Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

The Relationship Between Family Involvement and Satisfaction Level of The Family of Critical Care Patients in The Sumber Waras Hospital Indah Purnama Sari; Mochamat Helmi; Wiyarni Pambudi; Ernawati Ernawati
Asian Journal of Social and Humanities Vol. 1 No. 12 (2023): Asian Journal of Social and Humanities
Publisher : Pelopor Publikasi Akademika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59888/ajosh.v1i12.115

Abstract

The average trend of intensive care unit (ICU) patients increases every day across the globe, including in Indonesia. Patients and their families have various needs during intensive care in the ICU. Based on these needs, we classify them into care, hope, information, participation, and assurance. In order to fulfill these needs, support and involvement of family members are needed. If the needs are fulfilled, this will have an effect on the satisfaction of family members. Therefore, this study aims to investigate the relationship between family involvement and family satisfaction of critical patients in Intensive Care Unit of Sumber Waras Hospital, West Jakarta. Descriptive and analytic research design with a quantitative approach is used in this study. Samples were collected using a consecutive sampling method and a questionnaire was used as a data collection instrument. Pearson Chi-Square correlation test was performed to determine the relationship among variables. This study showed the average scores of family involvement and family satisfaction were 4.0-4.3 out of 5 on a Likert scale. From 49 respondents, 29 respondents had a higher level of involvement in information and 34 respondents had a higher level of satisfaction in assurance. Family involvement in care, hope, information, participation, and assurance had a significant positive association with family satisfaction, with the effect exerted at 42%, 56%, 51%, 49%, and 49%, respectively. From this study, we can conclude that the patient’s family members had a moderately to very high level of involvement and satisfaction. There is a significant positive association between family involvement and family satisfaction in the Sumber Waras Hospital, West Jakarta.
Perceptions, practices, and associated factors towards expressed breastfeeding among mothers in Jakarta, Indonesia Pambudi, Wiyarni; Dewanto, Naomi Esthernita Fauzia; Yusra, Yusra; Werdhani, Retno Asti; Endaryanto, Anang; Fahmida, Umi; Alatas, Fatima Safira; Hegar, Badriul
Paediatrica Indonesiana Vol. 64 No. 2 (2024): March 2024
Publisher : Indonesian Pediatric Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/pi64.2.2024.168-75

Abstract

Background Expression of breast milk is a strategy to ensures continuous breastfeeding during temporary separation of infant from the mother. Handling and storage of expressed breast milk (EBM) should be based on established recommendations because these practices can affect milk quality and safety. Objective To describe perceptions and practices of EBM handling and storage, compare with commonly used recommendations and associated factors influencing these practices among mothers in Jakarta, Indonesia, Methods Mothers who practiced expressed breastfeeding (EBF) to their 6-12 weeks-old infants completed questionnaires about their peceptions and practices on how they handle and storage EBM. The differences in perceptions and practices about expressed breastfeeding management were analyzed using the Chi-square or Fisher's exact test. Results Among 30 mothers, 14/30 gave EBF exclusively, 19/30 used breast pump, and 26/30 expressed ³6 times/day. Infants in this study received expressed milk 5-10 times per day. Maternal age and resource of information were factors significantly associated with mother’s perceptions, while maternal age, education, and parity were significantly associated with the practices of EBM handling and storage. Conclusion This study reveals inconsistent perceptions and practices on expressed milk handling and storage by the mothers. They have good knowledge about the theoretical aspects of expressed breastfeeding, but some other techniques are poor, which can be detrimental to the health of the infants. Further study is needed to find more efficient and optimal methods of expressed milk handling and storage, necessitating thoughtful consideration of better practices and recommendations.
Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar di Posyandu Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Pambudi, Wiyarni; Lutfiansyah, Rifki
Ebers Papyrus Vol. 30 No. 1 (2024): EBERS PAPYRUS
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/ep.v30i1.30984

Abstract

Imunisasi adalah usaha untuk meningkatkan kekebalan tubuh secara aktif terhadap penyakit tertentu sehingga saat terpapar, seseorang tidak akan sakit atau hanya mengalami gejala ringan. Ketidaklengkapan imunisasi dasar pada anak dapat meningkatkan risiko terkena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan meningkatkan angka kematian balita (AKB). Keberhasilan imunisasi dasar lengkap dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai-nilai, tradisi, layanan kesehatan, keluarga, dan masyarakat. Termasuk faktor keluarga keluarga,yaitu karakteristik ibu seperti usia, pendidikan, tingkat pendapatan, dan pekerjaan. Penelitian ini ingin mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar anak di Posyandu Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat, menggunakan analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Responden diminta mengisi kuesioner yang meliputi pertanyaan terstruktur tentang pengetahuan ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar dan melihat buku KIA. Pengambilan data dilakukan secara consecutive sampling dan diolah menggunakan statistik berupa analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan baik memiliki 0,845 kali tidak dapat berpengaruh daripada ibu yang memiliki pengetahuan kurang baik dan Terdapat hubungan yang tidak bermakna antara pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar anak di Posyandu Kecematan Cengkareng Jakarta Barat dengan nilai p = 0,718.
SKRINING KESEHATAN DAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA PRASEKOLAH DI LA PRESCHOOL JAKARTA PUSAT Pambudi, Wiyarni; Kurniawati, Bernice Helsa; Yuliavita, Shelvy
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 7 No. 2 (2024): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v7i2.28605

Abstract

Golden age is considered as essential period in a child’s growth and development, especially the first three years of life. Stunting which remains as the main indicator of growth in children, where based on Basic Health Research (RISKESDAS) in 2018, 30,8% toddlers in Indonesia had stunting. While indicator of successful toddler development can be seen in toddler’s mental, emotional, social, and independence behavior according to their age. Stimulation, Detection, Early Intervention for Growth and Development Disorders (SDIDTK) as a screening of children's growth and development, needs to be carried out to tell children’s status more objectively. SDIDTK activity was given to 13 (92,9%) children in LA Preschool, involving pediatricians and clerkship students to carry out anthropometric measurement, head to toe physical examination, accompanied by one-on-one interactions to fulfil children’s growth and development examination, with the help of parents to fill g-form questions consists of Developmental Pre-Screening Questionnaire (KPSP) and Emotional Behavior Problem Questionnaire (KMPE) previously. Result of assessment showed children’s growth and development status, followed by stimulating activities for each parent. From the growth screening was found 8 (61,5%) children had good nutritional status, although there were several students with wasting, overweight, underweight, and short stature. In development screening, it was found that all children had normal KPSP and KMPE. Clean and healthy living behavior such as feeding rules, dental and oral health care, prevention of Influenza Like Illness-Severe Acute Respiratory Infections (ILI-SARI), sleep patterns were almost fully applied in LA Preschool students   ABSTRAK Golden age dianggap sebagai periode penting dalam tumbuh kembang anak, terutama dalam tiga tahun kehidupan. Hingga saat ini stunting masih menjadi tolak ukur pencapaian pertumbuhan balita, dimana berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 sebesar 30,8% balita Indonesia mengalami stunting. Sementara indikator keberhasilan perkembangan balita dilihat dari aspek mental, emosional, sosial, dan kemandirian balita secara optimal sesuai usianya. Kegiatan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang (SDIDTK) yang merupakan skrining tumbuh kembang anak perlu dikerjakan sebagai salah satu upaya menyampaikan kondisi anak secara lebih objektif. Pelayanan SDIDTK diberikan kepada 13 (92,9%) anak LA Preschool yang melibatkan kerjasama dari praktisi kesehatan anak dan mahaanak kepaniteraan Program Studi Profesi Dokter untuk melakukan pengukuran antropometri, pemeriksaan fisik dari kepala hingga kaki, disertai interaksi untuk melengkapi data tumbuh kembang anak, yang sebelumnya sudah diisi oleh orang tua dalam g-form yang berisikan pertanyaan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) dan Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KMPE). Hasil asesmen memaparkan status tumbuh kembang anak, disertai dengan kegiatan stimulasi yang perlu diupayakan oleh masing-masing orang tua. Dari skrining pertumbuhan didapatkan 8 (61,5%) anak berstatus gizi baik, walau masih ditemui anak dengan gizi kurang, gizi lebih, underweight, serta perawakan pendek. Pada skrining perkembangan didapatkan 100% anak memiliki hasil KPSP sesuai usia dan KMPE normal. Kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat meliputi aturan makan (feeding rules), perawatan kesehatan gigi dan mulut, pencegahan Influenza Like Illness-Severe Acute Respiratory Infections (ILI-SARI), dan pola tidur secara keseluruhan sudah dapat diterapkan dengan baik oleh anak LA Preschool.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN POLA PEMBERIAN MPASI PADA BAYI DI KECAMATAN CENGKARENG JAKARTA BARAT Handayani, Khoirunisa; Pambudi, Wiyarni
Ebers Papyrus Vol. 30 No. 2 (2024): EBERS PAPYRUS
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/ep.v30i2.32632

Abstract

Strategi pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) yang baik yaitu tepat waktu, adekuat, aman, higenis, dan diberikan secara responsif. MPASI diberikan ketika ASI saja sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi yaitu pada saat bayi berusia 6 bulan dan tetap diberikan ASI sampai bayi berusia 24 bulan. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan desain cross sectional. Studi ini mempelajari hubungan karakteristik dan faktor yang memengaruhi ibu dalam pemberian MPASI dini di Posyandu Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Subjek penelitian yang diikut sertakan pada penelitian ini yaitu ibu dengan bayi berusia >6 bulan yang mengikuti kegiatan posyandu dan bersedia menjadi responden penelitian di Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. Didapatkan 93 responden dengan pola pemberian MPASI tepat waktu 83,9% dan MPASI dini 12,9%. Responden adalah ibu berusia antara 21 – 46 tahun, multipara 64,6%, pendidikan SMA/sederajat 59,1%, mayoritas tidak bekerja dan pendapatan keluarga dibawah UMR. Faktor yang memengaruhi ibu dalam memberikan MPASI dini adalah rendahnya pengetahuan tentang pemberian MPASI (pengetahuan buruk sebanyak 83,9%) dan sumber informasi tentang MPASI melalui media sosial sebanyak 25,8%. Dari hasil penelitian ini didapatkan hubungan yang tidak bermakna antara karakteristik dan faktor yang memengaruhi ibu (p-value >0,05) dengan ibu berpengetahuan baik 1,14 kali lebih berpeluang memberikan MPASI tepat waktu.
Hubungan riwayat ASI eksklusif dengan diare pada bayi usia 0-12 bulan Maharani, Ismi Ikrima; Pambudi, Wiyarni
Tarumanagara Medical Journal Vol. 6 No. 2 (2024): TARUMANAGARA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/tmj.v6i2.31891

Abstract

Diare pada bayi dapat dicegah dengan pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif. Air susu ibu mengandung glikan dan oligosakarida yang berperan penting dalam sistem kekebalan alami untuk melindungi bayi dari diare. Studi ini mempelajari hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare pada bayi berusia 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bonjeruk, Kabupaten Lombok Tengah yang mencakup Desa Bonjeruk, Bunkate, Perina, dan Pengenjek. Studi analitik ini menggunakan data sekunder dari laporan rutin Puskesmas Bonjeruk bulan Januari-Desember 2022. Hasil studi menyatakan 565 bayi selama periode teersebut diberikan ASI baik secara eksklusif maupun non-eksklusif, dengan laporan kasus diare terjadi pada 213 bayi. Kejadian diare dialami oleh 47 (12,6%) dari 373 bayi yang disusui eksklusif dan 166 (86,5%) dari 192 bayi yang mendapat ASI non-eksklusif. Uji analitik studi didapatkan ada hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan diare pada bayi berusia 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bonjeruk Kabupaten Lombok Tengah Periode Tahun 2022 (nilai p < 0,0001; PR 6,86). 
Hubungan konsumsi sugar-sweetened beverages dengan berat badan berlebih pada anak usia sekolah dasar di Kabupaten Karawang Wijaya, Develyn Aurelia; Pambudi, Wiyarni
Tarumanagara Medical Journal Vol. 7 No. 1 (2025): TARUMANAGARA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/tmj.v7i1.34095

Abstract

Berat badan berlebih (overweight dan obesitas) terjadi akibat penumpukan lemak yang berlebihan karena ketidakseimbangan asupan energi dengan energi yang digunakan dalam waktu lama. Berat badan berlebih pada anak dapat disebabkan karena minuman yang mengandung gula tinggi disertai kurangnya aktivitas fisik. Persentase obesitas anak usia 5-12 tahun di Karawang lebih tinggi dibandingkan populasi obesitas anak di Indonesia. Studi ini mempelajari hubungan konsumsi sugar-sweetened beverages terhadap berat badan berlebih pada anak usia sekolah dasar di wilayah Kabupaten Karawang. Desain yang digunakan ialah studi analitik observasional dengan desain cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling pada 120 siswa SD Ignatius Slamet Riyadi, Karawang. Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hubungan konsumsi sugar-sweetened beverages dengan kejadian berat badan berlebih pada anak menggunakan uji chi-square. Sebesar 68,5% siswa yang sering mengonsumsi sugar-sweetened beverages termasuk dalam kategori berat badan berlebih, sedangkan 72,7% siswa yang jarang mengonsumsi sugar-sweetened beverages tidak mengalami berat badan berlebih. Hasil analitik menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara konsumsi sugar-sweetened beverages dengan kejadian berat badan berlebih pada siswa sekolah dasar di Kabupaten Karawang dengan nilai p sebesar 0,00001 dan nilai PRR sebesar 2,51. Konsumsi sugar-sweetened beverages berlebih menjadi salah satu faktor risiko anak usia sekolah dasar mengalami berat badan berlebih.
PENGETAHUAN DUKUNGAN MENYUSUI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA ANGKATAN 2019-2022 Hani Adzhan; Wiyarni Pambudi
Ebers Papyrus Vol. 31 No. 1 (2025): EBERS PAPYRUS
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/ep.v31i1.34833

Abstract

Pengetahuan dan sikap petugas kesehatan berperan penting dalam meningkatkan dukungan menyusui. Memahami berbagai hambatan khusus terhadap promosi dan dukungan menyusui dari perspektif mahasiswa kedokteran dan menangani hal tersebut yang dapat dimodifikasi melalui pendidikan kedokteran sarjana dapat membantu meningkatkan hasil belajar, praktik medis, dan akhirnya hasil kesehatan yang terkait dengan menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan tentang dukungan menyusui pada mahasiswa peserta didik program studi sarjana kedokteran, menggunakan metode analitik observasional dengan desain potong lintang. Responden diminta mengisi kuesioner yang disusun terinci tentang pengetahuan terkait dukungan menyusui yang dikelompokkan menjadi dua kategori faktor yang memengaruhi berdasarkan prosedur manajemen dan praktik klinis dukungan menyusui. Subyek penelitian dipilih secara non random, kemudian data diolah menggunakan aplikasi statistik berupa analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini memiliki hubungan yang bermakna (p= 0,003) antara kelulusan blok siklus hidup dan (p= 0,000) pada kelulusan blok reproduksi dengan pengetahuan tentang dukungan menyusui pada mahasiswa. Berdasarkan hasil analisis epidemiologi, mahasiswa yang telah lulus blok siklus hidup memiliki pengetahuan 1,3 kali lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang belum lulus blok siklus hidup dan pada mahasiswa yang telah lulus blok reproduksi memiliki pengetahuan 1,4 kali lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang belum lulus blok reproduksi.
ANALISIS FAKTOR SOSIODEMOGRAFIS, PSIKOLOGIS, DAN PENGETAHUAN TERHADAP KESIAPAN IBU DALAM MERAWAT BAYI BARU LAHIR Sri Sunarsih; Wiyarni Pambudi
Ebers Papyrus Vol. 31 No. 1 (2025): EBERS PAPYRUS
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/ep.v31i1.34847

Abstract

Kehamilan merupakan fase transisi penting yang membawa perubahan fisik, emosional, dan psikologis, sehingga diperlukan kesiapan yang optimal untuk menjalani peran baru sebagai ibu. Kesiapan ibu dalam merawat bayi baru lahir berperan penting dalam mendukung tumbuh kembang bayi, terutama pada periode neonatal yang krusial. Tingginya angka kematian neonatus pada masa nifas serta rendahnya cakupan pelayanan antenatal care (ANC) dan partisipasi kelas ibu hamil menunjukkan pentingnya perhatian terhadap kesiapan ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kesiapan ibu dalam merawat bayi baru lahir di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan desain cross-sectional. Subjek terdiri dari 49 ibu hamil trimester dua dan tiga yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia berpartisipasi, dipilih melalui teknik convenience sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga faktor yang memiliki hubungan bermakna (p < 0,05) dengan kesiapan ibu dalam merawat bayi baru lahir, yaitu usia anak terakhir (p = 0,013), kondisi psikologis ibu (p = 0,001), dan tingkat pengetahuan (p = 0,009). Sebanyak 57,1% ibu memiliki kesiapan baik dalam merawat bayi baru lahir, sejalan dengan kondisi psikologis yang baik sebanyak 61,2%, dukungan sosial yang baik 59,2%, dan tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 57,1%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa usia anak terakhir, kondisi psikologis, dan tingkat pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kesiapan ibu dalam merawat bayi baru lahir.
Pemahaman Mahasiswa Kedokteran tentang Kangaroo Mother Care (KMC) untuk Bayi Berat Badan Lahir Rendah dan Prematur Pambudi, Wiyarni; Sesa, Prastica Gabriela
Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis (IN PRESS)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmmpk.v5i1.34688

Abstract

Kangaroo Mother Care (KMC) adalah intervensi neonatal yang diakui secara global dan telah terbukti meningkatkan kesehatan bayi prematur serta bayi dengan berat badan lahir rendah, mengurangi kematian neonatal, risiko infeksi, dan meningkatkan pertumbuhan bayi serta ikatan ibu dan anak. Meskipun manfaat KMC telah terverifikasi secara ilmiah, adopsi praktik ini masih menghadapi tantangan, seperti kurangnya pemahaman di kalangan tenaga kesehatan, keterbatasan pelatihan, serta kurangnya kebijakan institusional yang mendukung penerapannya. Penelitian ini bertujuan mengatehui tingkat pemahaman mahasiswa kedoktran untuk meningkatkan kepatuhan implementasi praktik ini. Temuan studi ini menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki skor pemahaman keseluruhan 3,72 ± 0,45 dengan pemahaman yang relatif baik mengenai prinsip dasar KMC dengan skor rerata 3,90, manfaat KMC dengan skor rerata 3,39, dan implementasi KMC dengan skor rerata 3,87. Distribusi pengetahuan di antara mahasiswa bervariasi menurut tahun akademik, mahasiswa klinis (PSPD) menunjukkan pemahaman yang sedikit lebih baik daripada rekan-rekan praklinis (PSSK) (p = 0,372, PR = 1,136). Studi ini diharapkan ikut memberikan referensi dalam upaya menekankan pentingnya pemahaman dan sikap tenaga kesehatan dalam keberhasilan implementasi KMC serta perlunya pendekatan multifaset untuk meningkatkan kualitas perawatan bayi prematur.