Articles
Analisis Determinan Faktor yang Berhubungan dengan Restless Leg Syndrome pada Pasien yang Menjalani Hemodialisa: Analysis of Determinant Factors Associated with Restless Leg Syndrome in Patients Undergoing Hemodialysis
Nurmalisa, Baiq Emy;
Pangaribuan, Helena;
Siregar, Hasbunsyah
Lentora Nursing Journal Vol. 4 No. 1 (2023): Oktober
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33860/lnj.v4i1.3485
Latar Belakang: Terapi hemodialisis dapat membantu pasien gagal ginjal kronik akan tetapi disisi lain terapi ini juga dapat menimbulkan resiko komplikasi termasuk terjadinya komplikasi neurologi yaitu Restless Leg Syndrome (RLS).Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan Restless Leg syndrome pada pasien hemodialisa. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan crosssectional. Sampel penelitian ini berjumlah 58 orang pasien hemodialisa yang diambil dengan teknik total sampling. Penelitian ini dilaksanakan di ruang hemodialisa RSUD Anutapura Palu.Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Restless Legs Syndrome Rating Scale versi bahasa Indonesia dan kuesioner demografi. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji spearman, uji chi square. Hasil: Sebagian besar responden memiliki derajat restless leg sindrom kategori sedang sebanyak 26 orang (44,8%). Terdapat hubungan bermakna antara umur dengan RLS (p=0,042), jenis kelamin dengan RLS (0,019), lama HD dengan RLS (p=0,023), jumlah penyakit penyerta dengan dengan RLS (0,030), dan kadar haemoglobin dengan RLS (p=0,023). Saran Studi lebih lanjut diperlukan penelitian multicenter dan sampel yang lebih luas serta intervensi untuk mengurangi kejadian RLS pada pasien hemodialisa.
The Relationship between Maternal Employment Status and the Development of Toddler Children in the Talise Community Health Center Work Area : Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Perkembangan Anak Toddler di Wilayah Kerja Puskesmas Talise
Farhana, Ririn;
lenny, lenny;
Patompo, Fadli Dg.;
Nurmalisa, Baiq Emy
Lentora Nursing Journal Vol. 1 No. 2 (2021): April
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33860/lnj.v1i2.3488
Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat saat anak berusia 0-5 tahun yang biasa disebut sebagai fase “Golden Age”. Peran ibu diperlukan dalam memenuhi kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang anaknya, mengingat hubungan keeratan emosional antara ibu dan anak sangat dekat. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara status pekerjaan ibu dengan perkembangan anak toddler di Wilayah Kerja Puskesmas Talise. Penelitian ini merupakan metode penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 43 anak toddler dengan umur 12-14 bulan dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan Formulir Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Analisis bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas anak adalah dengan perkembangan sesuai dengan tahap perkembangannya sebanyak 32 anak (74,4%) dan mayoritas ibu dari responden tidak bekerja yaitu sebanyak 23 orang (53,5%). Hasil uji chi-square diperoleh p value yaitu 0,257 (p > 0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan ibu dengan perkembangan pada anak toddler di Wilayah Kerja Puskesmas Talise. Saran penelitian ini Puskesmas Talise agar meningkatkan pelayanan kesehatan anak tentang perkembangan anak terutama dalam pengembangan program SDIDTK (Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak).
Hubungan Pengetahuan dengan Perawatan Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus: Relationship between Knowledge and Foot Care in Diabetes Mellitus Patients
Nurmalisa, Baiq Emy
Lentora Nursing Journal Vol. 4 No. 2 (2024): April 2024
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33860/lnj.v4i2.3964
Latar belakang Masalah kaki diabetik memerlukan waktu dan biaya cukup banyak. Pencegahan kaki diabetik dapat dilakukan dengan perawatan kaki. Kaki diabetik (diabetic foot) merupakan salah satu infeksi kronik yang paling ditakuti oleh penderita Diabetes Melitus. Komplikasi ini dapat menyebabkan kecacatan dan memiliki risiko 15 sampai 40 kali lebih besar terjadi amputasi dengan prevalensi sekitar 25% dibandingkan dengan non Diabetes Melitus, bahkan sampai terjadinya kematian karena ulkus diabetikum dengan prevalensi kejadian sekitar 16% Penderita diabetes desa diantaranya mengatakan belum mengetahui cara merawat kaki terutama pada tindakan pencegahan kaki diabetik. Tujuan penelitian ini diketahuinya hubungan pengetahuan dengan tindakan perawatan kaki diabetik pada penderita diabetes mellitus di Desa Palasa. Metode Jenis penelitian ini analitik dengan rancangan Cross sectional. Populasinya adalah semua penderita diabetik, jumlah sampel 37 orang dengan teknik pengambilan purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner dan dianalisis distribusi frekuensi dan uji Chi-Square. Hasil Penelitian yang dilakukan tentang hubungan pengetahuan dengan tindakan perawatan pencegahan kaki diabetik di Desa Palasa didapatkan hasil uji statistik ditemukan bahwa nilai p Value = 0,004 dimana α<0,05, artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan perawatan pencegahan kaki diabetik responden penderita Diabetes mellitus di Desa Palasa. Kesimpulan Penelitian ini bahwa ada hubungan pengetahuan dengan tindakan perawatan luka kaki diabetik pada penderita diabetes mellitus di Desa Palasa. Saran direkomendasikan kepada pelayanan kesehatan dalam tindakan perawatan pencegahan kaki diabetic dan masyarakat kelurahan mamboro agar dapat terus menambah informasi dan meningkatkan mutu kesehatan di Desa Palasa, khusus nya pada penderita Diabetes mellitus.
Pelatihan Bantuan Hidup Dasar Pada Masyarakat di RW 5 Watuoge Kelurahan Taipa Kecamatan Palu Utara: Basic Life Support Training for the Community in RW 5 Watuoge, Taipa Village, North Palu District
Nurmalisa, Baiq Emy;
supirno, Supirno;
jurana, Jurana;
Tampake, Rina;
Umar, Nurlailah;
Pangaribuan, Helena;
Moh Fadli Dg , Patompo
Jurnal Pengabdian Masyarakat Lentora Vol. 1 No. 2 (2022): MARET 2022
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33860/jpml.v1i2.1359
ABSTRAK Pendahuluan:. Kota Palu yang merupakan salah satu wilayah di Sulawesi Tengah yang termasuk dalam daerah rawan bencana. Hal yang penting untuk dipersiapkan dalam rangka pencegahan dan meminimalkan risiko dampak merugikan bagi korban adalah kesiapsiagaan bencana. Menurut penelitian pengetahuan masyarakat menghadapi bencana dan terkait pertolongan pertama masih banyak yang kurang. Oleh sebab itu diperlukan sosialisasi dan simulasi untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan sikap masyarakat terkait mitigasi dan kesiapsiagaan Tujuan pengabmas ini meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat Watuoge dalam memberikan bantuan hidup dasar bagi korban yang membutuhkan termasuk korban tenggelam. Metode Kegiatan pengabdian masyarakat terkait pelatihan BantuanHidup Dasar (BHD) ini dilakukan di RW 5 Watuoge Kelurahan Taipa Kecamatan Palu Utara tanggal 19 Agustus 2020. Khalayak sasaran pengabdian masyarakat adalah masyarakat (pemuda, kader kesehatan, tokoh masyarakat) di wilayah Watuoge sejumlah 25 orang. Metode yang digunakan dalam pengabmas ini adalah sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat. Media yang digunakan untuk membantu penyampaian materi adalah poster dan phantom. Kegiatan diawali dengan tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Untuk mengetahui efektifitas kegiatan ini maka dilakukan apersepsi untuk mengukur sejauhmana tingkat pengetahuan peserta dan diakhir kegiatan dilakukan evaluasi dengan memberikan pertanyaan terkait materi yang sudah disampaikan serta peserta diminta untuk redemosntrasi skill BHD. Hasil yang didapatkan dalam kegiatan ini adalah peserta sangat antusias mengikuti penyuluhan yang diberikan dan berdiskusi sehingga pada akhir kegiatan peserta bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh tim pengabdi dan dapat melakukan redemonstrasi BHD meskipun ada beberapa bagian yang masih kurang tepat. Pelatihan BHD di daerah Watuoge dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan peserta melakukan Bantuan Hidup dasar. Diperlukan adanya kegiatan serupa secara berkala dan jumlah peserta yang lebih besar agar setiap individu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam melakukan BHD. Kata Kunci: Pengetahuan; Keterampilan; Bantuan Hidup Dasar
Pelatihan Senam Kaki Diabetik Bagi Pasien Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Tondo
saleh, azizah;
Nurmalisa, Baiq Emy;
Kolomboy, Fajrillah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Lentora Vol. 2 No. 1 (2022): SEPTEMBER 2022
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33860/jpml.v2i1.1771
Persentase diabetes mellitus (DM) tertinggi pada tahun 2016 adalah Kota Palu sebesar 0,45%. Neuropati diabetik yang menjadi komplikasi paling sering pada pasien diabetes melitus ini menjadi penyebab tingginya angka morbiditas pada pasien diabetes melitus dan bahkan menyebabkan amputasi. Senam kaki diabetes digunakan sebagai latihan kaki dan bermanfaat dalam mengurangi nyeri, mengurangi kerusakan saraf dan mengontrol gula darah serta meningkatkan sirkulasi darah pada kaki. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pasien Diabetes Melitus dalam melakukan senam kaki diabetik. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penggabungan metode ceramah, diskusi, demonstrasi dan praktek. Media yang digunakan untuk membantu penyampaian materi adalah leaflet. Kegiatan diawali dengan tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Untuk mengetahui efektifitas kegiatan ini maka dilakukan apersepsi untuk mengukur sejauhmana tingkat pengetahuan peserta dan diakhir kegiatan dilakukan evaluasi dengan memberikan pertanyaan terkait materi yang sudah disampaikan serta peserta diminta untuk redemonstrasi senam kaki DM . Tingkat keberhasilan pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dapat dilihat dari ketercapaian jumlah peserta, tujuan dan target materi. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 28 peserta. Tujuan pengabdian tercapai dilihat dari antusias para peserta dan di akhir kegiatan peserta bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh tim pengabdi dan dapat melakukan redemonstrasi senam kaki DM. Diharapkan bagi Puskesmas Talise untuk melaksanakan kegiatan serupa secara berkala dan jumlah peserta yang lebih besar agar semua pasien DM yang ada di wilayah kerja Puskesmas Talise memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam melakukan senam kaki
Edukasi Perawatan Kaki Diabetes kepada Kader Kesehatan: Diabetes Foot Care Education for Health Cadres
Sasmita, Hanum;
Nurmalisa, Baiq Emy;
Pangaribuan, Helena
Jurnal Pengabdian Masyarakat Lentora Vol. 3 No. 1 (2023): SEPTEMBER 2023
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33860/jpml.v3i1.2015
Introduction Central Sulawesi is ranked 10th with 2.2% of sufferers. If optimal prevention is not carried out from the start, the wound will deteriorate rapidly, and the worst is amputation. One of the efforts that can be made to prevent DFU from occurring is to do foot care. Foot care in people with DM is an attempt to avoid disturbances in the feet which, if continued, can lead to amputation. The goal to be achieved from this community service activity is to increase the knowledge of cadres in conducting education about Foot Care for Patients with Diabetes Mellitus in the Working Area of the Talise Health Center. The method used in this activity is a combination of lecture, discussion, demonstration and practice methods. The media used to help convey material is a leaflet. The activity begins with the preparation, implementation and evaluation stages. To find out the effectiveness of this activity, an apperception was carried out to measure the level of knowledge of the participants and at the end of the activity an evaluation was carried out by asking questions related to the material that had been presented and participants were asked to demonstrate DM foot care. Results The level of success in implementing this community service can be seen from the achievement of the number of participants, objectives and material targets. The number of participants who attended were 20 participants. Conclusion The purpose of the dedication was achieved, seen from the enthusiasm of the participants and at the end of the activity the participants were able to answer questions posed by the service team and were able to answer questions related to DM foot care. Suggestion It is hoped that the Talise Health Center will carry out similar activities on a regular basis and a larger number of participants so that all DM patients in the Talise Health Center work area have good knowledge and skills in performing foot care.
Pelatihan Deteksi Neuropati Dengan Teknik Ipswich Touch Test pada Pasien Diabetes Melitus: Neuropathy Detection Training Using Ipswich Touch Test Technique For Diabetes Mellitus Patients
Aminuddin, Aminuddin;
Baiq Emy, Nurmalisa;
Hasbunsyah, Siregar
Jurnal Pengabdian Masyarakat Lentora Vol. 2 No. 2 (2023): MARET 2023
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33860/jpml.v2i2.3316
Introduction: Diabetic neuropathy is a complication of diabetes that occurs quite often with a percentage of 28.7-39.5%. One of the efforts to reduce this number is early detection, which can be done by the general public. Early detection using the IpTT method has been shown to be safe, simple, requires no equipment, and can be done publicly. The purpose of this social service is to train health cadres to detect diabetic neuropathy using the IpTT method. Methods The service team implements this public service activity by applying the methods of lecture, discussion, demonstration and face-to-face training among the participants. This activity took place on Saturday, July 10, 2021, in the nursing class D3 of the Palus Tervishoiu Professional University. The target group of this activity is 36 health cadres representing 18 posbindus. Results: After the training and IpTT preparatory demonstration, the mean posttest score was 80 and was good in the IpTT preparatory skill category. Due to these results, it is necessary to periodically conduct IpTT trainings to update and improve the knowledge and skills of the cadres in conducting IpTT examinations. This educational activity using IPTT technology to detect diabetic neuropathy can be used as one program in the Talis Health Center area to reduce the number of amputations in diabetic patients.
Penyuluhan Tentang Imunisasi Dasar Lengkap Pada Ibu Balita : Counseling about complete basic immunization for mothers of toddlers
Masulilli, Fitria;
Jurana, Jurana;
Irsanty, Collein;
Pangaribuan, Helena;
Baiq Emy, Nurmalisa;
Supirno, Supirno;
Ayu, Sri Manika;
Marlin, Marlin
Jurnal Pengabdian Masyarakat Lentora Vol. 3 No. 1 (2023): SEPTEMBER 2023
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33860/jpml.v3i1.3317
Introduction Complete national routine immunization coverage is currently slowly increasing again after the COVID pandemic from 84% in 2019 to 94.9% in 2022. Indonesian children have been immunized. This increase was given a good score but not enough, because there are still around 5% or 240,000 Indonesian children who have not received additional protection from complete basic immunization, meaning these children are still at high risk of contracting diseases that can be prevented by immunization (PD3I). The Ministry of Health targets 100 percent of babies to receive complete basic immunization (IDL) by 2023. This community service aims to provide knowledge to mothers of toddlers about complete basic immunization (0 to 11 months). This service method takes the form of counseling and giving leaflets to mothers of toddlers. This community service activity was carried out at Latulip Posyandu, Layana Village, Talise Health Center working area on June 21 2023. The target audience for this community service activity was all mothers with toddlers who live in Layana Village as the Talise Health Center Working Area, 18 mothers of toddlers. The results of the activity were the knowledge of mothers of toddlers about complete basic immunization after counseling, namely the majority with good knowledge, 15 participants (83.3%) and 3 participants (16.7%) with sufficient knowledge. The conclusion is that this community service activity can provide understanding to mothers of toddlers about complete basic immunization. Suggestions to the Talise Community Health Center to continue to increase community knowledge and provide motivation for mothers of toddlers to support the success of achieving complete basic immunization coverage according to the national target of 100 percent.
Aktifitas fisik berupa Senam Lansia pada Masa New Normal: Physical activity in the form of Elderly Exercise during the New Normal Period
Siregar, Hasbunsyah;
Baiq Emy, Nurmalisa
Jurnal Pengabdian Masyarakat Lentora Vol. 2 No. 2 (2023): MARET 2023
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33860/jpml.v2i2.3348
Introduction: The new normal period requires people to implement health protocols including social distancing which requires staying at home. This causes a decrease in community activity, including the elderly, who are a vulnerable group in the transmission of Covid-19. On the other hand, a decrease in the activity of the elderly can lead to reduced immunity and the health of the elderly in general. The aim of this community service is to increase the motivation of elderly people to do elderly exercise by implementing health protocols. Method This community service activity was carried out on June 10 2022. The targets involved in this community service activity were all elderly people and PSTW Tentena Madago administrators. Health promotion in the form of counseling and direct practice of exercise for the elderly is the method used to carry out this community service. Counseling material was carried out before the exercise by emphasizing the importance of physical activity for the elderly during the new normal period as an effort to increase the immunity of the elderly. The results of educational activities and elderly exercise can increase the motivation of elderly people to get involved in elderly exercise at PSTW Madago. Physical activity in the form of exercise for the elderly needs to be routine as an effort to maintain the health of the elderly at PSTW Madago
Skrining dan Penyuluhan Kesehatan pada Lansia pada Masa New Normal di Panti Tresna Werdha Madago: Health Screening and Counseling for the Elderly during the New Normal Period at the Nursing Home Madago
Nurmalisa, Baiq Emy;
Siregar, Hasbunsyah;
Kindang, Ismunandar Wahyu;
Savira, Niluh Nita
Jurnal Pengabdian Masyarakat Lentora Vol. 2 No. 2 (2023): MARET 2023
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33860/jpml.v2i2.3476
Pendahuluan Pada periode new normal, lansia merupakan salah satu kelompok rentan yang berpotensi menghadapi risiko tinggi mengalami gejala parah hingga risiko kematian. Akan tetapi pada periode tersebut akses pelayanan kesehatan kepada lansia melalui kegiatan posyandu lansia menjadi terganggu. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk melakukan skrining kesehatan dan edukasi kepada lansia tentang hipertensi dan diabetes melitus Metode. Sasaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah Lansia yang tinggal di PSTW Madago Tentena yang berjumlah 42 orang. Kegiatan ini berlangsung pada hari Jumat, 27 Mei 2022 di aula PSTW Madago. Tim pengabdi dalam hal ini mahasiswa prodi Ners Poltekkes Palu bersama Tim dosen sudah melakukan tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil Kesuksesan pencapaian tujuan terlihat dari tingkat pemahaman peserta mengenai pengertian, tanda gejala, pencegahan dan penatalaksanaan terkait hipertensi dan diabetes melitus. Selain itu hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sebanyak 38% lansia mengalami hipertensi derajat 1 dan beberapa lansia memiliki gula darah di atas normal. Saran bagi PSTW Madago untuk terus berkoordinasi dengan Puskesmas Maroso untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan edukasi terkait kesehatan pada lansia.