. This research aims to study the process of forming the use of gairaigo in reviewing makeup on the YouTube channel Nanako in the study of morphology. Data taken from YouTube with the title "[寝起き1秒] 春色ナチュラルだけどしっかり盛れる新作プチプラメイク [Neoki 1-byō] shunshoku nachurarudakedo shikkari moreru shinsaku puchipurameiku". The theory used in this study is the theory of Tsujimura concerning the formation of the word morphology in the Japanese language. The research method used is qualitative descriptive with data collection techniques through recording, recording, and validating data by native speakers. The analysis showed that there were 28 Gairaigo words used in the video. These words undergo three types of morphological processes: compounding, clipping, and borrowing. Examples of these are ノーズシャドウ (nozu shadō), コントゥア (kontua), and ハイライトする. (hairaito suru). The findings showed the Japanese language's adaptation to foreign words through phonetic and morphological adjustments, enriching Japanese vocabulary and reflecting complex social and cultural dynamics. A deeper understanding of these morphological processes can make a significant contribution to the linguistic and literary study of language contacts and language changes as a result of globalization.
Use of The Vocative Title with Particle /Y?/ in Arabic in The Book /?al-qir??atu ‘r-raš?datu/: Syntactic Study Fathurrohim, Ilham Hanif; Wagiati, Wagiati; Kadir, Puspa Mirani
Humanis Vol 28 No 2 (2024)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JH.2024.v28.i02.p04

Abstract

As in most languages, the Arabic vocative is a lingual unit that has an important position in communication, like showing politeness, familiarity, etc. This research aims to analyze the syntactic dimensions of the vocative title with the particle /y?/ in Arabic and was conducted to fill the research gap regarding the vocative title in Arabic. This research uses a mixed methods, with the book /?al-qir??atu ‘r-raš?datu/ as the data source. The data was analyzed using agih method with a syntactic approach, namely revealing the form of the particle /y?/ vocative title, the type of sentence that accompanies it, and its distribution in the sentence. The results show that the vocative title mostly uses the particle form /y?/ zhahir, used in news sentences, and at the beginning of sentences. It’s hoped that the results of this research can become a reference for Arabic learners to study and practice in daily communication
The Analysis of Compounding In Children Story Book Dumbo The Magical Story By Walt Disney And Its Implications As Teaching Materials For Junior High School Students Irawati, Risya Ayu; Soemantri, Ypsi Soeria; Wagiati, Wagiati; Kadir, Puspa Mirani
SEBASA Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 5 No 2 (2022): SeBaSa
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/sbs.v5i2.5930

Abstract

The study aims to describe the formation of compounding in children story book Dumbo The Magical Story, written by Walt Disney. This study also aims to reveal types of compounding that is mostly found in the object, and to reveal the reasons. This study also describes the implications of compounding as teaching materials in narrative text for Junior High School Students. This is a qualitative with a descriptive method. The data used in this study were the compound words in children book Dumbo The Magical Story. The data collection technique used was note-taking. To measure the implications level of compounding as teaching materials in narrative text. A survey was done to 10 Junior High School students using Likert scale. The data were analysed by matching method with lexical distribution technique. The study shows than the compounding found in Dumbo The Magical Story has 3 forms namely nominal compounding, verbal compounding, and adjectival compounding. The result shows that there were 48 compounding forms consists of 25 compounding of noun+ noun, and 23 compounding of noun + adjective. it was found 6 compounding of verb+verb, 4 compounding of verb+ adjective, 5 compounding of verb + noun, and 1 verb +adjective. in the adjectival compounding, it was found 2 compounding of adjective+ adjective, 3 compounding of adverb + adjective, and 1 adjective + adverb. The form of noun+noun is mostly found in the study. That was because the target readers of the book are children so that the words used were arranged accordingly to make them understand. The implications of compound words as teaching materials in narrative text shows 3,86 out of 5 scale by using The Likert scale.Key words : compounding,  children story book, teaching material, narrative, JHS students 
MODALITAS EPISTEMIK PENGUNGKAP PERKIRAAN (SHI) SOUDA DAN PADANANNYA DALAM BAHASA INDONESIA: KAJIAN SINTAKSIS DAN SEMANTIK Nurfitri Nurfitri; Yuyu Yohana Risagarniwa; Puspa Mirani Kadir
Aksara Vol 26, No 1 (2014): Aksara, Edisi Juni 2014
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29255/aksara.v26i1.144.57-66

Abstract

Konstruksi kalimat bahasa Jepang terdiri atas proposisi medai) dan modalitas( modariti). Modalitas epistemik adalah semua yang menunjukkan sikapepistemik pembicara terhadap informasi atau peristiwa (proposisi). Verba bantu (shi) souda adalah bentuk yang termasuk ke dalam modalitas epistemik dan melekat pada kata dasar (/goki) verba dan ajektiva sehingga bekerja dalam kalimat predikatif ( /jutsugo bun). Secara semantis, verba bantu (shi) souda digunakan untuk mengungkapkan perkiraan pembicara berdasarkan tanda. Verba bantu ini dipadankan dengan adverbia kelihatannya, tampaknya, dan sepertinya dalam bahasa Indonesia. Padanan verba bantu (shi) souda dalam bahasa Indonesia mengalami transposisi karena perbedaan tipologi bahasa. Secara sintaksis, verba bantu (shi) souda berada di belakang proposisi, sedangkan adverbia kelihatannya, tampaknya dan sepertinya dapat berpindah posisi dalam bahasa Indonesia. Secara semantis, verba bantu (shi)souda dengan adverbia kelihatannya, tampaknya, dan sepertinya memiliki kesamaan makna semantis. Verba bantu (shi) souda menunjukkan perkiraan berdasarkan tanda, sedangkan adverbia kelihatannya, tampaknya, dan sepertinya menunjukkan keteramalan inferensial. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari novel Norwegian Wood, Botchan, Shin Suikoden, dan novel karya Kicchin.