Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Enhancing Intelligence Capacity For Indonesian Peacekeepers In A Dynamic Peacekeeping Landscape Herman Subagyo Zaesohar; Rodon Pedrason; Asep Adang Supriyadi
International Journal Of Humanities Education and Social Sciences (IJHESS) Vol 3 No 5 (2024): IJHESS APRIL 2024
Publisher : CV. AFDIFAL MAJU BERKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55227/ijhess.v3i5.986

Abstract

In the constantly evolving realm of peacekeeping, this research delves into strategies to bolster the intelligence capacity of Indonesian peacekeepers. Recognizing the multifaceted challenges presented by the dynamic peacekeeping landscape, the study employs a qualitative analysis approach to explore methods of enhancing the intelligence capabilities of the Indonesian peacekeeping forces. The findings underscore the importance of not only cultivating foundational knowledge in intelligence but also emphasizing specialized competence in adapting to and leveraging evolving methodologies. The study reveals that a comprehensive approach to intelligence capacity building is essential for Indonesian peacekeepers to swiftly and accurately provide nuanced information in the rapidly changing and complex peacekeeping environment. The research further emphasizes the importance of tailored capacity-building programs in fortifying the intelligence capabilities of Indonesian peacekeepers and ensuring their effectiveness in contemporary peacekeeping operations.
Kontrol Sipil Pragmatis: Implementasi Hubungan Sipil-Militer di Masa Pemerintahan Joko Widodo Sukmawan, Denny Indra; Pedrason, Rodon
Politika: Jurnal Ilmu Politik Vol 13, No 2 (2022)
Publisher : Magister Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/politika.13.2.2022.274-289

Abstract

Di masa pemerintahan Joko Widodo, kontrol sipil atas militer tergolong pragmatis. Artikel ini berangkat dari teori kontrol sipil pragmatis oleh Donald Travis dan mengulas tiga fenomena yang menandakan pragmatisme Joko Widodo dalam mengelola hubungan sipil militer: Pertama, banyaknya purnawirawan TNI/Polri yang terlibat aktif dalam politik partisan pada Pemilu 2014 dan 2019. Kedua, banyaknya perwira aktif TNI/ Polri yang merangkap jabatan sipil di Kementerian/ Lembaga dan BUMN. Tiga, berkembangnya militerisme masyarakat sipil. Selain itu, penulis menemukan beberapa hal terkait implementasi kontrol sipil pragmatis di Indonesia: Pertama, sejumlah purnawirawan yang mengisi jabatan politik terlibat konflik kepentingan. Kedua, organisasi TNI/ Polri bisa berkuasa, walaupun tidak memerintah. Terlihat dari pos-pos jabatan yang diisi purnawirawan mereka di pemerintahan dan BUMN yang bergerak sektor energi dan pangan. Ketiga, militerisme masyarakat sipil mendorong sejumlah kelompok masyarakat sipil melakukan praktik sekuritisasi. Penulis menggunakan metode kualitatif dan bertumpu pada data sekunder dalam penulisan artikel ini.
Defense Diplomacy in Peacekeeping Missions: A Comparative Analysis of the United States And India Sejati, Maulidiyah Dewi; Pedrason, Rodon; Inkiriwang, Frega Wenas
Aksaqila International Humanities and Social Sciences [AIHSS] Journal Vol. 3 No. 2 (2024)
Publisher : Aksaqila International Humanities and Social Sciences [AIHSS] Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/aihss.v3i2.545

Abstract

Defense diplomacy, better known as military diplomacy, is the nonviolent use of military force to advance a country's diplomatic relations and promote its international agenda. This research aims to investigate the practice of the use of defense diplomacy by the United States and India in peacekeeping missions, particularly those under UN mandates. Through a qualitative approach, this research analyzes a case study through a literature review. The research findings highlight the importance of defense diplomacy in achieving national interests through peacekeeping missions and identify key factors that influence its effectiveness, such as military capacity and capability, interagency cooperation and the formulation of diplomatic strategies. The results provide important insights into the role of defense diplomacy in the context of international relations and its potential to enhance the effectiveness of diplomacy.
Defense Diplomacy Strategies through Peacekeeping Missions: A Comparison of China and Indonesia Oktreza, Kemala; Pedrason, Rodon; Eko Hadisancoko, Rizerius
JURNAL SYNTAX IMPERATIF : Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5 No. 4 (2024): Jurnal Syntax Imperatif: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
Publisher : Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntaximperatif.v5i4.454

Abstract

Diplomasi pertahanan telah memainkan peran penting bagi banyak negara, baik negara berkembang maupun negara maju, dalam mencapai kepentingan strategis melalui partisipasi dalam misi penjaga perdamaian di bawah mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sejak tahun 1948, Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menginisiasi lebih dari 70 misi penjaga perdamaian di seluruh dunia, melibatkan lebih dari 1 juta personel dari lebih dari 120 negara. Partisipasi negara dalam misi ini dapat dilihat dari perspektif idealis, yang memandang keterlibatan negara sebagai komitmen terhadap perdamaian internasional, serta perspektif realistis, yang melihatnya sebagai upaya untuk mengejar kepentingan nasional, termasuk pertimbangan keamanan, ekonomi, dan pengakuan internasional. Artikel ini menganalisis bagaimana negara maju dan berkembang, China dan Indonesia, memanfaatkan keterlibatan militer mereka dalam misi penjaga perdamaian sebagai bagian dari strategi diplomasi pertahanan. Dengan membandingkan China dan Indonesia, artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi perbedaan dalam pendekatan mereka dalam mencapai tujuan strategis, mempromosikan perdamaian global, dan memperkuat hubungan diplomatik baik di tingkat regional maupun internasional
The Role of Nigerian and United States Air Forces in Implementing Nigeria's Foreign Policy Against Boko Haram Terrorism in 2014-2021 Putri, Faradillah Isnaeni; Pedrason, Rodon; Wenas Inkiriwang, Frega Ferdinand; Wulandari, Adelia
JURNAL SYNTAX IMPERATIF : Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5 No. 4 (2024): Jurnal Syntax Imperatif: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
Publisher : Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntaximperatif.v5i4.480

Abstract

This research analyzes the role of the Nigerian government and United States Air Forces in implementing Nigeria's foreign policy against Boko Haram terrorism from 2014 to 2021. The problem statement focuses on how military cooperation between Nigeria and the US, particularly through air power, supported Nigeria in combating the Boko Haram threat. The study employs a qualitative approach, using secondary data sources such as government reports, academic articles, and official statements. The theoretical framework is based on the concepts of national interest and international cooperation, examining how these factors shaped the bilateral relationship and military strategies. The research concludes that the cooperation between the Nigerian and US air forces significantly contributed to Nigeria's efforts to achieve its national security goals, emphasizing the importance of international collaboration in addressing complex security challenges.
Post-Cold War Great Power Strategic Engagements: United States – China - Russia Putri, Faradillah Isnaeni; Pedrason, Rodon; Inkiriwang, Frega Ferdinand Wenas; Andriyanto, Kristoforus Evan; Arum, Dyah Sekar
Formosa Journal of Multidisciplinary Research Vol. 3 No. 12 (2024): December 2024
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/fjmr.v3i12.12280

Abstract

The post-Cold War period witnessed the evolution of Great Power Strategic Engagements (GPSE) among the United States, China, and Russia, characterized by cooperation, competition, and complex interactions. These engagements impact global stability through military, economic, and diplomatic spheres. Strategic competition, particularly influenced by economic and technological ambitions, has shaped policies and alliances. This research employs a qualitative approach, analyzing literature to understand how GPSE and Great Power Competition (GPC) interplay affects international order and defense strategies, emphasizing cooperation potential and conflict risks. The study underscores the delicate balance between rivalry and collaboration.
Legal Politics of Indonesia's Military Position Through Policy Diplomacy and Agreements in the ASEAN Region (Prospects and Challenges) Rodon Pedrason; Paulus Israwan Setyoko
Jurnal Dinamika Hukum Vol 23, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Law, Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jdh.2023.23.1.3471

Abstract

Tujuan nasional tersebut tertuang dalam pembukaan UUD 1945, yang bertujuan untuk melindungi bangsa dan tanah air Indonesia, termasuk keamanan nasional. Kebijakan hukum pertahanan dan militer dalam bentuk diplomasi menjadi sangat penting untuk menghindari konflik antar negara. Khususnya di kawasan ASEAN, Indonesia semakin tidak memiliki relevansi strategis untuk keamanan kawasan, yang terlihat dari berbagai permasalahan hukum terkait kedaulatan Indonesia. Pelanggaran kedaulatan sama sekali bukan ancaman. Selain itu, semua aturan internasional dimaksudkan untuk saling melindungi dan menghindari konflik negara. Oleh karena itu sangat penting untuk menelaah militer Indonesia secara terlama sebagai alat diplomasi beserta kebijakan hukum strategis melalui beberapa perjanjian dengan negara lain untuk memperkuat militer Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan konseptual. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Indonesia telah menempuh diplomasi berupa perjanjian dan kerjasama dengan negara lain untuk saling menguntungkan. Sedangkan. Perjanjian kerjasama antar negara di kawasan ASEAN telah dilakukan dengan menggunakan seluruh peraturan perundang-undangan nasional dan internasional. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Indonesia telah menempuh diplomasi berupa perjanjian dan kerjasama dengan negara lain untuk saling menguntungkan. Perjanjian kerjasama antar negara di kawasan ASEAN telah dilakukan dengan menggunakan seluruh peraturan perundang-undangan nasional dan internasional. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Indonesia telah menempuh diplomasi berupa perjanjian dan kerjasama dengan negara lain untuk saling menguntungkan. Perjanjian kerjasama antar negara di kawasan ASEAN telah dilakukan dengan menggunakan seluruh peraturan perundang-undangan nasional dan internasional. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Indonesia telah menempuh diplomasi berupa perjanjian dan kerjasama dengan negara lain untuk saling menguntungkan.
Pengembangan Konsep Diplomasi Pertahanan Dan Implementasinya Dalam Pengiriman Kontingen Garuda TNI Pada Misi Operasi Pemeliharaan Perdamaian Dunia Yuninda, Eka; Yusgiantoro, Purnomo; Widodo, Pujo; Pedrason, Rodon
Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hummaniora Vol 9, No 1 (2025): Februari 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jim.v9i1.2025.419-430

Abstract

Diplomasi pertahanan telah menjadi instrumen penting dalam mendukung kebijakan luar negeri dan mencapai kepentingan nasional. Partisipasi Indonesia dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian (MPP) PBB tidak hanya berkontribusi pada perdamaian dunia, tetapi juga membuka peluang bagi pengembangan industri strategis nasional di bidang pertahanan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data dari berbagai sumber tertulis untuk memberikan gambaran komprehensif mengenai peran diplomasi pertahanan. TNI menunjukkan profesionalisme tinggi dalam misi internasional, sehingga terus dipercaya untuk terlibat dalam berbagai misi peacekeeping PBB sehingga telah meningkatkan legitimasi diplomatik dan citra internasional Indonesia. Dukungan masyarakat terhadap keberadaan peacekeepers TNI menjadi modal penting yang dapat dioptimalkan melalui strategi diplomasi pertahanan yang terarah. Namun, hingga saat ini, integrasi antara tugas pertahanan dengan promosi produk strategis nasional belum terstruktur secara optimal. Contoh dari negara lain, seperti Korea Selatan yang memanfaatkan misi perdamaian untuk mempromosikan produk industrinya, menunjukkan potensi besar yang dapat diadopsi Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwa tantangan utama dalam diplomasi pertahanan adalah kurangnya sinergi antar institusi terkait dan belum adanya panduan strategis yang jelas. Kesimpulannya, diplomasi pertahanan berperan strategis dalam membangun kepercayaan, mencegah konflik, serta memperluas pengaruh nasional di ranah internasional. Dengan kerangka hukum yang kuat dan koordinasi lintas sektor, partisipasi TNI di Misi Operasi Pemeliharaan Perdamaian Dunia (OPPD) dapat diintegrasikan dengan promosi industri pertahanan nasional, meningkatkan daya saing internasional, serta memperkuat posisi diplomatik Indonesia.
China’s Hybrid Response towards Emerging Security Alliances in the Indo-Pacific: A Defense Diplomacy Perspective Andriyanto, Kristoforus Evan; Pedrason, Rodon; Perwita, Anak Agung Banyu; Surjaatmadja, Surachman
AURELIA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4, No 2 (2025): July 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/aurelia.v4i2.5631

Abstract

The intensifying geopolitical rivalry in the Indo-Pacific has made China employ a hybrid strategy to respond to emerging security alliances in the Indo-Pacific, such as the QUAD, AUKUS, JAPHUS, and SQUAD, by combining militarization, economic coercion, and selective diplomatic engagement, to resist perceived containment while avoiding direct conflict. This qualitative research aims to assess the effectiveness of the strategies and analyze the impact of the responses on regional security stability, through the lens of defense diplomacy and hybrid warfare theoretical framework. Rooted in realist principles, China's response complicates the effectiveness of alliance-based security frameworks and undermines traditional defense diplomacy norms. While China's assertive actions heighten regional tensions, its simultaneous engagement in bilateral economic deals and crisis management mechanisms offers temporary de-escalation. China's strategic maneuvers are designed to solidify its long-term hegemony and test the resilience of regional security frameworks while diminishing US influence.
China’s Hybrid Response towards Emerging Security Alliances in the Indo-Pacific: A Defense Diplomacy Perspective Andriyanto, Kristoforus Evan; Pedrason, Rodon; Perwita, Anak Agung Banyu; Surjaatmadja, Surachman
AURELIA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4, No 2 (2025): July 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/aurelia.v4i2.5631

Abstract

The intensifying geopolitical rivalry in the Indo-Pacific has made China employ a hybrid strategy to respond to emerging security alliances in the Indo-Pacific, such as the QUAD, AUKUS, JAPHUS, and SQUAD, by combining militarization, economic coercion, and selective diplomatic engagement, to resist perceived containment while avoiding direct conflict. This qualitative research aims to assess the effectiveness of the strategies and analyze the impact of the responses on regional security stability, through the lens of defense diplomacy and hybrid warfare theoretical framework. Rooted in realist principles, China's response complicates the effectiveness of alliance-based security frameworks and undermines traditional defense diplomacy norms. While China's assertive actions heighten regional tensions, its simultaneous engagement in bilateral economic deals and crisis management mechanisms offers temporary de-escalation. China's strategic maneuvers are designed to solidify its long-term hegemony and test the resilience of regional security frameworks while diminishing US influence.