Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

ANALISIS PEMETAAN JUMLAH KONSUMSI DAN PENGADAAN BERAS DI WILAYAH KECAMATAN KABUPATEN JOMBANG Sumarsono; Minto; Totok Yulianto; Sulung Rahmawan Wira Ghani
Discovery Vol 5 No 1 (2020): Discovery Vol. 5 No. 01 Tahun 2020 Edisi Maret
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Hasyim Asy'ari (Unhasy)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.179 KB) | DOI: 10.33752/discovery.v5i1.658

Abstract

Mengacu tren data tahun 2012 sampai 2016 terkait produktifitas beras dan pertumbuhanpenduduk, terlihat ada ketidakselarasan antara tingkat produktifitas beras dengan tingkatpertumbuhan penduduk di kabupaten Jombang, ini menggambarkan tingkat konsumsi yang terusmeningkat. Produktifitas beras yang relatif stabil sedangkan konsumsi beras yang terus bertambah,merupakan masalah terkait ketersediaan beras. Berdasarkan situasi tersebut, artikel bertujuanmenganalisis pemetaan variabel jumlah konsumsi dan pengadaan beras diwilayah kecamatankabupaten Jombang, sebagai bahan evaluasi, pencegahan, penanganan ketidakseimbangan antarapertumbuhan konsumsi dan pengadaan beras. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatifanalisis biplot. Data penelitian bersumber dari data publikasi departemen pertanian kabupatenJombang, BPS Jombang, dengan periode tahun 2010 sampai 2016. Variabel penelitian yaknijumlah konsumsi dan pengadaan beras dalam satuan kwintal per tahun per kecamatan. Hasilanalisis biplot disimpulkan: Pemetaan keragaman variabel konsumsi dan pengadaan beras adalahrelatif sama, yang berarti kebutuhan antara variabel konsumsi dengan pengadaan beras dari 21kecamatan di kabupaten Jombang relatif seragam. Selanjutnya hasil pemetaan korelasi, variabelkonsumsi dengan pengadaan beras di wilayah kecamatan kabupaten Jombang memiliki hubunganyang tidak erat, sehingga disimpulkan jumlah konsumsi beras yang terbentuk, tidak memilikiketerkaitan erat dengan jumlah pengadaan beras. Hasil pemetaan kemiripan karakteristik antarkecamatan, terdapat 6 kelompok kecamatan yang memiliki kesamaan variabel konsumsi denganpengadaan beras. Hasil pengelompokan ini memberi acuan kepada target penanganan yang lebihtepat untuk setiap kelompok kecamatan. Hasil pemetaan posisi keunggulan kecamatan, terdapatkelompok kecamatan yang unggul diatas rata-rata, disekitar rata-rata, dan dibawah rata-rata. Halini memberikan gambaran skala prioritas yang bisa disesuaikan dengan program ketersediaanpangan beras.
ANALISIS PERBAIKAN UKM X DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURE GUNA MEREDUKSI WASTE DI LANTAI PRODUKSI ALUMINUM Ghani, Sulung Rahmawan Wira
Rekayasa Vol 4, No 2: Oktober 2011
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.725 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v4i2.2336

Abstract

Segala bentuk pemborosan yang terjadi dalam operasi bisnis UKM merupakan hal yang perlu dihilangkan untuk mencapai proses bisnis yang efektif dan efisien. Waiting waste dalam proses bisnis UKM adalah jenis waste yang selalu muncul dalam proses operasi produksi UKM pengecoran aluminium. Merasa memiliki waste waiting yang tinggi membuat UKM ini harus melakukan pembenahan dalam proses kinerja bisnis UKM. Untuk mereduksi waiting waste yang terjadi dalam proses bisnis UKM ini digunakan pendekatan Lean manufaktur. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam upaya mereduksi waiting waste ini terdiri dari penggambaran kondisi sistem dengan Big Picture Mapping, pengidentifikasian waste paling berpengaruh dengan VALSAT, pencarian penyebab terjadinya waste dengan RCA dan FMEA, dan terakhir menentukan alternatif terbaik dengan analisis nilai risiko dari RPN. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada proses produksi terdapat waste waiting yang tinggi. Dan persentase VA sebesar 26% dan NVA 74% hal ini mengindikasikan banyak kegiatan yang tidak menambah nilai guna dalam proses produksi UKM. Untuk mengatasi waste tersebut diusulkan untuk menggunakan alternatif perbaikan kegiatan produksi, pelabelan alat dan manajemen penggunaan peralatan proses produksi pekerja merupakan usulan yang disesuaikan dengan masalah yang terjadi pada proses bisnis UKM. Kata kunci: UKM, VALSAT, waste, VA,NVA, RCA, FMEA, RPN AbstractAll kind of wastes which happen in small and medium enterprises (SME) are something that must be eliminated to reach effective and efficient business process. Waiting waste in small and medium enterprises (SME) business process is kind of waste which is always faced in production operation process of aluminum casting company. Feeling of having high waiting waste makes this progressive SME must do improvement in business performance process. To reduce waiting waste which happens in business process of this SME used Lean Manufacturing approach. Steps which have to be done to reduce waste waiting consists of describing condition of system by using Big Picture Mapping, identifying the most significant waste by using VALSAT, pie diagram, searching the cause of critical waste by using RCA and FMEA, and the last step is determining the best alternative to reduce waste waiting with analyzing the highest risk score of RPN. The result which is obtained shows that in production process has high waiting waste. Percentage of VA is 26% and NVA is 74%. This indicates that still many activities don’t add use value in production process of SME. To solve that waste is proposed to use alternative improvement of production activities, giving label on tools and utilization management of production process tools. Those are proposed which are adjusted with problem in business process of SME. Key words: SME, VALSAT, waste, VA, NVA, RCA, FMEA, RPN
ANALISA POTENSI SAMPAH KAMPUS BERBASIS PEMODELAN MAKET DI GEDUNG B UNHASY Ghani, Sulung Rahmawan Wira; Yulianto, Totok; Nugroho, Meriana Wahyu
Reaktom : Rekayasa Keteknikan dan Optimasi Vol 1 No 2 (2016)
Publisher : Universitas Hasyim Asy'ari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33752/reaktom.v1i2.53

Abstract

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ALAT POTONG SOL SANDAL Sulung Rahmawan Wiraghani; M. Adhi Prasnowo
Teknika: Engineering and Sains Journal Vol 1, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/tesj.v1i1.79.73-76

Abstract

Langkah perancangan produk merupakan faktor penting dalam menghasilkan penentuan yang akan dicapai oleh tim desainer. Pada langkah penelitian ini perancangan produk terdiri dari. : (1) Fase Perencanaan (2) Fase Pengembangan Konsep (3) Fase Perancangan Tingkat Sistem (4) Fase Perancangan Detail (5) Fase Pengujian dan Perbaikan (6) Fase Produksi. Pada tahap perancangan kemudian muncul 2 alternatif konsep. Konsep 1 adalah alat dengan mekanisme otomatis memanfaatkan motor listrik sedangkan konsep 2 adalah mekanisme otomatis menggunakan hidrolis angin. Pada tahap pemilihan konsep dipilih konsep 1 menggunakan metode binary dominance matrix dengan prosentase bobot 85,32959%. Setelah konsep dipilih dan produk geometris dirancang kemudian dilanjtkan dalam tahap pengujian dan perbaikan, produk di realisasikan dan diuji dengan kapasitas potong 1473 unit / jam orang dan telah mampu memotong 2 lapisan bahan setebal 6 mm. Tahap akhir adalah membandingkan hasil perancangan dengan alat lama, pada tahap proses pembandingan ini dilakukan dengan metode sebagai berikut: (a) NPV, (b) PPA, (c) stop watch time study. Didapat hasil bahwa secara keseluruhan lebih banyak keuntungan alat baru dibandingkan dengan alat yang lama, dengan hasil perhitungan PV sebesar Rp. 2.072.996.438,54, PPA 0,01405 tahun, kapasitas potong satu setara dengan 5 alat lama yaitu 2496 unit / jam /orang dan posisi operator yang lebih nyaman dengan duduk.
ANALISA KESEIMBANGAN LINTASAN PERBANDINGAN METODE RPW DENGAN REGION APPROACH DALAM PEMBUATAN BATIK PRINTING DI “SEKAR JATI STAR” Muhammad Sobir Farid; Sulung Rahmawan Wira Ghani
INVANTRI (Inovasi Dan Pengelolaan Industri) Vol 1 No 01 (2021): September
Publisher : Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Hasyim Asy'ari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.956 KB) | DOI: 10.33752/invantri.v1i01.1827

Abstract

This Sekar Jati Star Written Batik is a type of company that is still an SME or Home Industry with a wholesale production type or every time you receive orders, and the Sekar Jati Star Batik UKM is a company that adheres to a job shop because of the variety of products or different motives with different flow patterns. different too, so this industry practice research carries the topic of line balancing using the RPW method and the Region Approach, namely to find out that the production line balance problem occurs most in the assembly process compared to the manufacturing process. Continuous movement is most likely achieved by manual assembly operations when several operations can be divided by a short duration in the batik printing process so that the distribution of tasks can be evenly distributed so that jams can be avoided. After calculating the RPW method, the results of the number of stations in the initial condition are 5 and the RPW method 5, the balance delay in the initial conditions is 39.2% with the RPW method to 18.0%, the efficiency of the initial condition system is 60.8% with the RPW method 82%, Output Production Initial conditions 16 meters / day with the RPW method 31 meters / day. Then the calculation of the Region Approach method results in the number of work stations 5, Balance Delay 96%, and for work efficiency 0.0376 or 4%.
ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI HOME INDUSTRI X Fitra Ilman Basori; Nur Muflihah; Sulung Rahmawan Wira Ghani; Fatma Ayu Nuning Farida Afiatna
INVANTRI (Inovasi Dan Pengelolaan Industri) Vol 1 No 2 (2022): Februari
Publisher : Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Hasyim Asy'ari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.804 KB) | DOI: 10.33752/invantri.v1i2.2320

Abstract

Perusahaan mengalami tidak tercapainya target produksi pada tahun sebelumnya. Hal ini membuat peneliti ingin melakukan pengukuran produktivitas untuk perusahaan, karena sebelumnya belum ada pengukuran produktivitas pada pabrik. Dalam pengukuran produktivitas kali ini peneliti menggunakan metode Objective Matrix (OMAX). Dalam pengolahan datanya peneliti menghitung nilai rasio tiap periode, nilai bobot, nilai level 0-3-10, nilai selain level 0-3-10, Indikator Performansi (IP), dan Indeks. Tujuan penelitian ini agar dapat mengetahui analisis dan pengukuran produktivitas pada home industri ini dan menemukan solusi untuk perbaikan berdasarkan hasil yang ditemukan. Dalam analisis menggunakan diagram Pareto didapat bahwa untuk mencapai dampak perbaikan 80% maka ditentukan rasio-rasio yang harus segera diperbaiki, yaitu rasio 2, 4, dan 6. Hal ini dapat ditingkatkan dengan berbagai usulan, yang pertama meningkatkan skill para tenaga kerja, dan mengupayakan para tenaga kerja dapat bekerja saat produksi bekerja, kemudian yang kedua melakukan proses maintenance secara rutin, lalu memberi alat penyedot suhu panas, untuk faktor mesin bisa membeli alat otomatis sehingga dapat mempercepat proses percetakan, dan menjalin hubungan dengan supplier bahan baku sehingga dapat memberikan bahan baku yang berkualitas.
PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK MESIN PERONTOK BULU AYAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE KANSEI ENGINEERING Muh. Akmal; Sulung Rahmawan Wira Ghani
INVANTRI (Inovasi Dan Pengelolaan Industri) Vol 1 No 2 (2022): Februari
Publisher : Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Hasyim Asy'ari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.78 KB) | DOI: 10.33752/invantri.v1i2.2323

Abstract

Mesin perontok bulu ayam merupakan alat yang dapat digunakan untuk mencabut bulu ayam secara otomatis tanpa harus menggunakan cara manual. Namun masih banyak produsen ayam potong di daerah Gudo yang menggunakan cara tradisional dalam proses pencabutan bulu ayam yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktifitas ayam. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode Kansei Engineering (Rekayasa Kansei) untuk memadukan kansei (perasaan serta emosi) dengan keahlian ilmu rekayasa. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan mengembangkan alat perontok bulu ayam agar lebih efisien. Hasil kuesioner dari responden kemudian diuji menggunakan uji validitas yang didapatkan ada 10 kata kansei word yang valid. Data yang valid kemudian diuji dengan uji reliabilitas dengan hasil 10 kata kansei word yang reliabel dikatakan reliabel karena nilai Cronbach's Alpha 0,880 > rtabel 0,444. Pengujian selanjutnya menggunakan uji KMO dengan hasil Angka test Bartlett 0,517 serta nilai MSA keseluruhan > 0,5 dan signifikansi dibawah 0,05, maka variabel bisa digunakan untuk penyebaran kuesioner Semantic Differential II. Kuesioner dari responden kemudian diolah menggunakan analisis Conjoint dan Multivariat dengan hasil yang didapatkan ada 8 sampel desain produk dimana sampel produk pertama yang terpilih sebagai usulan desain mesin perontok bulu ayam dengan spesifikasi bentuk persegi panjang, bahan besi, sistem penggerak mesin bor dan berukuran kecil.
Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Laboratorium Pabrik Gula Dengan Metode Computerized Relationship Layout Planning(CORELAP) (Studi Kasus PT Kebun Tebu Mas) Imam Putra Utama; Andhika Mayasari; Sulung Rahmawan Wira Ghani; Minto
INVANTRI (Inovasi Dan Pengelolaan Industri) Vol 2 No 1 (2022): September
Publisher : Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Hasyim Asy'ari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33752/invantri.v2i1.3242

Abstract

PT Kebun Tebu Mas is a manufacturing company that produces white crystal sugar for the community, and refined sugar for industrial needs. In the sugar manufacturing industry, it is necessary to design the layout of the facility, especially in the laboratory section, it aims to make the work more effective and create an efficient transfer distance of the analysis process, with the hope that quality control can be carried out optimally. The obstacle faced by the laboratory of PT Kebun Tebu Mas is the layout design of the facilities which is not neatly arranged. The purpose of this research is to design an improved layout using the CORELAP method. The laboratory of PT Kebun Tebu Mas has 16 main facilities to analyze 13 core parameters, in quality control. The research was conducted using the CORELAP construction method, where qualitative data will be converted to quantitative data, as a basis and description for designing the layout of the facility. The results of this study are able to minimize the distance of 84 meters, so that the analysis process becomes more effective, where the displacement distance in the initial layout is 206.5 meters while the displacement distance in the improved layout is 122.5 meters, so that distance efficiency is 40.7% and time efficiency is 55. ,24%.
Student Entrepreneurship Cluster as The Implementation Response of University Entrepreneurship Program (A Case Study of Engineering Faculty Students of Unhasy Tebuireng) Sulung Rahmawan Wira Ghani; Meriana Wahyu Nugroho
INVANTRI (Inovasi Dan Pengelolaan Industri) Vol 2 No 1 (2022): September
Publisher : Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Hasyim Asy'ari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33752/invantri.v2i1.3323

Abstract

Abstract This research was carried out to identify the characteristics of entrepreneurship carried out by students of the engineering faculty of Unhasy. The elements of cluster grouping are based on the entrepreneurial activities before becoming a student of the engineering faculty. This is to identify whether the activities have changed or not in terms of continued entrepreneurship after becoming a student at Unhasy. The processing of the data obtained shows that the program Entrepreneurship in the engineering faculty is identified based on: the alignment of the entrepreneurship program of Unhasy with implementation, the implementation of entrepreneurial practices, the entrepreneurship infrastructure that they have and want, the way to learn entrepreneurship, and the response to implementation of the Unhasy entrepreneurship program. From these variables, it shows in general that students of Unhasy's engineering faculty has been running entrepreneurship and survived until now at around 39%.
Pengambilan Keputusan Dalam Pemilihan Tempat Peletakan Alat di Laboratorium Teknik Industri Berdasarkan Keterbatasan Ruang dengan Metode AHP Tri Aji Wicaksono; Andhika Mayasari; Sulung Rahmawan Wira Ghani
INVANTRI (Inovasi Dan Pengelolaan Industri) Vol 2 No 2 (2023): Februari
Publisher : Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Hasyim Asy'ari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33752/invantri.v2i2.3737

Abstract

Industrial engineering laboratory is an important component in a high-level learning in industrial engineering study program. The university wants a correct and proper layout for the placement of various kinds of learning support tools and practicums in the laboratory for Industrial Engineering students. There are 3 laboratory rooms, namely the Manufacturing Industry Laboratory, the Service Industry Laboratory, and the Industrial Integration System Laboratory. The research focused on the placement of laboratory equipment within the limited space available. This study aims to determine the priority criteria and alternative placement of the best laboratory equipment. The method used is AHP-TOPSIS, the AHP method is used for weighting the assessment criteria, while the TOPSIS method is used to sort the location of various laboratory equipment. The researcher determined that there were 4 criteria, namely the dimensions of the tool, the level of danger, maintenance, and the mobility of the tool. The conclusion that can be drawn is that the AHP-TOPSIS method can be used as a decision-making framework in selecting the right place for laying various laboratory equipment. Placement of tools that have the criteria of tool dimensions with heavy mass and mobility of tools that are often moved are placed in the Manufacturing Industry Laboratory.AHP, TOPSIS, laboratory, decision making