Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Temporarily Aligned Interest: Cooperation Between Turkey and The United States in The Syrian Civil War – A Foreign Policy Perspective Arkan, Muhammad; Pedrason, Rodon; Anwar, Syaiful
JURNAL SYNTAX IMPERATIF : Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 6 No. 4 (2025): Jurnal Syntax Imperatif: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
Publisher : CV RIFAINSTITUT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54543/syntaximperatif.v6i4.707

Abstract

The Syrian Civil War, starting from 2011 and still ongoing, is one of the largest conflicts in the region which highly affected the overall stability of the region and has involved several parties. The United States along with Turkey sided with anti-government rebellions and actively supported them by supplying weapons and munitions, along with military training. However, despite having mutual interest on supporting rebels and later countering ISIS offensives, the Interests of Turkey and US are not always in-line with each other. Using the perspective of realism theory of international relations, this research attempts to highlight a case where cooperations between countries tend to prioritise the benefit of their own countries over their partners. Academically, this paper also contributes on adding an analysis based off realist perspective in relation to the Syrian conflict
Diplomasi Pertahanan Indonesia-Australia: Mengintegrasikan Latihan Militer, Bantuan Kemanusiaan dan Penanggulangan Bencana Novita, Audry; Pedrason, Rodon; Duarte, Editha
JURNAL SYNTAX IMPERATIF : Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 6 No. 4 (2025): Jurnal Syntax Imperatif: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
Publisher : CV RIFAINSTITUT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54543/syntaximperatif.v6i4.788

Abstract

Hubungan pertahanan antara Indonesia dan Australia telah berkembang menjadi salah satu pilar utama dalam menjaga stabilitas kawasan Indo-Pasifik. Dalam konteks tantangan keamanan non-tradisional seperti bencana alam dan krisis kemanusiaan, kedua negara mengintegrasikan elemen bantuak kemanusiaan dan penanggulangan bencana ke dalam diplomasi pertahanan. Artikel ini menganalisis bagaimana latihan militer Keris Woomera, Nusa Bhakti Ausindo, dan Bhakti Kanyini Ausindo, berkontribusi terhadap pencapaian tujuan diplomasi pertahanan, khususnya dalam hal confidence building measures (CBMs) dan capacity building. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif berbasis studi pustaka dan analisis dokumen. Hasil menunjukkan bahwa setiap latihan militer memiliki fokus dan pendekatan berbeda, namun secara kolektif memperkuat kerja sama dalam bidang HADR (Humanitarian Assistance and Disaster Relief). Selain memperkuat kesiapan taktis militer, ketiga latihan juga memperluas peran militer dalam operasi kemanusiaan berbasis komunitas dan sinergi sipil-militer. Dengan demikian, diplomasi pertahanan Indonesia-Australia menunjukkan efektivitasnya sebagai instrument strategis dalam membangun keamanan kolektif berbasis kemanusiaan di kawasan Indo-Pasifik.
Pengembangan Konsep Diplomasi Pertahanan Dan Implementasinya Dalam Pengiriman Kontingen Garuda TNI Pada Misi Operasi Pemeliharaan Perdamaian Dunia Yuninda, Eka; Yusgiantoro, Purnomo; Pedrason, Rodon
Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hummaniora Vol 9, No 1 (2025): Februari 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jim.v9i1.2025.419-430

Abstract

Diplomasi pertahanan telah menjadi instrumen penting dalam mendukung kebijakan luar negeri dan mencapai kepentingan nasional. Partisipasi Indonesia dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian (MPP) PBB tidak hanya berkontribusi pada perdamaian dunia, tetapi juga membuka peluang bagi pengembangan industri strategis nasional di bidang pertahanan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data dari berbagai sumber tertulis untuk memberikan gambaran komprehensif mengenai peran diplomasi pertahanan. TNI menunjukkan profesionalisme tinggi dalam misi internasional, sehingga terus dipercaya untuk terlibat dalam berbagai misi peacekeeping PBB sehingga telah meningkatkan legitimasi diplomatik dan citra internasional Indonesia. Dukungan masyarakat terhadap keberadaan peacekeepers TNI menjadi modal penting yang dapat dioptimalkan melalui strategi diplomasi pertahanan yang terarah. Namun, hingga saat ini, integrasi antara tugas pertahanan dengan promosi produk strategis nasional belum terstruktur secara optimal. Contoh dari negara lain, seperti Korea Selatan yang memanfaatkan misi perdamaian untuk mempromosikan produk industrinya, menunjukkan potensi besar yang dapat diadopsi Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwa tantangan utama dalam diplomasi pertahanan adalah kurangnya sinergi antar institusi terkait dan belum adanya panduan strategis yang jelas. Kesimpulannya, diplomasi pertahanan berperan strategis dalam membangun kepercayaan, mencegah konflik, serta memperluas pengaruh nasional di ranah internasional. Dengan kerangka hukum yang kuat dan koordinasi lintas sektor, partisipasi TNI di Misi Operasi Pemeliharaan Perdamaian Dunia (OPPD) dapat diintegrasikan dengan promosi industri pertahanan nasional, meningkatkan daya saing internasional, serta memperkuat posisi diplomatik Indonesia
Indonesia's Foreign Policy in Dealing with Non-Traditional Threats (Case Study Drugs Trafficking in Indonesia) Rinaldi, M.; Pedrason, Rodon; Wirajuda, Muhammad Hadianto
East Asian Journal of Multidisciplinary Research Vol. 3 No. 2 (2024): February 2024
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/eajmr.v3i2.8520

Abstract

Indonesia is the largest archipelago in the world, located in Southeast Asia. With an area of more than 1.9 million square kilometers, Indonesia has more than 17,000 islands. Indonesia is a target for drug trafficking due to its geography as an archipelago and an important transit route in Southeast Asia. On the issue of drug trafficking in Indonesia, the Indonesian government has taken seriously the threat posed by drug trafficking and is committed to tackling this problem. In dealing with this non-traditional threat, especially drug trafficking, defense diplomacy and international cooperation are important in dealing with drug trafficking. This cooperation can take the form of information exchange, joint countermeasure strategies, and coordination of action against drug syndicates. Indonesia's foreign policy has an important role in addressing the non-traditional threat of drug trafficking, To face this challenge, countries must work together in various aspects. Indonesia's foreign policy in dealing with the non-traditional threat of drug trafficking is based on international cooperation and diplomacy. Indonesia has been actively cooperating with other countries, including through regional frameworks such as ASEAN, to address drug trafficking challenges.
Analyzing Foreign Policy: the Dynamics of U.S., Türkiye, and Israel's Engagement in Syria Dewi, Dyah Apriliana Chandra; Pedrason, Rodon; Perwita, Anak Agung Banyu
East Asian Journal of Multidisciplinary Research Vol. 3 No. 8 (2024): August 2024
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/eajmr.v3i8.10526

Abstract

This paper examines the foreign policy strategies and motivations of the United States, Turkey, and Israel in relation to Syria, providing a nuanced comprehension of the intricate geopolitical landscape. The research employs a qualitative-descriptive methodology to analyze the strategic objectives and actions of these nations, relying on secondary data from scholastic articles and reports. The analysis encompasses the Syrian conflict from 2011 to the present, emphasizing critical variables including national security interests, geopolitical ambitions, and humanitarian considerations. Significant implications for international relations and regional stability are revealed by the findings, which indicate that policy objectives are distinct yet overlapping.