cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Arsitektur DASENG
ISSN : 23018577     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Arsitektur DASENG adalah media informasi pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni khususnya Artikel Ilmiah bidang Arsitektur berupa Hasil Penelitian, Hasil Perancangan, Studi Kepustakaan maupun Tulisan Ilmiah.
Arjuna Subject : -
Articles 862 Documents
REDESAIN KAWASAN WISATA BENTENG MORAYA DI TONDANO: Arsitektur Historis Dina Salangka; Judy O. Waani; Vicky H. Makarau
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan wisata Benteng Moraya merupakan salah satu objek wisata sejarah yang berada di Tondano Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Objek wisata ini dijadikan salah satu aspek penopang untuk menaikkan pendapatan daerah melalui pajak dan juga mengangkat nilai investasi di Tondano. Namun kawasan wisata Benteng Moraya saat ini belum terdapat fasilitas-fasilitas yang menampilkan latar belakang utama yang ada pada lokasi ini yaitu cerita dari sejarah Perang Tondano maka dari itu diperlukan perancangan kembali untuk memperkuat nilai sejarah dari Benteng Moraya terkait Perang Tondano yang terjadi pada abad ke-18. Objek yang dihadirkan tidak hanya berperan sebagai tempat wisata sejarah dari kawasan Benteng Moraya, namun terdapat juga fasilitas atau wadah untuk meningkatkan ilmu dan pengetahuan juga menjadi pusat kebudayaan dan kesenian Minahasa. Selain itu, dengan terwujudnya Redesain Kawasan Wisata Benteng Moraya dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan juga bisa memberikan peluang ekonomi untuk masyarakat sekitar sehingga pengaplikasian makna Si Tou Timou Tumou Tou dapat terwujud. Kemudian untuk penggunan tema Arsitektur Historis dalam merancang kembali kawasan wisata Benteng Moraya ini merupakan tema yang sesuai dengan tujuan perancangan. Dimana tema Arsitektur Historis ini menjadi dasar dari bentuk bangunan, sirkulasi pada tapak dan juga menampilkan serial vision pada ruang luar terkait sejarah Perang Tondano. Kata Kunci : Benteng Moraya,Tondano, Arsitektur Historis
STASIUN LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) TERPADU DI MANADO: Arsitektur Eco – Tech Agnes V. Basuki; Dwight M. Rondonuwu; Pierre H. Gosal
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di kota-kota besar, kemacetan merupakan permasalahan yang seringkali terjadi. Meningkatnya jumlah penduduk dan pembangunan di Manado tidak diimbangi dengan ketersediaan jalan sehingga menyebabkan kemacetan. Banyaknya jumlah penduduk berpengaruh pada peningkatan jumlah kebutuhan penggunaan jasa transportasi, khususnya transportasi umum. Meningkatnya beban pada sistem transportasi ini menuntut adanya suatu solusi. Oleh karena itu, stasiun LRT (Light Rail Transit) dihadirkan sebagai solusi untuk mengurangi masalah kemacetan di Manado. Metode perancangan yang digunakan adalah Teori Horst Rittel, pengembangan varietas-reduksi varietas. Digunakan juga 3 pendekatan perancangan antara lain pendekatan tipologis, pendekatan lokasional, dan pendekatan tematik. Stasiun LRT pada umumnya menggunakan teknologi canggih dan cenderung memiliki desain futuristik. Oleh karena itu, diimplementasikan tema Arsitektur Eco Tech yang berfokus pada arsitektur dengan teknologi yang berwawasan lingkungan dengan menggabungkan antara teknologi canggih dengan konsep ramah lingkungan dalam penerapannya pada desain stasiun LRT Terpadu. Kata Kunci : Stasiun, Light Rail Transit (LRT), Terpadu, Arsitektur Eco Tech
PUSAT INOVASI DI KOTA BITUNG: Manifestasi Nature In The Space Patterns Dalam Arsitektur Biofilik Shania Laily; Jefrey I. Kindangen; Octavianus H. A. Rogi
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perancangan Pusat Inovasi ini didorong oleh urgensitas Kota Bitung dalam kebutuhan peningkatan inovasi di kota ini, dimana Kota Bitung merupakan salah satu kota dengan Inovasi daerah yang berkembang sangat pesat khususnya di era digitalisasi. Selain program inovasi daerah, prospek dari perkembangan industri di Kota Bitung meningkatkan kesempatan dan peluang dalam berinovasi di berbagai aspek demi peningkatan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena Kota ini memiliki wilayah yang strategis untuk kegiatan perdagangan baik dalam negeri maupun luar negeri, serta tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang seperti pelabuhan Bitung dan Kawasan Ekonomi Khusus, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh infrastruktur yang baik dan berkualitas. Walaupun demikian, dengan belum tersedianya wadah untuk menampung dan menunjang pengembangan inovasi di Kota ini, sehingga pengembangan Inovasi di Kota ini dinilai belum maksimal. Untuk itu, tujuan dari perancangan ini adalah menghadirkan wadah dalam memfasilitasi pengembangan inovasi di Kota Bitung berupa gedung Pusat Inovasi, yang akan secara spesifik berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus Kota Bitung. Proses dan metode desain yang digunakan pada perancangan ini mengacu pada Proses desain Generasi Pertama yang dikemukakan oleh Horst Rittel (1972), dengan menggunakan mekanisme Pengembangan Varietas – Reduksi Varietas (PV-RV) yang dikemukakan oleh Horst Rittel dalam tahapan proses desain yang berciri argumentative (Generasi II). Dimana metode ini bertujuan untuk memperoleh suatu solusi dari permasalahan yang muncul dalam tahapan desain, dengan beberapa alternatif desain yang hadir dalam proses perancangan, guna mencapai hasil desain dengan alternatif terbaik berdasarkan argumentasi yang mendalam. Pada perancangan objek Pusat Inovasi ini dinilai telah mampu merespon permasalahan kebutuhan perwadahan kegiatan berinovasi di Kota Bitung, dengan pemaksimalan program kebutuhan keruangan yang ada, khususnya untuk kategori kegiatan utama, yaitu kegiatan bekerja dan kegiatan penelitian pada keempat bidang terkait, guna untuk memaksimalkan kegiatan berinovasi. Serta penataan lansekap yang mampu menghadirkan kondisi ruang luar yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan berinovasi dan pemaksimalan pengimplementasian tema pada objek rancangan. Dengan mengangkat tema “Nature In The Space Patterns” dalam Arsitektur Biofilik, maka Pusat Inovasi ini mampu menjawab permasalahan kondisi psikologis pengguna objek dalam berinovasi, dengan memperhatikan kondisi pengguna untuk lebih produktif dan kreatif, serta meminimalisir stres kerja yang mungkin terjadi. Dengan kesesuaian objek dan tujuan tematis yang ada, maka perancangan pusat inovasi ini menerapkan keseimbangan dalam hubungan psikologis antara manusia dan alam dalam suatu desain. Kata Kunci: Kota Bitung, Pusat Inovasi, Arsitektur Biofilik, Nature in the Space Patterns.
STASIUN KERETA API DI KOTA MANADO: Arsitektur Neo Vernakular Xavaldo G. Pontoh; Aristotulus E. Tungka; Herry Kapugu
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rencana program pemerintah pembangunan jalur rel kereta api di Sulawesi Utara akan segera dilaksanakan. Jalur yang menghubungkan Manado – Bitung memiliki jarak sekitar 42 Kilometer yang memiliki 5 stasiun pemberhentian yaitu di Manado, Airmadidi, Girian, Bitung kota dan Bitung Pelabuhan. Mega Proyek yang direncanakan akan segera dimulai pada Tahun 2020 ini bertujuan meningkatkan peluang di berbagai sektor di Sulawesi Utara, terutama sektor ekonomi akan terbuka luas. Pemerintah setempat menargetkan Sulawesi utara akan segera memiliki jalur kereta api, kurang lebih pada tiga hingga empat tahun yang akan datang. Sarana stasiun kereta api dibutuhkan sebagai penunjang program pemerintah yang berfunsi sebagai tempat naik dan turun nya pengguna kereta api di suatu titik tertentu. Menjadi salah satu lokasi / tempat pertama yang dicapai oleh pengguna stasiun dari luar kota Manado maka dibutuhkan perancangan stasiun kereta yang mampu memberikan kesan yang baik bagi pengunjung. Sebagai salah satu tempat kedatangan, maka stasiun dapat berperan menjadi wajah sebuah kota sehingga dapat berfungsi sebagai suatu objek pengenal sebuah kota. Penggunaan tema Arsitektur Neo Vernakular pada perancangan ini digunakan karena tema ini memiliki perpaduan unsur tradisional dimana dapat berperan sebagai penunjuk identitas kota Manado dan juga unsur modern yang menarik bagi pengunjung saat ini. Dengan implementasi tema ini, penulis bertujuan melakukan desain stasiun kereta api pertama di kota Manado dengan menjadikan objek stasiun menjadi wajah yang mampu mengoptimalkan segala aspek pada stasiun dan juga dapat menjadi salah satu objek yang mengedukasi dan memperkenalkan identitas kota Manado pada pengunjung stasiun. Kata Kunci: Stasiun, Kereta Api,, Neo Vernakular.
SEKOLAH TINGGI SINEMATOGRAFI DI KOTA SORONG : Arsitektur Neo Moderen John C. Jitmau; Andy A. M. Malik; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi di Indonesia telah dirasakan oleh masyarakat Papua khususnya perkembangan televisi dan film. Perkembangan ini terlihat dari para pelajar dan mahasiswa yang telah menunjukkan ketertarikannya pada bidang sinematografi dengan membuat video yang dikemas dengan caranya sendiri. Hasil dari pembuatan video ini dapat menjadi produk sinematik yang berharga bagi stasiun TV, seperti berita harian, iklan, video klip, dll. Produk film biasanya diproduksi secara profesional oleh perusahaan produksi dengan peralatan yang memadai dan sumber daya manusia yang berkualitas Kota Sorong sendiri telah memiliki stasiun TV lokal dengan beberapa program, namun tidak ada perusahaan produksi atau rumah produksi yang secara langsung memproduksi setiap program yang disiarkan oleh stasiun TV lokal, sehingga program yang ditayangkan belum menarik perhatian masyarakat khususnya masyarakat Sorong. Berbeda dengan acara yang diproduksi oleh perusahaan produksi Jakarta dan disiarkan di televisi swasta, mereka dicintai oleh masyarakat Indonesia dan menjadi tontonan favorit. Meskipun keuntungan memiliki perusahaan produksi sendiri adalah Anda dapat membuat film atau sinetron dalam bahasa dan dialek Papua dengan alur cerita berdasarkan kehidupan masyarakat Papua itu sendiri. Produk dari rumah produksi lokal juga bisa berdampak baik dan mempunyai nilai tinggi untuk televisi lokal Papua atau bahkan sampai ke televisi nasional karena mempunyai ciri khas tersendiri. Kata Kunci : Sekolah Tinggi, Sinematografi, Arsitektur Neo Modern
TAMAN SAFARI KLABAT, MINAHASA UTARA: Architecture Sense of Place David G. William; Frits O. P. Siregar; Ingerid L. Moniaga
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minahasa Utara merupakan salah satu daerah yang dikhusukan pemerintah Sulawesi Utara sebagai daerah wisata, dimana terdapat berbagai macam objek wisata yang ada pada kabupaten ini, seperti wisata pantai Pantai Pall dan juga wisata pegunungan Kaki Dian. Namun semua objek wisata tersebut hanya memberikan hiburan semata bagi pengunjungnya, maka dari itu diperlukan sebuah objek wisata yang memiliki manfaat lebih dari itu. Taman Safari adalah jawaban yang tepat untuk menjadi salah satu bagian objek wisata di Minahasa Utara, dimana Taman Safari bukan saja memiliki fungsi rekreasi, melainkan juga edukasi, konservasi juga riset dan penelitian. Sehingga pengunjung yang datang nantinya akan merasakan pengalaman berkunjung ke objek wisata yang lebih berkesan. Pembuatan Taman Safari juga sangat membantu dalam hal melestarikan hewan-hewan yang terancam punah, dalam hal ini hewan-hewan endemic Sulawesi Utara yakni Yaki dan Tarsius. Berbeda dengan Taman Safari yang ada pada umumnya, pengunjung akan merasakan sebuah suasana yang berbeda ketika mereka berkunjung ke dalam Taman Safari Klabat ini, dimana pendekatan tema Architecture Sense of Place akan membawa pengunjung mengelilingi setiap sudut taman ini dengan perasaan “Sense” yang berbeda-beda. Dimana permainan penataan lanskap dan desain bangunan akan berbeda dengan Taman Safari yang pernah ada sebelumnya. Perancangan Taman Safari Klabat tidak dilakukan secara asal namun melaikan menggunakan metode dan analisis yang baik dan benar, dalam hal ini metode yang digunakan dalam perancangan yakni metode Glass Box. Dengan metode ini perancang mengidetifikasi terlebih dahulu rancangan apa yang akan dirancangkan, diamana dalam hal ini adalah Taman Safari. Meneliti jenis hewan dan habitat hewan yang akan ditempatkan pada Taman Safari Klabat merupakan salah satu Langkah dari metode Glass Box, dimana studi yang didapatkan dapat diterapkan agar dapat merancang sebuah habitat yang baik bagi para hewan nantinya. Dari latar belakang, tujuan perancangan dan metode yang dipaparkan diharapkan perancangan Taman Safari Klabat akan menjadi sebuah tempat yang baik dan bermanfaat bagi Minahasa Utara. Dimana objek wisata ini bisa menjadi daya pikat wisatawan dalam negri maupun luar negri, sehingga kualitas wisata di daerah ini akan meningkat. Kata Kunci : Minahasa Utara, Taman Safari Klabat, Architecture Sense of Place
MARINE ECO-PARK DI LIKUPANG: Arsitektur Ekologis Eunike Waani; Rieneke L. E. Sela; Rachmat Prijadi
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sulawesi Utara merupakan provinsi yang terkenal dengan wisata baharinya, memiliki luas laut sebesar 351.540 km2 dan memiliki 287 pulau yang tersebar di wilayah ini menjadikan lebih banyak lokasi dan objek bahari yang dapat dikembangkan. Upaya yang dapat dilakukan agar perkembangan sektor pariwisata bahari di Sulawesi Utara dapat berkembang dengan merata adalah dengan mengeksplor daerah-daerah yang memiliki potensi alam bawah laut dan dapat dijadikan objek wisata. Daerah sektor pariwisata bahari yang berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut adalah Likupang timur, merupakan destinasi wisata yang sangat potensial untuk pengembangan wisata bahari karena dikenal dengan keindahan pantai pasir putihnya yang menjadikan nilai tambah dari daerah tersebut. Tujuan perancangan Marine eco-park adalah dengan menjadikan destinasi wisata yang dapat beradaptasi langsung dengan lingkungan laut yang menyediakan sarana rekreasi dan edukasi tanpa merusak habitat laut disekitarnya, sarana-sarana tersebut diharapkan dapat menampung dan menjadikan Marine eco-park sebagai pusat konservasi budidaya dan pelestarian biota laut sekaligus menjadi pusat rekreasi di daerah Likupang Timur yang menyediakan fasilitas lengkap dan menjadi wadah pengembangan minat dan bakat untuk wisatawan yang hobi dalam olahraga laut. Proses perancangan yang digunakan adalah metode glass box menurut J.C Jones. Metode glass box dilakukan dengan tahapan analisa, sintesa dan evaluasi sehingga dapat diperoleh pemecahan masalah yang optimal dan mungkin dilakukan dan melalui pendekatan kajian tipologi objek rancangan, lingkungan dan tematik. Penerapan tema arsitektur ekologis, menjadikan Marine eco-park sebagai objek wisata yang menghadirkan wawasan eko-wisata agar memudahkan wisatawan menikmati keindahan biota laut tanpa kekhawatiran adanya indikasi kerusakan terumbu karang atau biota laut lainnya pada kawasan tersebut. Hasil akhir dari rancangan Marine eco-park sebagai destinasi wisata atau pusat rekreasi yang dapat mewadahi aktivitas wisatawan yang berkunjung sesuai dengan sarana-sarana yang dibutuhkan yang penempatan ruangnya sudah disesuaikan dengan masing-masing zona, sehingga dengan sirkulasi dan zona ruang yang teratur dapat memudahkan pengujung bertransisi dari ruang ke ruang untuk dapat mengakses sesuai kebutuhan ruang masing-masing sambil menikmati keindahan laut dan pasir putih yang disediakan langsung oleh objek rancangan ini. Kata Kunci : Likupang Timur, Marine Eco-Park, Wisata Bahari, Arsitektur ekologis
GEDUNG KESENIAN DI MINAHASA UTARA: Desain Ikonik Sheila Punusingon; Franklin J. Papia; Steven Lintong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan negara multikultural dengan nilai seni yang tinggi dan beragam. Mulai dari seni teater, seni sastra , seni music, seni rupa, dan seni patung juga beragam bentuk kesenian lainnya. Seni merupakan sesuatu bentuk ekspresi manusia yang memiliki bentuk dan sifat-sifat yang kreatif , emosional dan universal. Seni sebagai kegiatan manusia yang mengikutan potensi dan nilai-nilai yang maju/berkembang di masyarakat sesuai dengan perkembangan peradaban manusia dan dan selalu melahirkan kreasi-kreasi baru. Diperlukan perhatian khusus kepada para pelaku seni yang ada di Sulawesi Utara dalam menghadirkan wadah untuk mengembangkan, melestarikan, memberikan edukasi seni bagi paramasyarakat yang ada untuk kelangsungan dan preservasi seni terlebih khusus di Kabupaten Minahasa Tenggara. Di dalam perkembangannya, sejarah Kabupaten Minahasa Tenggara yang berada di Provinsi Sulawesi Utara yang awalmulanya berasal dari Kabupaten Minahasa Selatan dan di mekarkan pada tahun 2007 dimana ketersediaan saran dan prasarananya belum semaksimal kabupaten lain yang lebih dulu hadir secara administratif. Dari permasalahan ini maka saya mengambil judul “Gedung Kesenian di Kabupaten Minahasa Tenggara” agar supaya membantu pemerintah mewadahi kegiatan budaya dan seni tradisional dan juga budara modern yang berada di Kabupaten Minahasa Tenggara dan Menggunakan Tema”Ikonik”, selain merancang tempat yang mewadahi kegiatan budaya dan seni di Kabupaten Minahasa Tenggara, perancang ingin memasukkan dan menonjolkan unsur-unsur kebudayaan dan kesenian yang ada di Kabupaten Minahasa Tenggara kedalam perancangannya sebagai wujud dan karakter yang kuat agar pengunjung bisa langsung dan merasakan karakter budaya dan kesenuan yang kuat pada bangunan itu sendiri. Kata Kunci: Gedung, Kesenian, Desain Ikonis.
CREATIVE HUB DI MINAHASA UTARA: Eco-Cultural Arsitektur Artorisky Mangumpaus; Surijadi Supardjo; Johansen C. Mandey
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemajuan teknolgi berdampak pesat pada perkembangan ekonomi kreatif dan pariwisata baik di bidang produk seni maupun budaya khususnya di daerah Minahasa Utara. Akan tetapi perkembangan tersebut tidak di dukung dengan fasilitas maupun ruang yang dapat mengembangkan sumber daya manusia. Isu tersebut melatarbelakangi penelitian untuk merancang Creative Hub di Minahasa Utara berdasarkan prinsip-prinsip tema Eco-Cultural Arsitektur. Metode dalam perancangan mengadopsi Teori John Zeisel yang merujuk pada desain yang bersiklus Image-presenting-testing. Hasil penelitian di buat berdasarkan strategi impelementasi dengan keluaran gambar arsitektur, struktur dan utilitas. Dengan adanya Creative Hub di Minahasa Utara diharapkan dapat menjadi Ruang yang dapat memfasilitasi dalam mendukung kemajuan ekonomi kreatif di Minahasa Utara. Kata Kunci : Eco-Cultural Arsitektur,Creative Hub, Minahasa Utara.
KAWASAN RESOR DANAU LOWO DI DESA SAMPALOWO KABUPATEN MOROWALI UTARA SULAWESI TENGAH: Arsitektur Tepi Air Wiwin Afdiati; Rieneke L.E. Sela; Claudia S. Punuh
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gaya hidup yang lebih modern dan penumpukan banyak aktivitas membuat masyarakat mendambakan sesuatu yang jauh dari keramaian dan kepenatan sebagai tempat untuk beristirahat, berekreasi, dan menenangkan diri. Oleh karena itu, pembangunan kawasan resor dapat menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan rekreasi masyarakat serta diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan perekonomian daerah. Pembangunan kawasan resor tidak terlepas dari pentingnya peran dunia arsitektur agar dapat menghasilkan suatu objek yang dapat dinikmati secara optimal. Metode yang digunakan dalam proses perancangan Kawasan Resor Danau Lowo adalah proses desain glass box. Metode perancangan glass box diibaratkan sebagai kotak kaca yang di mana setiap prosesnya dapat diargumentasikan dan bersifat logis. Perancangan kawasan resor ini menghasilkan objek wisata alam yang memiliki nilai fungsionalitas tanpa mengabaikan nilai estetika dan kekuatan pada objek rancangan. Kata Kunci: Morowali Utara, Kawasan Resor, Arsitektur Tepi Air

Filter by Year

2012 2024


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 4 (2024): Daseng Volume 13 Nomor 4, November 2024 Vol. 13 No. 3 (2024): Daseng Volume 13 Nomor 3, Agustus 2024 Vol. 13 No. 2 (2024): Daseng Volume 13 Nomor 2, Mei 2024 Vol. 13 No. 1 (2024): DASENG Volume 13 Nomor 1, Februari 2024 Vol. 12 No. 4 (2023): DASENG Volume 12 Nomor 4, Oktober 2023 Vol. 12 No. 3 (2023): DASENG Volume 12, Nomor 3, Juli 2023 Vol. 12 No. 2 (2023): DASENG Volume 12, Nomor 2, April 2023 Vol. 12 No. 1 (2023): DASENG Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 Vol. 11 No. 2 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 2, November 2022 Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022 Vol. 10 No. 2 (2021): DASENG Volume 10, Nomor 2, November 2021 Vol. 10 No. 1 (2021): DASENG Volume 10, Nomor 1, Mei 2021 Vol. 9 No. 2 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 2, November 2020 Vol 9, No 2 (2020): Volume 9 Nomor 2, November 2020 Vol. 9 No. 1 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 1, Mei 2020 Vol 9, No 1 (2020): Volume 9 No. 1 Mei 2020 Vol. 8 No. 2 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 2, November 2019 Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019 Vol. 7 No. 2 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 2, November 2018 Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018 Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018 Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017 Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 No.1 Mei 2017 Vol 5, No 2 (2016): Volume 5 No.2 November 2016 Vol 5, No 1 (2016): Volume 5 No.1 Mei 2016 Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 No.2 November 2015 Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015 Vol 3, No 2 (2014): Volume 3 No.2 November 2014 Vol 3, No 1 (2014): Volume 3 No.1 Mei 2014 Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013 Vol 2, No 2 (2013): Edisi Khusus TA. Volume 2 No.2 Juli 2013 Vol 2, No 1 (2013): Edisi Khusus TA. Volume 2 No.1 Mei 2013. Vol 1, No 2 (2012): Edisi Khusus TA. Buku II EKSPERIMENTAL. Volume 1 No.2 November 2012 Vol 1, No 2 (2012): Edisi Khusus TA. Buku I KONTEKSTUAL. Volume 1 No.2 November 2012 Vol 1, No 1 (2012): EDISI PERDANA Volume 1 No.1 Mei 2012 More Issue