Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Al-Wijdan : Journal of Islamic Education Studies

Strategi Pendidikan Karakter Dalam Upaya Membentuk Soft Skill Siswa Andriani, Wiwin; rofik, Abdur
AL-WIJDÃN Journal of Islamic Education Studies Vol. 3 No. 2 (2018): November 2018
Publisher : Faculty of Islamic Sciences, Raden Rahmat Islamic University Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.507 KB) | DOI: 10.58788/alwijdn.v3i2.207

Abstract

Abstract The discourse of character education’s urgency nowadays, is a response to the issue of apprehensive existence of Indonesian society, which are getting worse in multidimensional crisis. Therefore, the implementation of character education, is rated as the best solution, to overcome the various problems of the nation, through education in schools, especially those which are related with soft skills development of learners as future generation. This qualitative research aims to describe the implementation strategy of character education to soft skills building of learners in school. The data collection technique used is observation’s technique, interview and documentation. Data validity checking done through perseverance observation, Data triangulation, and a detailed description. Data analysis technique used is descriptive componential. The results of this research indicates that 1). The process of character education building is done in two forms of character education curriculum, there are formal education’s curriculum (curriculum of religion’s department) and non-formal education curriculum (curriculum of boarding school/ pesantren); 2). Efforts to implement character education for soft skills building of learners, is done by integrating the values of Aswaja/Nadhlatul Ulama education’s value on all subjects in school.   Keywords: Character education, Soft skills building of learners.
Islam Nusantara dan Spirit Pluralisme Sebagai Modal Karakter Bangsa Salim, Agus; Rofik, Abdur
AL-WIJDÃN Journal of Islamic Education Studies Vol. 4 No. 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Faculty of Islamic Sciences, Raden Rahmat Islamic University Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (777.015 KB) | DOI: 10.58788/alwijdn.v4i1.308

Abstract

Islam Nusantara dan Pluralisme sering kali diasumsikan sebagai konsep yang dianggap paradoksal, padahal Islam Nusantara bukanlah sebuah aliran (madzhab) apalagi sebagai agama baru, akan tetapi sebagai ciri khas atau karakteristik (khashais) keislaman yaang mengakomodir adat-istiadat dan budaya lokal (local wisdom) yang menjadi pembeda dari ideologi Islam yang ada di belahan negara-negara timur tengah, yang cendrung kaku dan menolak tradisi lokal. Begitu juga pluralisme (budaya) merupakan sebuah konsep yang menerangkan ideal (ideologi) kesetaraan kekuasaan dalam suatu masyarakat multikultur, di mana kekuasaan ”terbagi secara merata” di antara kelompok-kelompok etnik yang bervariasi sehingga mendorong pengaruh timbal balik di antara mereka. Dan dalam masyarakat multikultur tersebut, kelompok-kelompok etnik itu dapat menikmati hak-hak mereka yang sama dan seimbang, dapat memelihara dan melindungi diri mereka sendiri karena mereka menjalankan tradisi kebudayaannya. Dalam masyarakat plural seperti Indonesia, paradigma hubungan dialogal atau pemahaman timbal balik sangat dibutuhkan, untuk mengatasi ekses-ekses negatif dari suatu problem disintegrasi bangsa. Paradigma hubungan timbal balik dalam masyarakat plural mensyaratkan tiga kompetensi normatif, yaitu kompetensi kebudayaan, kemasyarakatan dan kepribadian. Kompetensi kebudayaan adalah kumpulan pengetahuan yang memungkinkan mereka yang terlibat dalam tindakan komunikatif membuat interpretasi-interpretasi yang dapat mengkondisikan tercapainya konsesus mengenai sesuatu. Kompetensi kemasyarakatan merupakan tatanan-tatanan syah yang memungkinkan mereka yang terlibat dalam tindakan komunikatif membentuk solidaritas sejati. Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang memungkinkan seorang subjek dapat berbicara dan bertindak dan karenanya mampu berpartisipasi dalam proses pemahaman timbal balik sesuai konteks tertentu dan mampu memelihara jati dirinya sendiri dalam berbagai perubahan interaksi. Bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang kokoh, beranekaragam budaya, etnik, suku, ras dan agama, yang kesemuanya itu akan menjadikan Indonesia menjadi sebuah bangsa yang mampu mengakomodasi kemajemukkan itu menjadi suatu yang tangguh. Sehingga ancaman disintegrasi dan perpecahan bangsa dapat dihindari. Kata Kunci: Islam Nusantara dan Pluralisme, Budaya dan Karakter Bangsa.
Konstruksi Budaya Damai Berbasis Manajemen Kesiswaan dalam Model Sekolah Ramah Anak inayati, isna nurul; rofik, Abdur
AL-WIJDÃN Journal of Islamic Education Studies Vol. 5 No. 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Faculty of Islamic Sciences, Raden Rahmat Islamic University Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.321 KB) | DOI: 10.58788/alwijdn.v5i1.474

Abstract

Harmonisasi kehidupan merupakan suatu kondisi yang diharapkan oleh semua bangsa. Tanpa harmonisasi, tentunya akan muncul banyak kekacauan dan perpecahan dalam masyarakat. Indonesia sebagai bangsa yang heterogen (multi-culture, etinik, ras, dan agama), dinilai cukup rentan terhadap munculnya konflik sosial yang dapat mengancam keutuhan negara (disintegrasi bangsa). Untuk itulah konstruksi budaya damai dalam berkehidupan bermasyarakat di pandang sebagai suatu hal yang urgent dan wajib dilakukan. Konstruksi budaya damai dapat diajarkan melalui pembiasaan baik dan contoh-contoh kongkrit di lingkungan sekolah dan masyarakat pada umumnya. Pembiasaan budaya damai di sekolah perlu dilakukan melihat kondisi pendidikan hari ini mulai rawan akan munculnya berbagai aktifitas perundungan (bullying) pada diri siswa. Atas dasar inilah, penerapan model madrasah/sekolah ramah anak perlu diinisiasi, dikembangkan, dan diterapkan di semua lini pendidikan terutama pada jenjang Pendidikan Dasar. Faktanya, jenjang ini menjadi dasar untuk mengkonstruksi dasar-dasar pengetahuan dan karakter dalam diri siswa. Karena apa yang diajarkan dan diinternalisasikan pada fase ini akan mengakar kuat pada diri siswa. Konstruksi budaya damai di sekolah dapat dilaksanaan melalui manajemen kesiswaan model sekolah ramah anak. Dalam kontek ini, konstruksi budaya damai berbasis manajemen kesiswaan telah di laksanakan di SDN 01 Palaan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang; dan didesain melalui program 5S (Salam, Sapa, Senyum, Sopan dan Santun). Program 5S ini merupakan turunan dari Visi-Misi Sekolah yang dijabarkan dalam manajemen kesiswaan. Hasil penerapan program ini secara nyata berkonstribusi positif dalam upaya meningkatkan harmonisasi dan prilaku damai siswa SDN 01 Palaan.   Kata Kunci: Konstruksi Budaya Damai, Manajemen Kesiswaan, Sekolah Ramah Anak.
Visual Scaffolding untuk Meningkatkan Keterampilan Praktik Siswa dengan Disabilitas Intelektual Sedang: Studi Awal Rofik, Abdur
AL-WIJDÃN Journal of Islamic Education Studies Vol. 5 No. 2 (2020): November 2020
Publisher : Faculty of Islamic Sciences, Raden Rahmat Islamic University Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.207 KB) | DOI: 10.58788/alwijdn.v5i2.578

Abstract

Agenda program pemberdayaan pendidikan inklusi pada siswa dengan Disabilitas Intelektual Sedang (DIS) mendapat banyak perhatian dari para ahli pendidikan di Indonesia. Pengajaran yang efektif bagi siswa DIS menjadi program wajib dan arus utama dalam sistem pendidikan Nasional. Namun bukti empiris tentang penggunaan bantuan visual scaffolding masih belum banyak diperhatikan. Tujuan studi kami adalah untuk mengeksplorasi bukti empiris tentang sejauh mana strategi VS dapat meningkatkan keterampilan praktik siswa DIS di kelas. Mengingat tidak banyak bukti empiris yang dihasilkan oleh para peneliti sebelumnya pada konteks ini. Proyek penelitian deskriptif ini melibatkan 28 siswa DIS dengan kapasitas kognisi (IQ) sedang di SMALB Pembina Bagian C kota Malang. Berbagai data kualitatif diperoleh dari observasi dan wawancara semi-terstruktur dengan guru dan siswa. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari nilai praktik thaharah siswa DIS menggunakan skala likert Behavior Assessment System for Children yang telah dimodifikasi. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan strategi visual scaffolding sangat efektif untuk meningkatkan keterampilan praktik thaharah siswa. Melalui strategi VS, antusias belajar mereka pada saat demonstrasi sangat meningkat, bahkan mereka mampu membuat sistesis antara kejadian satu dengan kejadian lainnya. Prinsip umum dari kerangka kerja VS dan prinsip desain pembelajaran yang berpusat pada siswa DIS juga dibahas. Kata Kunci: Visual scaffolding, keterampilan praktik, thaharah, dan siswa dengan Disabilitas Intelektual Sedang (DIS).
The Multiculturalism of Pesantren: Scaffolding Diversity of Indonesian Society Bustomi, Abu Amar; Pardianto, Pardianto; Maksum, Imam; rofik, Abdur
AL-WIJDÃN Journal of Islamic Education Studies Vol. 6 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Faculty of Islamic Sciences, Raden Rahmat Islamic University Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.673 KB) | DOI: 10.58788/alwijdn.v6i1.1464

Abstract

 Indonesia is a unitary state that is formed from diversity and religiosity in all aspects of life, which are united by natural ethics in national bonds. Ethically, this national bond does not justify conflicts for any reason. However, the reality still tends to be vulnerable and has an impact on resistance among religious communities in Indonesia. In the problem of resistance of plurality relations and multiculturalism in diversity and religiosity that has developed in Indonesia, pesantren, an indigenous educational institution, in their journey can be tested to maintain their sustainability with a multi-aspected education model, which constructs the character of santri into a qualified, independent and reformer nationalist personality. Through scientific studies, which are developed in a critical sociological approach of Max Weber, about the existence of multiculturalism in pesantren as a support for the solidarity of diversity and religiosity of society in Indonesia, it was found that pesantren have an existence as micro and macro support for the diversity and religiosity of society in Indonesia. Keywords: Multiculturalism of Pesantren, Scaffolding Diversity, Indonesian Society.