Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISA PERBANDINGAN OBAT ANTIHIPERTENSI (OHT) DENGAN KEJADIAN POLA TEKANAN DARAH NONDIPPERS PADA PENDERITA HIPERTENSI TANPA STROK ISKEMIK Rachman, Mochammad Erwin; Kaelan, Cahyono
Jurnal Ilmiah As-Syifaa Vol 6, No 1 (2014): AS-SYIFAA Jurnal Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.392 KB) | DOI: 10.33096/jifa.v6i1.28

Abstract

The pattern of blood pressure hypertensive nondippers is one of the factors that increase the risk of suffering from cardiovascular and cerebrovascular disorders , but the effect of antihypertensive drugs work period ( OHT ) relating to the type of the pattern of blood pressure in patients with hypertension hypertensive nondippers still not widely studied . This study aims to analyze the working relationship with the incidence pattern of antihypertensive drug blood pressure hypertension nondippers in patients with post- acute stroke ischemic stroke with and without hypertension . The method used was a cross -sectional study with 60 samples ( 30 hypertensive patients with ischemic stroke and 30 patients with hypertension as a control ) of the Hospital Dr . WahidinSudirohusodo Makassar and its network in 2013 . The results showed chi-square test patterns obtained blood pressure in hypertensive nondippers larger user group types ACEI captopril group OAH 18 ( 94.7 % ) with grades ( p > 0.05 ) with OR = 4.6 . It can be concluded that there are patterns of blood pressure hypertension incidence nondippers against ischemic stroke incidence was greater in OHT group ACEI types captopril group , although not significantly.
Isolation and Identification of Bacteria in the Mouth Before and After Ablution fitriah, Fitriah; Rachman, Mochammad Erwin; Gayatri, Sri Wahyuni; Dwimartyono, Fendy; Idrus, Hasta Handayani
Green Medical Journal Vol 3 No 3 December (2021): Green Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/gmj.v3i3.89

Abstract

Background: The oral is the gateway for the entry of various kinds of microorganisms into the body, with the prevalence of people having dental and oral problems in Indonesia increasing every year. The normal flora of the oral acts as a body defense, but it can cause disease due to predisposing factors, namely oral hygiene. Therefore, it is necessary to find an alternative in maintaining oral health. Islam is a religion that emphasizes personal hygiene, such as performing ablution. Content: The types of bacteria found in the oral before ablution was 33.33% Pseudomonas sp., 6.67% Lactobacillus sp., 3.33% Streptococcus sp. and 0.14% Staphylococcus sp. while the types of bacteria found in the oral after ablution were 26,8% Pseudomonas sp., 20% Lactobacillus sp., 5% Streptococcus sp. and 2% Staphylococcus sp. Conclusion: There was a change in the number of bacteria, namely an increase in gram-positive bacteria in the oral after ablution.
Pemberian Ekstrak Kulit Mangga Arumanis (Magnifera Indica L.) Berpengaruh Terhadap Kadar Asam Urat Pada Tikus Putih Jantan (Rattus Norvegicus) Arfah, Arni Isnaini; Rachman, Mochammad Erwin; Nazaruddin, Andi Muhammad Ariansyah; Fattah, Nurfachanti
Wal'afiat Hospital Journal Vol 2 No 2 (2021): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1419.761 KB) | DOI: 10.33096/whj.v2i2.80

Abstract

Uric acid is the result of metabolism produced by the body, but the rest of the metabolism of protein foods containing purines can also produce uric acid. Hyperuricemia is a condition where there is an increase in uric acid levels. The normal concentration of uric acid is 7.0 mg/dL for men and 6.0 mg/dL for women. Hyperuricemia occurs due to the high consumption of foods containing purines, lowering it can be done by reducing the production or increasing the excretion of uric acid. Mango skin contains flavonoid components and mangiferin antioxidants which are good for the body as a protector against certain diseases. The purpose of this study was to determine the effect of giving mango arumanis peel extract (Magnifera indica L.) on uric acid levels in male white rats (Rattus norvegicus). This type of research is true experimental pre-post test group design, using a group of 20 experimental animals with 10 animals each/group induced by chicken liver juice and potassium oxonate and 10 control groups given a placebo. The control group was given a placebo Na CMC 2 g/dl and the treatment group was given mango arumanis peel extract 83 mg/dl with a total intervention of 14 days. The results showed uric acid levels in the blood of rats (on the 8th day of administration of mango arumanis peel extract was 9.46 mg/dl and on the 15th day it was 1.89 mg/dl. There was a significant difference in uric acid levels, namely the group The control group is 3.5 mg/dl and the treatment group is 1.8 mg/dl. So, there is an effect of Arumanis mango peel extract in lowering blood uric acid levels in male rats.
GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PASIEN STROKE ISKEMIK RS IBNU SINA YW-UMI MAKASSAR M Azzahra, Mu’awiyah Aulia; Rachman, Mochammad Erwin; Bakhtiar, Ilma Khaerina Amaliyah; Jaya, Muh. Alim; Muchsin, Achmad Harun
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 3 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i3.37264

Abstract

Stroke sendiri termasuk dalam golongan penyakit kronis yang saat ini masih mendominasi permasalahan kesehatan global. Sulawesi Selatan prevalensi stroke sebesar 10,6%. Gaya hidup yang mengonsumsi makanan tinggi lemak dan kurang aktivitas fisik menjadi penyebab penyakit ini. Pada pasien stroke depresi merupakan gangguan emosional yang paling sering dijumpai, sekitar 30-40% pasien stroke yang dirawat. Depresi pada pasien stroke akan menghambat proses penyembuhan akan memperburuk prognosis, kualitas hidup, dan meningkatkan angka mortalitas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat depresi pasien stroke iskemik RS Ibnu Sina YW-UMI Makassar. Penelitian ini merupakan tipe penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional. Pengambilan sampel secara consecutive sampling sehingga didapatkan sampel berjumlah 40 orang pasien stroke iskemik dirawat di RS Ibnu Sina YW-UMI Makassar periode Juni-Juli 2024. Subjek yang memenuhi kriteria inklusi diwawancarai menggunakan kuestioner Beck Depression Inventory-II (BDI-II). Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi karakteristik responden dari data demografi. Hasil penelitian tingkat depresi pasien yang menderita penyakit stroke iskemik di RS Ibnu Sina YW-UMI Makassar, yaitu depresi ringan 17 orang (42,5%), depresi sedang 12 orang (30,0%), dan depresi sebanyak 4 orang (10,0%). Karakteristik pasien yang menderita penyakit stroke iskemik lansia awal (46-55 tahun), laki-laki, tingkat SMA/sederajat, menikah, Ibu rumah tangga (IRT) dan rata - rata lama menderita stroke iskemik <6 bulan. Mayoritas pasien mengalami depresi ringan.
Faktor Risiko Penyakit Stroke dan Skizofrenia di Indonesia Sholehah, Mar'atun; Syamsu, Rachmat Faisal; Musa, Inna Mutmainnah; Rachman, Mochammad Erwin; Jaya, Muh. Alim
Wal'afiat Hospital Journal Vol 5 No 2 (2024): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/whj.v5i2.136

Abstract

Stroke merupakan tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal ataupun global karena adanya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak dengan gejala-gejala yang berlangsung 24 jam atau lebih. Skizofrenia merupakan penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku yang aneh dan terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko penyakit Stroke dan Skizofrenia di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian literatur review dengan desain narrative review. Hasil telaah artikel menunjukkan sebanyak 6 penelitian melaporkan bahwa terdapat hubungan faktor risiko penyakit Stroke dan Skizofrenia di Indonesia. Penelitian yang melaporkan bahwa terdapat faktor risiko penyakit Stroke lebih berfokus pada faktor risiko tertinggi yaitu hipertensi dengan 91,67 % lebih tinggi dibandingkan pada penderita tanpa hipertensi, sedangkan pada penelitian faktor risiko penyakit Skizofrenia lebih berfokus pada faktor risiko tertinggi yaitu faktor status perkawinan yang belum menikah dengan 60,6 % lebih tinggi dibandingkan yang sudah menikah 39,4 % dan faktor status pekerjaan yang belum bekerja dengan 73,3 % lebih tinggi dibandingkan yang sudah bekerja 26,7 %. Faktor risiko pada Stroke yaitu yang dapat diubah dan tidak dapat diubah, pada faktor risiko Stroke yang dapat diubah seperti hipertensi, diabetes mellitus, merokok, dislipidemia, alkohol, kurang olahraga dan faktor risiko Stroke yang tidak dapat diubah seperti usia, jenis kelamin, genetik dan ras. Faktor risiko pada Skizofrenia yaitu umur, jenis kelamin, status pekerjaan, status perkawinan, konflik keluarga dan status ekonomi.
Faktor Risiko Penyakit Stroke dan Skizofrenia di Indonesia Sholehah, Mar'atun; Syamsu, Rachmat Faisal; Musa, Inna Mutmainnah; Rachman, Mochammad Erwin; Jaya, Muh. Alim
Wal'afiat Hospital Journal Vol 5 No 2 (2024): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/whj.v5i2.136

Abstract

Stroke merupakan tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal ataupun global karena adanya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak dengan gejala-gejala yang berlangsung 24 jam atau lebih. Skizofrenia merupakan penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku yang aneh dan terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko penyakit Stroke dan Skizofrenia di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian literatur review dengan desain narrative review. Hasil telaah artikel menunjukkan sebanyak 6 penelitian melaporkan bahwa terdapat hubungan faktor risiko penyakit Stroke dan Skizofrenia di Indonesia. Penelitian yang melaporkan bahwa terdapat faktor risiko penyakit Stroke lebih berfokus pada faktor risiko tertinggi yaitu hipertensi dengan 91,67 % lebih tinggi dibandingkan pada penderita tanpa hipertensi, sedangkan pada penelitian faktor risiko penyakit Skizofrenia lebih berfokus pada faktor risiko tertinggi yaitu faktor status perkawinan yang belum menikah dengan 60,6 % lebih tinggi dibandingkan yang sudah menikah 39,4 % dan faktor status pekerjaan yang belum bekerja dengan 73,3 % lebih tinggi dibandingkan yang sudah bekerja 26,7 %. Faktor risiko pada Stroke yaitu yang dapat diubah dan tidak dapat diubah, pada faktor risiko Stroke yang dapat diubah seperti hipertensi, diabetes mellitus, merokok, dislipidemia, alkohol, kurang olahraga dan faktor risiko Stroke yang tidak dapat diubah seperti usia, jenis kelamin, genetik dan ras. Faktor risiko pada Skizofrenia yaitu umur, jenis kelamin, status pekerjaan, status perkawinan, konflik keluarga dan status ekonomi.
Efektivitas rehabilitasi medik terhadap fungsi motorik penderita pasca stroke iskemik Daulima, Shaula Vaganza; Safei, Imran; Hidayati, Prema Hapsari; Rachman, Mochammad Erwin; Mubarak, Andi Firman
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 5 (2025): Volume 19 Nomor 5
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i5.683

Abstract

Background: Stroke is a leading cause of death and disability globally, with a significant prevalence in Indonesia. It occurs due to atherosclerosis or heart disease and has significant physical and psychological impacts, including hemiparesis, impaired balance, and impaired motor function. Medical rehabilitation is a crucial part of post stroke recovery to reduce disability and improve patients quality of life. Purpose: Analyzing the effectiveness of medical rehabilitation on motor function in post ischemic stroke patients. Method: This observational analytical study used a cross sectional design with a retrospective approach. The population in this study were ischemic stroke patients undergoing medical rehabilitation at Ibnu Sina General Teaching Hospital, Panakkukang District, South Sulawesi Province, conducted from August to November 2024 with a sample size of 32 patients. Bivariate analysis used the Wilcoxon signed rank test by comparing motor function values before and after physiotherapy. Significance was determined at p ≤ 0.05. Results: The majority of patients were male at 62.5%, patients under 65 years old were 68.8% and patients with right hemiparesis were 59.4%, there was no direct relationship between the frequency of visits and the increase in motor function or MMT of patients undergoing medical rehabilitation, there was an influence of medical rehabilitation carried out for 6 months on the MMT value or motor function of patients. It was found that medical rehabilitation was effective at 33.63% in post-ischemic stroke patients in the first month to the sixth month of rehabilitation. Conclusion: Six months of medical rehabilitation effectively improved motor function by 33.63% in post-ischemic stroke patients, although no direct correlation was found between the frequency of visits and increased MMT scores. The majority of patients undergoing rehabilitation were male, under 65 years of age, and had right hemiparesis.   Keywords: Ischemic Stroke; Medical Rehabilitation; Motor Function.   Pendahuluan: Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan disabilitas global dengan angka prevalensi yang signifikan di Indonesia, terjadi akibat aterosklerosis atau penyakit jantung, menimbulkan dampak fisik dan psikologis yang besar, termasuk hemiparesis, gangguan keseimbangan, dan fungsi motorik. Rehabilitasi medik menjadi bagian penting dalam pemulihan pasca-stroke untuk mengurangi disabilitas dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Tujuan: Untuk menganalisis efektivitas rehabilitasi medik terhadap fungsi motorik penderita pasca stroke iskemik. Metode: Penelitian observasional analitik desain cross-sectional pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita stroke iskemik yang melakukan rehabilitasi medik di Rumah Sakit Umum Pendidikan Ibnu Sina, Kecamatan Panakkukang, Provinsi Sulawesi Selatan, dilakukan pada bulan Agustus – November 2024 dengan jumlah sampel sebanyak 32 pasien. Analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon signed rank dengan membandingkan nilai fungsi motorik sebelum dan sesudah dilakukannya fisioterapi. Signifikansi ditentukan pada p ≤ 0.05. Hasil: Mayoritas pasien berjenis kelamin laki-laki sebesar 62.5% pasien yang berumur dibawah 65 tahun yaitu 68.8% dan pasien dengan hemiparesis dextra sebesar 59.4%, tidak adanya hubungan langsung antara frekuensi kedatangan dengan kenaikan fungsi motorik atau MMT pasien yang menjalani rehabilitasi medik, adanya pengaruh rehabilitasi medik yang dilakukan selama 6 bulan terhadap  nilai MMT atau fungsi motorik  pasien. Didapatkan bahwa rehabilitasi medik efektif sebesar 33.63% pada pasien pasca stroke iskemik di bulan pertama hingga bulan keenam rehabilitasi. Simpulan: Rehabilitasi medik selama enam bulan efektif meningkatkan fungsi motorik sebesar 33.63% pada pasien pasca stroke iskemik, meskipun tidak ditemukan hubungan langsung antara frekuensi kedatangan dan peningkatan nilai MMT. Mayoritas pasien yang menjalani rehabilitasi berjenis kelamin laki-laki, berusia di bawah 65 tahun, dan mengalami hemiparesis dextra.   Kata Kunci: Fungsi Motorik; Rehabilitasi Medik; Stroke Iskemik.
Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Tin Terhadap Kadar Malondialdehyde Pada Tikus Putih Model Stroke Iskemik Salsabilla, Rifdah; Rachman, Mochammad Erwin; Bakhtiar, Ilma Khaerina Amaliyah; Muchsin, Achmad Harun; Utami, Dian Fahmi
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 5, No 10 (2025): Volume 5 Nomor 10 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v5i10.19522

Abstract

ABSTRACT Oxidative stress has an important role in ischemic stroke. Malondialdehyde (MDA) is a biomarker of oxidative stress. A high MDA concentration indicates an oxidation process in the cell membrane. One plant that is thought to contain high levels of antioxidant compounds is fig leaves. Fig leaves contain flavonoid compounds which are an alternative therapy option to prevent the formation of free radicals, thus potentially improving the symptoms of ischemic stroke. The aim of this study was to analyze the effect of administering fig leaf extract (Ficus Carica L.) on MDA levels in white rats (Rattus norvegicus) ischemic stroke model. The purpose of this study was to analyze the effect of tin leaf extract (Ficus Carica L.) on MDA levels in white rats (Rattus norvegicus) ischemic stroke model. This type of research is true experimental which uses Randomized Pretest Posttest Control Group Design using experimental animals. The results showed that there is an effect of giving tin leaf extract (Ficus Carica L.) on MDA levels in white rats (Rattus norvegicus) ischemic stroke model seen in the decrease in MDA levels after being treated with the best dose to reduce MDA levels is 500 mg / kgBB.  Giving this dose can reduce the highest MDA levels on the 7th day after treatment then increase on the 14th day after treatment. The conclusion of this study is giving tin leaf extract (Ficus carica L.) affects MDA levels in white rats (Rattus norvegicus) ischemic stroke model. The optimal dose to reduce MDA levels is 500 mg/kgBB, with the most significant decrease in MDA levels occurring on day 7 after treatment. These results indicate that tin leaf extract has potential as a therapeutic agent in reducing oxidative stress in ischemic stroke conditions, although the effect is temporary. Keywords: Tin Leaf Extract, Malondialdehyde Levels, White Rats, And Ischemic Stroke.  ABSTRAK Stres oksidatif mempunyai peran penting dalam stroke iskemik. Malondialdehyde (MDA) adalah salah satu biomarker stres oksidatif. Konsentrasi MDA yang tinggi menunjukkan adanya proses oksidasi pada membran sel. Salah satu tanaman yang diduga memiliki kandungan senyawa antioksidan yang tinggi adalah daun tin. Daun tin mengandung senyawa  flavonoid yang menjadi salah satu pilihan terapi alternatif untuk mencegah pembentukan radikal bebas sehingga berpotensi memperbaiki gejala stroke iskemik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pemberian ekstrak daun tin (Ficus Carica L.) terhadap kadar MDA pada tikus putih (Rattus norvegicus) model stroke iskemik. Jenis penelitian ini adalah true experimental yang menggunakan rancangan Randomized Pretest Posttest Control Group Design dengan menggunakan hewan coba. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh pemberian pemberian pemberian ekstrak daun tin (Ficus Carica L.) terhadap kadar MDA pada tikus putih (Rattus norvegicus) model stroke iskemik yang terlihat pada penurunan kadar MDA setelah diberi perlakuan dengan dosis yang paling baik untuk menurunkan kadar MDA adalah sebesar 500 mg/kgBB.  Pemberian dosis tersebut dapat menurunkan kadar MDA paling tinggi pada hari ke-7 setelah perlakuan kemudian meningkat pada hari ke-14 setelah perlakuan. Pemberian ekstrak daun tin (Ficus carica L.) berpengaruh terhadap kadar MDA pada tikus putih (Rattus norvegicus) model stroke iskemik. Dosis optimal untuk menurunkan kadar MDA adalah 500 mg/kgBB, dengan penurunan kadar MDA paling signifikan terjadi pada hari ke-7 setelah perlakuan. Hasil ini mengindikasikan bahwa ekstrak daun tin memiliki potensi sebagai agen terapeutik dalam mengurangi stres oksidatif pada kondisi stroke iskemik, meskipun efeknya bersifat sementara. Kata Kunci: Ekstrak Daun Tin, Kadar Malondialdehyde, Tikus Putih, dan Stroke Iskemik