Claim Missing Document
Check
Articles

REKAYASA SOSIAL KELEMBAGAAN TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI UBI JALAR MELALUI PROGRAM PUAP THE SOCIAL ENGINEERING OF SWEET POTATO PEASANT INSTITUTION THROUGH PUAP PROGRAM ArtiYoesdiarti, SitiMasithoh
JURNAL PERTANIAN Vol 5, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.73 KB) | DOI: 10.30997/jp.v5i1.51

Abstract

Gapoktan adalah kelembagaan tani yang menjadi pelaksana PUAP (Pengembangan Usaha AgribisnisPedesaan) dan memiliki peran penting untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Tujuan penelitianadalah untuk mengetahui kinerja kelembagaan tani, mengetahui mekanisme dan realisasipelaksanaan PUAP, dan mengidentifikasi peranan kelembagaan tani dalam meningkatkanpendapatan petani. Analisis data dilakukan secara deskriptif menggunakan Skala Likert dengan 14indikator dan dibuat klasifikasi (Gapoktan Kurang Baik, Gapoktan Cukup Baik, Gapoktan Baik). Hasilpenelitian menunjukkan bahwa Gapoktan memiliki kinerja baik (skor 1.056). Rekayasa sosial yangdilakukan meliputi penguatan kelembagaan, kegiatan penyuluhan, dan pengembangan SDM. ProgramPUAP mendapat dukungan pendampingan yang “kuat” (rata-rata skor 486). Jumlah peminjam tahun2013 sudah mencapai 131 orang dan dana yang digulirkan sudah berkembang mencapai Rp140.000.000. Program PUAP sudah dijalankan dengan baik tetapi belum efektif dapat meningkatkanpendapatan petani.
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP BAURAN PEMASARAN BEL MART BOGOR Novita, Ita; Megasari, Tri; Yoesdiarti, Arti
JURNAL PERTANIAN Vol 5, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.632 KB) | DOI: 10.30997/jp.v5i1.542

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik umum konsumen Bel Mart Bogor, tingkat kepentingan dan kinerja bauran pemasaran Bel Mart Bogor menggunakan Importance Performance Analysis (IPA), serta tingkat kepuasan konsumen Bel Mart Bogor menggunakan Customer Satisfaction Index (CSI). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience sampling dengan jumlah sampel sebanyak 50 orang. Berdasarkan hasil penelitian, konsumen yang berbelanja di Bel Mart Bogor didominasi oleh perempuan yang telah menikah dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Berdasarkan sebaran usia, konsumen Bel Mart Bogor berada pada kisaran usia 26-35 tahun. Tingkat pendidikan konsumen sebagian besar adalah Sarjana. Jumlah pengeluaran konsumsi bahan pangan per bulan berkisar ≥ Rp. 4.000.000,00 - Rp. 5.000.000,00. Jumlah kunjungan berbelanja di Bel Mart Bogor sebanyak 3-4 kali dalam sebulan. Hasil analisis IPA menunjukkan bahwa variabel bauran pemasaran yang harus dijadikan prioritas dalam peningkatan kinerja pelaksanaannya adalah lokasi gerai, sarana parkir, desain, dan layout gerai, serta kenyamanan gerai. Nilai CSI terhadap bauran pemasaran Bel Mart Bogor adalah sebesar 76,83 persen. Nilai tersebut berada pada selang 66,7–83,3 persen, artinya konsumen telah merasa puas terhadap kinerja bauran pemasaran Bel Mart Bogor.
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI SAPI POTONG Parlindungan, Muhammad Dapot; Yoesdiarti, Arti; Miftah, Himmatul
JURNAL PERTANIAN Vol 8, No 2 (2017): OCTOBER
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.459 KB) | DOI: 10.30997/jp.v8i2.1057

Abstract

Analisis kelayakan peningkatan kapasitas produksi sapi potong ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan finansial peningkatan usaha yang akan dilakukan oleh CV Lembu Mas. CV Lembu Mas bertujuan untuk meningkatkan usaha penggemukan sapinya dari 31 ekor per tahun menjadi 501 ekor per tahun. Penelitian dilaksanakan di  CV Lembu Mas (Kelurahan Kedaung Kecamatan Sawangan Kota Depok Jawa Barat) mulai dari September sampai dengan November  2016.  Analisis finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha yaitu besar manfaat (benefit) dan besar biaya dalam usaha ini, yang dianalisis menggunakan analisis finansial, yang terdiri dari struktur biaya dan analisis cashflow dengan kriteria NPV, Payback period. Hasil NPV yang diperoleh NPV > 0 = 789.314.098. Kriteria Laba-Rugi peningkatan kapasitas produksi memperoleh keuntungan pada tahun pertama sebesar Rp 128.440.450, tahun kedua sampai tahun kelima memperoleh keuntungan  sebesar : Rp 209.408.450. Kriteria R/C Ratio diperoleh 1,1 pada tahun petama dan 1,2 pada tahun kedua sampai tahun kelima. Berdasarkan kriteria payback period yang diperoleh lebih cepat dari umur bisnis, yaitu 1 tahun 11 bulan. Berdasarkan aspek finansial, peningkatan kapasitas produksi dikatakan layak untuk dijalankan.KATA KUNCI: analisis kelayakan, sapi potong, pengembangan usaha.  FINANCIAL FEASIBILITY STUDY OF BEEF PRODUCTION CAPACITY EXPANSION ABSTRACTThis study was aimed to analyze the feasibility of production expansion of beef at CV Lembu Mas, Depok. CV Lembu Mas intended to expand their beef production, from 31 beef to 51 beef. The study was conducted at CV Lembu Mas from September to November 2016. Financial analysis was done to assess the benefit and the cost in this business and consisted of  cost structure and cash flow analyzes using NPV and Payback Period parameters. Results showed that the NPV was NPV > 0 = Rp 789.314.098.  With profit-loss parameter, it was shown that the first year profit was Rp 128.440.450 and in year 2 to 5, the profit was Rp 209.408.450,-.  The R/ C ratios were 1.1 in the first year and 1.2 in year 2 to 5.  Payback period was 1 year 11 months, shorter than the age of the business.  Based on the results of financial and non financial analyzes, it was concluded that the expansion of production capacity was feasible.  
ANALISIS PERILAKU SISWA/I SMA/SEDERAJAT DI WILAYAH TENGAH KABUPATEN BOGOR DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI Yoesdiarti, Arti
Jurnal Sosial Humaniora Vol 9, No 1 (2018): APRIL
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.847 KB) | DOI: 10.30997/jsh.v9i1.1375

Abstract

Persaingan di dunia akademi, terutama perguruan tinggi, semakin ketat. Pemahaman akan perilaku konsumen pangsa pasar potensial akan sangat berharga bagi perguruan tinggi untuk melakukan pemasaran yang efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi profil siswa/i SMA sederajat, mengidentifikasi proses pengambilan keputusan dalam memilih jurusan dan perguruan tinggi, menganalisis atribut yang dianggap penting dalam memilih perguruan tinggi, dan menganalisis perguruan tinggi yang diminati oleh siswa/i SMA/sederajat di Wilayah Tengah Kabupaten Bogor. Penelitian dilakukan bulan September – Oktober 2017 dengan mengambil lokasi di 4 SMA negeri, 1 SMA swasta, 1 MA Negeri dan 1 MA swasta secara purposif dengan jumlah responden 302 orang. Data diolah secara deskriptif. Penilaian kepentingan kriteria pemilihan perguruan tinggi menggunakan skala Likert. Hasil menunjukkan bahwa orang tua responden mayoritas berpenghasilan ≤ Rp 5.000.000. Asal jurusan di sekolah mayoritas dari IPA. Minat responden cukup tinggi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hampir seluruh responden menilai bahwa melanjutkan ke perguruan tinggi adalah hal penting. Pengambilan keputusan untuk memilih perguruan tinggi didominasi oleh diri sendiri. Orang tua menjadi pengambil keputusan di peringkat kedua. Perguruan tinggi yang dipilih mayoritas berstatus negeri. Perguruan tinggi swasta hanya dipilih oleh 15,61% responden. Empat fakultas/program studi dengan peminat terbanyak berturut-turut adalah kedokteran, pendidikan, syariah/ilmu agama dan teknik. Secara keseluruhan, responden lebih banyak memilih jurusan berbasis IPS dibandingkan IPA. 39,50% Responden mengaku masih ragu dalam memilih jurusan, sementara 36,74% sudah merasa yakin akan keputusannya, dan 23,76% tidak yakin. Dari 10 media promosi, rata-rata responden mengakses 3 sampai 4 media. Media paling banyak diakses berturut turut adalah : media sosial, website, informasi dari guru. Tiga kriteria tertinggi dalam mmilih perguruan tinggi adalah tersedianya jurusan yang diminati, kualitas perguruan tinggi, lalu gedung dan sarana yang lengkap. Perguruan tinggi yang banyak dipilih adalah Universitas Indonesia (23,77%), IPB (16,59%), dan UGM (12,56%).
Strategi Pengembangan Agribisnis Ikan Hias Di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor Yoesdiarti, Arti; Masithoh, Siti; Lesmana, Dudi
Jurnal Mina Sains Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (658.381 KB) | DOI: 10.30997/jms.v3i2.892

Abstract

Dalam kurun waktu 5 tahun, jumlah produksi ikan hias di Kabupaten Bogor meningkat dari 156.618.830 ekor pada 2011 menjadi 242.520.230 ekor pada 2015 (BPS Kabupaten Bogor 2015). Sementara itu jumlah areal usaha budidaya meningkat 2,53 Ha dari 33,09 Ha di tahun 2011 menjadi 35,62 Ha di tahun 2015. Peningkatan ini menunjukkan bahwa ikan hias telah menjadi komoditas perikanan yang sangat strategis bagi perekonomian di Kabupaten Bogor.Untuk mengembangkan agribisnis kegiatan budidaya diperlukan analisis strategi pengembangan dengan melibatkan semua stakeholder, pembudidaya ikan hias, kelompok pembudidaya, pedagang dan lain-lain sehingga akan diperoleh perumusan strategi pembangunan.Analisis matriks SWOT memberikan beberapa alternatif yaitu strategi pengembangan, seperti: (1) Peningkatan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan; (2) Bantuan sarana dan prasarana; (3) Akses jaringan pasar secara efisien; (4) Peningkatan produksi sesuai dengan pasar; (5) Pendidikan dan pelatihan prosedur ekspor dan pemasaran, (6) dukungan lembaga keuangan untuk pembudidaya; (7) Pengawasan dan bimbingan teknologi produksi secara berkelanjutan; (8) Penguatan jaringan antara pembudidaya dan perusahaan eksportir; (9) Penerapan teknologi produksi; (10) Penelitian yang berinovasi; (11) Mengoptimalkan peran PEMDA (pemerintah daerah) dalam pemberian subsidi; (12) Penggunaan pakan alami; (13) Optimalisasi fungsi Pusat Promosi dan Pemasaran dengan menyediakan karantina ikan; (14) Pemasaran ikan hias yang memperkuat posisi dan peran pembudidaya; dan (15) Kerjasama dengan produsen pakan.
COMMERCIAL VEGETABLE SUPPLY CHAINS IN THE TRADITIONAL MARKET OF BOGOR CITY THAT GIVE TO FARMERS Miftah, Himmatul; Yoesdiarti, Arti; Soka, Tiara Dewi
JURNAL PERTANIAN Vol 9, No 2 (2018): OCTOBER
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (39.242 KB) | DOI: 10.30997/jp.v9i2.1517

Abstract

The price gap between farmers and retailers in commercial vegetables like spinach, tomatoes, potatoes and shallots in Bogor City was predicted as a result from the high trading margin. The research aims to analyze income, margin and farmer share obtained by commercial vegetable supply chain actors in Bogor City. The study was conducted in March - October 2017 at the Bogor Traditional Market and the Jambu Traditional Market. The selection of respondents used the purposive sampling and snowball sampling method. Result shows that the R / C ratio of farmers is lower than that of traders. The R/C ratio received by farmers is 1,48, while that received by traders is 2,64. The average Farmer Share (41,2%) is lower than the seller share (58,8%). The average marketing margin is Rp 14,576.5. The supply chain that take side to farmers regarding to the value of R/C, the total margin and the farmers share value are found in potato commodities because it has a higher R / C ratio than traders, higher farmer shares than traders, and trading margin that lower than the three other commodities compared.
Analysis of Structure, Conduct, Performance (SCP) Robusta Coffee Commodities (Coffea Canephora): Bidari Silmi; Arti Yoesdiarti; Himmatul Miftah; Sumantri
Indonesian Journal of Applied Research (IJAR) Vol. 1 No. 2 (2020): Indonesian Journal of Applied Research (IJAR)
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/ijar.v1i2.59

Abstract

Coffee commodity is one of the commodities that is the main target of the priority sub-agenda for agro-industry improvement. Indonesia is the fourth largest producer in the world and makes coffee one of the leading plantation commodities. Robusta coffee in Babakan Madang District is one of the coffees that has the potential to be developed because it is a specialty type of coffee that has a distinctive taste and has a wide-open market. However, inadequate marketing due to low prices at the farm level is one of the problems for Robusta coffee in Babakan Madang District. This study aims to analyze the structure, conduct, performance of Robusta coffee in Babakan Madang District, Bogor Regency. Data were analyzed qualitatively and quantitatively using the approach structure, conduct, performance (SCP). The result of this research is there are 6 established marketing channels, with channel II having the largest sales volume. Analysis of the market structure formed for the marketing of Robusta coffee is monopolistic competition at the farmer level. The level of village collector traders is oligopoly, large trader 1 and large trader 2 monopoly. The Robusta coffee market is very highly concentrated. Barriers to market entry are high for new competitors. In market behavior, the marketing functions performed by each marketing agency are exchange, physical, and facility functions. The price determination at the farm level is carried out by the marketing agency, then at the merchant level the price is determined by themselves. In market performance, the margin value and farmer's share efficient are obtained from channel VI, because on this channel the smallest margin value and they are obtained farmer share largest.
ANALISIS PERILAKU SISWA/I SMA/SEDERAJAT DI WILAYAH TENGAH KABUPATEN BOGOR DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI Arti Yoesdiarti
Jurnal Sosial Humaniora Vol. 9 No. 1 (2018): APRIL
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.847 KB) | DOI: 10.30997/jsh.v9i1.1375

Abstract

Persaingan di dunia akademi, terutama perguruan tinggi, semakin ketat. Pemahaman akan perilaku konsumen pangsa pasar potensial akan sangat berharga bagi perguruan tinggi untuk melakukan pemasaran yang efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi profil siswa/i SMA sederajat, mengidentifikasi proses pengambilan keputusan dalam memilih jurusan dan perguruan tinggi, menganalisis atribut yang dianggap penting dalam memilih perguruan tinggi, dan menganalisis perguruan tinggi yang diminati oleh siswa/i SMA/sederajat di Wilayah Tengah Kabupaten Bogor. Penelitian dilakukan bulan September – Oktober 2017 dengan mengambil lokasi di 4 SMA negeri, 1 SMA swasta, 1 MA Negeri dan 1 MA swasta secara purposif dengan jumlah responden 302 orang. Data diolah secara deskriptif. Penilaian kepentingan kriteria pemilihan perguruan tinggi menggunakan skala Likert. Hasil menunjukkan bahwa orang tua responden mayoritas berpenghasilan ≤ Rp 5.000.000. Asal jurusan di sekolah mayoritas dari IPA. Minat responden cukup tinggi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hampir seluruh responden menilai bahwa melanjutkan ke perguruan tinggi adalah hal penting. Pengambilan keputusan untuk memilih perguruan tinggi didominasi oleh diri sendiri. Orang tua menjadi pengambil keputusan di peringkat kedua. Perguruan tinggi yang dipilih mayoritas berstatus negeri. Perguruan tinggi swasta hanya dipilih oleh 15,61% responden. Empat fakultas/program studi dengan peminat terbanyak berturut-turut adalah kedokteran, pendidikan, syariah/ilmu agama dan teknik. Secara keseluruhan, responden lebih banyak memilih jurusan berbasis IPS dibandingkan IPA. 39,50% Responden mengaku masih ragu dalam memilih jurusan, sementara 36,74% sudah merasa yakin akan keputusannya, dan 23,76% tidak yakin. Dari 10 media promosi, rata-rata responden mengakses 3 sampai 4 media. Media paling banyak diakses berturut turut adalah : media sosial, website, informasi dari guru. Tiga kriteria tertinggi dalam mmilih perguruan tinggi adalah tersedianya jurusan yang diminati, kualitas perguruan tinggi, lalu gedung dan sarana yang lengkap. Perguruan tinggi yang banyak dipilih adalah Universitas Indonesia (23,77%), IPB (16,59%), dan UGM (12,56%).
HORTICULTURAL PRODUCT DISTRIBUTION RISK MITIGATION BASED ON ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (ERM) METHOD Himmatul Miftah; Arti Yoesdiarti; Santia Afandi; Vigia Marfu’ah Zuher; Tiara Amanda Lestari; Ikhsan Qodri Pramartaa
Jurnal Sosial Humaniora Vol. 13 No. 1 (2022): APRIL
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jsh.v13i1.4723

Abstract

Horticultural products of tomatoes and papayas are very susceptible to the risk of physical damage, weight loss and unsold so that they have the potential to cause losses. Potential losses can be reduced by identifying the risks that occur and mitigating the risks. This study aims to analyze the distribution risk and its mitigation in tomato and papaya horticultural products. Respondents were selected purposively and snowball sampling. Respondents identified were 40 respondents consisting of 17 retail respondents, 7 wholesale traders in the wholesale market, 7 middlemen respondents, and 9 farmers respondents. The results showed that the highest risk was at the farmer level and the smallest at the middleman level. Risk mapping consists of (1) weight loss at the level of farmers, middlemen, retailers and wholesalers in the wholesale market, respectively, having very low risk (Negligible) to moderate risk (Undesirable); (2) physical damage at the level of farmers, retailers, wholesalers in the wholesale market, farmers and middlemen respectively have very low to low risk categories; (3) unsold at the level of middlemen, farmers, retailers and wholesalers in the wholesale market, respectively, including the category of very low risk to moderate risk. Mitigation measures were carried out on weight loss in the form of making sorting warehouses, using tarpaulins for roofs, wrapping vegetables with newspapers. Mitigation actions for the risk of physical damage are carried out by applying fertilizers and pesticides as needed, making damage dependent agreements, supervising the sorting and picking process, wrapping vegetables with newspapers, closing stall with tarpaulins, and sending vegetables in the afternoon/evening. Mitigation actions for unsold risk are predicting demand trends, making purchase plans according to previous sales, and providing stock availability information. Keywords: ERM, distribution risk, weight loss, physical damage, mitigation
STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN MBKM DALAM RANGKA PENINGKATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PERGURUAN TINGGI Arti Yoesdiarti; La ode Amril; Dede Kardaya; Ristika Handarini; Resti Yeksyastuti
Jurnal Sosial Humaniora Vol. 13 No. 1 (2022): APRIL
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jsh.v13i1.5048

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dialami oleh Universitas Djuanda dalam melaksanakan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pembelajaran serta menentukan strategi terbaik untuk pengembangan program MBKM pembelajaran ke depannya. Responden berjumlah 16 orang yang berasal dari perwakilan pimpinan, dekan, kaprodi, dan dosen. Hasil menunjukkan bahwa dalam analisis lingkungan, program MBKM yang dilaksanakan Universitas Djuanda berada pada matriks I (pertumbuhan), adapun melalui matriks SWOT diperoleh strategi untuk pengembangan program MBKM yaitu  Memperkuat perolehan hibah terkait MBKM dan keikutsertaan dosen dan mahasiswa pada program MBKM nasional, Membuat kebijakan dan sosialiasinya yang dapat mengukuhkan program MBKM,  Memperkuat kurikulum melalui lokakarya kurikulum serta teknis implementasi,  Meningkatkan pemahaman dan motivasi dosen dan mahasiswa mengenai MBKM,  Memperkuat koordinasi dan kerjasama antara Dikjar, fakultas/prodi dengan unit kerja lain di Universitas Djuanda,  Meningkatkan kerjasama dengan semua pihak yang pernah bekerjasama sebelumnya di program terdahulu,  Melakukan inisiasi kerjasama baru yang melibatkan banyak pihak.