Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Mekanisme Molekuler Muscle Disuse Atrophy Zulfahmidah, Zulfahmidah; Safei, Imran
Wal'afiat Hospital Journal Vol 4 No 1 (2023): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/whj.v4i1.102

Abstract

Kehilangan massa otot rangka sering terjadi sebagai respons terhadap imobilisasi sendi dan tirah baring, serta diinduksi oleh ketidak aktifan dari otot tersebut. Atrofi yang diinduksi oleh kurangnya aktivitas akan mempengaruhi setiap individu dalam hidupnya, dan dapat melemahkan terutama pada orang tua. Saat ini tidak ada terapi yang baik untuk mengobati disuse atrofi otot dapat disebabkan karena kurangnya pemahaman tentang mekanisme seluler dan molekuler yang bertanggung jawab untuk induksi dan pemeliharaan atrofi otot. Di dalam review ini akan dibahas mekanisme molekuler yang terlibat pada atropi otot disuse
EFEK MENUTUP AURAT SEBAGAI PREVENTIF TERHADAP KEJADIAN EKSEM PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA ANGKATAN 2022 Rusnaedi, Adinda Nurqalbi; Abdi, Dian Amelia; Safei, Imran; Royani, Ida; Mokhtar, Shulhana
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.33127

Abstract

Islam sangat memperhatikan mengenai apa yang harus dikenakan wanita Muslim saat keluar rumah untuk memuliakannya, dan juga sebagai tindakan preventif untuk melindungi dari keburukan. Penggunaan pakaian sebagai pengobatan nonfarmakologis dapat memperbaiki penampilan kulit, meningkatkan kenyamanan, dan secara signifikan meningkatkan kualitas hidup pasien selama penanganan gejala eksem. Eksem merupakan peradangan kulit yang ditandai dengan rasa gatal dan menyebabkan penurunan kualitas hidup seseorang. Eksem memerlukan pengobatan tambahan intensif yang bertujuan tidak hanya untuk menyembuhkan gejalanya, tetapi juga mencegah kekambuhan dan menstabilkan kondisi kulit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek menutup aurat sebagai preventif terhadap kejadian eksem pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia angkatan 2022. Penelitian observasional analitik dengan metode cross sectional untuk mengetahui hubungan antara menutup aurat dan insiden terjadinya eksem pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2022. Sampel penelitian ini sebanyak 179 responden. Didapatkan jumlah responden yang menderita eksem sebanyak 36 orang (20,1%) dan yang tidak menderita eksem sebanyak 143 orang (79,9%) serta didapatkan nilai nilai p, yaitu <0,001 melalui uji Kruskal-Wallis. Nilai tersebut bermakna p<0,05 maka H1 diterima. Menutup aurat memiliki pengaruh untuk mencegah kejadian eksem pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia angkatan 2022.
ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA, JENIS KELAMIN DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP KEJADIAN KUSTA DIRUMAH SAKIT TADJUDDIN CHALID MAKASSAR TAHUN 2023 Ilyas, Atiqah Muthmainnah; Abdi, Dian Amelia; Safei, Imran; Royani, Ida; Yuniati, Lisa
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.36902

Abstract

Kusta endemik di negara tropis terutama negara berkembang seperti Indonesia. Kusta merupakan penyakit kronis yang menyerang sistem saraf dan bersifat menular karena disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Banyak stigma masyarakat mengenai penyakit ini yang mengatakan kusta adalah penyakit kutukan padahal kusta adalah penyakit menular akibat infeksi bakteri. Maka dari itu penelitian ini menjelaskan bagaimana pengaruh dari faktor risiko internal meliputi usia, jenis kelamin, dan Indeks Massa Tubuh (IMT) seseorang terhadap penyakit kusta. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh faktor risiko usia, jenis kelamin, dan IMT terhadap kejadian kusta di Rumah Sakit Tadjuddin Chalid Makassar Tahun 2023. Penelitian observasional analitik menggunakan metode cross sectional dengan mengumpulkan data dari pasien penderita kusta di Rumah Sakit Tadjuddin Chalid Makassar Tahun 2023. Hasil yang didapatkan jumlah data sebanyak 95 sampel pasien penderita kusta. Penderita  kusta paling banyak pada usia 45-65 tahun (37.9%), jenis kelamin laki-laki (57.9%), dan IMT underweight (46.3%). Faktor risiko yang paling berpengaruh yakni Jenis Kelamin dengan nilai signifikansi <0.001 melalui Analisis Regresi Linear. Nilai tersebut bermakna p<0.05 maka H1 diterima. Maka simpulan dari penelitian ini adalah faktor risiko meliputi usia, jenis kelamin dan IMT memiliki pengaruh pada tingkat kejadian kusta terkhususnya pada faktor risiko jenis kelamin yang memiliki berpengaruh paling besar dibandingkan faktor risiko usia dan IMT.
EFEKTIVITAS STRETCHING TERHADAP NYERI OTOT, FLEKSIBILITAS DAN PENGURANGAN KEJADIAN CEDERA PADA PEMAIN FUTSAL SEBELUM MELAKUKAN PERTANDINGAN Dzulhy, Muh Farel; Safei, Imran; Ikram, Dzul
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.39650

Abstract

Stretching merupakan salah satu bagian penting dalam sesi latihan, khususnya pada fase pendinginan. Sesi latihan umumnya diawali dengan pemanasan, dilanjutkan dengan latihan utama, dan diakhiri dengan pendinginan. Berdasarkan pedoman dari American College of Sports Medicine (ACSM) tahun 2018 dan American Heart Association (AHA) tahun 2020, stretching menjadi komponen penting dalam fase pendinginan. Stretching berperan dalam menjaga fleksibilitas otot dan sendi, serta membantu mengurangi risiko cedera setelah berolahraga. Nyeri menjadi faktor yang dapat memengaruhi aktivitas fisik seseorang. Nyeri yang terjadi pada persendian berpotensi membatasi rentang gerak dan menurunkan kemampuan seseorang dalam melakukan pergerakan secara optimal. Salah satu cara untuk mengurangi nyeri tersebut adalah dengan melakukan olahraga, termasuk stretching. Latihan peregangan ini bertujuan untuk meningkatkan kelenturan otot serta mengurangi ketegangan pada sendi, sehingga dapat memberikan manfaat dalam mengurangi rasa nyeri. Penelitian ini menggunakan metode review artikel dengan sumber data berasal dari berbagai jurnal ilmiah yang diperoleh melalui internet. Berdasarkan hasil tinjauan literatur, stretching terbukti efektif dalam meningkatkan fleksibilitas otot dan sendi, yang pada akhirnya dapat membantu menurunkan atau bahkan menghilangkan nyeri sendi. Hal ini sangat bermanfaat bagi pemain futsal, yang sering mengalami tekanan pada persendian akibat aktivitas fisik yang intens. Dengan demikian, stretching menjadi latihan yang direkomendasikan untuk menjaga kesehatan otot dan sendi, terutama bagi atlet maupun individu yang aktif berolahraga.
Miotoksisitas Statin: Kajian Stres Oksidatif Zulfahmidah; Safei, Imran; Fajriansyah
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol. 13 No. 1 (2021): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.732 KB) | DOI: 10.35617/jfionline.v13i1.26

Abstract

Statins are a family of drugs used to treat hyperlipidemia with a recognized capacity to prevent disease occurrence. Widespread use of statins is limited by the presence of associated toxicity or intolerance, which affects the level of drug monitoring. Statin toxicity or intolerance varies from 10-15%. Statin-associated muscle symptoms are the most common statin toxicity (SAMS). In this review, we aim to report on the mechanism of action of statins causing the muscle symptoms of SAMS. The results showed that statins cause mitochondrial dysfunction due to oxidative stress. The mechanism of oxidative stress due to statins is due to the inhibition of ubiquinone protein, activation of iNOS, decreased mitochondrial biogenesis, reduction of mitochondrial oxidative phosphorylation. the data reported as a whole may suggest that statins have a major effect on mitochondrial function related to oxidative stress
EFEKTIVITAS TERAPI ANTARA TERAPI MANUVER EPLEY, BRANDT DAROFF, TERAPI KOMBINASI MANUVER EPLEY DAN BRANDT DAROFF PADA PASIEN BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL VERTIGO Rahmat, Musdal; Pratama, Ahmad Ardhani; Safei, Imran
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.46342

Abstract

Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) merupakan salah satu penyebab vertigo perifer yang paling umum dan sering ditangani dengan terapi manuver reposisi berdasarkan teori cupulolithiasis dan canalithiasis. Tujuan utama dari manuver-manuver ini adalah untuk mengembalikan partikel otokonia yang terlepas ke dalam makula utrikularis, sehingga gejala vertigo yang dirasakan pasien dapat berkurang atau hilang. Meskipun manuver Epley banyak digunakan secara klinis, masih terdapat banyak publikasi yang membahas dan membandingkan efektivitas berbagai manuver untuk mencari metode yang paling ideal dalam menangani BPPV. Manuver yang ideal adalah manuver yang tidak hanya efektif menyembuhkan BPPV dengan cepat, tetapi juga mampu mengurangi angka kekambuhan. Penelitian ini merupakan studi literatur dengan pendekatan sistematik review mengenai terapi manuver pada BPPV. Sebanyak 20 jurnal ilmiah dikumpulkan, ditelaah, dan disintesis oleh peneliti menjadi satu data yang komprehensif untuk dilaporkan. Hasil penelaahan dari berbagai artikel penelitian menunjukkan bahwa manuver Epley memiliki tingkat keberhasilan penyembuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan manuver Brandt-Daroff. Namun, kombinasi terapi antara manuver Epley dan Brandt-Daroff menunjukkan hasil yang lebih baik dalam menyembuhkan BPPV dibandingkan dengan penggunaan manuver Epley secara tunggal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manuver Epley terbukti efektif sebagai terapi utama pada BPPV, namun pendekatan kombinasi antara manuver Epley dan Brandt-Daroff memberikan hasil yang lebih optimal dalam penanganan BPPV
Efektivitas rehabilitasi medik terhadap fungsi motorik penderita pasca stroke iskemik Daulima, Shaula Vaganza; Safei, Imran; Hidayati, Prema Hapsari; Rachman, Mochammad Erwin; Mubarak, Andi Firman
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 5 (2025): Volume 19 Nomor 5
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i5.683

Abstract

Background: Stroke is a leading cause of death and disability globally, with a significant prevalence in Indonesia. It occurs due to atherosclerosis or heart disease and has significant physical and psychological impacts, including hemiparesis, impaired balance, and impaired motor function. Medical rehabilitation is a crucial part of post stroke recovery to reduce disability and improve patients quality of life. Purpose: Analyzing the effectiveness of medical rehabilitation on motor function in post ischemic stroke patients. Method: This observational analytical study used a cross sectional design with a retrospective approach. The population in this study were ischemic stroke patients undergoing medical rehabilitation at Ibnu Sina General Teaching Hospital, Panakkukang District, South Sulawesi Province, conducted from August to November 2024 with a sample size of 32 patients. Bivariate analysis used the Wilcoxon signed rank test by comparing motor function values before and after physiotherapy. Significance was determined at p ≤ 0.05. Results: The majority of patients were male at 62.5%, patients under 65 years old were 68.8% and patients with right hemiparesis were 59.4%, there was no direct relationship between the frequency of visits and the increase in motor function or MMT of patients undergoing medical rehabilitation, there was an influence of medical rehabilitation carried out for 6 months on the MMT value or motor function of patients. It was found that medical rehabilitation was effective at 33.63% in post-ischemic stroke patients in the first month to the sixth month of rehabilitation. Conclusion: Six months of medical rehabilitation effectively improved motor function by 33.63% in post-ischemic stroke patients, although no direct correlation was found between the frequency of visits and increased MMT scores. The majority of patients undergoing rehabilitation were male, under 65 years of age, and had right hemiparesis.   Keywords: Ischemic Stroke; Medical Rehabilitation; Motor Function.   Pendahuluan: Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan disabilitas global dengan angka prevalensi yang signifikan di Indonesia, terjadi akibat aterosklerosis atau penyakit jantung, menimbulkan dampak fisik dan psikologis yang besar, termasuk hemiparesis, gangguan keseimbangan, dan fungsi motorik. Rehabilitasi medik menjadi bagian penting dalam pemulihan pasca-stroke untuk mengurangi disabilitas dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Tujuan: Untuk menganalisis efektivitas rehabilitasi medik terhadap fungsi motorik penderita pasca stroke iskemik. Metode: Penelitian observasional analitik desain cross-sectional pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita stroke iskemik yang melakukan rehabilitasi medik di Rumah Sakit Umum Pendidikan Ibnu Sina, Kecamatan Panakkukang, Provinsi Sulawesi Selatan, dilakukan pada bulan Agustus – November 2024 dengan jumlah sampel sebanyak 32 pasien. Analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon signed rank dengan membandingkan nilai fungsi motorik sebelum dan sesudah dilakukannya fisioterapi. Signifikansi ditentukan pada p ≤ 0.05. Hasil: Mayoritas pasien berjenis kelamin laki-laki sebesar 62.5% pasien yang berumur dibawah 65 tahun yaitu 68.8% dan pasien dengan hemiparesis dextra sebesar 59.4%, tidak adanya hubungan langsung antara frekuensi kedatangan dengan kenaikan fungsi motorik atau MMT pasien yang menjalani rehabilitasi medik, adanya pengaruh rehabilitasi medik yang dilakukan selama 6 bulan terhadap  nilai MMT atau fungsi motorik  pasien. Didapatkan bahwa rehabilitasi medik efektif sebesar 33.63% pada pasien pasca stroke iskemik di bulan pertama hingga bulan keenam rehabilitasi. Simpulan: Rehabilitasi medik selama enam bulan efektif meningkatkan fungsi motorik sebesar 33.63% pada pasien pasca stroke iskemik, meskipun tidak ditemukan hubungan langsung antara frekuensi kedatangan dan peningkatan nilai MMT. Mayoritas pasien yang menjalani rehabilitasi berjenis kelamin laki-laki, berusia di bawah 65 tahun, dan mengalami hemiparesis dextra.   Kata Kunci: Fungsi Motorik; Rehabilitasi Medik; Stroke Iskemik.
Hubungan Aktivitas Fisik Terhadap Kadar Gula Darah Sewaktu Pada Wanita Usia Subur Muthmainnah, Ainun; Said, Masita Fujiko M.; Nulanda, Mona; Lantara, Andi Millaty Halifah Dirgahayu; Safei, Imran
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 8 (2025): Volume 12 Nomor 8
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i8.18903

Abstract

Glukosa adalah sumber utama energi tubuh, namun gangguan dalam pengelolaannya dapat menyebabkan diabetes mellitus tipe 2, terutama pada wanita usia subur yang berisiko tinggi. Aktivitas fisik yang cukup diketahui dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengatur kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara aktivitas fisik harian dan kadar gula darah sewaktu pada wanita usia subur. Studi kuantitatif dengan desain cross-sectional dilakukan pada 67 mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia. Data dikumpulkan melalui kuisioner International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) dan pengukuran glukosa darah menggunakan glukometer digital. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square untuk menguji hubungan antara variabel. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan signifikan antara usia dan kadar gula darah (p = 0,007) serta antara aktivitas fisik dan kadar gula darah (p = 0,001). Wanita berusia 22 tahun dan yang melakukan aktivitas fisik berat lebih cenderung memiliki kadar gula darah yang terkontrol. Penelitian ini menegaskan bahwa baik usia maupun aktivitas fisik memiliki pengaruh signifikan terhadap kadar gula darah pada wanita usia subur. Aktivitas fisik teratur sangat penting dalam pengelolaan kadar gula darah dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2.
The Relationship Between White Blood Cell Count and Fever Duration in Typhoid Fever Patients at Ibn Sina Hospital, Makassar City, in 2023 Zulhijjah, A. Nurul Aimmah; Hadi, Santriani; Safei, Imran; Julyani, Sri; Kanang, Indah Lestari Daeng
Jurnal Kesehatan Vol 18, No 2 (2025): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v18i2.8287

Abstract

Pendahuluan: Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella Typhi, di mana endotoksin yang dihasilkan oleh bakteri tersebut dapat memengaruhi jumlah leukosit dan durasi demam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jumlah leukosit dengan durasi demam pada pasien demam tifoid di Rumah Sakit Umum Ibnu Sina, Makassar, tahun 2023. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan potong lintang dan pendekatan retrospektif. Data diperoleh dari 506 rekam medis pasien demam tifoid dengan menggunakan teknik total sampling. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dengan uji Fisher Exact sebagai alternatif dan uji Spearman Rho. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas subjek berjenis kelamin perempuan (54,9%) dengan kelompok usia terbanyak adalah 11–20 tahun (32%). Sebagian besar memiliki jumlah leukosit normal (62,3%) dan mengalami demam akut (86%). Uji Spearman Rho menunjukkan hubungan yang signifikan secara statistik antara jumlah leukosit dan durasi demam (p= 0,049) dengan kekuatan korelasi negatif yang sangat lemah (r = -0,098). Kesimpulan: Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara jumlah leukosit dan durasi demam pada pasien demam tifoid di Rumah Sakit Umum Ibnu Sina Kota Makassar tahun 2023, dengan korelasi terbalik yang sangat lemah.     Introduction: Typhoid fever is a systemic infectious disease caused by Salmonella Typhi, where the endotoxin produced by the bacteria can affect leukocyte counts and fever duration. This study aimed to determine the relationship between leukocyte counts and fever duration in typhoid fever patients at Ibnu Sina General Hospital, Makassar, in 2023. Method: This study is an analytical observational study with a cross-sectional design and a retrospective approach. Data were obtained from 506 medical records of typhoid fever patients using total sampling technique. Data analysis used the Chi-Square test with the Fisher Exact test as an alternative and the Spearman Rho test. Results: The results showed that the majority of subjects were female (54.9%) with the most common age group being 11–20 years (32%). Most had normal leukocyte counts (62.3%) and experienced acute fever (86%). The Spearman Rho test indicated a statistically significant relationship between leukocyte count and fever duration (p= 0.049) with a very weak negative correlation strength (r = -0.098). Conclusion: Therefore, it can be concluded that there is a statistically significant relationship between leukocyte count and fever duration in typhoid fever patients at Ibnu Sina General Hospital in Makassar City in 2023, with a very weak inverse correlation.
Association between Frailty and Depression among Elderly in Nursing Home Darwis, Zuhal; Safei, Imran
Surabaya Physical Medicine and Rehabilitation Journal Vol. 4 No. 2 (2022): SPMRJ, AUGUST 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/spmrj.v4i2.35284

Abstract

Background: Frailty is described by the collective decline of multiple physiological systems and increased vulnerability to multiple stressors. It is also linked to emotional distress and mental illness, especially depression. Both frailty and depression are correlated with many harmful consequences in the elderly, including decreased quality of life, escalated utilization of health services, and elevated morbidity and mortality. Given the prominence of frailty and depression in the elderly, and the deleterious consequences when they coexist, understanding the association between these factors is essential. Aim: This study aims to analyze the association between frailty and depression among the elderly in the nursing home. Material and Methods: This research was cross-sectional, and conducted at 3 nursing homes in South Sulawesi. Frailty and depression were measured. Frailty was assessed by Edmonton Frail Scale (EFS), while depression was evaluated by Geriatric Depression Scale (GDS). The data were analyzed with the Pearson test in SPSS 25. Results: There were 27 participants, consisting of females 19 (70.3%), and males 8 (29.6%) with a mean age was 73.15±8, included in this study. The mean EFS was 5.89±3.15. The mean GDS result was 3.74±3.14. Frailty has positive strong association with depression (r=0.6, p=0.001). Conclusion: There was a strong and substantial association between frailty and depression among the elderly in the nursing home.