Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Hubungan Keterlibatan Ayah Dengan Kesehatan Mental Pada Remaja Putri Di SMA Negeri 1 Godean Yogyakarta Rike Yulianti; Yekti Satriyandari; Rosmita Nuzuliana
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 7 No. 2 (2025)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v7i2.121

Abstract

Gangguan mental emosional merupakan suatu keadaan yang mempelihatkan seseorang mengalami perubahan emosional yang dapat berkelanjutan. Peran ayah sangat penting dalam mengasuh remaja sebab akan berdampak pada aspek kognitif maupun emosional anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keterlibatan ayah dengan kesehatan mental pada remaja putri. Metode dalam penelitian ini berupa korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 148 remaja putri dengan pengambilan sampel secara teknik Total Sampling dianalisis dengan Uji Spearman Rank. Hasil penelitian diperoleh sebagian besar keterlibatan ayah dalam kategori cukup yakni sebesar 33,8%, sedangkan remaja yang mengalami gangguan mental sebesar 33,1%. Hasil uji Spearman Rank diperoleh nilai sig (2-tailed) sebesar = 0,000 < 0,05 yang menunjukkan ada hubungan keterlibatan ayah dengan kesehatan mental pada remaja putri. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi siswi untuk berperan aktif dalam membangun kedekatan dengan ayah. Keterlibatan dalam kegiatan sosial dan akademik, seperti mengerjakan tugas bersama, berlibur, dan sering berkomunikasi, dapat membantu memperkuat hubungan tersebut serta mendukung kesehatan mental remaja. Dengan demikian, hubungan yang baik antara ayah dan anak dapat berkontribusi positif terhadap perkembangan emosional dan mental remaja putri.
Gambaran Tindakan Indikasi Episiotomi Pada Persalinan Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Sleman Yogyakarta Kurniaty Asa; Rosmita Nuzuliana; Intan Mutiara Putri
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 8 No. 1 (2026)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v8i1.165

Abstract

Episiotomi adalah tindakan medis yang sering dilakukan saat persalinan untuk memperbesar jalan lahir dengan membuat sayatan pada perineum, area antara vagina dan anus. Di Indonesia, sekitar 75-83% ibu yang melahirkan secara pervaginam mengalami laserasi perineum, dan 63% dari kasus tersebut memerlukan jahitan akibat episiotomi atau robekan spontan. Di RS PKU Muhammadiyah Gamping, tercatat 106 kasus episiotomi selama tahun 2024. Luka akibat episiotomi dapat menimbulkan rasa sakit yang mengganggu aktivitas seharihari seperti berjalan, duduk, dan buang air kecil selama 2– 3 minggu, serta berisiko mengalami infeksi jika tidak dirawat dengan baik. Oleh karena itu, tindakan episiotomi harus dilakukan berdasarkan indikasi medis yang tepat dan teknik yang sesuai, sejalan dengan program pemerintah yang mengedepankan asuhan sayang ibu dan bayi. Penelitian deskriptif dengan total sampling ini bertujuan menggambarkan indikasi episiotomi pada persalinan di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Hasil menunjukkan indikasi utama episiotomi adalah perineum kaku (30,19%), diikuti oleh bayi premature (23,58%), vakum ekstraksi (19,81%), bayi besar (10,38%), gawat janin (10,38%), dan persalinan sungsang (5,66%). Simpulan: Episiotomi masih sering dilakukan berdasarkan indikasi klinis tertentu yang berhubungan dengan resiko komplikasi persalinan dengan indikasi utama perineum kaku. Saran: Ibu hamil dianjurkan rutin senam kegel dan pijat perenium, petugas melakukan episiotomi berdasarkan indikasi medis yang jelas,bukan dilakukan secara rutin.
Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Dengan Kenaikan Berat Badan Selama Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pengasih II Sentia, Sahli; Nurul Soimah; Rosmita Nuzuliana
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 8 No. 1 (2026)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v8i1.166

Abstract

Kenaikan berat badan saat hamil merupakan   suatu   bentuk   adaptasi   tubuh   karena terdapat  kehidupan  baru  yang  sedang  tumbuh  dalam rahim  ibu.  Kenaikan berat badan ibu selama hamil adalah  ukuran  yang  paling  umum  untuk  melihat status gizi ibu hamil dan janin selama kehamilan (Fitri, 2025). Menurut survei demografi di Ethiopia, kekurangan gizi pada ibu hamil berkisar antara 19,5% hingga 41,2%. Jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, menggunakan sampling accidental didapatkan sejumlah 61 responden ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi dengan menggunakan kuesioner dan buku KIA, jenis data primer dilakukan di Puskesmas Pengasih II pada tanggal 19 Mei – 31 Mei 2025. Analisis data menggunakan uji chi-square. Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 61 responden,  yang berpengetahuan baik memiliki kenaikan berat badan yang normal sebesar 54.9%. Sedangkan responden yang berpengetahuan cukup baik yang tidak normal mengalami penambahan berat badan sebanyak 4.9% namun ada juga ibu hamil yang berpengetahuan kurang yang mengalami penambahan berat badan yang tidak normal sebanyak 8 responden (13.1%). Berdasarkan hasil uji chi-square didapatkan nilai p-value sebesar 0,000 artinya ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan kenaikan berat badan selama kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Pengasih II.
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Stunting Dengan Kejadian Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Kalibawang Alfathsyah, Tisa; Nurul Mahmudah; Rosmita Nuzuliana
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 8 No. 1 (2026)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v8i1.175

Abstract

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan pengembangan anak yang menyebabkan panjang atau tinggi badan anak kurang dari standar. Stunting terjadi akibat kurang gizi kronis yang terjadi sejak janin dalam kandungan sampai usia 2 tahun sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Anak balita adalah anak dari umur 12 bulan hingga 59 bulan. Menurut (WHO) 2022 stunting didunia sebesar 22,3%. Faktor yang mempengaruhi kejadian stunting salah satunya pengetahuan ibu. Tujuan penelitian: untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang stunting dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Kalibawang. Metode penelitian: rancangan observasi analitik, pendekatan case control, menggunakan 138 sampel yang terdiri dari 69 kasus dan 69 kontrol. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive sampling pada kedua kelompok. Instrumen penelitian ini menggunakan microtoise, infantmeter dan tabel permenkes status gizi anak untuk mengukur tinggi badan dan koesioner untuk mengukur pengetahuan ibu, jenis data primer dan sekunder dilakukan di Puskesmas Kalibawang pada tanggal 14 Mei – 4 Juni 2025. Analisa data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian: menunjukkan sebagian besar (50.7%) responden berpengetahuan cukup pada kelompok kasus dan (75.4%) berpengetahuan baik pada kelompok kontrol, namun (16.0%) responden berpengetahuan kurang pada kelompok kasus dan (0.0%) pada kelompok kontrol. Hasil uji statistik chi-square menunjukkan nilai signifikasi (2-tailed) sebesar 0,000 dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,413 artinya ada hubungan pengetahuan ibu tentang stunting dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Kalibawang dengan keeratan hubunga sedang. Simpulan: Semakin baik pengetahuan ibu tentang stunting semakin kecil balita mengalami stunting. Saran: diharapkan Puskesmas dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan dan komunitas guna memberikan edukasi mengenai stunting untuk meningkat pengetahuan ibu tentang stunting dalam upaya pencegahan stunting pada balita.
Hubungan Anemia Pada Kehamilan Dengan Insiden BBLR Di RSUD Wates Kulonprogo Dinda Fatikasari; Belian Anugrah Estri; Rosmita Nuzuliana
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 8 No. 1 (2026)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v8i1.194

Abstract

Anemia dalam kehamilan dapat mengganggu pertumbuhan janin dalam kandungan. Ibu hamil dengan anemia bisa melahirkan bayi prematur dan bayi berat lahir rendah (BBLR). Kejadian BBLR dipengaruhi oleh faktor ibu dan faktor janin, yang mempengaruhi BBLR dilihat dari faktor gizi ibu maka BBLR dipengaruhi oleh anemia yang kekurang energi kronik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan anemia pada kehamilan dengan insiden BBLR. Penelitian ini menggunakaan Case Control Design dengan Korelasi dengan 73 bayi dengan pengambilan sample secara teknik Simple Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan data sekunder atau rekam medis dengan menggunakan Uji Sparman Rank. hasil penelitian diperoleh pada kelompok kasus atau BBLR, mayoritas ibu tidak mengalami anemia dengan persentase 43,2% (16 dari 37 ibu). Sedangkan pada kelompok control atau tidak BBLR mayoritas responden juga tidak mengalami anemia yakni sebesar (91,7%). Meskipun mayoritas tidak anemia, proporsi ibu yang mengalami anemia pada kelompok BBLR masih cukup tinggi dibandingkan kelompok tidak BBLR. hasil uji sparman rank didapatkan hasil nilai signifikansi sebesar 0,000 (< 0,005) yang berarti hipotesis nol (Ho) ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan tingkat anemia pada kehamilan dengan inseden BBLR di RSUD Wates Kulonprogo. Penelitian ini dapat diharapkan kepada seluruh ibu supaya tetap menjaga kesejahteraan janin dan bayi dalam kehamilan dengan melakukan pemerikasaan ANC Terpadu di puskesmas terdekat yang bekerja sama RSUD Wates Kulonprogo
Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Status Gizi Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping I Yogyakarta Anisah, Anisah; Rosmita Nuzuliana; Kharisah Diniyah
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 8 No. 1 (2026)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v8i1.238

Abstract

Gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan dan kesehatan manusia, karena status gizi akan mempengaruhi kecerdasan, daya tahan tubuh dan produktivitas. Asupan gizi bagi bayi harus diperhatikan, terutama pemberian ASI pada bayi baru lahir hingga usia 6 bulan untuk mendukung perkembangan motorik bayi secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian ASI Ekslusif dengan status gizi bayi. Metode dalam penelitian ini kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 63 responden dengan pengambilan sampel secara teknik accidental sampling dianalisis dengan Uji Chi Square. Hasil penelitian diperoleh sebagian ibu besar memberikan ASI Eksklusif pada balita yakni sebanyak 53 responden (84.1%). status gizi balita dalam penelitian ini mayoritas memiliki status gizi dalam kategori normal yakni sebanyak 50 responden (79,5%). Hasil uji Chi Square diperoleh nilai sig (2-tailed) sebesar = 0,002 < 0,05 yang menunjukkan hubungan yang signifikan antara pemberian ASI Ekslusif dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Gamping 1 Sleman Yogyakarta.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (Bblr) Di RS PKU Muhammadiyah Gamping Sleman Yogyakarta Siti Hadija Laitupa; Rosmita Nuzuliana; Intan Mutiara Putri
Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ) Vol. 8 No. 2 (2025): September 2025
Publisher : Akademi Kebidanan Bunga Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54100/bemj.v8i2.491

Abstract

Latar Belakang: Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari atau sama dengan 2.500 gram dan usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Faktor penyebab BBLR adalah anemia ,usia , pendidikan, paritas, preeklampsia, kehamilan gemeli dan ketuban pecah dini (KPD) . Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR). Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan case control, melibatkan populasi 548 bayi. Sampel terdiri dari 88 kasus dan 88 kontrol, diambil dengan total sampling untuk kasus dan random sampling untuk kontrol. Data dikumpulkan melalui rekam medis dan lembar checklist. Hasil: Dari 176 sampel, 86 ibu hamil (48,9%) mengalami anemia, sedangkan 90 (51,1%) tidak. Jumlah bayi yang mengalami BBLR adalah 88 (50,0%). Analisis statistik menggunakan Chi-square menunjukkan p-value 0,001 untuk anemia,0,034, usia ibu,0,044, pendidikan 0,005, paritas 0,044, preeklampsia dengan 0,002,dan ketuban pecah dini 0,000 yang menunjukkan adanya hubungan antara anemia, usia ,pendidikan ,paritas, preeklampsia dan ketuban pecah dini (KPD) pada ibu hamil dengan kejadian BBLR.sedangkan kehamilan gemeli tidak terdapat hubungan dengan kejadian bblr. Kesimpulan:tidak ditemukan hubungan kehamilan gemeli dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR). Sedangkan terdapat hubungan antara anemia, usia, pendidikan, paritas, preekalmpsia dan ketuban pecah dini pada ibu hamil dengan kejadian BBLR.
Soy Juice Is Effective in Reducing Hot Flush Symptoms in Premenopausal Mothers Wijhati, Ellyda Rizki Wijhati; Ferlina, Sandiya; Nuzuliana, Rosmita
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 20 No. 4 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Semarang in collaboration with Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI Tingkat Pusat) and Jejaring Nasional Pendidikan Kesehatan (JNPK)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v20i4.13709

Abstract

Hot flush occurs in 73.3% of premenopausal mothers and is often accompanied by sleep disturbances and mood swings. This study aims to determine the effectiveness of soy juice in reducing hot flush symptoms in premenopausal mothers. This study uses a pre-experimental method with a type of one-group pretest-posttest design, and data analysis is carried out with the Wilcoxon Signed Ranks Test statistical test. The sampling technique used was purposive sampling with a total sample of 31 premenopausal mothers. The results showed that the consumption of soy juice reduced hot flush symptoms in premenopausal mothers with a significance value of 0.000 (ρ < 0.05). This shows that there is a significant influence before and after the administration of soy juice. The isofla-vones in soybean juice have a biological activity similar to estrogen and bind to estrogen receptors (Ers) as agonists. The reaction of the stimulation of the estrogen receptor Erα by isoflavones results in an interaction that affects the transcription process of cells, so that there is a stimulation of neurons in the central nervous system and resulting in a decrease in hot flush symptoms.
Socioeconomic Status as a Root Cause of Child Malnutrition Nuzuliana, Rosmita; Wijhati, Ellyda Rizki
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 20 No. 4 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Semarang in collaboration with Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI Tingkat Pusat) and Jejaring Nasional Pendidikan Kesehatan (JNPK)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v20i4.13717

Abstract

Nutritional problems increase the prevalence of brain disorders and intellectual devel- opment disorders in underweight toddlers by 52%, severe stunting by 6.32%, and severe wasting by 1.22%. The type of qualitative research is related to problems in toddlers who experience nutritional issues. The primary informants were 9 mothers who had malnourished toddlers. Data triangulation involved nutritionists, health cadres, and health center midwives. The research location was in the working area of the Bantul Regency Health Center, Special Region of Yogyakarta. Data were taken by in-depth interviews and home observations. The instruments used were interview guidelines and Healthy Home assessment instruments. Data analysis used thematic analysis. The results obtained 5 themes, including low socio-economic status, health status, parenting style and feeding of toddlers with permissive and unresponsive parenting styles, low maternal education, and poverty resulting in low provision of quality food. Almost all malnourished toddlers experience health problems, and unhealthy housing conditions, and nutrition management carried out by the health center is good.