Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU MEMPENGARUHI KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DAN LANJUTAN ANAK DI PUSKESMAS PLAJU PALEMBANG Chairani, Liza; Govind, Reval Zakyal; Badri, Putri Rizki Amalia
Syifa'Medika Vol 10, No 2 (2020): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v10i2.1709

Abstract

Imunisasi berguna untuk meningkatkan kesehatan anak-anak sehingga mengurangi angka morbiditas dan mortalitas anak. Data cakupan imunisasi anak usia 12-13 tahun di Indonesia pada tahun 2013 masih jauh dari target WHO. UCI di Kelurahan Plaju Palembang pada tahun 2015 belum mencapai target 100%. Belum tercapainya target UCI di Kelurahan Plaju Palembang ini perlu dicari tahu apa penyebabnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar dan lanjutan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas Plaju Palembang dengan besar sampel 52 orang yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Subjek penelitian diminta mengisi kuesioner yang telah divalidasi. Sebagian besar subjek penelitian berusia kurang dari 35 tahun (87,1%), memiliki pendidikan terakhir SMA (48,1%), tidak bekerja (73,1%), memiliki pengetahuan yang baik mengenai pentingnya imunisasi dasar dan lanjutan bagi anak (55,8%), dan sikap yang positif mengenai pentingnya imunisasi dasar dan lanjutan bagi anak (73,1%). Hasil uji chi square antara tingkat pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi memperoleh nilai p 0,000 dan antara sikap ibu dengan kelengkapan imunisasi memperoleh nilai p 0,010. Dapat disimpulkan dari penelitian ini bahwa hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu mengenai pentingnya imunisasi bagi anak dengan kelengkapan imunisasi dasar dan lanjutan anak.
Uji Efektifitas Lendir Bekicot (Achatina Fulica) Dibandingkan dengan Povidon Iodine 10% terhadap Penyembuhan Luka Sayat (Vulnus Scissum) pada Mencit (Mus musculus) Suarni, Ertati; Badri, Putri Rizki Amalia
Syifa'Medika Vol 7, No 1 (2016): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v7i1.1389

Abstract

Bekicot (Achatina fullica) adalah moluska yang hidup hampir di seluruh belahan dunia. Masyarakat pedesaan sering memanfaatkan lendir bekicot sebagai obat luka. Lendir bekicot memiliki senyawa yang diduga berkhasiat sebagai penyembuh luka dan antimikroba. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan lendir bekicot terhadap penyembuhan luka sayat pada mencit (Mus musculus) galur wistar dibandingkan dengan povidon iodine 10%. Desain penelitian eksperimental dengan subjek penelitian 30 ekor mencit (Mus musculus) galur wistar yang diberi luka sayat paha kanan. Subjek dibagi menjadi 5 kelompok yaitu, K(-) aquades, K(+) povidone iodine 10%, K1 (100%), K2 (75%), K3 (50%). Data diambil adalah waktu penyembuhan luka sayat dan pengamatan makroskopis kriteria Nagaoka. Rata-rata waktu yang dibutuhkan penutupan luka K(-) 9,83 hari, K(+) 6,83 hari, K1 6,5 hari, K2 6 hari dan K 3 6,16 hari. Uji ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95% (p=0,05) menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi pada berbagai konsentrasi dengan kelompok povidon iodine 10% dan aquades (p<0,05), Kemudian dilanjutkan dengan uji post hoc menunjukan bahwa berbagai kandungan lendir bekicot mempunyai efek yang sama dengan povidon iodine 10%. Hasil penelitian menunjukan lendir bekicot pada berbagai konsentrasi efektif mempercepat penyembuhan luka sayat dibandingkan aquadest (p<0,05) tetapi tidak berbeda signifikan jika dibandingkan dengan povidone iodine 10%. Kesimpulan, lendir bekicot mampu mempercepat penyembuhan luka sayat pada mencit.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG FAKTOR RISIKO HIPERURISEMIA Badri, Putri Rizki Amalia; Rosita, Yanti; Peratiwi, Della
Syifa'Medika Vol 10, No 2 (2020): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v10i2.2236

Abstract

Prevalensi hiperurisemia meningkat dengan cepat pada populasi dunia. Hiperurisemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor risiko diantaranya genetik, usia, jenis kelamin, obesitas, asupan makanan, alkohol, komsumsi obat maupun gangguan ginjal. Banyaknya faktor risiko tersebut memerlukan adanya pencegahan hiperurisemia berupa peningkatan pengetahuan masyarakat. Tidak semua faktor risiko yang diketahui oleh masyarakat tentang hiperurisemia sehingga pengetahuan tentang faktor risiko hiperurisemia sangat penting dalam mencegah peningkatan prevalensi hiperurisemia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang faktor risiko hiperurisemia. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai Desember 2019 dengan populasi adalah masyarakat kelurahan 16 Ulu kota Palembang. Sampel diambil dengan teknik consecutive sampling yang berjumlah 100 orang. Kriteria inklusi dalam studi ini adalah masyarakat bersedia menjadi responden. Kriteria eklusi adalah yang tidak mengisi kuisioner dengan lengkap. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan pengetahuan masyarakat dinilai dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan realibilitas. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dengan menghitung distribusi frekuensi tiap variabel dan analisis bivariat untuk melihat hubungan kedua variabel menggunakan uji chi square. Hasil penelitian didapatkan usia dan penyuluhan memiliki hubungan  signifikan terhadap pengetahuan tentang faktor risiko hiperurisemia dengan p value 0,015 dan 0,016 (p value<0,05). Pendidikan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap pengetahuan tentang faktor risiko hiperurisemia dengan p value 0,692 (p value>0,05). Diharapkan bagi tenaga kesehatan atau instansi kesehatan dapat terus memberikan penyuluhan kepada masyarakat terutama tentang faktor risiko hiperurisemia.
Psychological Problems During The COVID-19 Pandemic Among Medical Students : A Cross-Sectional Study Putri Rizki Amalia Badri; Rury Tiara Oktariza
Indonesian Journal of Environmental Management and Sustainability Vol. 5 No. 3 (2021): September
Publisher : Research Centre of Inorganic Materials and Complexs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26554/ijems.2021.5.3.113-117

Abstract

The pandemic of COVID-19 gave a great impact on college students learning activity, especially medical students. Thus, they may become vulnerable to have psychological problems such as anxiety, depression, and stress. The study aimed to investigate anxiety, depression, and stress rates among medical students during the pandemic of COVID-19 and the affecting factors. This cross-sectional study used DASS questionnaire online survey. 312 medical students, a total sampling in Muhammadiyah Palembang University participated in this study. The univariate analysis was used to determine the level of psychological problems while the bivariate analysis was carried out to determine the affecting factors. The study findings showed that 50.6% of the students reportedly had anxiety (12.2 % mild, 17.3% moderate, 10.9% severe, 10.3% very severe), 33% of the students had depression (13.5% mild, 11.9% moderate, 3.8% severe, 3.8% very severe), and 22.4% of the students had stress (10.6% mild, 9.3% moderate, 5.1% severe, 1.3% very severe). There were no differences between gender for anxiety, depression and stress (p=0.335, p=0.261, p=0.134 respectively). Junior students were more anxious than senior students (p=0.015). More than half of medical students experienced anxiety with moderate anxiety mostly during the COVID-19 pandemic, and junior students were more likely to suffer anxiety.
Pemeriksaan mikroskopis keluhan kulit pada santri Pesantren Khazanah Kebajikan kota Palembang Ahmad Ghiffari; Indri Ramayanti; Reza Al Fath; Putri Rizki Amaliah Badri
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Humanity and Medicine Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Pengabdian Masyarakat: Humanity and Medicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/Hummed.V1I1.24

Abstract

The prevalence of skin diseases such as scabies, dermatitis and pedikulosis capitis in boarding school is high and often overlooked. Skin disease can be caused by many pathogens therefore particular treatment can be effective if followed by additional a microscopic examination. Correct examination of microscopic test can provide necessary information regarding the knowledge to prevent certain skin diseases. This social activities aimed at providing proper knowledge through exact diagnose of skin disease. The benefit of using such microscopictest is to select the correct practice regarding the transmission of disease causing the morbidity of skin diseases in Ponpes Khazanah Kebajikan. Steps or the activities were the provision of a questionnaire, clinical examination, and microscopic examination followed by treatment. Results obtained 48 of 59 female students infestated with pediculosis, and 46 positive male students suffer with dermatofitosis. Such activities of microscopic examination of skin disease in Pesantren should be continue and to proceed with appropriate prevention activities. Counseling about the dangers of skin disease transmission by scabies, pediculosis and dermatofitasis needed to be educate and practice by the students whether one who already suffered nor yet.
Peran PMO dan Analisis Tingkat Kepatuhan Menelan Obat pada Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Palembang: Dampak terhadap Kesembuhan Ertati Suarni; Putri Rizki Amalia Badri; Arini Alfa Hidayah
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 (2023): OKTOBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v7i2.16793

Abstract

Pulmonary tuberculosis (TB) is a chronic infection caused by Mycobacterium tuberculosis, which is one of the top 10 leading causes of death worldwide. Treating pulmonary TB using the DOTS strategy ensures the involvement of a Directly Observed Treatment (DOT) Supervisor, ensuring patient compliance and regular treatment for successful recovery. This study aims to analyze the role of the DOT Supervisor (PMO) in patient compliance and its impact on the recovery of pulmonary TB patients at Merdeka Community Health Center in Palembang. The research was designed as a cross-sectional observational quantitative study, with a sample size of 31 individuals who completed a 6-month treatment and provided complete data. The results of the study revealed that the PMO played a significant role and fulfilled their duties according to the DOTS strategy. The PMO's role was categorized as supportive in 61.3% of cases and non-supportive in 38.7% of cases. The level of compliance in taking medication among pulmonary TB patients was 74.2%, while non-compliance accounted for 25.8%. There was a significant relationship between the PMO's role and patient adherence to medication intake guidelines in pulmonary TB patients at Merdeka Community Health Center, with an R-value of 27.800. In conclusion, the research findings indicate a significant relationship between the PMO's role, medication compliance, and its impact on recovery.
AKSI PEMBERDAYAAN DAN EDUKASI SECANTING (SEMANGAT CEGAH STUNTING) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 4 ULU PALEMBANG Resy Asmalia; Putri Rizki Amalia Badri; anggina, Dientyah Nur Anggina; Oktarina, Rizki; Habiburrahman, M. Dzaky; Memo Naufal Othman
Bahasa Indonesia Vol 20 No 02 (2023): Sarwahita : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/sarwahita.202.10

Abstract

Stunting is a condition of growth failure in children due to malnutrition for a very long time. The prevalence of stunting in South Sumatra reached 28.98%. Interventions that need to be done to reduce the prevalence start from the first 8000 days of life starting (HPK) from toddlers to adolescents. The purpose of this activity was to increase knowledge and improve the health of mothers, toddlers and adolescents so as to reduce the prevalence of stunting. The targets of this activity were mothers who have stunted toddlers, stunted toddlers and adolescent girls in the working area of Puskesmas 4 Ulu Palembang. The methods used were anthropometric measurements on toddlers and adolescents, haemoglobin measurements on adolescents, SECANTING education using snakes and ladders game media and crossword puzzles. Evaluation of the activity was carried out by giving a pretest-posttest questionnaire. The service team involved were the lecturers of FK UMPalembang, UMPalembang’s cross-program students and the PERMAHUM Organisation of South Sumatera. The results of this activity were that participants understood the efforts of providing high protein supplementary food for toddlers and preventing anaemia in adolescent girls as a form of stunting prevention. Suggestions that can be given are to conduct stunting education routinely to reduce the prevalence of stunting and improve the health status of the Indonesian people. Abstrak Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang sangat lama. Prevalensi stunting di Sumatera Selatan mencapai 28.98%. intervensi yang perlu dilakukan untuk menurukan prevalensi tersebut dimulai dari 8000 Hari Pertama Kehidupan dimulai dari balita hingga remaja. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menambah pengetahuan serta meningkatkan kesehatan ibu, balita dan remaja sehingga dapat menurunkan prevalensi stunting. Sasaran pada kegiatan ini adalah ibu yang memiliki balita stunting, balita stunting dan remaja putri di wilayah kerja Puskesmas 4 Ulu Palembang. Metode yang dilakukan adalah pengukuran antropometri pada balita dan remaja, pengukuran hemoglobin pada remaja, edukasi SECANTING menggunakan media permainan ular tangga dan teka-teki silang. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan pemeberian kuesioner pretest-posttest. Tim pengabdian yang dilibatkan adalah dosen FK UMPalembang, mahasiswa lintas prodi UMPalembang dan Organisasi PERMAHUM Sumatera Selatan. Hasil dari kegiatan ini adalah peserta memahami upaya pemberian makanan tambahan tinggi protein bagi balita dan pencegahan anemia pada remaja putri sebagai bentuk pencegahan stunting. Saran yang dapat diberikan adalah melakukan edukasi stunting secara rutin untuk menurunkan prevalensi stunting dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia
DAMPAK PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA 4-6 TAHUN OLEH IBU BEKERJA YANG MEMBACA NYARING Kesuma, Putri Zalika Laila Mardiah; Amalia Badri, Putri Rizki; Irsandy, Wahyu Akbar; Oktariza, Rury Tiara; Febriani, Ratika
Collaborative Medical Journal Vol 6 No 3 (2023): September 2023
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/cmj.v6i3.4397

Abstract

Reading aloud or read aloud is a method of reading texts aloud using reading media in the form of illustrated textbooks accompanied by expressions, intonation and interaction between the reader and listener. Reading aloud can be done by parents, especially mothers, both housewives and also working mother. It can impact a child's focus and attention span and stimulates discussion and interaction. This study aims to determine the relationship between the habit of reading aloud by working mothers and the language development of their children aged 4-6 years in Kindergartens Xaverius 3, 4 and 9, Palembang. The type of research used is analytical observational with a cross sectional design. The population of this study were working mothers with children aged 4-6 years who attended kindergartens Xaverius 3, 4 and 9, Palembang. The sample used was 40 respondents who met the inclusion and exclusion criteria. Data collection was carried out using a read aloud questionnaire and a pre-development screening questionnaire (KPSP). The results of the univariate analysis provide an overview of the frequency distribution regarding the mother's last education, the mother's occupation, the habit of reading books using the read aloud method, and the language development of children aged 4-6 years. Meanwhile, bivariate analysis carried out using the chi-square test obtained a p-value of 0.025 (P<0.05) so we can conclude that there is a significant relationship between the habit of reading aloud and the language development of children aged 4-6 years.
Analisis Hubungan Usia, Masa kerja dan Pengetahuan terhadap Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) Indriyani, Indriyani; Badri, Putri Rizki Amalia; Oktariza, Rury Tiara; Ramadhani, Ria Salsabila
Jurnal Kesehatan Vol 13 No 1 (2022): Jurnal Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jk.v13i1.2821

Abstract

Workers are human resources who have a very influential and significant role in carrying out the production process, especially manual activities. The production process in a workplace still requires manual human handling in the process of work, but humans have abilities and limitations both physically and non-physically that are often related to musculoskeletal. The health problem that occupies the first position associated with the job is Musculoskeletal Disorders. Method: The design of the study used in this study is to use a cross-sectional approach. Result: Data in analysis with statistical tests using chi-square test. showed the result of p-value=0.035 for age relationships and Musculoskeletal Disorders (MSDs) complaints); p-value= 0.013for working period relationship Of Work Ergonomics Knowledge Against Complaints; p-value=0.000 for working period relationship of Work Ergonomics Knowledge Against Complaints. Conclusion: Research conducted on freelance daily workers of Palembang Public Works and Spatial Planning Office shows that there is a relationship between age, working period, and ergonomic knowledge of Musculoskeletal Disorders (MSDs) complaints. 
KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA DAN KEJADIAN ISPA ANAK DI KLINIK DOKTER KELUARGA Amurothalliba, Alda Ridho; Saputra, Cahyo Ansori; Amar, Ilham Kasbawan; Alqiftiyah, Khofifah; Oktavian, Muhammad Adli Zidan; Razaky, Muhammad Roihan; Putri, Marina Dwi; Heriyanti, Nurhanni Pebi; Malik, Salsabila Hidayati; Sari, Selfiani Talia; Artanto, Ardi; Badri, Putri Rizki Amalia; Asmalia, Resy; Anggina, Dientyah Nur
MESINA (Medical Scientific Journal) Vol 5, No 1 (2024): Medical Scientific Journal (MESINA)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/msj.v5i1.9084

Abstract

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit infeksi pada saluran pernapasan atas yakni dari hidung hingga alveoli dengan durasi tidak lebih dari 14 hari. Salah satu faktor risiko ISPA yaitu asap rokok. Sumber asap rokok lebih berbahaya di dalam ruangan terutama di rumah karena 60-90% orang sering merokok di dalam rumah. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional dengan data primer dari pasien di Klinik Dokter Keluarga di kota Palembang pada bulan Agustus 2024 dan didapatkan 50 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Sampel penelitian ini dipilihl dengan memakai teknik concecutive sample. Uji statistik menunjukkan 16 (32%) memiliki ISPA dan tidak memiliki ISPA sebanyak34 (68%). Sampel dengan kebiasaan merokok sebanyak 27 (54%) dan tidak merokok sebanyak 23 (46%). Hasil penelitian ini terdapat hubungan antara perilaku merokok terhadap ISPA dengan nilai p value <0,05 (p = 0,005) dengan OR 6,273. Kesimpulan peneltian ini adalah terdapat hubungan kebiasaan merokok pada orang tua dengan ISPA pada anak di Klinik Dokter Keluarga FK UMPalembang