Penyembuhan luka adalah proses terjadinya penggantian jaringan yang rusak atau mati dengan jaringan yang baru melalui proses regenarasi sel. Salep merupakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar, akses langsung ke jaringan. Daun sukun (Artocapus communis) memiliki kandungan senyawa seperti flavonoid. Kandungan senyawa flavonoid tersebut mampu mempercepat penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi salep yang paling efektif dari ekstrak daun sukun terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus. Metode pada penelitian ini sebanyak 30 ekor tikus jantan putih (Galur wistar) dibagi dalam 5 kelompok perlakuan. Kelompok K (-) dengan pemberian vasellin tanpa ekstrak, K (+) dengan pemberian bioplacenton, F1 konsentrasi 15% (3.750 mg/KgBB ekstrak daun sukun), F2 konsentrasi 20% (5000 mg/KgBB ekstrak daun sukun) dan F3 konsentrasi 25% (6250 mg/KgBB ekstrak daun sukun). Setiap tikus dibuat luka sayatan pada daerah punggung sepanjang 2 cm dengan kedalaman 2 mm. Pengukuran penyembuhan panjang luka sayat dilakukan setiap hari selama 14 hari. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan Uji kruskal wallis dan dilanjutkan uji man whitney. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol daun sukun memiliki aktivitas dalam menyembuhkan luka sayat dimana dosis yang efektif adalah pada salep F1 konsentrasi 15% (3.750 mg/KgBB) dengan waktu penyembuhan luka selama 7 hari.