Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 prevalensi merokok pada penduduk berusia ≥10 tahun mencapai angka 27.05%. Peningkatan yang signifikan terjadi pada kelompok usia remaja, terutama pada laki-laki yang berusia 15–19 tahun, yang mencapai angka 56,5%. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan faktor-faktor keluarga terhadap perilaku merokok pelajar di Indonesia. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Cross-sectional. Survei meliputi kota kabupaten yang tersebar 34 provinsi dengan jumlah sampel 33,135 responden pelajar. Data yang digunakan adalah data sekunder. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dengan distribusi frekuensi dan analisa bivariat dengan menggunakan uji statistik Chi-square dan analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistic ganda. Hasil Penelitian: Analisis menunjukkan 22,3% pelajar yang merokok dalam 30 hari terakhir. Setelah di adjust dengan kovariat diperoleh faktor keluarga yang berhubungan dengan perilaku merokok pada pelajar yaitu Pendidikan orang tua (AOR=1,14, 95% CI 1,05–1,19), status pekerjaan orang tua (AOR=1,14, 95% CI 1,03–1,26), Status pernikahan orang tua (AOR=1,2, 95% CI 1,08–1,31), perilaku berisiko keluarga (AOR=1,67, 95% CI 1,58–1,80), jarang ada kehangatan keluarga (AOR=1,18, 95% CI 1,20–1,26), tidak pernah merasakan kehangatan keluarga (AOR=1,41, 95% CI 1,29–1,54) dan kekerasan fisik dalam keluarga (AOR=1,43, 95% CI 1,29–1,59). Nilai R square=0.026 dimana model ini menjelaskan 2.6 % untuk mempredikasi perilaku merokok pada pelajar. Kesimpulan: Perilaku berisiko dalam keluarga memiliki kontribusi paling besar terhadap perilaku merokok pada pelajar. Perlu dilakukan intervensi berbasis keluarga yang fokus pada peningkatan kehangatan relasi keluarga, edukasi orang tua, serta pencegahan kekerasan dan perilaku berisiko dilingkungan rumah. According to the 2023 Indonesia Health Survey (IHS), the prevalence of active smokers aged ≥10 years reached 27,05%, with a significant increase among adolescents, particularly males aged 15–19 years, reaching 56.5%. This study aims to examine the association between family-related factors and smoking behaviour among students in Indonesia. This research employed an analytical Cross-sectional design using secondary data. The survey covered districts and cities across 34 provinces in Indonesia, with a total sample of 33,135 student respondents. Data were analysed using univariate analysis with frequency distribution, bivariate analysis using the Chi-square test, and multivariate analysis using multiple logistic regression. The analysis showed that 22.3% of students had smoked in the past 30 days. After adjusting for covariates, several family-related factors were significantly associated with smoking behaviour, including parental education level (AOR=1.14; 95% CI: 1.05–1.19), parental employment status (AOR=1.14; 95% CI: 1.03–1.26), parental marital status (AOR=1.20; 95% CI: 1.08–1.31), risky behaviours within the family (AOR=1.67; 95% CI: 1.58–1.80), lack of family warmth (AOR=1.18; 95% CI: 1.20–1.26), absence of family warmth (AOR: 1.41; 95% CI: 1.29–1.54), and experience of physical violence within the family (AOR: 1.43; 95% CI: 1.29–1.59). The R-square value 0f 0.026indicate that the model explain 2,6% of variance in predicting smoking behaviour among student. Risky behaviours within the family contributed the most to student smoking behaviour. Family-based interventions are necessary, focusing on strengthening familial warmth, improving parental education, and preventing violence and risky behaviors within the household environment.