Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Persepsi Mahasiswa Terhadap Clinical Skills Lab di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2017 Hidayah, Nurul; Surdam, Zulfiyah; Karsa, Nevi Sulvita; Fattah, Nurfachanti; Arfah, Arni Isnaini; Hamsah, M
Indonesian Journal of Health Vol 3 No 2 (2023): Vol.03 No.02 (Desember 2023)
Publisher : Yayasan Citra Cendekia Celebes

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33368/inajoh.v3i2.80

Abstract

The curriculum is one of the keys to determining the quality of graduates. Every certain period of time the curriculum is always evaluated and then adjusted to the development of science. One form of the curriculum is clinical skills. Clinical skills are an important component in the competencies that must be mastered by a doctor. Learning clinical skills must be well integrated in the curriculum. This learning starts from the pre-clinical stage known as the skills-lab. The Skills laboratory is a place for students to obtain facilities and facilities to learn clinical skills in a laboratory situation and help ensure that all students acquire the necessary techniques and are assessed correctly. This study aims to determine the perceptions of students in class 2017 of the clinical skills lab method at the Faculty of Medicine, University. Indonesian Muslims. This research is descriptive. The number of samples used in this study amounted to 150 active students from the Faculty of Medicine at the Muslim University of Indonesia class of 2017. The results showed that students of the Faculty of Medicine of the Muslim University of Indonesia class of 2017 gave a positive response to the material, methods, facilities, readiness of students, instructors and time allocation. during the clinical skills lab. The conclusion is that the perception of students of the Faculty of Medicine, Muslim University of Indonesia, class of 2017 on clinical skills labs is good even though there are some shortcomings.
Karakterisktik Faktor Risiko Hipertensi di Makassar Tahun 2017 Nurhikmawati, Nurhikmawati; Ananda, Syatirah Rizky; Idrus, Hasta Handayani; Wisudawan, Wisudawan; Fattah, Nurfachanti
Wal'afiat Hospital Journal Vol 2 No 1 (2021): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.13 KB) | DOI: 10.33096/whj.v2i1.57

Abstract

Menurut American Heart Association (AHA) 2017, Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik faktor risiko hipertensi di Makassar tahun 2017. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif. Sampel adalah semua pasien hipertensi yang masuk di Puskesmas Tabaringan, Jumpandang Baru, Layang, Andalas, Makkasau, Maccini Sawah, Mamajang, Pertiwi, Jongaya, Kassi-kassi, Batua, Tamangapa, Sudiang, Tamalanrea, Makassar mulai tanggal 1 Januari 2017 sampai 31 Desember 2017 sebanyak 1.528 yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Dari 1.528 subjek penelitian didapatkan paling banyak usia lebih dari 50 tahun sebanyak 872 orang (57.05), dengan jenis kelamin paling banyak adalah perempuan sebanyak 956 orang (62.57%). Subjek yang memiliki riwayat keluarga hipertensi sebanyak 756 orang (49.47%). Pekerjaan paling banyak dengan kategori sangat berat sebanyak 656 orang (42.94%). Selain itu ditemukan sampel dengan jarang konsumsi garam sebanyak 875 orang (57.27%). Pada sampel ini juga ditemukan penderita hipertensi yang terbanyak termasuk kategori perokok pasif sebanyak 1.002 orang (65.58%). Dari gaya hidup yang mengalami hipertensi lebih banyak yang tidak pernah konsumsi alkohol sebanyak 1.478 orang (96.72%). Subjek yang mengalami hipertensi dan mengalami obesitas sebanyak 861 orang (56.35%), dan lebih banyak pada sampel yang jarang olahraga sebanyak 1.104 orang (72.25%). Selain itu, ditemukan juga subjek yang mengalami hipertensi lebih banyak pada sampel yang tidak pernah mengalami mendengkur sebanyak 877 orang (57.4%). Penderita hipertensi di Makassar paling banyak pada usia lebih dari 50 tahun, perempuan, tidak memiliki riwayat keluarga hipertensi, pekerjaan tergolong kategori sangat berat, jarang konsumsi garam, sering konsumsi lemak, perokok pasif, tidak pernah konsumsi alkohol, obesitas, jarang olahraga, dan tidak pernah mengalami mendengkur.
Pemberian Ekstrak Kulit Mangga Arumanis (Magnifera Indica L.) Berpengaruh Terhadap Kadar Asam Urat Pada Tikus Putih Jantan (Rattus Norvegicus) Arfah, Arni Isnaini; Rachman, Mochammad Erwin; Nazaruddin, Andi Muhammad Ariansyah; Fattah, Nurfachanti
Wal'afiat Hospital Journal Vol 2 No 2 (2021): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1419.761 KB) | DOI: 10.33096/whj.v2i2.80

Abstract

Uric acid is the result of metabolism produced by the body, but the rest of the metabolism of protein foods containing purines can also produce uric acid. Hyperuricemia is a condition where there is an increase in uric acid levels. The normal concentration of uric acid is 7.0 mg/dL for men and 6.0 mg/dL for women. Hyperuricemia occurs due to the high consumption of foods containing purines, lowering it can be done by reducing the production or increasing the excretion of uric acid. Mango skin contains flavonoid components and mangiferin antioxidants which are good for the body as a protector against certain diseases. The purpose of this study was to determine the effect of giving mango arumanis peel extract (Magnifera indica L.) on uric acid levels in male white rats (Rattus norvegicus). This type of research is true experimental pre-post test group design, using a group of 20 experimental animals with 10 animals each/group induced by chicken liver juice and potassium oxonate and 10 control groups given a placebo. The control group was given a placebo Na CMC 2 g/dl and the treatment group was given mango arumanis peel extract 83 mg/dl with a total intervention of 14 days. The results showed uric acid levels in the blood of rats (on the 8th day of administration of mango arumanis peel extract was 9.46 mg/dl and on the 15th day it was 1.89 mg/dl. There was a significant difference in uric acid levels, namely the group The control group is 3.5 mg/dl and the treatment group is 1.8 mg/dl. So, there is an effect of Arumanis mango peel extract in lowering blood uric acid levels in male rats.
EFEK PEMBERIAN MINYAK ZAITUN (Olea europaea L.) DAN EKSTRAK BUAH TIN (Ficus carica L.) TERHADAP KADAR Malondialdehyde (MDA) DARAH MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI KANKER PAYUDARA Syamsu, Rachmat Faisal; Suryo, Ersya Putri Alifya; Fattah, Nurfachanti; N. Hamzah, Pratiwi; Murfat, Zulfitriani
Jurnal Medika Malahayati Vol 7, No 4 (2023): Volume 7 Nomor 4
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jmm.v7i4.11787

Abstract

Abstrak: Efek Pemberian Minyak Zaitun (Olea europaea L.) dan Ekstraksi Buah Tin (Ficus carica L.) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Darah Mencit (Mus musculus) yang Diindikasi Kanker Payudara. Studi terbaru menemukan agen kemoterapi dari tanaman dalam Qur’an Surah At-Tin pada ayat pertama, yaitu Buah Tin dan Zaitun. Antioksidan dan asam lemak tak jenuh pada buah tin dan minyak zaitun dapat memberikan chemopreventive effect. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian minyak zaitun (Olea europaea) dan ekstrak buah tin (Ficus carica L.) terhadap kadar Malondialdehyde (MDA) dara mencit (Mus musculus) yang diinduksi kanker payudara dengan larutan karsinogen DMBA (7,12-dimethyl-benz-α-anthracene). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan rancangan post-test only control group design. Terdapat kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang keduanya akan dilakukan observasi untuk melihat perbedaan pada sampel setelah pemberian perlakuan. Sampel akhir menggunakan darah mencit yang diambil dari retroorbita, kemudian analisis MDA menggunakan spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan kadar MDA pada kelompok K mengalami peningkatan dengan range 2,82 ± 1,78 nmol/mL. Sedangkan pada kelompok perlakuan esktrak mengalami penurunan sebesar 83%(P1) dengan range 1,79 ± 0,22 nmol/mL, 80%(P2) dengan range 1,71 ± 0,14 nmol/mL, dan 83%(P3) dengan range 1,57 ± 0,34 nmol/mL. Uji One-Way Annova didapatkan Sig  0,007 (Sig < 0,05) yang artinya ada perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan.
Pengaruh Infeksi Ascaris Lumbricoides terhadap Status Gizi pada Anak Usia 6-12 Tahun Fattah, Nurfachanti; Mulyadi, Farah Ekawati; Al Qindy, Syech Muh.; Safitri, Asrini; Esa Darussalam, Andi Husni
UMI Medical Journal Vol 9 No 2 (2024): UMI Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/umj.v9i2.324

Abstract

Latar belakang: Ascaris lumbricoides merupakan nematoda usus atau cacing usus yang tertular melalui tanah yang menyebabkan penyakit Ascariasis. Infeksi kecacingan menyebabkan malabsorpsi dengan menghalangi daerah penyerapan mukosa usus halus, dimana status gizi merupakan ukuran seberapa baik kebutuhan gizi terpenuhi sebagai hasil keseimbangan antara kebutuhan dan masukan gizi. Infeksi kecacingan merupakan salah satu gangguan infeksi yang dapat mengakibatkan malnutrisi. Metode: Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian adalah anak usia 6-12 tahun di wilayah kerja Puskesmas Tabaringan Makassar, yang ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis dilakukan dengan uji chi square Fisher’s Exact Test. Hasil: Penelitian dilakukan dengan jumlah sampel 55 anak, 8 anak (14,5%) positif terinfeksi Ascaris lumbricoides, dan 47 anak (85,5%) negatif. Di antara yang positif, 5 anak (62,5%) memiliki status gizi kurang; sementara dari yang negatif, 2 anak (25%) menunjukkan status gizi buruk. Kesimpulan: Terdapat pengaruh infeksi Ascaris lumbricoides terhadap status gizi pada anak usia 6-12 tahun.
Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Panambungan Makassar Fattah, Nurfachanti; Zulfahmidah, Zulfahmidah; Darma, Sidrah; Syahruddin, Febie Irsandy; Bakri, Sri Intan Akmal
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol. 14 No. 1 (2022): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.844 KB) | DOI: 10.35617/jfionline.v14i1.19

Abstract

Diarrhea is a bowel disorder characterized by defecation more than 3 times a day with the consistency of liquid stools may be accompanied by blood. The World Health Organization (WHO) in 2017 stated that diarrheal disease is the main cause of child mortality and morbidity in the world. The purpose of this study was to analyze the factors related to the incidence of diarrhea in children under five in the work area of ​​the Panambungan Health Center Makassar City in 2021. Method in this type of research was an analytical observational study with a cross sectional type of research, with a sample size of 91 mothers under five with purposive sampling technique. The results of chi-square analysis were that there was a relationship between the incidence of diarrhea under five and mother's knowledge (p = 0.000), hand washing behavior (p = 0.000) and there was no relationship between the incidence of diarrhea under five and nutritional status (p = 0.174) and water sources net (p=0.269). In conclusion, there is a relationship between the level of mother's knowledge and handwashing behavior with the incidence of diarrhea in toddlers in the working area of ​​the Panambungan Makassar Health Center in 2021.
Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Konsumsi Obat Cacing pada Siswa Sekolah Dasar Inpres Mallengkeri 2 Hamid, Muhamad Ridho Fahrezi; Santriani Hadi; Nurhikmawati; Fattah, Nurfachanti; Aisyah , Windy Nurul
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol. 7 No. 2 (2025): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjmlt.v7i2.9050

Abstract

Cacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah (Soil Transmitted Helminthiasis/STH), dengan prevalensi tinggi di wilayah beriklim tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Berdasarkan data, prevalensi kecacingan di Indonesia berkisar antara 40-60%, dengan angka lebih tinggi pada anak usia sekolah. Kota Makassar, khususnya Kelurahan Mangasa, mencatat 1.385 kasus kecacingan pada anak usia sekolah pada tahun 2018. Obat cacing efektif dalam pengobatan, namun infeksi ulang yang cepat membutuhkan pemberian obat secara berkala. Pengendalian kecacingan menjadi prioritas nasional melalui promosi kesehatan dan pemberian obat massal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan siswa sekolah dasar mengenai konsumsi obat cacing, serta untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan terhadap tingkat pengetahuan konsumsi obat cacing pada siswa sekolah dasar. Studi ini bersifat kuantitatif dan menggunakan metode eksperimental dengan penelitian eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pada siswa sebelum pemberian promosi kesehatan tentang konsumsi obat cacing yaitu kurang 3%, cukup 35,8%, dan baik 61,2%. Sesudah pemberian promosi kesehatan menjadi kurang 0%, cukup 7,1%, dan baik 92,9%. Pemberian promosi kesehatan berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengetahuan konsumsi obat cacing pada siswa sekolah dasar dilihat dari nilai perbedaan yang signifikan antara pengetahuan sebelum dan setelah promosi kesehatan, dengan nilai rata-rata meningkat dari 9.99 menjadi 12.48 dengan nilai p value sebesar 0.000.
Analisa Status Gizi Anak yang Mendapatkan Obat Cacing pada Puskesmas Pattingalloang Makassar Afriawan, Andi Farel; Hadi, Santriani; Hamzah, Pratiwi Nasir; Darma, Sidrah; Fattah, Nurfachanti
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol. 7 No. 2 (2025): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjmlt.v7i2.9483

Abstract

Indonesia masih menghadapi masalah kecacingan yang tinggi akibat iklim tropis, kelembapan udara, serta rendahnya tingkat kebersihan dan kesadaran masyarakat. Infeksi kecacingan yang ditularkan melalui tanah (Soil-Transmitted Helminth/STH) terutama menyerang anak usia sekolah, menyebabkan gangguan penyerapan gizi dan anemia yang berdampak pada pertumbuhan serta produktivitas. Pemberian obat cacing seperti albendazol atau mebendazol secara rutin setiap enam bulan menjadi strategi utama dalam pengendalian kecacingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status gizi anak sebelum pemberian obat cacing, mengetahui status gizi anak setelah pemberian obat cacing, serta untuk menganalisis perbandingan status gizi anak sebelum dan setelah pemberian obat cacing. Penelitian ini adalah deskriptif analitik yang dilakukan dengan pendekatan cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas anak memiliki status gizi normal (82%) sebelum pemberian obat, dengan distribusi lainnya meliputi risk of overweight (10%), overweight (4%), dan gizi kurang (4%). Setelah pemberian obat, terjadi penurunan anak dengan status gizi normal menjadi 78%, sementara kasus overweight meningkat menjadi 12% dan risk of overweight 10%. Pemberian obat cacing memberikan dampak signifikan terhadap status gizi anak dengan peningkatan rata-rata dari 3,14 menjadi 3,34 (didapatkan nilai P-value 0,04). Maka dapat disimpulkan bahwa Pemberian obat cacing secara rutin menunjukkan perubahan pada distribusi status gizi anak. Mayoritas tetap dalam kategori gizi normal, dengan beberapa pergeseran pada kategori overweight dan risk of overweight.
Gambaran kasus diare pada anak di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar An’nisa’a, Nurul Fadillah; Arfah, Arni Isnaini; Fattah, Nurfachanti; Darma, Sidrah; Rasfayanah, Rasfayanah; Puspitasari, Ayu
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 3 (2025): Volume 19 Nomor 3
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i3.473

Abstract

Background: Diarrhea is an increase in the water content of the stool due to an imbalance in the normal functioning of the physiological processes of the small and large intestine responsible for the absorption of various ions, other substrates, and consequently water. The main cause of death in diarrhea is dehydration which occurs due to loss of fluid and electrolytes through the stool. While other causes are dysentery, nutrition, and infection. Purpose: To determine the description of diarrhea cases in children at Ibnu Sina Hospital, Makassar. Method: Descriptive research with a cross-sectional approach to see the picture of diarrhea cases in children at Ibnu Sina Hospital, Makassar for the period January - December 2023. The data used are secondary data in the form of medical records and patient data recorded as many as 713 people. The sample used was 88 respondents with acute diarrhea. The sample size used in this study is in accordance with the Slovin formula, with the inclusion criteria of children aged 5-18 years who experience diarrhea, while the exclusion criteria are children who experience diarrhea accompanied by other diseases. Results: The majority of respondents aged 5-9 years were 47 people (53.4%). The distribution of gender between males and females was even, with 44 people (50.0%) being male and female. Most respondents had good nutritional status as many as 44 respondents (50%), the degree of dehydration was obtained as many as 42 (47.6%) without dehydration, and as many as 83 respondents (94.3%) were given zinc. Conclusion: The incidence of diarrhea in this study was 713 cases of diarrhea. Cases of diarrhea based on age in children were mostly in the 5-9 year age group, and there was no difference between genders. In addition, without dehydration or mild/moderate dehydration, good nutritional status, and zinc administration.   Keywords: Case Description; Children; Diarrhea.   Pendahuluan: Diare adalah peningkatan kandungan air dalam tinja karena ketidakseimbangan fungsi normal proses fisiologis usus kecil dan besar yang bertanggung jawab untuk penyerapan berbagai ion, substrat lain, dan akibatnya air. Penyebab utama kematian diare yaitu dehidrasi yang terjadi akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui feses. Sementara penyebab lainnya adalah disentri, gizi, dan infeksi. Tujuan: Untuk mengetahui Gambaran kasus diare pada anak di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Metode: Penelitian deskriptif melalui pendekatan cross sectional untuk melihat gambaran kasus diare pada anak di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar periode Januari – Desember 2023. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa rekam medik dan ditemukan data pasien yang tercatat sebanyak 713. Sampel yang digunakan berjumlah 88 responden dengan kondisi diare akut. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sesuai dengan rumus besar slovin, dengan kriteria inklusi anak usia 5-18 tahun yang mengalami diare, sedangkan kriteria eksklusinya adalah anak yang mengalami diare disertai penyakit lain. Hasil: Mayoritas 47 responden (53.4%) berada pada umur 5-9 tahun. Sebaran jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan merata, sebanyak 44 (50.0%) laki-laki dan perempuan. Sebagian besar responden memiliki status gizi baik sebanyak 44 responden (50%), derajat dehidrasi didapatkan sebanyak 42 (47.6%) tanpa dehidrasi, dan sebanyak 83 responden (94.3%) diberikan zinc. Simpulan: Angka kejadian diare dalam penelitian ini sebanyak 713 kasus diare. Kasus diare berdasarkan umur pada anak paling banyak pada kelompok umur 5-9 tahun dan tidak ada perbedaan antara jenis kelamin. Selain itu, tanpa dehidrasi atau dehidrasi ringan/sedang, berstatus gizi baik, dan dilakukan pemberian zinc.   Kata Kunci: Anak; Diare; Gambaran Kasus.
Comparison of The Sensitivity of Generic and Branded Ciprofloxacin Antibiotics Against Salmonella Typhi Wulandari, Mustika; Arsal, Andi Sitti Fahirah; Sodiqah, Yani; Fattah, Nurfachanti; Hadele, Amrizal Muchtar
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 11 No. 3 (2025)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/htj.v11i3.1659

Abstract

Background. Salmonella typhi is the leading cause of typhoid fever, a gastrointestinal infection that resulted in about 9 million cases and 110,000 deaths globally in 2019. One of the drugs that is currently often used in the treatment of this disease is ciprofloxacin. Over time, more and more bacteria are experiencing drug resistance, including to these drugs. In addition, many patients also doubt the quality of generic ciprofloxacin drugs because they are cheaper than branded drugs. In fact, the Regulation of the Minister of Health No. HK.02.02/MENKES/068/I/2010 requires the use of generic drugs in government health facilities. Primary Objective: This study aimed to see and compare the sensitivity of generic and branded ciprofloxacin antibiotics in inhibiting Salmonella typhi. Methodology: This study was an antibiotic sensitivity test by the agar diffusion method (Kirby Bauer). Results: The results showed that one generic ciprofloxacin and seven branded classes still had sensitive inhibitory power and there was no significant difference between the generic and branded groups. Conclusions: There was no significant difference between generic and branded antibiotics between generic and branded antibiotics ciprofloxacin against Salmonella typhi.