Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Promoting Family Health: A Community Internship Program on Interprofessional Education and Collaboration in Banjarsari District Sasmita, Hanum; Jatmiko Rinto W; Nurmalisa, Baiq Emy
Jurnal Pengabdian Masyarakat Lentora Vol. 5 No. 1 (2025): September 2025
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jpml.v5i1.4181

Abstract

Background: The Family Approach Healthy Indonesia Program (PIS-PK) is a key strategy of the Indonesian Ministry of Health. To support this program, community empowerment through interprofessional collaboration is essential. This activity was conducted in RW 05, Banjarsari District, which was identified as an area with specific health concerns.Objectives: This community service aimed to: 1) Implement interprofessional collaboration to address community health issues, and 2) Increase residents' knowledge and awareness of priority health problems.Methods: The activity used the IPCIdEM (Interprofessional Collaborative Practice in Education and Management) approach. The stages included: 1) Problem identification through Focus Group Discussions (FGDs) and analysis of Family Health Index (IKS) data; 2) Planning and implementation of interventions, which consisted of health screenings (blood pressure and blood sugar), health education sessions on hypertension, diabetes, stunting prevention, and family planning, and the distribution of iron supplements to adolescent girls; 3) Evaluation through pre-test and post-test.Results: The FGD and IKS data revealed three priority health problems: Non-Communicable Diseases (hypertension and diabetes), stunting risks, and low participation in family planning programs. The intervention showed positive outcomes: a total of 100 residents participated in the health screenings and education. Pre-test and post-test results from the NCD session showed a significant increase in the average knowledge score from 60% to 80%. Furthermore, 80% of participating adolescent girls committed to consuming iron tablets regularly.Conclusion: The IPCIdEM approach proved effective in facilitating interprofessional collaboration and improving community health literacy. This model can be replicated in other communities to tackle priority health issues in a structured and collaborative manner
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian Imunisasi Measles Rubella di Wilayah Kerja Puskesmas Sinorang : The Relationship between Mother's Knowledge and Attitudes with Providing Measles Rubella Immunization in the Working Area of the Sinorang Community Health Center Ambotang, Kursia; Nurmalisa, Baiq Emy; Masulilli, Fitria
Lentora Nursing Journal Vol. 3 No. 2 (2023): April
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/lnj.v3i2.4265

Abstract

Latar Belakang: Cakupan imunisasi Measles Rubella (MR) di Puskesmas Sinorang mengalami penurunan dari 62,5% (195 anak) pada tahun 2020 menjadi 55% (186 anak) pada tahun 2021. Pengetahuan dan sikap ibu diduga menjadi faktor yang memengaruhi rendahnya cakupan ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian imunisasi MR pada Baduta. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Populasi adalah seluruh ibu dari Baduta (balita di bawah dua tahun) di wilayah kerja Puskesmas Sinorang (N=305). Sampel sebanyak 39 responden dipilih dengan teknik simple random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner pengetahuan dan sikap, serta data imunisasi dari Kartu Menuju Sehat (KMS). Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil: Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu (p-value = 0,028) dan sikap ibu (p-value = 0,010) dengan pemberian imunisasi MR. Kesimpulan: Kedua variabel, yaitu pengetahuan dan sikap ibu, memiliki hubungan yang signifikan dengan pemberian imunisasi MR pada Baduta. Oleh karena itu, upaya peningkatan cakupan imunisasi MR disarankan untuk fokus pada intervensi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan membentuk sikap positif ibu, misalnya melalui penyuluhan kesehatan yang intensif.
Pengaruh Edukasi terhadap Pengetahuan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Siswa SMA di Palu: The Influence of Education on Knowledge about Clean and Healthy Living Behavior in Palu Senior High School Students Nurfadila, Nurfadila; Nurmalisa, Baiq Emy; Tampake, Rina
Lentora Nursing Journal Vol. 3 No. 2 (2023): April
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/lnj.v3i2.4267

Abstract

Latar Belakang: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku kesehatan yang dilakukan atas dasar kesadaran untuk menolong diri sendiri dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pengetahuan PHBS pada siswa sebelum dan setelah diberikan edukasi kesehatan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuasi-eksperimen dengan pendekatan one-group pretest-posttest. Penelitian dilaksanakan pada 5 September 2022 di SMA Karya Bakti Mamboro dengan sampel 37 siswa yang dipilih menggunakan teknik proportional sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner pengetahuan PHBS. Data dianalisis secara univariat dan uji paired t-test untuk menguji perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah intervensi. Hasil: Hasil uji paired t-test menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pengetahuan PHBS sebelum dan setelah intervensi (p-value = 0,000). Nilai rata-rata pengetahuan setelah intervensi (82,4 ± 8,7) secara signifikan lebih tinggi dibandingkan sebelum intervensi (65,2 ± 10,3). Kesimpulan: Edukasi kesehatan efektif dalam meningkatkan pengetahuan PHBS pada siswa SMA Karya Bakti Mamboro. Disarankan bagi sekolah untuk menjadikan edukasi PHBS sebagai program berkelanjutan, dan bagi peneliti berikutnya untuk mengeksplorasi variabel lain seperti sikap dan praktik PHBS dengan desain penelitian yang lebih komprehensif.
mplementasi Program Screening dan Edukasi Kesehatan Mental sebagai Upaya Deteksi Dini pada Siswa SMA Negeri 3 Palu: Implementation of a Mental Health Screening and Education Program as an Early Detection Initiative for Students at SMA Negeri 3 Palu Nurmalisa, Baiq Emy; Pangaribuan, Helena; Arifudin, Arifudin
Jurnal Pengabdian Masyarakat Lentora Vol. 4 No. 2 (2025): MARET 2025
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jpml.v4i2.3943

Abstract

Pendahuluan: Masa remaja merupakan periode rentan terhadap masalah kejiwaan, seperti stres dan kecemasan. Data menunjukkan Provinsi Sulawesi Tengah menempati peringkat kedua (11,6%) untuk kategori gangguan mental emosional pada remaja di atas 15 tahun dengan gejala kecemasan atau depresi. Berdasarkan kondisi ini, kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan melalui edukasi kesehatan mental dan melakukan deteksi dini terhadap kesehatan mental remaja di SMA Negeri 3 Palu. Tujuan: Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kesehatan mental dan melakukan deteksi dini masalah kesehatan mental pada remaja di SMA Negeri 3 Palu. Metode: Kegiatan dilaksanakan pada 6 Mei 2024 dengan metode ceramah interaktif, diskusi, serta demonstrasi dan praktik. Partisipan berjumlah 40 orang siswa. Instrumen yang digunakan untuk deteksi dini adalah kuesioner Patient Health Questionnaire-9 (PHQ-9). Hasil: Hasil deteksi dini menunjukkan bahwa 46,6% partisipan (18 siswa) tidak mengalami gejala depresi, sedangkan 53,4% partisipan (21 siswa) mengalami gejala depresi ringan. Edukasi berjalan lancar dengan tingkat partisipasi yang tinggi dari siswa. Kesimpulan: Kegiatan ini berhasil meningkatkan kesadaran peserta akan pentingnya kesehatan mental. Temuan deteksi dini mengindikasikan bahwa meskipun dalam kategori ringan, lebih dari separuh partisipan menunjukkan gejala depresi. Hal ini menekankan perlunya program kesehatan mental berkelanjutan dan intervensi lebih lanjut di sekolah. Kegiatan serupa diharapkan dapat menjadi stimulus bagi sekolah untuk mengintegrasikan kesehatan mental ke dalam program sekolah.