Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA UNIVERSITAS TRUNOJOYO Wardhani, Indah Setyo; Hanik, Umi; Wulandari, Rika
JP2M (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika) Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : STKIP PGRI Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.372 KB) | DOI: 10.29100/jp2m.v2i1.215

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar mata kuliah matematika pada mahasiswa Teknologi Industri Pertanian Universitas Trunojoyo Madura. Sampelnya terdiri dari 19 mahasiswa kelompok gaya belajar visual, 6 mahasiswa kelompok gaya belajar auditoral, dan 4 mahasiswa kelompok gaya belajar kinestatik. Penelitian ini berdasarkan tingkat eksplanasi merupakan penelitian asosiatif dan jenisnya adalah penelitian kuantitatif. Hubungan antara gaya belajar mahasiswa TIP dengan hasil belajar mahasiswa sangat lemah yaitu dengan korelasi sebesar 0,073. Hubungan tersebut bersifat positif, artinya terjadi hubungan searah antara variabel X dan variabel Y. Bila skor gaya belajarnya semakin kuat, maka hasil belajarnya semakin meningkat. Prosedur uji signifikasi dengan taraf signifikansi 5% didapatkan thitung= 0,38 dan ttabel = 2,052. Karena thitung < ttabel maka Ho diterima. Hasil perhitungan manual menunjukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar mahasiswa.
MENUMBUHKAN TINDAK PIKIR KREATIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PACE Wardhani, Indah Setyo
JP2M (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika) Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : STKIP PGRI Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.061 KB) | DOI: 10.29100/jp2m.v1i2.192

Abstract

Tindak berpikir kreatif sangat diperlukan masyarakat guna pengambilan keputusan dalam menghadapi sebuah permasalahan kompleks. Matematika sebagai disiplin ilmu yang membutuhkan tindak berfikir kreatif mengambil peran penting dalam menunjang pengambilan keputusan. Berpikir kreatif nampak dalam bentuk kemampuan menemukan hubungan-hubungan yang baru serta memandang sesuatu dari sudut pandang yang berbeda dari yang biasanya. Tindak pikir kreatif dalam matematika dapat dimulai dari Sekolah. Dalam menumbuhkan tindak berfikir kreatif, siswa/mahasiswa dalam mempelajari matematika di sekolah/perguruan tinggi diharapkan tidak hanya mencontoh dan mencatat bagaimana cara menyelesaikan soal yang telah dikerjakan oleh guru/ dosen tetapi memahami bagaimana alur dari penyelesaian soal tersebut. Salah satu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif matematis adalah model pembelajaran PACE. PACE merupakan model pembelajaran yang berlandaskan konstruktivisme yang memiliki tahap/fase: Proyek (Project), Aktivitas (Activity), Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) dan Latihan (Exercise). Model pembelajaran PACE baik untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika, karena dapat menumbuhkan tindak berpikir kreatif matematis.
Pengembangan Buku Siswa Dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) Pada Topik Garis Dan Sudut Di SMP Wardhani, Indah Setyo
INSPIRASI : JURNAL ILMU-ILMU SOSIAL Vol 8, No 15 (2013)
Publisher : STKIP PGRI TULUNGAGUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29100/insp.v8i15.281

Abstract

This study aimed to develop students’ texook on the topic of line and angle for junior high school by using PMR approach. The background of this study was the students difficulty in mastering the concept of line and angle. The researcher developed teaching instrument in the form of textook  applying PMR approach. This approach emphasized on the use of mathematics in real life experience and it was the reason of the researcher chose the approach. This step of this study were situational analysis developing the planning of the draft of textook, material development, validating. The product try out stated that the first evaluation showed the average of individual score was 78,63. Meanwhile, the second evaluation was 88,37. By developing this textook, it was expected that the students would e active to construct their knowledge on the topic of line and angle.
Geometri Dan Permasalahannya Dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah (Suatu Penelitian Meta Analisis) Indah Setyo Wardhani
Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai-Nilai Islami) Vol 3 No 1 (2019): Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami)
Publisher : Mathematics Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.609 KB)

Abstract

Geometri mengajarkan kita bagaimana cara mencari koneksi yang terjadi antara materi geometri dengan materi-materi lainnya. Lebih dari itu, geometri juga melatih kemampuan komunikasi matematika melalui kegiatan eksplorasi, diskusi, konjektur dan investigasi. Penelitian meta analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan siswa/mahasiswa dalam memahami materi geometri di kelas. Penelitian ini mengambil 9 artikel yang menyimpulkan tentang hasil analisis kesalahan siswa dalam memahami materi geometri. Berdasarkan hasil penelitian, permasalahan siswa dalam memahami materi geometri terlihat pada penggunakan deduktif aksiomatik, permasalahan persepsi, miskonsepsi terhadap proses dan kegiatan visual, permasalahan pada penggunaan prosedur, konsep, dan prinsip serta lemahnya koneksi dan penalaran dalam geometri.
Berpikir Intuitif Siswa Sekolah Dasar dalam Menumbuhkan Tindak Berpikir Kreati Indah Setyo Wardhani
Jurnal Pamator : Jurnal Ilmiah Universitas Trunojoyo Vol 9, No 2: Oktober 2016
Publisher : LPPM Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.484 KB) | DOI: 10.21107/pamator.v9i2.3371

Abstract

Menyelesaikan permasalahan dalam matematika, dapat memunculkan ide, waktu dan strategi penyelesaian yang berbeda dari siswa. Ada siswa yang dapat memunculkan ide dan strategi penyelesaian secara langsung (directly) pada saat membaca soal. Ada pula siswa yang membutuhkan media, langkah-langkah formal atau jembatan berpikir dalam menentukan solusi penyelesaian. Tindakan siswa dalam memahami dan menemukan strategi yang tepat dan cepat dalam menyelesaikan masalah tersebut merupakan aktifitas mental yang ditopang oleh kecakapan berpikir kreatif. Berpikir kreatif merupakan sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan memerhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru, membuka sudut pandang, dan membangkitkan ide-ide yang tak terduga. Intuisi berperan disaat seseorang harus memilih dan mengambil keputusan secara kreatif. Kecakapan intuitif muncul secara spontan, bersifat segera (immediate), global atau mungkin muncul secara tiba-tiba (sudently) dan tidak diketahui dari mana asalnya. Tindak berfikir kreatif yang ditopang oleh kecakapan informal (berpikir intuitif) dalam menyelesaikan permasalahan matematika sangat membantu siswa dalam menentukan solusi yang tepat. 
Development of Entrepreneurship E-Module for Elementary School Students Based on Local Wisdom in Madura Island Indah Setyo Wardhani; Rika Mellyaning Khoiriya
Journal of Disruptive Learning Innovation (JODLI) Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.121 KB) | DOI: 10.17977/um072v1i22020p36-44

Abstract

The aim of this research is to develop a valid, practical and effective entrepreneurship e-module for Elementary School students in Madura. The validity level of the entrepreneurship e-module is known through the results of validation analysis by the validator. The level of practicality is known through observations of the use of entrepreneurship e-module, and the level of effectiveness known from two aspects, namely (1) the average score of students’ learning outcomes and (2) positive responses of the students. The development research model used to modify the 4D model by Thiagarajan and Sammel that consists of four stages, namely the stages of defining, designing, developing, and disseminating.
MENUMBUHKAN TINDAK PIKIR KREATIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PACE Indah Setyo Wardhani
JP2M (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika) Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : STKIP PGRI Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29100/jp2m.v1i2.192

Abstract

Tindak berpikir kreatif sangat diperlukan masyarakat guna pengambilan keputusan dalam menghadapi sebuah permasalahan kompleks. Matematika sebagai disiplin ilmu yang membutuhkan tindak berfikir kreatif mengambil peran penting dalam menunjang pengambilan keputusan. Berpikir kreatif nampak dalam bentuk kemampuan menemukan hubungan-hubungan yang baru serta memandang sesuatu dari sudut pandang yang berbeda dari yang biasanya. Tindak pikir kreatif dalam matematika dapat dimulai dari Sekolah. Dalam menumbuhkan tindak berfikir kreatif, siswa/mahasiswa dalam mempelajari matematika di sekolah/perguruan tinggi diharapkan tidak hanya mencontoh dan mencatat bagaimana cara menyelesaikan soal yang telah dikerjakan oleh guru/ dosen tetapi memahami bagaimana alur dari penyelesaian soal tersebut. Salah satu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif matematis adalah model pembelajaran PACE. PACE merupakan model pembelajaran yang berlandaskan konstruktivisme yang memiliki tahap/fase: Proyek (Project), Aktivitas (Activity), Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) dan Latihan (Exercise). Model pembelajaran PACE baik untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika, karena dapat menumbuhkan tindak berpikir kreatif matematis.
PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA UNIVERSITAS TRUNOJOYO Indah Setyo Wardhani; Umi Hanik; Rika Wulandari
JP2M (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika) Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : STKIP PGRI Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29100/jp2m.v2i1.215

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar mata kuliah matematika pada mahasiswa Teknologi Industri Pertanian Universitas Trunojoyo Madura. Sampelnya terdiri dari 19 mahasiswa kelompok gaya belajar visual, 6 mahasiswa kelompok gaya belajar auditoral, dan 4 mahasiswa kelompok gaya belajar kinestatik. Penelitian ini berdasarkan tingkat eksplanasi merupakan penelitian asosiatif dan jenisnya adalah penelitian kuantitatif. Hubungan antara gaya belajar mahasiswa TIP dengan hasil belajar mahasiswa sangat lemah yaitu dengan korelasi sebesar 0,073. Hubungan tersebut bersifat positif, artinya terjadi hubungan searah antara variabel X dan variabel Y. Bila skor gaya belajarnya semakin kuat, maka hasil belajarnya semakin meningkat. Prosedur uji signifikasi dengan taraf signifikansi 5% didapatkan thitung= 0,38 dan ttabel = 2,052. Karena thitung ttabel maka Ho diterima. Hasil perhitungan manual menunjukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar mahasiswa.
KOMUNIKASI MATEMATIKA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE PADA MATA KULIAH GEOMETRI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA Fajar Hendro Utomo; Indah Setyo Wardhani; Muhammad Abdul Roziq Asrori
Cendekia: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 9 No. 2 (2015): Oktober 2015
Publisher : Center of Language and Cultural Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.758 KB) | DOI: 10.30957/cendekia.v9i2.37

Abstract

This objective of this study is to describe competency of mathematic communication based on Van Hiele theory on geometry course viewed from visual and kinesthetic learning styles.  The study was conducted in STKIP PGRI Tulungagung in November 2013 to August 2014, assigning 45 students as sample.  The study revealed that: First,  auditory learning style was achieved by: Level 1 = 0, Level 2 = 2, Level 3 = 9, Level 4 = 4, and Level 5 = 0, averaging at Level 3.  This means that students do not understand when they construct  definition, argument, role, formal deduction they worked;  Second, kinesthetic learning style was achieved by: Level 1 = 0, Level 2 = 6, Level 3 = 10, Level 4 = 2, and Level 5 = 0, averaging at Level 3.  This means that students do not understand on the work as done through auditory learning style.
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK SPATIAL QUESTIONS MAHASISWA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PADA MATERI GEOMETRI Indah Setyo Wardhani
JP2M (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika) Vol 9, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Bhinneka PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29100/jp2m.v9i2.4746

Abstract

This research aims to identify the characteristics of spatial questions of PGSD students based on a taxonomy of spatial thinking. This type of research is descriptive research with subjects as many as 22 students selected from 120 PGSD students at Trunojoyo University based on certain criteria. The results of the research were 560 spatial questions which were created by research subjects after being given 6 spatial image objects. The characteristics of the 560 spatial questions based on the taxonomy of spatial thinking are: 414 (73,93%) at primitive spatial level, 99 (17,68%) at simple spatial level, 22 (3,92%) at complex spatial level, 10 (1,79%) non-spatial level. These results conclude that the spatial questions characteristics of the subject tend to be at the primitive spatial level which leads to lower cognitive questions. Other research findings included 15 (2,68%) spatial questions that were not accommodated in the taxonomy of spatial thinking, giving rise to indications of the addition of a new level.