Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

IMPLEMENTATION OF THE AL-ADL CONCEPT IN THE PRACTICE OF MUZARA'AH AND MUKHABARAH IN THE DISTRICT'S LEADING AGRICULTURAL SECTOR BANTAENG SOUTH SULAWESI Hasriliandi Halim; Muslimin H. Kara; Abdul Wahid Haddade
Jurnal Diskursus Islam Vol 10 No 2 (2022): August
Publisher : Program Pascasarjana, UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdi.v10i2.30675

Abstract

The primary purpose of this research was to investigate the implementation of the al-Adl Concept on the Practices of Muzara'ah and Mukhabarah. This research particularly examined and determined the most suitable profit-sharing contract decisions to be applied to the leading agricultural sector in Bantaeng Regency. A qualitative research design was adopted in this study by using a phenomenological research approach. The data collection methods used in this study were observation, document analysis, and direct interviews with several informants. The data of this research were analyzed using descriptive qualitative data analysis and pairwise comparison scale qualitative analysis using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. The study results indicated that the community's practices of muzara'ah and mukhabarah in Bantaeng Regency had been well conducted.
Analisis Rantai Pasok Komoditas Tanaman Kentang pada Kawasan Agrowisata Uluere di Kabupaten Bantaeng Hasriliandi Halim Andi; Adam Rahman Suradi
Tarjih : Agribusiness Development Journal Vol. 3 No. 01 (2023): VOLUME 03, NOMOR 01, JUNI 2023
Publisher : Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47030/tadj.v3i01.486

Abstract

Kabupaten Bantaeng merupakan salah satu daerah penghasil kentang terbesar di Sulawesi Selatan. Pada Kawasan agrowisata uluere, Kentang adalah salah satu komoditas sayuran yang paling banyak di budidayakan. Selama beberapa tahun terakhir produksi tanaman ini mengalami penurunan. Hal itu berbanding terbalik dengan permintaan yang semakin tinggi.. salah satu hal yang di rasa sangat mempengaruhi adalah kondisi rantai pasok tanaman tersebut. Keadaan yang selama ini berjalan dirasa tidak optimal padahal dilihat dari letak geografis dan tempat yang sangat strategis, kesempatan tersebut bisa untuk di optimalkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rantai pasok kentang yang selama ini terjadi di Kawasan Agrowisata Uluere di Kabupaten Bantaeng. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode snowball sampling, sedangkan metode analisis yang digunakan adalah dengan analisis Food Supply Chain Network . Hasil penelitian di temukan bahwa berdasarkan aspek sasaran, struktur, manajemen, sumberdaya, dan proses bisnis rantai pasok akhirnya di temukan bahwa Rantai Pasok Kentang di Kawasan Agrowisata Uluere lebih ditujukan untuk pasar lokal yang ada di Kabupaten Bantaeng dan daerah yang ada di sekitarnya serta pasar luar daerah dalam lingkup yang lebih luas. Di temukan juga bahwa ada enam anggota rantai pasok, dimana anggota rantai pasok tersebut adalah petani, tengkulak, pedagang kecil, pedagang besar, pedagang pengecer, dan konsumen tingkat akhir. Selain itu ditemukan bahwa manajemen rantai pasok terkait pemilihan mitra, kesepakatan kontrak antar anggota rantai pasok, sistem transaksi, kebijakan pemerintah, dan kolaborasi antar anggota rantai pasok. Kriteria dalam memilih mitra rantai pasok adalah dengan mencari penawar dengan harga tinggi, pelanggan, serta tengkulak yang telah terikat dalam memberikan pinjaman modal bagi petani. Sistem transaksi yang terjadi melalui system bayar nanti dengan tenggang waktu dan cash dimana tergantung dari kesepakatan antar anggota rantai pasok. Adanya kebijakan pemerintah yang turut mendukung dan berkontribusi dalam keberlanjutan manajemen rantai pasok. Sumberdaya yang dimiliki oleh anggota rantai pasok terdiri dari sumberdaya fisik, teknologi, dan modal. Setiap anggota rantai pasok memerlukan peralatan dan input berupa bahan baku dalam proses produksi yang dijalankan. Selain itu setiap anggota rantai pasok memiliki risiko yang berbeda dalam setiap proses bisnis rantai pasok yang terjadi.
Pendampingan Umkm Belopar Rempeyek Dalam Produksi Keripik Rempeyek Kacang Melalui Strategi Repackaging Hasriliandi Halim Andi; Adam Rahman Suradi; Fatmawati Ramli; Andi Irga Satrawati Taslim; Agustan
JDISTIRA - Jurnal Pengabdian Inovasi dan Teknologi Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Yayasan Rahmatan Fidunya Wal Akhirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58794/jdt.v3i1.447

Abstract

Sejak pemerintah mengeluarkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar, muncul berbagai jenis UMKM Baru yang akhirnya menjawab tantangan baru tersebut dalam memproduksi aneka makanan dan keripik di Rumah saja. Populasi UMKM berkembang pesat karena kebiajakan tersebut. UMKM menjadi solusi ekonomi alternatif masyarakat dalam menggerakan kembali perekonomian keluarga yang sempat terhenti karena pandemi COVID-19. Namun, dari banyaknya UMKM tersebut, hanya sedikit yang mampu bertahan dan melakukan survive dengan pesaing yang ada di pasar, selebihnya bahkan jalan di tempat, bahkan beberapa diantaranya gulung tikar. Kondisi tersebut terjadi karena kurangnya wawasan pemilik dalam mengelola usaha dan ketidakmampuan pemilik untuk mengikuti arus teknologi yang semakin berkembang. Hadirnya pengabdian kepada masyarakat ini yang dilakukan kepada salah seorang pemilik sekaligus pelaku UMKM di desa Bonto Lebang melalui pendampingan UMKM Belopar Rempeyek melalui strategi repackaging. PKM ini berlangsung selama 2 bulan dimulai dari tanggal 28 April 2023 – 28 Juni 2023. Metode yang digunakan adalah metode pendampingan kepada UMKM Belopar rempeyek yang telah cukup lama berjalan namun sulit mengalami perkembangan yang signifikan seperti para pesaing lainnya. Hasil dari strategi repackaging yang dilakukan, diharapkan mampu membuat tampilan produk yang dipasarkan menjadi lebih menarik dan elegan. Tampilan yang lebih menarik tentunya diharapkan akan membuat konsumen lebih tertarik dan membeli produk tersebut.
ANALISIS SWOT-AHP DALAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KACANG TANAH DI SULAWESI SELATAN Hasriliandi Halim
AgriMu Vol 2, No 2 (2022): AgriMu Juni 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/agm.v2i2.7711

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat model strategi terbaik yang bisa digunakan dalam pengembangan agribisnis kacang tanah di Sulawesi selatan. Penelitian ini berlokasi di Kabupaten Bantaeng, Jeneponto dan Bulukumba dikarenakan ketiga daerah tersebut merupakan daerah dengan luas lahan kacang tanah terbesar dan pertumbuhan tertinggi di Sulawesi Selatan. Penelitian ini menggunakan metode snowball sampling. Sampel dalam penelitian ini disebut sebagai informan kunci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pengembangan agribisnis kacang tanah di Sulawesi Selatan terdiri dari banyak strategi. Dimulai dari meningkatkan Produksi Kacang Tanah, Mengembangkan Wilayah Pemasaran, Mengoptimalkan Potensi sumber daya alam, Sumber Daya Manusia Dan Sumber Daya Peralatan yang Ada, Menciptakan Dan Mengembangkan Teknologi Produksi dan Pengolahan Kacang Tanah, Pembinaan Petani Dan Penyuluh untuk Budidaya dan Pengolahan Kacang Tanah, Mengadakan Pertemuan Rutin Yang Menjembatani Program Pemerintah Dan Petani/Kelompok Serta Industri Rumah Tangga, Meningkatkan Kuantitas Dan Peran Kelompok Tani, Meningkatkan Kualitas Ilmu Dan Pengetahuan Petani Melalui Pendidikan Dan Pelatihan, Melakukan Koordinasi Dan Kerjasama Antara Petani, Penyedia Sarana Produksi, Pedagang, Industri Rumah Tangga Dan Lembanga Keuangan, Menguatkan Kebijakan Pemerintah Tentang Penetapan Harga Dasar Dan Suku Bunga Kredit, Menciptakan Kawasan Khusus Budidaya Kacang Tanah dan Meningkatkan Penggunaan Pupuk Dan Pestisida Organik Serta Peralatan Ramah Lingkungan. Berdasarkan metode analisis data yang digunakan dengan model analitycal hierarchy process dan bantuan aplikasi Expert Choice 11, maka diperoleh hasil bahwa model pengembangan agribisnis yang paling baik digunakan adalah melakukan koordinasi dan kerjasama antara petani, penyedia sarana produksi, pedagang dan industri rumah tangga dan lembaga keuangan. Hal itu dibuktikan dengan didapatkannya nilai 0.131 sebagai nilai tertinggi dalam perbandingan berpasangan tersebut.
PENERAPAN NILAI ETIKA SIPAKATAU SIPAKALEBBI SIPAKAINGE DALAM PRAKTIK SANRA GALUNG OLEH PETANI DI DESA BIRU KECAMATAN KAHU KABUPATEN BONE Ahmad Zailan; Hafizhah Al-Amana; Hasriliandi Halim; Riskiyani Riskiyani; Putra Astaman
Ensiklopedia of Journal Vol 5, No 3 (2023): Volume 5 No. 3 Edisi 1 April 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/eoj.v5i3.1907

Abstract

Dalam penelitian ini mengkaji terkait wujud penerapan nilai-nilai etika sipakatau, sipakalebbi dan sipakainge. Petani pemilik lahan atau pihak yang melakukan praktik sanra galung yang bentuk penerapannya adalah dengan menggadaikan lahan miliknya dengan sejumlah uang dengan nominal tertentu untuk dapat mengelola lahan dengan luas tertentu berdasarkan kesepakatan bersama. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi dimana penelitian dilaksanakan dalam situasi alamiah menyebabkan tidak adanya pemaknaan atas fenomena yang dikaji. Peneliti bertindak sebagai instrumen kunci atau pengumpul data beserta bantuan dari instrumen tambahan, informan kunci dari objek penelitian, maupun dokumen tambahan lainnya. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah teknik dekskriptif dengan tahapan reduksi data, penyajian data hingga penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan nilai sipakatau dalam praktik sanra galung diterapkan dalam proses komunikasi, kejujuran, komitmen, nilai sipakalebbi diterapkan dalam proses saling menghormati karena status sosial dan kedekatan hubungan, nilai sipakainge diterapkan dalam proses musyawarah, mengantisipasi potensi konflik dan menyelesaikan konflik oleh petani di Desa Biru, Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone.Kata Kunci: Etika, Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakainge, Sanra-Galung.
PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH DENGAN PENDEKATAN ANALISIS LOCATION QUETIENS BERDASARKAN KONSEP AGROPOLITAN Hasriliandi Halim; Desy Rahmawati Anwar; Mahmud Mahmud
Fruitset Sains : Jurnal Pertanian Agroteknologi Vol. 12 No. 3 (2024): August: Ilmu Pertanian dan Bidang Terkait
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/fruitset.v12i3.5484

Abstract

This research is research on agropolitan-based egional development in improving the community's economy. Agropolitan is one of the theories in regional development. One of the characteristics of regional development using agropolitan theory is that the central place is trade and services, so that the conversion of agricultural land can be more controlled. Basically, it is urban development that is integrated with agricultural development, so that there is an agropolitan area or city in the middle of the garden.  The research method used in this research is literature with quantitative analysis by analyzing data taken from the central statistical agency of Soppeng district. The research results show that the development of agropolitan areas in Indonesia, especially in Soppeng Regency, is an important step towards achieving economic development and promoting sustainable development in order to achieve a level of community welfare through the agricultural sector.
SEGMENTASI PASAR PRODUK KUE KERING TRADISIONAL PADA HOME INDUSTRI CUCURU DI KABUPATEN BANTAENG Halim, Hasriliandi
AgriMu Vol 3, No 2 (2023): AgriMu Juni 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/agm.v3i2.10648

Abstract

The purpose of this study was to determine the market segmentation of traditional pastries at the Cucuru Home Industry. This research was conducted at the Cucuru Home Industry in Bissappu District, Bantaeng Regency. The location determination was carried out by purposive sampling with the consideration that the Cucuru Home Industry had been established since 2001 with a very large number of consumers. This research was conducted in February-April 2022. This study used a case study research technique with qualitative descriptive research methods. The basis that can be used in conducting market segmentation is the main variables used in market segmentation based on Kotler's thinking, namely Geographic, Demographic, Psychographic, and Behavioral. The results of this study indicate that traditional pastries made at the Cucuru Home Industry can be reached by many levels of society, including the location where the pastries are marketed and the prices offered to consumers. The choice of traditional pastry products at the Cucuru Home Industry is generally a special snack for those who have more daily activities outside the home. In addition, traditional pastries at the Cucuru Home Industry are being hunted by many consumers because they are mandatory food in every traditional event and wedding held in the area. So this situation greatly affects consumer interest in buying. In addition, many consumers of Home Industry Cucuru from Makassar City and surrounding communities who passed through Bantaeng Regency during the holidays and finally decided to choose this location as a place to buy souvenirs to bring to relatives at home. The income of the urban community, which tends to be high, also determines their consumption patterns, including their decision to buy traditional pastries from the Cucuru Home Industry. Even some of the consumers have become regular consumers since the last 20 years.
ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYURAN DATARAN TINGGI DI KABUPATEN GOWA Halim, Hasriliandi; Suradi, Adam Rahman; Ramli, Fatmawati
Jurnal Riset Multidisiplin Vol 2, No 1 (2024): Vol 2 No 1 April 2024
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengembangan, Pemberdayaan Potensi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61316/jrma.v2i1.42

Abstract

This research aims to analyze the role of social capital inupland vegetable farming development in Gowa Regency. Social capital isdefined as a set of values, norms, beliefs, and relationships that exist withina community that can help them achieve common goals. The researchmethod used is a qualitative method with a case study approach. Datacollection techniques were carried out through observation, interviews, andFocus Group Discussions (FGD) with upland vegetable farmers, farmergroups, and related institutions. The research results show that socialcapital plays an important role in the development of upland vegetablefarming in Gowa Regency. Strong social capital can encourage cooperationand coordination between farmers, farmer groups, and related institutionsin various aspects, such as providing infrastructure, training and extension,and marketing of agricultural products. Social capital can also encouragea spirit of mutual help and cooperation among community members inbuilding infrastructure, overcoming plant pests and diseases, and helpingfarmers who are experiencing difficulties. Trust and honesty that are builtwithin a community with strong social capital can also help to facilitatesales transactions, form savings and loan groups, and maintainenvironmental sustainability.
Pengembangan Model Agribisnis Hortikultura Terbarukan Berbasis Agrowisata di Kawasan Agrowisata Dataran Tinggi Uluere Kabupaten Bantaeng Halim, Hasriliandi; Yusuf, Andi Cakra; Sulkifli
Tarjih : Agribusiness Development Journal Vol. 4 No. 01 (2024): VOLUME 04, NOMOR 01, JUNI 2024
Publisher : Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47030/tadj.v4i01.750

Abstract

Pengembangan agribisnis hortikultura terbarukan berbasis agrowisata merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan potensi besar dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya di daerah pedesaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model agribisnis hortikultura terbarukan berbasis agrowisata di kawasan dataran tinggi Uluere Kabupaten Bantaeng. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi literatur. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan dataran tinggi Uluere memiliki potensi besar untuk pengembangan agribisnis hortikultura terbarukan berbasis agrowisata. Hal ini didukung oleh kondisi agroklimat yang sesuai, ketersediaan sumber daya alam yang memadai, dan antusiasme masyarakat dalam mengembangkan agribisnis hortikultura. Model agribisnis hortikultura terbarukan berbasis agrowisata yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari empat komponen utama, yaitu (1) Produksi hortikultura terbarukan, (2) Agrowisata, (3) Pemasaran dan (4) Kelembagaan. Pengembangan model agribisnis hortikultura terbarukan berbasis agrowisata diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan dataran tinggi Uluere Kabupaten Bantaeng.
Sosialisasi Pencegahan Bahaya Rabies dan Penaggulangan Pernikahan Anak di Usia Dini di Kabupaten Bone Amali, Febrian Zulfiansyah; Dandi Dandi; Mutiara Mutiara; Eva Eva; Mutiara Aprilia; Ridwan Ridwan; Muh. Amin Amir; Rifki Kurniawan; Hasriliandi Halim
Cakrawala: Jurnal Pengabdian Masyarakat Global Vol. 3 No. 4 (2024): Cakrawala: Jurnal Pengabdian Masyarakat Global
Publisher : Universitas 45 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30640/cakrawala.v3i4.3331

Abstract

Rabies can attack all types of warm-blooded animals and humans. Symptoms of rabies in humans usually begin with fever, headache, difficulty swallowing, fear of water, sensitivity to wind and sound stimuli and end in death. Control of rabies is generally done by vaccination and elimination of stray/wild dogs, in addition to socialization programs and supervision of rabies-transmitting animal traffic (HPR). While in early marriage, it has a negative impact on teenagers and when living in a family, early marriage can be caused by several   factors,   namely,   social   factors,   economic   factors, educational factors. Prevention of early marriage can be done by providing education about the dangers and impacts of early marriage