Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Pancasila Menggunakan Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi Siswa Kelas IV SDN 69/III Pondok Siguang Kecamatan Danau Kerinci Barat Kabupaten Kerinci Filza Yunika Santi; Esa Yulimarta; Dian Sarmita; Zulmi Aryani; Yosi Lara Jenita
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 3 No. 1 (2025): GJMI - JANUARI
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v3i1.804

Abstract

Penelitian ini di latar belakangi banyaknya siswa kelas IV SDN 69/III Pondok Siguang menghadapi kesulitan dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila. Oleh karena itu penelitian ini bermaksud untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dan memperbaiki tindakan pembelajaran dikelas menggunakan pembelajaran berdeferensiasi. Penelitian ini dilakukan selama dua siklus, masing-masing siklus dua pertemuan, penelitian ini berhasil meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Pancasila. Peningkatan hasil belajar ditandai oleh peningkatan ketuntasan belajar siswa. Pada hasil belajar siklus I sebesar 68% meningkatkan pada siklus II dengan persentase 83,50%. Hasil pengamatan aktivitas guru siklus 1 sebesar 75% meningkat pada siklus II dengan persentase  87%. Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus 1 dengan presentase 68% meningkat pada siklus II 83,50%. Berdasarkan persentase pembelajaran tersebut, sudah terjadi peningkatan proses pembelajaran dan sudah mencapai indikator keberhasilan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Sehingga, dapat disimpulkan bahwa PTK ini berhasil meningkatkan hasil belajar Pendidikan Pancasila pada siswa kelas IV SDN 69/III Pondok Siguang Kecamatan Danau Kerinci Barat Kabupaten Kerinci.
Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Di Kelas III UPT SD Negeri 24 Lundang Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan Rozalia Marlina; Zulmi Aryani; Dian Sarmita; Afrimon; Yosi Lara Jenita
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 3 No. 1 (2025): GJMI - JANUARI
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v3i1.1293

Abstract

Peserta didik UPT SD Negeri 24 Lundang masih kesulitan dalam memahami pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dikelas III. Kesulitan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya, belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. Solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran think pair share dalam proses pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dari penelitian ini adalah peserta didik kelas III UPT SD Negeri 24 Lundang Kecamatan Sungai Pagu pada semester 1 tahun ajaran 2024/2025. Penelitian ini dilakukan selama dua siklus, yang setiap siklus terdiri dari dua pertemuan.Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Aktivititas guru persentase pada siklus I, yaitu 75,75% meningkat pada siklus II menjadi 93,93%. Aktivitas pesesrta didik persentase ketuntasan siklus I, yakni 60,60% meningkat pada siklus II menjadi 90,90%. Peningkatan hasil belajar ditandai oleh peningkatan ketuntasan belajar Bahasa Indonesia siklus I persentase ketuntasan 61,54% meningkat pada siklus II menjadi 81,6%. Bedasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran think pair share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia di kelas III UPT SD Negeri 24 Lundang Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan.
Peningkatan Hasil Belajar IPAS Menggunakan Model Project Based Learning (PJBL) berbasis TPACK di Kelas IV C SD Negeri 05 Pasar Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan Yesi Maiyulia; Zulmi Aryani; Yelly Martaliza; Animar Fauziah; Yosi Lara Jenita
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 3 No. 2 (2025): GJMI - FEBRUARI
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v3i2.1347

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kualitas dan hasil belajar, solusi dari pemecahan masalah tersebut adalah menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dalam proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini untuk medeskripsikan peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah  peserta didik kelas V SDN 02 Pekan Selasa Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan pada semester 1 tahun ajaran 2024/2025. Penelitian ini dilakukan selama II siklus, masing-masing siklus 2 pertemuan, yang terdiri dari  perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Setelah dilakukan penelitian selama dua siklus diperoleh hasil  belajar Matematika siklus I pertemuan 1 59,1% pada siklus I pertemuan 2 68,1%. Meningkat pada siklus II pertemuan 1 77,2%  pada siklus II pertemuan 2 90,9%. Hasil pelaksanaan aktivitas pendidik siklus I pertemuan 1 75,7% pada siklus I pertemuan 2 81,8%. Meningkat pada siklus II pertemuan 1 87,8% pada siklus II pertemuan 2 93,9%. Aktivitas peserta didik siklus I pertemuan 1 69,6% pada siklus I pertemuan 2 75,7%. Meningkat pada siklis II pertemuan 1 84,8% pada siklus II pertemuan 2 87,8%.  Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat  disimpulkan bahwa model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Problem Based Learning Pada Peserta Didik Kelas V UPT SDN 02 Pekan Selasa Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan Yesi Maiyulia; Zulmi Aryani; Yelly Martaliza; Animar Fauziah; Yosi Lara Jenita
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 3 No. 2 (2025): GJMI - FEBRUARI
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v3i2.1353

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kualitas dan hasil belajar, solusi dari pemecahan masalah tersebut adalah menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dalam proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini untuk medeskripsikan peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah  peserta didik kelas V SDN 02 Pekan Selasa Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan pada semester 1 tahun ajaran 2024/2025. Penelitian ini dilakukan selama II siklus, masing-masing siklus 2 pertemuan, yang terdiri dari  perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Setelah dilakukan penelitian selama dua siklus diperoleh hasil  belajar Matematika siklus I pertemuan 1 59,1% pada siklus I pertemuan 2 68,1%. Meningkat pada siklus II pertemuan 1 77,2%  pada siklus II pertemuan 2 90,9%. Hasil pelaksanaan aktivitas pendidik siklus I pertemuan 1 75,7% pada siklus I pertemuan 2 81,8%. Meningkat pada siklus II pertemuan 1 87,8% pada siklus II pertemuan 2 93,9%. Aktivitas peserta didik siklus I pertemuan 1 69,6% pada siklus I pertemuan 2 75,7%. Meningkat pada siklis II pertemuan 1 84,8% pada siklus II pertemuan 2 87,8%.  Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat  disimpulkan bahwa model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Peningkatan Hasil Belajar IPAS DeModel Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning Di Kelas IV SDN 15/III Tanjung Pauh Mudik Aris Ramendra; Animar Fauziah; Rosi Satria Ardi; Ade Marlia; Yosi Lara Jenita
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 3 No. 2 (2025): GJMI - FEBRUARI
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v3i2.1358

Abstract

Penelitian ini di latar belakangi banyaknya siswa kelas IV SDN 15/III Tanjung Pauh Mudik menghadapi kesulitan dalam pembelajaran IPAS. Oleh karena itu penelitian ini bermaksud untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dan memperbaiki tindakan pembelajaran dikelas menggunakan model pembelajaran Projeck Based Learning.               Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini siswa kelas IV SDN 15/III pada semester 1 tahun pembelajaran 2024/2025. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif, yaitu berupa data hasil belajar siswa. Data tersebut diperoleh dari hasil tes evaluasi siswa yang dilakukan.               Penelitian ini dilakukan selama dua siklus, masing-masing siklus dua pertemuan. Peningkatan hasil belajar ditandai oleh peningkatan ketuntasan belajar dan nilai rata-rata kelas. Pada siklus I indikator keberhasilan didapatkan ketuntasan pembelajaran IPAS 69%. Sedangkan peningkatan nilai rata-rata kelas pada siklus II pembelajaran IPAS 94%. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa PTK ini berhasil meningkatkaan hasil belajar IPAS siswa kelas IV.
Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Pancasila Menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Di kelas VI SD Negeri 24 Lundang Kabupaten Solok Selatan Puti Hijratunnisa; Esa Yulimarta; Lili Ratnasari; Isnaniah; Yosi Lara Jenita
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 3 No. 2 (2025): GJMI - FEBRUARI
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v3i2.1359

Abstract

Penelitian ini di latar belakangi oleh rendahnya hasil belajar pendidikan Pancasila peserta didik di kelas VI SD Negeri 24 Lundang Kabupaten Solok Selatan. Solusi dari masalah tersebut adalah menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar Pendidikan Pancasila peserta didik di kelas VI SD Negeri 24 Lundang. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VI SD Negeri 24 Lundang pada semester I tahun ajaran 2024/2025. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus, masing-masing siklus 2 pertemuan, yang terdiri dari alur perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.  Penelitian ini berhasil meningkatkan hasil belajar Pendidikan Pancasila peserta didik kelas VI. Pada siklus I diperoleh persentase 44,44% dan siklus II meningkat menjadi 83,32% dengan peningkatan sebesar 38,88%. Proses pembelajaran siklus I pada aktivitas guru 61,10% dan pada siklus II meningkat menjadi 83,33%. Pada aktivitas peserta didik siklus I diperoleh 55,55% dan pada siklus II meningkat menjadi 77,77%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) berhasil terlihat pada peningkatan proses dan hasil belajar Pendidikan Pancasila peserta didik kelas VI SD Negeri 24 Lundang Kabupaten Solok Selatan.
Kasus Kekerasan pada Anak Di Kabupaten Kerinci Lovina Trilenshi; Regina Arsa Sufintan; Yosi Miskori; Yosi Lara Jenita
Menulis: Jurnal Penelitian Nusantara Vol. 1 No. 8 (2025): Menulis - Agustus
Publisher : PT. Padang Tekno Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/menulis.v1i8.535

Abstract

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam membentuk kepribadian serta perkembangan mental anak. Idealnya, keluarga menjadi tempat yang aman dan mendukung bagi tumbuh kembang anak. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa kekerasan terhadap anak justru sering terjadi dalam lingkungan keluarga, di mana pelaku adalah orang-orang terdekat. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka (library research) dengan pendekatan deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk mengkaji bentuk-bentuk kekerasan terhadap anak, dampaknya, serta karakteristik kekerasan dalam keluarga. Data diperoleh dari buku, jurnal, dan laporan resmi lembaga seperti KPAI dan Polres Kerinci. Hasil kajian menunjukkan bahwa kekerasan terhadap anak meliputi kekerasan fisik, psikis, sosial, dan seksual, yang memiliki dampak jangka pendek maupun panjang terhadap kehidupan anak, termasuk trauma, gangguan emosional, hingga kecenderungan melakukan kekerasan di masa dewasa. Faktor pemicu kekerasan dalam keluarga antara lain penyalahgunaan kekuasaan, ketimpangan status, rendahnya pendidikan pengasuhan, serta lemahnya sistem perlindungan anak. Oleh karena itu, dibutuhkan sinergi antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah dalam mewujudkan lingkungan yang aman dan mendukung bagi anak sebagai langkah menuju generasi emas Indonesia 2045.
Analisis bullying Yang Terjadi di Sekolah M Redho Hafiqly; Mhd. Roil Ashrof; Roy Rahmadi Putra; Yosi Lara Jenita
Menulis: Jurnal Penelitian Nusantara Vol. 1 No. 8 (2025): Menulis - Agustus
Publisher : PT. Padang Tekno Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/menulis.v1i8.536

Abstract

Bullying merupakan salah satu bentuk kekerasan yang sering terjadi di lingkungan sekolah dan masyarakat. Bullying dapat berupa kekerasan fisik, verbal, atau psikologis yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok terhadap korban. Pelanggaran HAM yang terjadi dalam kasus bullying dapat berupa pelanggaran hak atas keamanan, hak atas kesehatan, dan hak atas pendidikan. Bullying masih menjadi masalah yang serius di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sebanyak 70% siswa di Indonesia pernah mengalami bullying. Bullying tidak hanya berdampak pada korban, tetapi juga dapat berdampak pada pelaku dan lingkungan sekitar. Bullying merupakan fenomena sosial yang merugikan dan dapat memberikan dampak negatif baik secara fisik maupun psikologis. Fenomena ini tidak terbatas pada usia, jenis kelamin atau latar belakang sosial ekonomi, namun cenderung merugikan individu yang lebih rentan (Suprapto, 2023). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam konsep bullying dalam konteks sosial dan psikologis. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Anak membutuhkan perlindungan yang berbeda dari orang dewasa. Hal ini didasarkan pada alasan fisik dan mental anak-anak yang belum dewasa dan matang. Anak perlu mendapat perlindungan hukum dari siapapun, baik dari pemerintah, keluarga, masyarakat, dan sekolah. Perlindungan anak dari pihak pemerintah seperti adanya undang-undang tentang perlindungan anak dan kekerasan pada anak. Begitu pentingnya lingkungan sekolah yang kondusif bagi tumbuh kembang anak karena sepertiga waktunya berada di sekolah. Sekolah adalah tempat bergaul dengan teman sebaya, teman yang lebih muda ataupun lebih tua usianya, ataupun warga sekolah lainnya. karena banyaknya keberagaman di sekolah anak dituntut untuk saling menghargai dan menghormati. Keberagaman yang ada di sekolah antara lain strata sosial dan ekonomi orang tua, keadaan fisik, hal ini dapat memicu perilaku bullying pada anak. Metode penelitian yang digunakan yaitu study literature dengan sumber data jurnal ilmiah, buku, artikel, dan laporan penelitian. Study literatur adalah suatu tinjauan sistematis terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya untuk memahami suatu fenomena atau masalah. Langkah penelitian studi literatur tentang bullying meliputi identifikasi topik, pengumpulan sumber relevan, analisis dan sintesis informasi, serta penyusunan laporan yang mencakup temuan dan implikasi. Metode ini membantu memahami fenomena bullying terhadap anak dari berbagai perspektif dan memberikan dasar untuk penelitian lebih lanjut. Anak-anak yang seharusnya mendapatkan rasa aman nyaman tanpa adanya kekerasan dalam kehidupannya ternyata kekerasan juga bisa terjadi pada anak-anak yaitu buliying yang pada zaman marak sekali terjadi dimana mana pada anak yang mengakibatkan terjadinya gangguan pada mental dan psikologis anak-anak berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan ditemukan bahwa kasus bullying semakin sering terjadi hal ini terjadi karena bebrapa hal pertama anak-anak yang sering menggunakan handpone dan mengakses konten kekerasan yang membentuk karakter anak suka kekerasan yang mengakibatkan anak mempraktekkan tontonan kekerasan pada temannya sehingga terjadi buliying. Kedua kurang nya pendidikan moral yang diberi oaring tua maupun guru sehingga mengakibatkan anak mudah untuk mengikuti tindakan tindakan yang tidak sepatutnya dilakukan. Ketiga, sikap masyarakat yang kurang tanggap terhadap kekerasan yang terjadi pada anak tidak menegur cenderung membiarkan ketika melihat buliying. bullying membawa dampak psikis pada korbannya, yakni siswa. Bullying adakalanya verbal maupun non verbal. Bullying merupakan permasalahan serius yang harus dicegah dan dihilangkan dilingkungan dunia Pendidikan. Akibat dari bullying adalah gangguan psikis bahkan fisik. Para korban bullying sangat rentan atau trauma saat menghadapi kehidupan yakni menjalankan aktivitas keseharian, sekolah dll. Hal tersebut mempengaruhi tingkah laku keseharian siswa. Korban Bullying akan terganggu dengan aktivitas belajar. Bagaimana bisa belajar, dirinya saja secara psikis sudah susah dan tiada kenyamanan. Korban bullying tidak akan bisa sukses dalam mencapai Pendidikan, kecuali bila trauma sudah hilang. Begitu besar efek dari Tindakan bullying. Melihat dari fenomena ini maka sekolahan sedini mungkin meminimalisisr tindakan bullying. Sekolah yang bebas dari bullying akan menghasilkan murid yang berkualitas.Untuk itu perlu kerja sama antara pihak sekolahan, orang tua, anak serta peran masyarakat yang berpartisipasi terhadap hak-hak anak agar terbebas dari bullying. Korban bullying yang akut tidak menutup kemungkinan hingga membawa kematian .
Peran Guru dalam Mencegah Pelanggaran HAM Bullying di Sekolah Dasar Gina Fadhilah Ramadhani; Iis Yulia Fuji Astuti; Iola Amelia Arsanti; Yosi Lara Jenita
Menulis: Jurnal Penelitian Nusantara Vol. 1 No. 8 (2025): Menulis - Agustus
Publisher : PT. Padang Tekno Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/menulis.v1i8.537

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peran guru dalam mencegah tindakan bullying yang merupakan bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di lingkungan sekolah dasar. Bullying sering terjadi dalam bentuk kekerasan fisik maupun psikologis yang berulang dan berdampak negatif terhadap perkembangan emosional dan sosial peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara kepada guru dan kepala sekolah di SD Negeri 15/III Tanjung Pauh Mudik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru memiliki peran strategis dalam pencegahan bullying melalui pengawasan, pembinaan karakter, sosialisasi nilai-nilai kemanusiaan, dan pemberian nasihat kepada siswa. Guru juga bertindak sebagai mediator dan fasilitator dalam menyelesaikan konflik serta membentuk lingkungan belajar yang aman dan ramah anak. Penelitian ini menekankan pentingnya penguatan pendidikan kewarganegaraan dan nilai-nilai Pancasila sejak dini sebagai langkah preventif terhadap pelanggaran HAM di sekolah dasar.
Faktor Penyebab Pengangguran dan Kemiskinan serta Peran Pemerintah dalam Pemberdayaan UMKM di Indonesia Reni Sesmita; Wiwit Tri Nolya; Yusi Marsa Heriyandini; Yosi Lara Jenita
Menulis: Jurnal Penelitian Nusantara Vol. 1 No. 8 (2025): Menulis - Agustus
Publisher : PT. Padang Tekno Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/menulis.v1i8.538

Abstract

Kemiskinan dan pengangguran merupakan dua persoalan utama yang saling berkaitan dan menjadi tantangan besar bagi negara berkembang seperti Indonesia. Kemiskinan bersifat multidimensional, tidak hanya mencakup aspek ekonomi, tetapi juga menyangkut keterbatasan akses terhadap pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, serta jaringan sosial. Dalam konteks pembangunan ekonomi, keberhasilan suatu negara diukur tidak hanya dari pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dari peningkatan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Tingginya angka pengangguran di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor seperti rendahnya kualitas pendidikan, terbatasnya layanan kesehatan, minimnya lapangan kerja, serta kondisi geografis yang terisolasi. Krisis ekonomi 1997 dan penurunan konsumsi domestik memperburuk kondisi tersebut, memperlebar kesenjangan sosial dan meningkatkan angka kriminalitas. Upaya pemerintah dalam menanggulangi masalah ini dinilai belum sepenuhnya efektif karena masih bersifat bantuan jangka pendek. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan yang berkelanjutan melalui pemberdayaan masyarakat, pelatihan keterampilan, penguatan sektor UMKM, serta penciptaan lapangan kerja di sektor padat karya. Pemerintah harus berperan sebagai fasilitator dalam pembangunan ekonomi yang inklusif agar masyarakat miskin dapat keluar dari lingkaran kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup secara mandiri.