Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

KAJIAN PEMBERIAN KALSIUM (Ca) UNTUK MEMPERTAHANKAN SIFAT KIMIA BUAH SAWO Yekti Sri Rahayu; Idiek Donowarti

Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (28.79 KB) | DOI: 10.35891/agx.v2i1.736

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sumber kalsium terbaik dan konsentrasi kalsium optimal untuk mempertahankan karakteristik kimia buah sawo. Penelitian dilakukan di Laboratorium Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Wisnuwardhana, Malang. Metode Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial, terdiri dari 2 faktor dan diulang 3 kali. Faktor pertama adalah jenis sumber Kalsium: A1 = CaCl2; A2 = Ca(OH)2; yang kedua adalah konsentrasi sumber Kalsium: K1: 0%, K2: 0,2%; K3: 0,4%; K4: 0,6%. Sawo direndam dalam larutan CaCl2 dan Ca(OH)2 dengan konsentrasi sesuai perlakuan, sawo direndam dalam larutan CaCl2 dan Ca(OH)2 dengan konsentrasi sesuai perlakuan, pada tekanan vacum dalam tanki – 60 cm Hg sampai dengan – 70 cm Hg. Masing-masing larutan dipakai untuk merendam selama 10 menit. Data dianalisis dengan uji ANOVA, dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman buah sawo dalam larutan Ca(OH)2 0,6 % menyebabkan buah mempunyai nilai total padatan terlarut terendah ( 17,00 0Brix), gula reduksi terendah (22,580 %), kandungan pati tertinggi yaitu 1,70 %, pH terendah (3,05), kadar kalsium tertinggi sebesar 80,02 mg/100gr. Perendaman CaCl2 0,6 % memberikan total padatan terlarut terendah (17,060Brix), kandungan pati tertinggi 1.73%, pH terendah (3,71), kadar tanin terendah yaitu sebesar 0,249 mg/100gr, kadar air tertinggi (81,696%), dan umur simpan tertinggi yaitu rata-rata setara 6 hari. Kata kunci: buah sawo, kalsium, sifat kimiawi
PENGARUH WAKTU PENANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) Yekti Sri Rahayu

Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.67 KB) | DOI: 10.35891/agx.v4i1.777

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengevaluasi waktu penanaman di luar musim terhadap pertumbuhan dan hasil dari tiga varietas tanaman bawang merah, di desa Sumbersekar, kabupaten Malang. Tiga varietas tanaman bawang merah ditanam pada Oktober 2009 (akhir musim kemarau), November 2009 (awal musim hujan) dan Desember 2009 (puncak musim hujan) sebagai perlakuan waktu penanaman. Data yang dicatat meliputi luas daun, laju pertumbuhan tanaman (Crop Growth Rate), jumlah umbi per rumpun, rata-rata diameter umbi panen per rumpun (cm), berat kering (matahari) umbi per rumpun (g/rumpun), indeks panen dan produksi tanaman (ton/ha). Data yang dikumpulkan dianalisis dengan analisis ragam pada taraf 5%, dan apabila terdapat pengaruh nyata dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Pengamatan penunjang dilakukan terhadap kondisi cuaca selama penelitian. Varietas Super Philips, Bauji dan Batu Ijo yang ditanam pada bulan Oktober 2009 (akhir musim kemarau) mampu menghasilkan jumlah umbi yang lebih banyak dibanding ketika ditanam di puncak musim hujan (Desember 2009). Secara umum pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah yang ditanam pada akhir musim kemarau, menunjukkan hasil yang lebih baik pada luas daun, laju pertumbuhan tanaman, diameter umbi, bobot kering (matahari) umbi per rumpun, dan produksi tanaman per hektar dibanding jika ditanam lebih lambat pada puncak musim hujan. Varietas Batu Ijo secara umum menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang lebih baik dibanding varietas Super Philips dan Bauji. Kata kunci: bawang merah, penanaman di luar musim
Pengaruh sistem monokultur dan tumpangsari antara sayuran dan Crotalaria juncea L. terhadap akumulasi Pb, biomassa, dan hasil tanaman Yekti Sri Rahayu; Tatik Wardiyati; Moch. Dawam Maghfoer

Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (663.145 KB) | DOI: 10.35891/agx.v12i2.2583

Abstract

Intercropping system that involves planting multispecies between accumulator plants and cultivated plants is a way to improve the phytoextraction of heavy metals in agricultural land simultaneously. However, how the effect of accumulator plants on the growth and yield of cultivated plants has not been widely studied. This study aims to determine the growth and yield of vegetables intercropped with accumulator plants from the legume group, namely Crotalaria juncea L. The study was carried out using a randomized block design with one factor, namely Chinese vegetable monoculture (P1), bean vegetable monoculture (P2), and accumulator plant monoculture. Crotalaria juncea L. (P3), an intercropping system between Chinese cabbage and Crotalaria juncea L. (P4; and an intercropping system of beans and Crotalaria juncea L (P5). The results showed that in Chinese cabbage, monoculture planting produced biomass and crop yields. per plant and per plot was higher than the crops grown by intercropping. In the bean crop, monoculture and intercropping systems did not provide differences in biomass yield and fruit yield per plant and per plot. Crotalaria juncea L, which was grown in monoculture produced plant biomass and the yield of the stove per square is higher gi compared to those planted by intercropping. Crotalaria juncea L. intercropped with Chinese cabbage was able to accumulate more Pb in the roots, while Crotalaria juncea intercropped with chickpeas accumulated higher Pb in the stems. Crotalaria juncea plants grown in monoculture accumulated higher Pb than those intercropped with vegetables, so further research is needed to test the effective removal of Pb using other cropping systems.
Training on Making Biocides Made from Tobacco Leaves in The Dasawisma Group, Mulyorejo Village, Malang City Mikael Adri Budi Sulistyo; Yekti Sri Rahayu; Erna Atiwi Jaya Esti; Umi Afdah

Publisher : LPPM Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (804.145 KB) | DOI: 10.35891/js.v4i2.3192

Abstract

This community service activity is carried out to help women in the Dasawisma group RT 03 RW 06 Mulyorejo Village Malang City who have difficulty controlling pests during the practice of cultivating vegetables in their home gardens and vacant lands in their neighborhood. This community service program aims to provide skills to the women of the Dasawisma group in making natural pesticides or biocides to control pests that often attack vegetable crops. The approach method used is training in making tobacco-based biocides and mentoring the application of biocides on some cultivated vegetable crops. The stages of implementing the activities include (1) preparation of tools and materials; (2) Training on making biocides; (3) Assistance in the biocide fermentation process; 4) assistance in the application of biocides to vegetable crops. The results of the community service implementation showed that the women in the Dasawisma group were able to make tobacco-based biocides from fermented products. Application technique by spraying all parts of the plant organs with intervals of spraying biocides three times a week, effective in protecting vegetables during the plant maintenance period. This can be seen from the yield of about 80% of the harvested vegetables that are protected from damage due to pest attacks.
The potential of intercropping of Crotalaria juncea on the reduction of Pb accumulation in Brassica rapa and Phaseolus vulgaris grown on Pb-contaminated soil Yekti Sri Rahayu; Moch. Dawam Maghfoer; Tatik Wardiyati
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol 9, No 4 (2022)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2022.094.3745

Abstract

Many factors cause increasing Pb contamination in soils, including intensive crop production, motor vehicle exhaust gas around agricultural land areas, or irrigation mixed with household. An effort is needed to minimize Pb contamination in soils. This experiment aimed to examine the potential of Crotalaria juncea L. intercropped for minimizing the accumulation of Pb in vegetable crops grown intensively using agrochemicals. The treatments tested were monoculture of Brassica rapa, monoculture of Phaseolus vulgaris, monoculture of C.juncea, intercropping C. juncea with B.rapa, and intercropping C. juncea  with P. vulgaris. Results of the study showed that planting of C. juncea reduced the total dry weight of B.rapa by 33.47% and increased the total dry weight of P. vulgaris by 17.41% compared to monoculture. Intercropping of B rapa or P. vulgaris with C. juncea reduced the total Pb concentration of B. rapa by 45.64%, and that of P. vulgaris by 16.22%. Planting of C. juncea reduced the Pb concentration in B. rapa by 21.23% (Pb 0.89 mg kg-1) and that in P. vulgaris by 76.03% (Pb 0.93 mg    kg-1). Monoculture planting of C.juncea and intercropping of C. juncea with B. rapa or P. vulgaris reduced the concentration of available Pb and total Pb in the soil to not detected value, compared to monoculture planting of B. rapa and P. vulgaris.
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PETSAI DAN BUNCIS TERHADAP PENGGUNAAN BAHAN AGROKIMIA RENDAH Pb Yekti Sri Rahayu; Mikael Adri Budi Sulistyo
Agrika Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i1.4567

Abstract

Sejumlah bahan kimia yang rutin diaplikasikan pada lahan pertanian sebagai pupuk dan pestisida dapat meningkatkan kadar logam berat terutama Cd, Pb dan As, di dalam tanah. Diperlukan upaya untuk meminimalisir paparan Pb di dalam tanah dan tanaman budidaya di lahan pertanian. Percobaan lapang ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan bahan-bahan agrokimia rendah Pb terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sayuran. Percobaan menggunakan Rancangan Split Split Plot yang terdiri atas 3 faktor yaitu jenis tanaman (T): petsai dan buncis; jenis pestisida (D): rendah Pb dan tanpa Pb; dan jenis pupuk (P): rendah Pb dan Tanpa Pb, dimana masing-masing kombinasi perlakuan diulang tiga kali. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian pestisida dan pupuk rendah Pb maupun tanpa Pb, mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman petsai dan buncis. Tanaman petsai dan buncis yang diberi pestisida dan pupuk berkadar Pb rendah menghasilkan bobot kering total lebih rendah tinggi yaitu 112, 6 g/tanaman pada petsai dan 73,67 g/tanaman pada buncis, dibanding yang diberi pestisida dan pupuk tanpa Pb. Tanaman petsai yang diberi pestisida dan pupuk berkadar Pb rendah rata-rata menghasilkan bobot segar krop per tanaman 43,48% lebih tinggi dibanding yang diberi pestisida dan pupuk tanpa kadar Pb. Pada buncis, hasil bobot segar buah/polong yang diberi pestisida dan pupuk dengan kadar Pb rendah dan tanpa Pb tidak menunjukkan perbedaan. Agrochemicals that are routinely applied to lands as fertilizers and pesticides can increase the levels of heavy metals, especially Cd, Pb and As, in the soil. The Efforts are needed to minimize Pb exposure in soil and crop. The field experiment conducted to determine the effect of using low-lead agrochemicals on the growth and yield of vegetable crops. The experiment used a Split Split Plot Design which consisted of 3 factors, namely the type of plant (T): Chinese cabbage and beans; type of pesticide (D): low Pb and no Pb; and fertilizer type (P): low Pb and no Pb, where each treatment combination was repeated three times. The results showed that applying pesticides and fertilizers with low or no Pb affected the growth and yield of Chinese cabbage and green beans. Chinese cabbage and beans that were given pesticides and fertilizers with low Pb level produced a lower total dry weight namely 112.6 g/plant on Chinese cabbage and 73.67 g/plant on beans, compared to those that were given pesticides and fertilizers without Pb. Chinese cabbage treated with pesticides and fertilizers with low Pb levels produced an average fresh weight of heads per plant 43.48% higher than those given pesticides and fertilizers without Pb content. Beans treated with pesticides and fertilizers with low Pb levels showed no difference in producing a fresh weight of fruit/pods than treated without Pb.
Konsep Desain Desa Wisata Ampeldento Berbasis Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berkesinambungan Arif Wahono; Yekti Sri Rahayu; Taufik Kurrahman
FLEKSIBEL: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): Edisi Oktober 2023
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/fleksibel.v4i2.16889

Abstract

Di desa Ampeldento, masih banyak warga yang menerapkan perilaku membuang sampah di sungai. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatannya, jumlah limbah yang dihasilkan juga akan mengalami peningkatan. Dalam jangka waktu lama, jika masalah tersebut tidak diatasi dapat menyebabkan kerusakan, tersumbatnya aliran sungai bahkan menimbulkan banjir. Hal ini akan berdampak buruk pada masyarakat dan warga sekitar desa Ampeldento, sehingga dibutuhkan suatu sistem pengelolaan limbah atau sampah rumah tangga untuk mengatasi permasalahan tersebut. Solusi yang ditawarkan adalah pengembangan desa Ampeldento menjadi desa wisata berbasis pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah desa. Metode pelaksanaan yang digunakan adalah pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya pengelolaan sampah, pembuatan grand desain desa wisata Ampeldento, pelatihan pengolahan sampah untuk menghasilkan produk desa wisata, dan pendampingan pengelolaan retribusi pengelolaan sampah rumah tangga di desa Ampeldento. Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan bahwa masyarakat sasaran di desa Ampeldento telah mendapatkan pengetahuan cara pengelolaan sampah dan pentingnya penanganan dan pembuangan sampah dengan baik dan benar. Dari hasil pendampingan, masyarakat sasaran kegiatan telah mampu mengolah limbah organik dan anorganik menjadi produk bernilai jual, meskipun masih taraf sederhana. Pengelolaan retribusi sampah rumah tangga telah melibatkan perwakilan di beberapa RT di desa Ampeldento. Diperlukan kerjasama dan dukungan dari semua pihak baik masyarakat desa Ampeldento maupun pemerintah daerah setempat dalam mewujudkan grand desain desa wisata Ampeldento, agar desa wisata berbasis pengelolaan sampah dapat berjalan secara berkelanjutan.
Pemanfaatan Pupuk Organik Cair Limbah Buah-Buahan dengan Metode Tetes terhadap Pertumbuhan Tanaman Kailan Sri Rahayu, Yekti; Rositawati, Ratna; Hadija, Yasinta
Folium : Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 8 No. 2 (2024): Folium : Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/folium.v8i2.22203

Abstract

The level of effectiveness of organic fruit waste used as organic fertilizer is not yet known. This research was carried out to test the use of liquid organic fertilizer derived from fruit peel waste (pineapple, banana and the addition of Tithonia diversifolia leaves) on the growth and yield of kailan plants. The research design used was a Randomized Block Design which consisted of eleven POC concentration treatments (composition of POC and water) and was repeated three times. Data on plant growth and yield parameters were analyzed variance at the 5% level, and if there was a significant effect, the Least Significant Difference Test was continued at the 5% level. The results showed that the application of fruit waste POC with compositions ranging from 20 ml POC + 80 ml water (P2) to 65 ml POC + 35 ml water (P8) provided growth in plant height, number of leaves, leaf area and the fresh weight of the plant is better until harvest at 12 days after planting. Providing increasingly concentrated fruit waste POC of 70 ml + 30 ml water (P9) to 75 ml + 25 ml water (P10) reduces the fresh weight of the crop
Penguatan Usahatani dan Tata Kelola Hukum Organisasi KWT Ratu Nahrasiyah Desa Bendosewu Hindiawati, Wahyu; Rahayu, Yekti Sri; Muddarisna, Nurul
JAST : Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi Vol 7, No 2 (2023): EDISI DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jast.v7i2.5217

Abstract

The Ratu Nahrasiyah Women's Farmers Group (KWT) was recently founded with a simple organizational structure due to a lack of insight into the law in organizing. This is an obstacle in the continuity of the organization at KWT. One of the programs that is a priority for KWT is the use of KWT members' home land by cultivating vegetables in the context of food security at the household level. The obstacle faced by most KWT members is that the vegetable plants they cultivate cannot grow optimally. The solution offered is to improve the skills of KWT members in crop production in home gardens and provide assistance regarding the law and legality of an organization to strengthen the knowledge and insight of KWT members in running the organization. The implementation method is through training, mentoring and practice for KWT members. Training and assistance in plant production by creating vegetable cultivation demonstration plots. Training and assistance in managing organizations as well as understanding the basics of organizational law. The results obtained from training in vegetable cultivation techniques for KWT members are an increase in the knowledge and skills of KWT members in vegetable production. Most of the harvest is sold within the KWT member area, so that the turnaround of small-scale businesses has been successfully implemented. The result of training and assistance in organizational governance is that KWT administrators and members are able to prepare basic budgets/household budgets. Increasing the active role of KWT members in organizations is important for the sustainability of the existence of an organization.ABSTRAKKelompok Wanita Tani (KWT) Ratu Nahrasiyah belum lama didirikan dengan struktur organisasi yang sederhana karena minimnya wawasan tentang hukum dalam berorganisasi. Hal ini menjadi kendala dalam kelangsungan organisasi di KWT. Salah satu program yang menjadi prioritas KWT adalah pemanfaatan lahan rumah para anggota KWT dengan budidaya sayuran dalam rangka ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. Kendala yang dihadapi sebagian besar anggota KWT adalah tanaman sayuran yang dibudidayakan tidak dapat tumbuh optimal. Solusi yang ditawarkan yaitu meningkatkan skill anggota KWT dalam produksi tanaman di lahan pekarangan dan memberikan pendampingan tentang hukum dan legalitas suatu organisasi untuk memperkuat pengetahuan dan wawasan anggota KWT dalam menjalankan organisasi. Metode pelaksanaan melalui pelatihan, pendampingan, dan praktek kepada anggota KWT. Pelatihan dan pendampingan produksi tanaman dengan pembuatan demoplot budidaya sayuran. Pelatihan dan pendampingann mengelola organisasi serta pemahaman dasar-dasar hukum berorganisasi. Hasil yang diperoleh dari pelatihan teknik budidaya sayuran kepada anggota KWT adalah peningkatan pengetahuan dan keterampilan anggota KWT dalam produksi tanaman sayuran. Sebagian besar hasil panen dijual di lingkungan anggota KWT, sehingga perputaran usaha skala kecil telah berhasil dilaksanakan. Hasil dari pelatihan dan pendampingan tata kelola organisasi adalah pengurus dan anggota KWT mampu menyusun anggaran dasar/anggaran rumah tangga. Peningkatan peran aktif anggota KWT dalam berorganisasi penting untuk keberlanjutan berdirinya sebuah organisasi
Pemanfaatan Daerah Aliran Sungai Sedudut Sebagai Rintisan Eduwisata di RT 03 RW 06 Mulyorejo Kota Malang Afdah, Umi; Sulistyo, Mikael Adri Budi; Rahayu, Yekti Sri; Rahmawati, Mariana Fitri
JAST : Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi Vol 7, No 1 (2023): EDISI JUNI 2023
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jast.v7i1.5155

Abstract

The Sedudut river basin across RT 3 RW 6 Mulyorejo Subdistrict is still not managed well, causing problems such as silting of the river, uneven water flow, environmental pollution, accumulation of rubbish, unpleasant odors and lots of mosquitoes. The aim of community service is to raise awareness among residents and farmer cadets to manage river watersheds to become educational tourism pilots. The method used is community education and advocacy to local governments to create educational tourism targeting residents and farming cadets. The results have been the realization of pioneering educational tourism and institutional strengthening of Sariwongso farmer cadets in managing river watersheds. Support from RT administrators and community leaders increases the involvement of Taruna Tani Sariwangso in managing the Sedudut river basin. The benefits felt by local residents include: the flow of river water is smooth, so there are no piles of rubbish which cause odors and the growth of mosquitoes. The wareng system that has been built has increased from 3 to 5 warengs so that the management of river cleanliness by the residents of RT 3 RW 6 is getting better. The young group of Taruna Tani has been actively pioneering activities in RW6, strengthened by the issuance of the Decree on the Establishment of Taruna Tani which has been ratified by the local RT Head. The number of residents involved previously increased from 4 people to 16 people. The Malang City Government provides support for facilities (fish seeds, feed, harvest nets) and pedestrian infrastructure and fenced bridges to support educational tourism pilots for management of the Sedudut river area.ABSTRAKDaerah aliran sungai Sedudut melintasi RT 3 RW 6 Kelurahan Mulyorejo masih belum dikelola dengan baik sehingga menimbulkan permasalahan seperti pendangkalan sungai, aliran air tidak lancar, pencemaran lingkungan, penumpukan sampah, berbau tidak sedap dan  banyak nyamuk. Tujuan pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran warga dan taruna tani untuk mengelola daerah aliran sungai untuk dijadikan rintisan wisata edukasi. Metode yang digunakan adalah pendidikan masyarakat dan advokasi kepada pemerintah daerah untuk mewujudkan wisata edukasi dengan sasaran warga dan taruna tani. Hasilnya telah terwujud rintisan wisata edukasi dan penguatan kelembagaan taruna tani Sariwongso dalam mengelola daerah aliran sungai. Dukungan pengurus RT dan tokoh masyarakat menumbuhkan keterlibatan Taruna Tani Sariwangso untuk mengelola daerah aliran sungai Sedudut. Manfaat yang dirasakan warga sekitar, seperti: aliran air sungai lancar, sehingga tidak terjadi tumpukan sampah yang menyebabkan bau dan perkembangan nyamuk. Sistem wareng yang terbangun bertambah dari 3 menjadi 5 wareng sehingga pengelolaan kebersihan sungai oleh warga RT 3 RW 6 semakin baik.  Kelompok muda Taruna Tani telah aktif merintis kegiatan di RW6 diperkuat dengan terbitnya SK Pendirian Taruna Tani yang telah disahkan Ketua RT setempat. Jumlah warga yang terlibat sebelumnya 4 orang menjadi 16 orang. Pemerintah Kota Malang memberikan dukungan sarana (benih ikan, pakan, alat jaring panen) dan prasarana pedesterian dan jembatan berpagar untuk mendukung rintisan wisata edukasi pengelolaan daerah sungai Sedudut.